Anda di halaman 1dari 17

NAMA : MUHAMMAD RUSDI

NIM : 1906002015058
PRODI : BPI 19

FIKIH IABDAH
Haji dan ‘Umrah : Dasar Pensyari’atan Dan Tata Caranya
Haji dan ‘Umrah : Dasar Pensyari’atan
Dan Tata Caranya
" Haji (bahasa Arab: ‫حج‬ Ḥaǧǧ "ziarah") adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah,
kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan
setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara
fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga
mereka selama ketidakhadiran mereka. Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di
samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar
orang-orang di dunia. Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan
ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini
disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang Muslim, dan
ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah). Kata Haji berarti berniat melakukan
perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam
niat.
Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13 ) dari Zulhijjah,
bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira
sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari
tahun ke tahun. Hram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus dimana
peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan tertentu.
Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual
ziarah ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim.
Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan
berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap
orang berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus
Bangunan dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa
dan Al-Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk
berjaga-jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis
iblis dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka,
melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul Adha.
Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan
ritual di lain waktu sepanjang tahun. Ini kadang disebut
"ziarah yang lebih rendah", atau Umrah. Namun, biarpun
mereka memilih untuk melakukan umrah, mereka masih
diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di lain waktu
dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk
melakukannya, karena Umrah bukan pengganti haji.
Umrah (bahasa Arab: ‫ ) عمرـة‬adalah salah satu kegiatan ibadah dalam
agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan
dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah,
khususnya di Masjidil Haram.
Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti
melaksanakan tawaf di Ka'bah dan sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah
memakai ihram yang diambil dari miqat. Sering disebut pula dengan haji
kecil.
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah
dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun)
dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta
dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
DASAR HUKUM PENSYARIATAN HAJI DAN UMRAH

Melaksanakan ibadah haji dan juga Umroh hukumnya :


1. fardlu (wajib) ‘aen, bagi yang sudah memenuhi syarat :
a. islam
b. baligh
c. berakal
d. merdeka
e. mampu (istitho’ah)
Difardlukannya ibadah haji dan umroh hanya sekali dalam seumur hidup
2. sunat, bagi :
a. muslim yang belum baligh
b. hamba sahaya
c. muslim yang telah melaksanakan haji/umroh islam
Haji/umroh islam ialah haji/umroh untuk memenuhi kewajiban seorang muslim atau
untuk memenuhi rukun islam.
Dasar hukum pensyariatan
• Firman Allah QS. Al-Imran: 97
‫سبِ ْيالً َو َمنْ َكفَ َر فَإِنَّ هللاَ َغنِ ٌّي َع ِن ال َعالَ ِم ْي َن‬
َ ‫ستَطَا َع إِلَ ْي ِه‬
ْ ‫ت َم ِن ا‬ َ ‫َوهَّلِل ِ َع‬
ِ ‫لى النَّا‬
ِ ‫س ِح ُّج البَ ْي‬
Artinya : “ Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. “
• Firman Allah QS. Al-Baqoroh, Ayat 196
َ ‫َوأَتِ ُّم ْوا‬
ِ ‫الح َّج َوال ُع ْم َرةَ هَّلِل‬
 Artinya: “ Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah. ”
• Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28
)27(‫ق‬ ٍ ‫ضا ِم ٍر يَأْتِ ْي َن ِمنْ ُك ِّل فَ ٍّج َع ِم ْي‬
َ ‫لى ُك ِّل‬ َ ‫الح ِّج يَأْتُ ْو َك ِر َجاالً َو َع‬َ ِ‫س ب‬ ِ ‫َوأَ ِّذنْ فِي النَّا‬
)28( ‫لى َما َر َزقَ ُه ْم ِّمنْ بَ ِه ْي َم ِة األَ ْن َع ِام‬َ ‫ت َع‬ ْ ‫ش َهدُو ْا َمنَافِ َع لَ ُه ْم َويَ ْذ ُك ُرو ْا ا‬
ٍ ‫ فِ ْي أَيَّ ٍام َّم ْعلُ ْو َما‬ ِ‫س َم هللا‬ ْ َ‫لِي‬ 
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas
rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.
Sabda Rasulullah SAW :

ِ ‫وا ال َح َّج فَأِ َّن أَ َح َد ُك ْم الَ يَ ْد ِري َما يَع‬


ُ‫ْرضُ لَه‬ ْ ُ‫تَ َع َّجل‬ 

Artinya “Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang


tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR. Ahmad).
  
ِ ‫اء ال َّز َك‬
ِ ‫ َو َح ِّج البَ ْي‬، ‫ات‬
،‫ت‬ َّ ‫ َوإِقَ ِام ال‬، ِ‫ َوأَ َّن ُم َح َّم ًدا َرس ُْو ُل هللا‬،‫س َشهَا َد ِة أَ ْن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا‬
ِ َ‫ َوإِ ْيت‬،‫ص الَ ِة‬ َ ‫اال ْس الَ ُم َع‬
ٍ ‫لى َخ ْم‬ ِ ‫بُنِ َي‬
‫ان‬
ِ ‫ض‬َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫َو‬
“Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke
Baitullah dan  puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)
 
‫ت يَه ُْو ِديًا أَ ْو نَصْ َرانِيًا‬
َ ‫احلَةً فَلَ ْم يَ ُح َّج فَالَ َعلَ ْي ِه أَ ْن يَ ُم ْو‬ َ َ‫َم ْن َمل‬
َ ‫ك َزا ًدا َو َر‬
“Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak berhaji, hendaklah
ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi, atau Nasrani”. (HR. At-tirmidzi dari Ali).
Tata Cara Umroh

1. Membersihkan Diri dengan Mandi Junub


Sebelum berangkat menuju Miqat, ada baiknya untuk membersihkan diri
seperti mandi junub atau mandi wajib untuk menghilangkan hadas. Jangan
lupa untuk memakai wangi-wangian yang terbaik dan berwudhu.
2. Menggunakan Pakaian Ihram dan Niat dari Miqat
Tata cara umroh berikutnya usai membersihkan diri adalah dengan
menggunakan pakaian ihram. Pakaian ihram ini berupa kain yang menjuntai
dan tidak memiliki jahitan.
Pakaian ihram laki-laki berupa dua lembar kain yang berfungsi sebagai
sarung dan penutup pundak. Sedangkan pada wanita disyari’atkan untuk
menutup seluruh tubuh meskipun tidak dibenarkan memakai niqab.
3. Membaca Talbiyah selama Perjalanan menuju Mekkah
Usai melakukan ihram di Miqat, ada baiknya melantunkan Talbiyah selama perjalanan
menuju Mekkah. Talbiyah merupakan doa yang berbunyi:
“Labbaik allahumma labbaik. labbaik laa syariika laka labbaik. innalhamda wan ni’mata,
laka wal mulk, laa syariika lak” (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab
panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab
panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu).
4. Masuk Masjidil Haram dan Mencium Hajar Aswad
Ketika memasuki Masjidil Haram, dianjurkan untuk membaca doa masuk masjid dan
mendahulukan kaki kanan. Setelah itu mulai menghadap Hajar Aswad dan mengusap lalu
mencium batu tersebut.
Jika tidak memungkinkan, maka cukup memberi isyarat berupa lambaian tangan.
5. Tawaf sebanyak 7 Kali
Urutan umroh berikutnya adalah tawaf. Tawaf dilakukan sebanyak 7 kali yang dimulai dari Hajar
Aswad dan berakhir pula di Hajar Aswad.
Dalam melakukan urutan ibadah umroh yang satu ini disunnahkan pula untuk berlari-lari kecil di
3 putaran pertama dan berjalan biasa di 4 putaran terakhir.
6. Sholat 2 Rakaat di Depan Makam Nabi Ibrahim
Tata cara umroh berikutnya yakni sholat 2 rakaat di depan makam Nabi Ibrahim. Ketika shalat,
dianjurkan untuk membaca surat Al Kaafirun pada rakaat pertama. Sedangkan pada rakaat kedua
membaca dianjurkan untuk membaca surat Al Ikhlas.
7. Beristirahat dan Minum Air Zam-zam
Usai shalat dua rakaat, urutan umroh selanjutnya adalah beristirahat dan minum air zam-zam.
Ketika minum air zam-zam jangan lupa membaca doa minum air zam-zam yang berbunyi:
“Allahumma inni asaluka ilman nafian wa rizqon waasian wa syifaan min kuli daain wa saqomin
bi rohmatika yaa arhamar roohimiin.” (Ya Allah aku mohon padamu ilmu yang bermanfaat,
rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit). 
8. Melakukan Sa’i Sebanyak 7 Kali
Sa’i dimulai dari Bukit Shafa dan berakhir di Bukit Marwah sebanyak 7 kali putaran.
Usahakan ketika berada di atas Bukit Shafa kemudian menghadap ke arah Ka’bah lalu
membaca doa yang berbunyi:
“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, walillaahil hamdu, AllaahuAkbar, ‘alaamaa
hadaanaa walhamdulillahi ‘alamaa aulaana, Laa ilaaha illaallahu wahdahu la syarika lahu,
lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu biyadihil khaiiru wahuwa ‘alaa kulli syai
inqadiir. Laa ilaaha illallahu wahdahu lasyarika lah, anjaza wa’dahu wanasara ‘abdahu
wahazamal ahzaaba wahdah, laa ilaha illallahu walana’ budu illaa iyyaahu mukhilisiina
lahuddiina walau karihal kaafiruun.” 
9. Bertahallul sampai Selesai
Tata cara umroh yang paling terakhir adalah bertahallul. Setelah melakukan beberapa
rangkaian ibadah, jamaah bertahallul atau memotong rambut di Bukit Marwah. Untuk laki-laki
lebih baik mencukur rambut sampai habis lalu perempuan memotong rambut minimal 3 helai.
Tata cara manasik haji
1. Melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan
Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu, memakai
pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan Labbaik Allahumma hajjan, yang artinya:
“aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk berhaji. Kemudian berangkat menuju Arafah
dengan membaca talbiyah untuk menyatakan niat : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika
laka labbaik, inna al-hamda, wa ni’mata laka wa al-mulk. Laa syariika laka Artinya : Aku datang ya
Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang,
sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan adalah milik Engkau, tiada
sekutu bagi-Mu.
2. Wukuf di Arafah
Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai terbit
fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10 Dzulhijjah. Saat wukuf, ada beberapa
hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak taqdim dan qashar Zuhur-Ashar, berdoa, berzikir
bersama, membaca Al-Quran, shalat jamak taqdim dan qashar Maghrib-Isya.
3. Mabit di Muzdalifah, Mekkah
Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Di
sini mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk
melempar jumroh di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu,
dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina. Kemudian berhenti
sebentar di Masy’aral Haram (monumen suci) atau Muzdalifah untuk
berzikir kepada Allah SWT (Q.S. Al Baqarah : 198), dan mengerjakan
shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.
4. Melontar Jumroh Aqobah
Dilakukan di bukit Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dengan 7 butir
kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban.
5. Tahalul
Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-amalan haji.
Tahalul awal dilaksanakan setelah selesai melontar jumroh aqobah, dengan cara
mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Setelah tahalul boleh memakai
pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan
seks. Bagi yang ingin melaksanakan thawaf ifadhah pada hari itu dapat langsung pergi ke
Mekkah untuk thawaf. Dengan membaca talbiyah masuk ke Masjidil Haram melalui
Baabussalam (pintu salam) dan melakukan thawaf. Selesai thawaf disunahkan mencium Hajar
Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam,
dan shalat 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram). Kemudian
melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit
Marwa. Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu mencukur/memotong rambut sekurang-
kurangnya 3 helai. Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dlarang selama ihram telah
dihapuskan, sehingga semuanya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabit di
sana.
6. Mabit di Mina
Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa),
yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Setiap siang pada hari-hari
tasyrik itu melontar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah, masing-masing 7
kali. Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal
12 Dzulhijjah setelah jumroh sore hari), melontar jumroh dilakukan pada
tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar
tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah
setelah jumroh sore hari), melontar jumroh dilakukan selama tiga hari
(11, 12 dan 13 Dzulhijjah) Dengan selesainya melontar jumroh maka
selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke
Mekkah.
7. Thawaf Ifadhah
Bagi yang belum melaksanakan thawaf ifadhah
ketika berada di Mekkah, maka harus melakukan
tawaf ifadhah dan sa’i . Lalu melakukan thawaf
wada’ sebelum meninggalkan Mekkah untuk
kembali pulang ke daerah asal.

Anda mungkin juga menyukai