Kata manasik berasal dari kata nasaka yansuku naskan yang digunakan
dalam empat makna.
Manasik diartikan sebagai ibadah secara umum. Ini seperti pengertian
dalam firman Allah dalam Surat Al An‟am ayat 63 :
“Katakanlah,sesungguhnya shalatku, ibadahku (nusuk), kematian dan
kehidupanku hanyalah untuk Allah semata,Rabb semesta alam.”
Manasik juga bisa berarti sembelihan yang ditujukan untuk mendekatkan
diri kepada Allah (taqarrub) dalam kaitannya dengan ibadah haji
sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 196: “Barang siapa
diantara kamu jatuh sakit atau memotong rambut kepalanya maka ia wajib
membayar denda berupa puasa atau sedekah atau sembelihan (nusuk)”.
Manasik bisa berarti ibadah khusus yang terkait dengan haji dan umroh,
yakni seluruh amalan yang terkait dengan ibadah haji dan umroh, baik
yang rukun, wajib dan sunnah itu dapat disebut manasik. Sebagaimana
firman Allah di dalam Surat Al Baqarah ayat 200: “ Jika engkau telah
menyelesaikan seluruh rangkaian manasik, maka berzikirlah pada Allah
seperti engkau mengingat nenek moyangmu atau lebih besar dari itu
pengingatanmu pada nenek moyangmu itu”.
Jadi manasik juga dapat diartikan sebagai kegiatan latihan atau praktek
sebelum menjalankan ibadah umroh atau haji yang sesungguhnya. Latihan
atau praktek ini tidak boleh disepelekan atau diabaikan begitu saja sebab
memiliki manfaat yang sangat besar bagi setiap jemaah yang mau
berangkat haji atau umroh.
PENGERTIAN HAJI
• Menurut etimologi (lughawi/bahasa), [ ]الحج هو القصدHaji berarti tujuan,
maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’, Haji ialah menuju
ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-
amalan ibadah tertentu pada waktu tertentu.
• Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di atas,
selain Ka‟bah dan Mas‟a (tempat sa‟i), juga Arafah, Muzdalifah, dan
Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji
yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan
Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa‟i, wukuf,
mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
PENGERTIAN UMRAH
HUKUM HAJI
Ibadah haji termasuk salah satu rukun Islam yang diwajibkan oleh Allah
SWT bagi setiap muslim yang mampu mengerjakannya sekali seumur
hidup.
ً ع َِن
ٌّ ِغن َ س ِبٌ اًْل ۗ َو َم ْن َكفَ َر فَا َِّن ه
َ ّٰللا َ ست َ َطا
َ ع اِلَ ٌْ ِه ِ ٌْ َاس ِحج ا ْلب
ْ ت َم ِن ا ِ َّعلَى الن
َ ّلِل
ِ َو ِ ه
ا ْل ٰعلَ ِمٌ َْن
Terjemahan
“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
alam”.
Haji cuma wajib sekali seumur hidup, tidak setiap tahun. Bagi yang sudah
menunaikannya, maka haji berikutnya cuma dihukumi sunnah.
Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom dalam bahasan Kitab Haji
membawakan hadits berikut ini pada hadits urutan 720.
Dikeluarkan oleh yang lima selain Imam Tirmidzi. (HR. Abu Daud no. 1721, Ibnu Majah
no. 2886, An Nasai no. 2621, Ahmad 5: 331. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini shahih)