Anda di halaman 1dari 5

Makalah: Radwah Mauhibah izzy Hadits Qudsi &

Hadits Nabawi
A.Pengertian hadits Qudsi
Kata qudsi secara etimologis di nisbahkan kepada kata “quds” nisbah ini mengesankan
rasa hormat karna materi kata itu tersebut menunjukkan kebersihan dan kesucian.
Maka kata taqdis sama dengan takhir dan taqoddasa sama dengan tathohhara artinya
suci bersih.
Hadits Qudsi ialah hadits yang oleh nabi saw disandarkan kepada Allah, maksudnya
nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam
Allah dengan lafal dari nabi sendiri.
Hadis Qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dengan
perantara malaikat melainkan dengan ilham atau mimpi. Ada kalanya hadis Qudsi itu
turun berupa lafadz dan maknanya dan adakalanya lafadznya saja dan kemudian Nabi
sendiri yang mengungkapkan dengan beberapa lafadz dari dirinya sendiri yang di
nisbahkan kepada Allah dan membaca hadis Qudsi tersebut tidak dianggap ibadah dan
jga tidak mengandung mukjizat”.

Meski hadis qudsi disebut hadis Ilahi atau juga hadis Robbani karena bersumber dari
Allah Subhanahu Wata'ala, namun hadis Qudsi bersumber dari Al-Qur'an. Tidak boleh
menyamakan kedudukan al-Qur'an dengan hadis qudsi.

Dalam kitab at-Tahbir fi Ilmittafsir halaman 39, Imam As-Suyuthi tidak memasukkan


hadis Qudsi kepada pengertian al-Quran.

‫ا العرف الكالم المنزل لى لى هللا ليه لم لإلعجاز المنزل لى لى الل ليه لم لإلعجاز المنزل لى لى هللا ليه‬
‫ ا‬،‫ التوراة اإلنجيل‬:‫لم‬

Adapun pengertian Al-Qur'an secara 'uruf (definisi umumnya ulama) adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam yang
memiliki muatan mukjizat dalam setiap satu suratnya. Tidak termasuk pada definisi al-
Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah kitab Taurat, Injil dan kitab-
kitab yang lain. Tidak termasuk yang memiliki mukjizat adalah hadis-hadis yang
dinisbahkan (seperti hadis qudsi) kepada Allah yang Suci, sebagaimana hadis (yang di
riwayatkan) Imam Bukhori dan Muslim”.

1. Jumlah Hadits Qudsi


Jumlah hadis Qudsi tidak sebanyak hadis nabawi yang jumlahnya menurut
sebagian lebih dari seratus ribu hadis. Secara total jumlah hadis qudsi masih
kisaran ratusan hadis, itupun dihitung dengan redaksi atau riwayat yang diulang-
ulang. Ulama berbeda dengan perkiraan jumlah hadis qudsi.
Menurut Imam Ahmah Ibnu Hajar, ulama yang mensyarahi kitab hadis Araba'in
An-Nawaiyah, jumlah hadis qudsi lebih dari 100 hadis. Imam Al-Munawi dalam
kitabnya al-Ithafatu as-Saniyah bi al-Ahaditsi al-Qudsiyah menyebutkan jumlah
hadis qudsi sebanyak 272 hadis.
sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah hadis qudsi sebanyak 100 hadis
atau lebih sedikit.
2. Contoh – contoh Hadits Qudsi
Terlepas dari perbedaan ulama dalam mendefinisikan jumlah hadis qudsi
dan jumlahnya, berikut adalah contoh-contoh hadis qudsi yang sering kita
dengar:

َ ‫ ا اب َْن َعلَ ْي‬:ُ ‫ ” ا َل هَّللا‬:‫هَّللا ُ َل هَّللا ِ لَّى هَّللا ُ لَ ْي ِه لَّ َم َقا َل‬
‫ك‬

“Diriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'Anhu sesungguhnya


Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam bersabda, “Allah Subhanahu wa
ta'ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu melakukannya)
Aku memberi infak kepada mereka”.
(HR.Bukhari dan Muslim)

‫ ا ا ا‬:‫ “ َيقُو ُل هَّللا ُ َت َعالَى‬: ‫ ا َل ال َّن ِبيُّ لَّى هَّللا ُ لَ ْي ِه لَّ َم‬:‫ َأ ِبي ه َُري َْر َة هَّللا ُ ا َل‬..”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu beliau berkata, telah


mengatakan Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam, “Telah berfirman Allah
Subhanahu wa ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana hambaku menghadap,
dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku..”
(HR. Bukhori dan Muslim).

‫ ا ا ا‬:‫ “ َيقُو ُل هَّللا ُ َت َعالَى‬: ‫ ا َل ال َّن ِبيُّ لَّى هَّللا ُ لَ ْي ِه لَّ َم‬:‫ َأ ِبي ه َُري َْر َة هَّللا ُ ا َل‬..”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu beliau berkata, telah


mengatakan Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam, “Telah berfirman Allah
Subhanahu wa ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana hambaku menghadap,
dan Aku bersamanya ketika dia mengingatku..”
(HR. Bukhori dan Muslim).

‫ ا‬،‫ لَى اَئ ِة لَى افٍ لَ ْم ْل َها‬،ٍ‫ ا هَّللا ُ لَ ُه ات‬،‫اف ا لَ َها‬


َ ‫ ل‬:‫ك‬ ِ ‫ “ِإنَّ هَّللا َ ْال َح َس َنا‬:‫ ا َل‬،َّ‫ ا ل‬،‫ ال َّن ِبيِّ لَّى هَّللا ُ لَ ْي ِه لَّ َم‬،‫اس هَّللا ُ ا‬
َ ِ‫ ل‬،ِ‫ت ال َّس ِّيَئ ات‬ ٍ ‫ْن‬ ِ ‫اب‬
‫هَّللا ُ لَ ُه ل ا لَ َه‬

“Diriway oleh Ibn 'Abbas radiyallahu 'anhuma, dari Nabi Muhammad


Shollallahu'alaihi wasallam, Sesungguhnya Allah memuji semua dan
dukungan. Barangsiapa berkeinginan untung, lalu dia tidak berhasil, Allah
menulis di sisi-Nya pahala satu berkat yang sempurna untuknya. Jika dia
berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia berhasil, Allah memberi pahala
berkat kepada 700 kali, sampai berkali lipat Barangsiapa berkeinginan
berharap, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala
satu berkat sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berharap, lalu dia
melakukannya, Allah menulis satu-satunya.
(HR.Bukhori dan Muslim)

B.Pengertian hadits Nabawi

Hadis nabawi adalah semua hadist yang disandarkan kepada Nabi


Muhammad SAW baik. perkataan (qauli), perbuatan (fi'li), maupun
ketetapan(taqrir) beliau. hadis Nabawi menurut H.A. Djalil Afif ialah hadis yang disandarkan
kepada selain Allah azza wajalla. Dengan kata lain hadis nabawi adalah semua hadist yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), maupun
ketetapan (taqrir) beliau.

Berikut ini adalah beberapa contoh hadist Nabawi, baik itu hadist qauli, fi’li, maupun taqrir.

1.      Hadis Qauliyah

:‫م‬ َ َّ‫ل‬-‫س‬َ ‫ه َو‬ ِ -‫هللا َعلَ ْي‬


ُ ‫صلَي‬ َ ِ‫ل هللا‬ ُ ‫س ْو‬ُ ‫ل َر‬ َ ‫ َقا‬:‫ل‬ َ ‫هللا َع ْن ُه َقا‬
ُ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ُ ‫ن اَبِى‬
ِ ‫ه َر ْي َر َة َر‬ ْ ‫َع‬
‫افِ ِر‬- ‫س‬َ ‫م‬ ُ ‫ َو ُة ا ْل‬-‫ ْو ِم َو َد ُع‬- ‫ظ ُل‬ْ ‫ َو ُة ا ْلم‬-‫ َد ْع‬,‫ن‬
َّ ‫ك فِ ْي ِه‬َّ - ‫َش‬
َ ‫ات ال‬ ٌ َ‫جب‬َ ‫ َت‬- ‫س‬
ْ ‫ َواتِ ُم‬-‫َث َد َع‬ ُ ‫ثَال‬
)‫(رواه الترمدى‬ ‫َو َد ُع َو ُة اَ ْل َولَ ِد َعلَى َولِ ِد ِه‬
Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasullullah SAW bersabda, “Ada tiga do’a yang mustajab dan tidak
diragukan lagi, yaitu doa orang yang teraniaya, doa orang berpergian, dan kedua orang tua kepada
anaknya” (H.R. Turmudzi)

2.      Hadis Fi’liyah

‫ى‬ ْ ِ‫م ف‬ َ ‫ا‬--‫م ِإ َذ َق‬ َ َّ‫ل‬- ‫س‬َ ‫ه َو‬ِ -‫هللا َعلَ ْي‬
ُ ‫صلَي‬ َ ِ‫ل هللا‬ ُ ‫س ْو‬ُ ‫ت َر‬َ ‫ َرَأ ْي‬: ‫ل‬
َ ‫م َر َقا‬ َ ‫ن َع ْب ِد هللاِ ُع‬ ْ ‫َع‬
ِ‫ن ُي ْكبَ ُر ال ُّر ُك ْوع‬ َ ‫ح ْي‬ِ ‫ك‬َ ِ‫ل َذل‬ ُ ‫ه َو َكا نَ يَ ْف َع‬ِ ‫كبَ ْي‬
ِ ‫ح َد ْو َم ْن‬َ ‫ح َّتى يَ ُك ْونَا‬ َ ‫ه‬ ِ ‫ع يَ َد ْي‬َ ‫صال َ ِة َر َف‬
َّ ‫ال‬
َ ‫" َوال‬-‫ َده‬-‫م ْي‬ ِ ‫ح‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬َ ِ‫هللا ل‬
ُ ‫ع‬ َ ‫م‬ ِ -‫س‬ َ "‫ل‬ ُ ‫ ْو‬-‫ن ال ُّر ُك ْوعِ َو يَ ُق‬ َ ‫س ُه ِم‬ َ ‫ع رْأ‬ َ ‫ك ِإ َذ َر َف‬ َ ِ‫ل َذل‬ ُ ‫َو يَ ْف َع‬
)‫(رواه البخاري‬ ‫ج ْو ِد‬ ُ ‫الس‬
ُّ ‫ك فِى‬ َ ِ‫ل َذل‬ ُ ‫يَ ْف َع‬
Dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata: “Aku melihat Rasullullah SAW, apabila beliau berdiri
melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya setentang kedua bahunya, dan hal
tersebut dilakukan beliau ketika bertakbir hendak ruku’, dan beliau juga melakukan hal itu ketika
bangkit dari ruku’, seraya membaca “sami’allahu liman hamidah”. Beliau tidak melakukan hal itu
(yaitu mengangkat kedua tangan) ketika sujud. (H.R. Bukhari).

C.    Persamaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Hadis qudsi dan hadis nabawi pada dasarnya mempunyai persamaan, yaitu sama-sama
bersumber dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmannya.

‘Dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapanya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

(Q.S. An-Najm [53]: 3-4)

Selain itu, redaksi keduanya  (hadis Qudsiy dan hadis Nabawi) disusun oleh Nabi SAW. Jadi,
yang tertulis itu semata-mata ungkapan atau kata-kata Nabi sendiri

Hadits qudsi adalah firman atau perkataan Allah SWT, namun jenis firman


Allah SWT yang tidak termasuk Al-Quran. Hadits qudsi tetap sebuah
hadits, hanya saja Nabi Muhammad SAW menyandarkan
hadits qudsikepada Allah SWT. Maksudnya, perkataan Allah SWT itu
diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan redaksi dari diri beliau
sendiri. 

Sedangkan hadits nabawi adalah segala yang disandarkan kepada nabi


Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.
persamaannya adalah bahwa semuanya keluar dari antara dua bibir
maksudnya lisan nabi muhammad SAW

D.    Perbedaan Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi


Perbedaan antara hadis nabawi dan hadis qudsi dapat dilihat dari segi penisbatan, yaitu
hadis nabawi dinisbatkan kepada Rasul SAW, dan riwayatkan dari beliau sehingga dinamakan hadis
nabawi. Adapun hadis qudsi dinisbatkan kepada Allah SWT, oleh karena itu, ia dibatasi dengan
sebutan ‘Al-quds’ atau ‘Al-ilah’ sehingga disebut hadis qudsi atau hadis ilahi, yakni penisbatan
kepada Dzat yang maha tinggi.

Berikut ini beberapa perbedaan dari hadis qudsi dan hadis nabawi: 

No Hadis Qudsi Hadis Nabawi


1. Teks dari Nabi dan makna dari Teks dan makna dari Nabi
Allah

2. Diriwayatkan secara ahad Diriwayatkan secara ahad dan


mutawatir

3. Tidak termasuk mu’jizat Tidak termasuk mu’jizat

Kesimpulan

·         Hadis qudsi adalah hadis yang  kalam yang maknanya dari Allah dan lafadnya dari Nabi saw. Atau
dengan ibarat lain, kalam yang dinisbatkan kepada Nabi dan maknanya bersumber dari Allah.

·         Hadis nabawi adalah semua hadist yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik
perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), maupun ketetapan (taqrir) beliau.

·         Persamaan hadis qudsi dan hadis nabawi yaitu sama-sama bersumber dari Allah SWT.

·         Perbedaan hadis qudsi dan hadis nabawi dapat dilihat dari segi penisbatan.

Anda mungkin juga menyukai