At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Aku
bersabda,”Allah berfirman,’Aku Allah. Aku adalah ar-Rahman. Aku telah ﷺmendengar Rasulullah
menciptakan rahim dan aku ambilkan dari pecahan nama-Ku.
Siapa saja yang menyambungnya (hubungan rahim) maka Aku menyambung (hubungan)
dengannya dan siapa saja yang memutusnya maka Aku memutus (hubungan) dengannya.” [At-
Tirmidzi rahimahullah berkata,”Hadits hasan shahih]
واليَ َزا ُل َع ْب ِد ْي يَتَقَ هر ُب. َو َما تَقَ هر َب ا ِ هِل َع ْب ِد ْي ب ََِش ٍء َأ َح هب ا ِ هِل ِم هما افْ َ َرتضْ ُت ُه عَلَ ْي ِه. َم ْن عَادَى ِِل َو ِل هي ًا فَقَدْ أ َذنْ ُت ُه ِِبحل َْر ِب:َأ هن هللا تعاىل قَا َل
ِ ِ
ْ ِ َو ِر ْج َ َُل ال ه ِِت ي َ ْم، َويَدَ ُه ال ه ِِت ي َ ْب ِط ُش ِبِ َا،َص ِب ِه
.َش ِبِ َا ُ ِ َص ُه ه ِاَّل ْي يُ ْب
َ َ َ َوب، فَا َذا َأ ْح َبب ُت ُه ُك ْن ُت َ َْس َع ُه ه ِاَّل ْي ي َْس َم ُع ِب ِه،ُا َ هِل ِِبلنه َوا ِفلِ َح هَّت ُأ ِحبهه
ِ
] رواه البخاري266[ َولَ ِ ِْئ ْاس تَ َعا َذ ِ ِْن ُأل ِع ْي َذن ه ُه،ُعط َينهه ِ ِ َولَ ِ ِْئ َسأَلَ ِ ِْن ُأل
,”Sesungguhnya Allah Ta’ala “ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata,”Rasulullah
berfirman,”Siapa yang memusuhi satu wali-Ku maka sungguh Aku telah menyatakan perang
kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan suatu ibadah yang lebih
Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya.
Dan seorang hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah
hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah Aku pendengarannya yang ia gunakan
untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai
tangannya yang ia gunakan untuk memukul, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan jika ia memohon perlindungan
kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari]
Firman Allah: “jadilah Aku pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk
memukul, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan..”
Maksudnya adalahdia tidak mendengarkan kecuali apa yang Allah Ta’ala ridhai dan bila dia
mendengarkan maka dia mendapatkan manfaat. Dia tidak melihat kecuali apa yang Allah Ta’ala
ridhai. Dan bila dia melihat maka dia mendapat manfaat.
Dia tidak memukul dengan tangannya kecuali dalam hal-hal yang Allah ridhai dan jika dia memukul
dengan tangannya apa yang Allah Ta’ala ridhai maka dia mendapatkan manfaat. Demikian pula yang
terjadi dengan kakinya.
Lihat: Syarh Al-Arba’in An-Nawawi karya Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin.
Baca juga: Hadits Tentang Kompetisi Lomba Dalam Kebaikan
َأَنَ ِع ْندَ َظ ِمن َع ْب ِدي ِِب َو َأَنَ َم َع ُه ا َذا َذ َك َر ِِن فَا ْن َذ َك َر ِِن ِِف ن َ ْف ِس ِه َذ َك ْرتُ ُه ِف ن َ ْف ِِس َوا ْن َذ َك َر ِِن ِِف َم ٍل َذ َك ْرتُ ُه ِِف َم ٍل خ ْ ٍَْي: اَّلل تَ َع َاىل
ُ ي َ ُقو ُل ه
ِ ِ ِ
7405 رمق،ِمْنْ ُ ْم َوا ْن تَقَ هر َب ا َ هىل ب ِِش ْ ٍْب تَقَ هربْ ُت الَ ْي ِه ِذ َراعًا َوا ْن تَقَ هر َب ا َ هىل ِذ َراعًا تَقَ هربْ ُت الَ ْي ِه َِبعًا َوا ْن َأَتَ ِِن ي َ ْم َِش َأتَيْتُ ُه ه َْر َو َ ًَل – رواه البخاري
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
2675 رمق، ومسّل
”Allah Ta’ala berfirman, ”Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika
dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-Ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku.
Kalau dia mengingat-Ku di suatu kumpulan, maka Aku akan mengingatnya di suatu kumpulan yang
lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal kepada-Ku, maka Aku akan mendekat
kepadanya sehasta.
Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia
mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berjalan cepat.” [Hadits
riwayat Al-Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675]
) واللفظ ملسّل عن أِب هريرة رِض هللا عنه4202( ) وابن ماجه ِف سننه2985( أخرجه مسّل ِف حصيحه
bersabda,”Allah Tabaraka wa ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah
Ta’ala berfirman,”Aku paling tidak butuh kepada semua sekutu. Siapa saja yang melakukan suatu
amal yang di dalam amal tersebut dia mempersekutukan dengan selain diri-Ku, Aku tinggalkan dia
bersama sekutunya.”
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya no. 2985, dan Ibnu Majah (4202) dan lafazh hadits ini
dari jalur Muslim. Lihat Al-Ahadits Al-Qudsiyyah Abul M’uathy hal. 39]
riwayatkan dari ﷺmengenai apa yang Nabi ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
Allah Tabaraka wa Ta’ala, bahwa Allah berfirman, “Wahai para hamba-Ku. Sesungguhnya Aku telah
mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku telah menjadikan kezhaliman itu juga diharamkan
di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzhalimi satu sama lain.”
َو ِل َع ْب ِدي َما َسأَ َل،الص َال َة بَيِْن َوب َ ْ َْي َع ْب ِدي ِن ْص َف ْ ِْي ُ قَا َل ه
اَّلل – ع هَز َو َج هل – قَ َس ْم ُت ه
ُ {الْ َح ْمدُ ه َِّلل َر ِ مب الْ َعالَ ِم َْي} قَا َل ه: ُفَا َذا قَا َل الْ َع ْبد
َ ِمحدَ ِن َع ْب ِدي:اَّلل – ع هَز َو َجله
َو ِل َع ْب ِدي َما َسأَ َل، َه َذا بَي ِِْن َوب َ ْ َْي َع ْب ِدي: {ا هَيكَ ن َ ْع ُبدُ وا هَيكَ ن َ ْس تَ ِع ُْي} قَا َل:فَا َذا قَا َل
ِ ِ
َو ِل َع ْب ِدي َما َسأَ َل، َه َذا ِل َع ْب ِدي:وب عَلَْيْ ِ م َو َال الضه أ ِل م َْي} قَا َل َ ِ * الَص َاط الْ ُم ْس تَ ِق َمي
ِ ُِص َاط ه ِاَّل َين َأنْ َع ْم َت عَلَْيْ ِ ْم غَ ْ ِْي الْ َمغْض َ {ا ْه ِدَنَ ِ م:فَا َذا قَا َل
) وغْيمه من حديث أِب3784( وابن ماجه ِف سننه،)460 ،285 ،241ظ2( وأمحد ِف مس نده،)395( أخرجه مسّل ِف حصيحه
هريرة رِض هللا عنه
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,”Aku membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua
bagian dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya (395), Ahmad dalam Musnadnya (2/ 241, 285, 460), Ibnu
Majah dalam Sunan-nya (3784) dan yang lainnya, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Al-Ahadits Al-Qudsiyyah, ‘Adil Abul Mu’athi hal. 39]
Baca juga: Hadits Tentang Habbatussauda Jintan Hitam
bersabda,”Sesungguhnya Allah ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,” Rasulullah
‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat,”Hai anak Adam! Aku sakit namun kamu tidak
menjenguk-Ku.” Dia menjawab,”Wahai Tuhan! Bagaimana aku menjenguk-Mu padahal Engkau
adalah Tuhan semesta alam?”
Allah berfirman,”Tidakkah kamu tahu bahwa hamba-Ku yang bernama fulan telah sakit namun
kamu tidak menjenguknya? Tidakkah kamu mengetahui, andai kamu menjenguknya, kamu akan
mendapati-Ku di sisinya?
[Hadits riwayat Muslim di dalam Shahih-nya (2569) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
رِض هللا عنه- ) من حديث أِب هريرة262\2( ) وأبو نعمي ِف احللية466\2( ) وأمحد ِف مس نده2824( أخرجه مسّل ِف حصيحه
beliau bersabda,’Allah berfirman,”Aku telah ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi
menyiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih apa saja yang belum pernah dilihat oleh mata, tidak
pula terdengar oleh telinga dan terlintas dalam benak manusia.”
[Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya (2824), Ahmad dalam Musnadnya (2/466) dan Abu
Nu’aim di dalam kitab AL-Hilyah (2/262) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
bersabda,“Sesungguhnya Allah Ta’ala ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
berfirman,”Wahai anak Adam! Dedikasikanlah secara penuh (hidupmu) untuk beribadah kepada-
Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku tutup kefakiranmu.
Bila kamu tidak melakukan hal itu maka aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak
menutup kefakiranmu.” [Hadits riwayat Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya. Abu
‘Isa At-Tirmidzi berkata,”Hadits hasan gharib]
membaca ayat ini:ﷺDari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
ه َُو َأ ْه ُل الته ْق َوى َو َأ ْه ُل الْ َم ْغ ِف َر ِة
Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun. [Al-
Muddatstsir: 56]
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku berhak (agar) orang-orang bertakwa kepada-Ku, maka janganlah
ada yang dijadikan ilah (sesembahan yang diibadahi dengan benar) lain bersama diri-Ku. Siapa saja
yang menjaga diri dari menjadikan ilah lain bersama diri-Ku, maka Aku-lah yang berhak untuk
memberikan ampunan kepadanya.”
[Hadits riwayat Ibnu Majah di dalam Sunan-nya Bab Ma Yurja min rahmatillah yaumal qiyamah]
Syaikh Nashirudiin Al-Albani menyatakan hadits ini dha’if dalam kitabnya As-Silsilah Adh-Dha’ifah
no. 23.[iii]
bersabda,”Di antara orang-ﷺJundub bin ‘Abdullāh al-Bajali radhiyallahu ‘anhu berkata,” Nabi
orang sebelum kalian ada seorang pria yang terluka. Dia tidak sabar sehingga dia mengambil pisau
dan membuat luka di tangannya (memutus urat nadinya) dan tangannya berdarah terus menerus
hingga dia meninggal dunia.
Allah Ta’ala berfirman: ‘Hamba-Ku telah telah mendahuluiku (dalam mencabut nyawa) terhadap
dirinya. Aku telah mengharamkan surga baginya.’
[Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih-nya (1364, 3463), Ahmad di dalam Musnadnya (4/312)
dan Muslim di dalam Shahihnya]
Ada beberapa ulama yang memperselisihkan susunan kalimat hadits di atas yang berbunyi,”Hamba-
Ku telah mendahului-Ku (dalam mencabut nyawa) terhadap dirinya sendiri.”
Kalau difahami secara sepintas, pengertian kalimat itu adalah: barang siapa melakukan tindakan
bunuh diri, berarti dia telah mati sebelum waktu ajal yang ditetapkan oleh Allah. Padahal tidak ada
seorang pun yang meninggal dunia, melalui sebab apa pun, kecuali selalu sesuai dengan waktu yang
ditetapkan oleh Allah untuknya.
Sesungguhnya Allah sangat mengetahui kalau seseorang mati dengan sebab tertentu dan
pengetahuan Allah Ta’ala tidak akan pernah berubah.
Untuk menanggapi asumsi seperti ini, maka perlu diberikan penjelasan sebagai berikut: ketika
seseorang memiliki inisiatif pribadi untuk menghabisi jiwanya sendiri, sedang Allah tidak
memberitahukan pengetahuan-Nya kepada orang tersebut (tentang hal yang akan terjadi, karena ini
bagian dari ilmu ghaib, pent) maka seakan – akan dia telah mendahului takdir Allah.
Oleh karena itu dia berhak mendapatkan siksa karena perbuatan maksiatnya tersebut. Hadits di atas
merupakan keterangan yang sangat gamblang untuk menjelaskan besarnya dosa perbuatan
menghilangkan nyawa manusia (baik tindakan bunuh diri atau menghabisi orang lain), sebab pada
hakekatnya jiwa bukan milik pribadi namun hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu
a’lam.[iv]
bersabda,”Allah ‘Azza wa Jalla ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,”Rasulullah
berfirman,”Apabila seorang hamba-Ku berkeinginan untuk melakukan sebuah keburukan maka
jangan ditulis dia telah melakukan keburukan tersebut.
Apabila dia melakukan keburukan tersebut maka tulislah satu keburukan. Dan bila berkeinginan
untuk melakukan sebuah kebaikan namun belum mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan.
Apabila dia mengamalkannya maka tulislah kebaikan tersebut 10 kali lipatnya.”
, beliau bersabda,”Setiap amal anak Adam adalah ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untukku dan Aku yang akan memberikan balasan
puasa tersebut.
Dan bau mulut orang yang berpuasa itu benar-benar lebih baik di sisi Allah dari pada bau minyak
kesturi.” [Hadits riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari kitab Ash-Shaum]
[Hadits riwayat Ibnu Majah (1597) dan lafazh hadits ini dari jalurnya dan Ahmad (22228). Syaikh
Al-Albani menyatakan hadits ini hasan di dalam Shahih Ibnu Majah no. 1308][v]
ﷺSa’id bin Al-Musayyab berkata,”Abu Qatadah bin Rib’i memberitahunya bahwa Rasulullah
bersabda,”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,”Aku telah memfardhukan shalat lima waktu atas umatmu
dan aku telah menetapkan janji di sisi-Ku bahwa siapa saja yang memelihara shalat lima waktu pada
waktunya akan aku masukkan ke dalam surga dan siapa saja yang tidak memelihara shalat lima
waktu maka tidak ada janji baginya di sisi-Ku.”
[Hadits riwayat Abu Dawud (430) dan Ibnu Majah (1403) dan ini lafazh dari jalur Ibnu Majah.
Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini hasan di dalam Shahih Ibni Majah no. 1160][vi]
ُأقَ ِلم ُب الل ه ْي َل والْنه َار، ب َي ِدي األ ْم ُر، وأَن اله ه ُْر، يُ ْؤ ِذ ِيِن ا ُبن أ َد َم؛ ي َُس رب اله ه َْر:اَّلل هعز وجله
ُ قا َل ه
bersabda,”Allah berfirman,”Anak ﷺDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,”Rasulullah
Adam telah menyakiti-Ku. Dia mencaci (mengutuk) masa . Padahal Aku adalah (Pecipta) masa.
Urusan ini di tangan-Ku. Aku yang membolak balik siang dan malam.”
Yang dimaksud dengan firman Allah : “Aku adalah masa ” maksudnya adalah Aku adalah pencipta
masa. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf dalam
syarahnya terhadap hadits ini.[vii]