َّللاِ صلى هللا عليه وسلم ُ «قا َل َر:َّللاُ َع ْنهُ – قَا َل
سو ُل ه ي ه ِ َع ْن أَبي ُه َري َْرة َ – َر
َ ض
ُ أُقَ ِل،األم ُر
ب ْ بيَدِي، وأنا الده ْه ُر،سبُّ الده ْه َر َّللاُ ه
ُ يُؤْ ذِي ِني:عز وج هل
ُ ابن آدَ َم؛ َي قا َل ه
َ الله ْي َل والنه
هار
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu dia berkata,”Rasulullah Saw. bersabda, “Allah
berfirman, Anak Adam telah menyakiti-Ku. Dia mencaci (mengutuk) masa .
Padahal Aku adalah (Pecipta) masa. Urusan ini di tangan-Ku. Aku yang membolak
balik siang dan malam.” (Hadits riwayat Al-Bukhari (7491) dan Muslim (2246))
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra., bahwasanya Nabi Saw bersabda, telah Berfirman
Allah Swt: “Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku,
dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak
untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan
menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak
dibangkitkan setelah mati)”, adapun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah
telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat
memohon segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan,
dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai.” (HR. al-Bukhari dan an-Nasa-i)
4. Contoh Hadits Qudsi tentang balasan kebaikan dan keburukan
ت
َ ص َب ْر ْ ، ابْنَ آدَ َم:ُس ْب َحانَه
َ إن « َيقُو ُل ه: َع ِن النهبي ِ قَا َل،ََع ْن أ َ ِبي أ ُ َما َمة
ُ َُّللا
َ لَ ْم أ َ ْر،ص ْد َم ِة األُولَى
َض لَ َك ث َ َوابا َإَل ْال َجنهة ْت ِع ْندَ ال ه َ َ احت
َ سب ْ » َو.
Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Saw. beliau bersabda,
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Anak Adam! Jika kamu bersabar dan
mengharap pahala dari Allah pada hantaman pada kali pertama (dari sebuah
musibah) maka Aku tidak tidak ridha untuk memberimu balasan kecuali surga.”
(Hadits riwayat Ibnu Majah (1597) dan lafazh hadits ini dari jalurnya dan Ahmad
(22228). Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini hasan di dalam Shahih Ibnu
Majah no. 1308)
6. Contoh Hadits Qudsi tentang Syirik
َّللاِ صلى هللا عليه سو ُل ه ُ قَا َل َر:َّللاُ َع ْنهُ – قَا َل ي ه َ ض ِ َع ْن أَبي ُه َري َْرة َ – َر
َم ْن عم َل،اء َع ِن ال ِش ْر ِك ُّ أَنَا أ َ ْغنَى ال:ار َك َوتَعَالَى
ِ ش َر َك «قَا َل ه:وسلم
َ ََّللاُ – تَب
َ » َع َمَلً أ َ ْش َر َك فيه
ْ ت َ َر ْكتُهُ َو،غيْري
ُشر َكه
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, dia berkata,”Rasulullah Saw.
bersabda,”Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Aku paling tidak butuh kepada
semua sekutu. Siapa saja yang melakukan suatu amal yang di dalam amal tersebut
dia mempersekutukan dengan selain diri-Ku, Aku tinggalkan dia bersama
sekutunya.” (Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya no. 2985, dan Ibnu Majah
(4202) dan lafazh hadits ini dari jalur Muslim. Lihat Al-Ahadits Al-Qudsiyyah
Abul)
E. Bentuk-Bentuk Periwayatan Hadits Qudsi
1. Pertama, Rasulullah SAW. bersabda, “seperti yang diriwayatkannya dari Allah
SWT.”
Contohnya yaitu: Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Abu dzar
Radiyallahu Anhu dari Nabi seperti yang diriwayatkan dari Allah, bahwasanya
Allah berfirmaan,
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim pada
diri-Ku dan Aku haramkan pula untuk kalian, maka janganlah saling menganiaya
di antara kalian.”
2. Kedua: Rasulullah bersabda, “Allah berfirman…”
Contohnya: diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
Saw. bersabda,
“Allah SWT. berfirman, ‘Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku terhadap –Ku,
dan Aku bersamanya bila dia mengingat-Ku. Maka jika dia mengingat-Ku niscaya
Aku akan mengingatnya’”
F. Kehujjahan Hadits Qudsi
Hadits Qudsi adalah hadits yang memiliki kedudukan khusus karena
disandarkan langsung kepada Allah Swt. hadits qudsi ini memiliki kemuliaan tersendiri
karena penisbatannya kepada Allah SWT. Pada dasarnya hadits qudsi tidak ditujukan
untuk menjelaskan hukum-hukum fiqih atau tata cara ibadah. Melainkan hadits ini lebih
fokus terhadap pembinaan jiwa manusia dan mengarahkannya kepada jalan syariat.
Maka dari itu kita sering menemukan hadits Qudsi yang memberika motivasi untuk
selalu taat terhadap kewajiban dan hal-hal sunnah, mengecam perbuatan yang
mengarah pada kemaksiatan, dan mengajak untuk berbuat kebaikan. Hadits Qudsi ini
memberikan bimbingan kepada manusia untuk mencintai Allah dan mencari ridhanya,
memberikan janji kenikmatan surga sekaligus tentang ancaman api neraka. Hadits
Qudsi memiliki keistimewaan kandungan yang tidak dimiliki hadits-hadits non-qudsi,
keistimewaan tersebut ialah hadits qudsi berbicara tentang kebenaran Allah Swt.
dengan cara membicarakan kemuliaan-Nya, membuktikan rahmat-Nya, atau
menjelaskan kekuasaan-Nya. Selain itu, hadits Qudsi ini memiliki kedudukan serta
fungsi yang sama dengan Hadits Nabawi. Yaitu sebagai bagian risalah Nabi Saw. yang
bertugas untuk menjelaskan dan mendukung puncak risalah yaitu Al-
Qur’an.Berdasarkan penjelasan tersebut Hadits Qudsi dapat dikatakan sahih. Karena
hadits Qudsi ini memiliki kedudukan yang sama dengan hadits lainnya.