Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DAN PRAKTIK BERBUSANA MENURUT ISLAM

Dosen Pengampu: Dr. Saifudin M. Pd. I

Disusun Oleh:
Nama : Fatihatsal Murfi
NIM : 11220950000025
Kelas : A-BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan Praktik Berbusana
Menurut Islam” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw., beserta para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Saifudin M. Pd. I. selaku dosen
mata kuliah Praktikum Qiroah dan Ibadah yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
dapat menambah ilmu serta pengetahuan terutama bagi Saya selaku penyusun.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Saya mohon maaf atas banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi untuk kedepannya dan sebagai motivasi bagi saya untuk
mengevaluasinya.

Jakarta, 16 Mei 2023

Tim Penyusun
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Berbusana Menurut Islam


2.1.1 Pengertian Busana Menurut Syariat Islam

Menurut KBBI, busana adalah pakaian yang lengkap dan indah. Secara terminologi,
busana adalah pakaian yang berbentuk baju, celana, kaus, atau busana lain yang dikenakan
manusia untuk menutup dan melindungi tubuh. Menurut syariat Islam, busana tidak hanya
berfungsi sebagai penutup dan pelindung tubuh, tetapi juga untuk menutup aurat dari orang
lain yang bukan mahramnya.
Secara etimologi, kata aurat berarti dengan malu, aib, dan buruk. Secara umum, aurat
dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik dipandang, memalukan, dan mengecewakan.
Sedangkan secara terminologi, aurat adalah batas minimal anggota tubuh yang wajib
ditutupi. Aurat pada seorang muslim dan muslimah berbeda. Hal tersebut dijelaskan pada
kedua hadis berikut:

‫ع ْن أَبِي ِه عَ ْن‬ َ ‫اَل َح َّدثَنَا بَ ْه ُز بْ ُن َح ِك ٍيم‬ َ َ‫َارونَ ق‬ ُ ‫يع َح َّدثَنَا ُمعَاذُ ب ُْن ُمعَا ٍذ َويَ ِزي ُد ب ُْن ه‬ ٍ ِ‫َح َّدثَنَا أَحْ َم ُد ب ُْن َمن‬
‫ظ عَ ْو َرتَكَ ِإ ََّل ِم ْن زَ ْو َجتِكَ أ َ ْو َما‬ ْ َ‫َّللا عَ ْو َراتُنَا َما نَأْتِي ِم ْن َها َو َما نَذَ ُر قَا َل احْ ف‬ ِ َّ ‫ي‬َّ ‫َج ِد ِه قَا َل قُ ْلتُ يَا نَ ِب‬
‫ط ْعتَ أ َ ْن ََل َي َراهَا‬َ َ ‫ست‬ ْ ‫ض قَا َل إِ ْن ا‬ ٍ ‫ض ُه ْم فِي َب ْع‬ ُ ‫َّللاِ إِذَا كَانَ الْقَ ْو ُم َب ْع‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ت َي ِمينُكَ قُ ْلتُ َيا َر‬ ْ ‫َملَ َك‬
‫اس‬ِ َّ‫ستَ ْحيَا ِم ْنهُ ِم ْن الن‬ْ ُ‫اَّللُ أَ َح ُّق أ َ ْن ي‬
َّ َ‫َّللا إِذَا كَا َن أَ َحدُنَا خَا ِليًا قَا َل ف‬
ِ َّ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ َح ٌد فَ ََل يَ َراهَا قَا َل قُ ْلتُ يَا نَب‬
‫ِيث َحسَ ٌن‬ ٌ ‫قَا َل أَبُو ِعيسَى هَذَا َحد‬

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal telah menceritakan kepada
kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Abu Az Zinad ia berkata;
telah mengabarkan kepada kami Ibnu Jarhad dari Ayahnya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melewatinya ketika itu pahanya tersingkap, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tutuplah pahamu karena itu termasuk aurat." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan.
(HR.Tirmidzi 2720)

‫ق عَ ْن أ َ ِبي‬ ٍ ‫ع ْن قَتَا َدةَ عَ ْن ُم َو ِر‬ َ ‫اص ٍم َح َّدثَنَا َه َّما ٌم‬ َ ‫ار َح َّدثَنَا‬
ِ َ‫ع ْم ُرو بْ ُن ع‬ ٍ َّ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَش‬
‫ستَ ْش َرفَ َها‬
ْ ‫تا‬ َ ُ ‫سلَّ َم قَا َل ْال َم ْرأَة‬
ْ ‫ع ْو َرة ٌ فَإِذَا خ ََر َج‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ْن النَّبِي‬ ِ َّ ‫عبْ ِد‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ص‬ ِ ‫ْاْل َ ْح َو‬
ٌ‫ِيث َحسَ ٌن غ َِريب‬ َ ‫ان قَا َل أَبُو ِعي‬
ٌ ‫سى هَذَا َحد‬ ُ َ‫الشَّ ْيط‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada
kami 'Amr bin 'Ashim telah menceritakan kepada
kami Hammam dari Qatadah dari Muwarriq dari Abu Al Ahwash dari Abdullah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan
akan memperindahnya di mata laki-laki." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan
gharib." (HR.Tirmidzi 1093)

Hadis pertama menjelaskan batasan aurat bagi seorang muslim, yaitu dari pusar
hingga lutut, sedangkan hadis kedua menjelaskan batasan aurat seorang muslimah, yaitu
seluruh anggota tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan begitu, busana yang
dipakai oleh seorang muslim dan muslimah harus menutupi aurat.
Fungsi busana bagi umat Islam adalah sebagai berikut:
1. Untuk menutup aurat.
2. Sebagai perhiasan.
3. Untuk melindungi tubuh dari sengatan matahari, angin, dan hujan.
4. Sebagai simbol bagi umat Islam.
5. Untuk melindungi diri dari kejahatan.

2.1.2 Perintah Berbusana Sesuai Syariat Islam


Ada banyak dalil yang menjelaskan tentang perintah berbusana sesuai dengan syariat
Islam. Allah berfirman dalam surah An-Nur : 31.

َ ‫ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزي َنتَ ُه َّن ِإ ََّل َما‬
ۖ ‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ ْ ‫ص ِره َِّن َويَحْ َف‬ َ َٰ ‫ضضْنَ ِم ْن أَ ْب‬ ُ ‫ت يَ ْغ‬ ِ َ‫َوقُل ِل ْل ُمؤْ ِم َٰن‬
‫علَ َٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَتَ ُه َّن إِ ََّل ِلبُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو َءابَآئِ ِه َّن أَ ْو َءابَا ٓ ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو‬ َ ‫َو ْليَض ِْربْنَ بِ ُخ ُم ِره َِّن‬
‫ت‬ْ ‫سآئِ ِه َّن أَ ْو َما َملَ َك‬ َ ِ‫ى أَخ َٰ ََوتِ ِه َّن أَ ْو ن‬
ٓ ِ‫ى ِإ ْخ َٰ َونِ ِه َّن أَ ْو َبن‬ٓ ِ‫أَ ْبنَآئِ ِه َّن أَ ْو أَ ْبنَا ٓ ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَ ْو ِإ ْخ َٰ َونِ ِه َّن أَ ْو َبن‬
ۖ ‫سا ٓ ِء‬
َ ِ‫ت ٱلن‬ َ ‫علَ َٰى‬
ِ ‫ع ْو َٰ َر‬ ۟ ‫ظ َه ُر‬
َ ‫وا‬ ْ َ‫ٱلط ْف ِل ٱلَّذِينَ لَ ْم ي‬
ِ ‫ٱلر َجا ِل أَ ِو‬
ِ َ‫ٱْل ْربَ ِة ِمن‬ َ َ‫أَ ْي َٰ َمنُ ُه َّن أَ ِو ٱل َٰتَّبِعِين‬
ِ ْ ‫غي ِْر أ ُ ۟و ِلى‬
ِ َّ ‫َو ََل يَض ِْربْنَ ِبأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِينَ ِمن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوب ُٓو ۟ا إِلَى‬
‫ٱَّلل َج ِميعًا أَيُّهَ ْٱل ُمؤْ ِمنُونَ لَعَلَّ ُك ْم‬
َ‫ت ُ ْف ِل ُحون‬
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung (An-Nur : 31)

Pada surah An-Nur ayat 31 menjelaskan perintah bagi seorang muslimah untuk
menjaga aurat dari orang-orang yang bukan mahramnya. Ayat tersebut juga
menjelaskan perintah menjaga pandangan terhadap orang yang bukan mahramnya dan
menjaga kemaluan dari perbuatan yang dapat mendekatkan diri pada perzinaan.
Allah juga berfirman dalam surah Al-Ahzab : 59 yang menjelaskan tentang
perintah menutup aurat

‫علَ ْي ِه َّن ِمن َج َٰلَبِيبِ ِه َّن ۚ َٰذَلِكَ أ َ ْدن َٰ َٓى أَن يُ ْع َرفْ َن‬
َ َ‫ى قُل ِْل َ ْز َٰ َو ِجكَ َوبَنَاتِكَ َونِسَا ٓ ِء ٱ ْل ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِين‬ ٓ
ُّ ِ‫َٰيَأَيُّ َها ٱلنَّب‬
ً ُ‫فَ ََل يُؤْ ذَيْ َن ۗ َوكَانَ ٱ ََّّللُ غَف‬
‫ورا َّر ِحي ًما‬
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.An-Ahzab : 59)

Pada surah Al-Ahzab ayat 59 Allah Swt. memerintahkan seluruh muslimah untuk
menutup aurat dengan mengenakan jilbab. Adanya perintah menutup aurat pada ayat
tersebut menunjukkan bahwa ajaran Islam sangat memperhatikan kenyamanan perempuan
dalam hidup di lingkungan masyarakat. Selain itu, pada ayat tersebut dijelaskan salah satu
fungsi jilbab, yaitu menutup seluruh tubuh.
Selain dalil pada Al-Qur'an, perintah berbusana sesuai syariat Islam terdapat pada
hadis. Nabi Muhammad SAW bersabda di salah satu hadistnya untuk menjaga aurat.
‫س ِعي ٍد َح َّدثَنَا بَ ْه ُز بْ ُن َح ِك ٍيم َح َّدثَنِي أَبِي عَ ْن َجدِي قَا َل قُ ْلتُ يَا‬ َ ‫ار َح َّدثَنَا يَ ْحيَى ب ُْن‬ ٍ َّ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَش‬
َ‫ت َي ِمينُك‬ ْ ‫ع ْو َرتَكَ ِإ ََّل ِم ْن زَ ْو َجتِكَ أ َ ْو َما َملَ َك‬ َ ‫ظ‬ ْ
ْ َ‫ع ْو َراتُنَا َما نَأتِي ِمنْ َها َو َما نَذَ ُر قَا َل احْ ف‬ ِ َّ ‫سو َل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫َر‬
‫الر ُج ُل يَكُو ُن خَا ِليًا‬ َّ ‫ط ْعتَ أ َ ْن ََل يَ َراهَا أَ َح ٌد فَا ْفعَ ْل قُ ْلتُ َو‬ َ َ ‫ست‬ ْ ‫الر ُج ِل قَا َل إِ ْن ا‬
َّ ‫ون َم َع‬ ُ ُ‫الر ُج ُل يَك‬ َّ ‫فَقَا َل‬
َ ‫ِيث َحسَ ٌن َو َج ُّد بَ ْه ٍز ا ْس ُمهُ ُمعَا ِويَةُ ْب ُن َحيْ َدة‬ ٌ ‫سى هَذَا َحد‬ َ ‫اَّللُ أ َ َح ُّق أ َ ْن يُ ْستَحْ يَا ِم ْنهُ قَا َل أَبُو ِعي‬
َّ َ‫قَا َل ف‬
‫ع ْن َح ِك ِيم ب ِْن ُمعَا ِو َيةَ َوه َُو َوا ِلدُ َب ْه ٍز‬َ ‫ي‬ ْ
ُّ ‫ي َوقَ ْد َر َوى ال ُج َري ِْر‬ ُّ ‫ْالقُشَي ِْر‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Bahz bin Hakim telah
menceritakan kepada kami Ayahku dari kakekku ia berkata; Aku bertanya; "Wahai
Rasulullah, aurat mana sajakah yang yang harus kami tutup dan yang kami biarkan
(terbuka)? beliau menjawab: "Jagalah auratmu kecuali kepada istrimu atau budak yang
kamu miliki, " dia bertanya lagi; "Jika sesama lelaki?" beliau menjawab: "Jika kamu mampu
supaya tidak terlihat oleh seorangpun, maka lakukanlah." Aku bertanya; "Jika seseorang
sendirian?" beliau menjawab: "Allah lebih patut dimalui." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan,
kakeknya Bahz namanya Mu'awiyah bin Haidah Al Qusyairi, dan Jurairi meriwayatkan dari
Hakim bin Mu'awiyah, dia adalah ayahnya Bahz. (HR. Tirmidzi: 2693)

Hadis tersebut menunjukkan adanya kewajiban bagi seorang muslimah untuk


menutup aurat pada saat bertemu orang yang bukan mahramnya. Kecuali, dengan
mahramnya yaitu istri dan anak-anak kita. Selain itu, hadis tersebut memerintahkan muslimah
untuk mengajak muslimah lain menutup aurat dengan baik dan benar. Dengan mengajak
orang lain menutup aurat dengan benar, berarti ia telah melindungi auratnya.
Banyak yang beranggapan bahwa jilbab hanya budaya Arab, bukan perintah dalam
syariat Islam. Anggapan tersebut jelas salah besar karena jilbab bukan produk budaya atau
adat istiadat orang-orang Arab, melainkan syariat dalam agama Islam. Perintah untuk
menutup aurat dan mengenakan jilbab telah tercantum jelas dalam Al-Qur’an.

2.1.3 Syarat-Syarat Berbusana sesuai Syariat Islam


Menurut syariat Islam, busana yang baik adalah busana yang menutup aurat. Selain
menutup aurat, umat Islam hendaknya berbusana yang baik dan benar sesuai syarat berikut:
1. Bersih dan suci, terhindar dari kotoran dan najis. 2. Terbuat dari bahan yang diperbolehkan
dalam syariat Islam. 3. Tidak tipis dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh. 4. Rapi dan indah.
Maksudnya adalah busana yang berhiaskan ketakwan dan kesederhanaan dari pemakainya.
Seperti yang tercantum pada ayat berikut:

‫اس ٱلتَّ ْق َو َٰى َٰذَلِكَ َخي ٌْر ۚ َٰذَلِكَ ِم ْن‬ ً ‫س ْو َٰ َء ِت ُك ْم َو ِري‬


ُ َ‫شا ۖ َو ِلب‬ َ ‫ى َءا َد َم قَ ْد أَنزَ ْلنَا‬
ً ‫علَ ْي ُك ْم ِلبَا‬
َ ‫سا ي َٰ َُو ِرى‬ ٓ ِ‫َٰيَبَن‬
َ‫َّلل لَعَلَّ ُه ْم يَذَّ َّك ُرون‬ ِ َ‫َءا َٰي‬
ِ َّ ‫ت ٱ‬
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling
baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf : 26)

Etika berbusana yang dibenarkan dalam syariat Islam adalah sebagai berikut.
1. Mendahulukan anggota badan bagian kanan.
2. Tidak berlebihan dalam berbusana.
3. Tidak sombong dalam berbusana.
4. Berpenampilan bagus dan rapi.
5. Berbusana sesuai jenis kelamin.
6. Tidak menggunakan emas atau sutra bagi laki-laki, kecuali sebab tertentu.
7. Tidak duduk di atas kulit binatang buas.
8. Tidak berjalan dengan sandal atau sepatu sebelah, kecuali orang yang berkebutuhan
khusus (difabel).
9. Berdoa ketika hendak mengenakan busana.
10. Berdoa ketika hendak melepas busana.

2.2 Konsep dan Praktik Berbusana di Masyarakat


2.2.1 Ketentuan Berbusana bagi Seorang Muslim

1. Menutup Aurat
Menutup aurat merupakan tujuan dan fungsi utama dalam berbusana. Oleh karena
itu, busana seseorang harus benar-benar menutupi tubuh dengan kain atau busana longgar
yang tidak menerawang. Aurat bagi seorang muslim, yaitu dari pusar hingga lutut. Meskipun
aurat seorang muslim hanya dari pusar hingga lutut, akan lebih baik jika busana yang
dikenakan dapat menutup anggota tubuh lainnya agar lebih sopan dan memperindah
pemakainya sesuai kewajaran di lingkungan.
2. Tidak Terbuat dari Emas atau Sutra
Emas dan sutra merupakan dua bahan yang dapat digunakan untuk membuat
busana. Meskipun begitu, seorang muslim tidak diperbolehkan mengenakannya, kecuali
sebab tertentu. Adanya larangan penggunaan busana berbahan sutra dan emas menurut
para ulama karena kedua bahan tersebut menyebabkan seorang muslim terlihat bermewah-
mewahan dan dapat menghilangkan kewibawaannya. Larangan tersebut sesuai sabda Nabi
Muhammad saw. pada hadis berikut:

‫ع ْن نَافِ ٍع‬
َ ‫ُّوب‬ َ ‫ع ْن أَي‬ َ ‫س ِعي ٍد‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫عبْدُ ْاْل َ ْعلَى‬
َ ‫ي َقا َل َح َّدثَنَا‬ َ ‫ي ب ُْن ْال ُح‬
ُّ ‫سي ِْن الد ِْر َه ِم‬ َ ‫أَ ْخ َب َرنَا‬
ُّ ‫ع ِل‬
ُ ‫سلَّ َم قَا َل أ ُ ِح َّل الذَّه‬
‫َب‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫س ِعي ِد ب ِْن أَبِي ِهنْ ٍد عَ ْن أَبِي ُموسَى أ َ َّن َرسُو َل‬ َ ‫عَ ْن‬
‫ورهَا‬ ِ ُ‫علَى ذُك‬ َ ‫ث أ ُ َّمتِي َو ُح ِر َم‬
ِ ‫ير ِ ِْلنَا‬ُ ‫َو ْال َح ِر‬

Telah mengabarkan kepada kami Ali Ibnul Husain Ad Dirhami ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Sa'id dari Ayyub dari Nafi' dari Sa'id bin Abu
Hind dari Abu Musa, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Emas dan
sutra dihalalkan bagi para wanita dari umatku dan diharamkan bagi para lelakinya." (HR.
An-nasa’i : 5057)

Hadis di atas menjelaskan hukum mengenakan emas dan sutra baik sebagai
perhiasan maupun bahan busana bagi seorang muslim adalah haram.
3. Tidak Menyerupai Busana Laki-Laki
Busana seorang muslimah berbeda dengan busana seorang muslim. Seorang
muslimah tidak boleh berbusana menyerupai seorang muslim begitu juga sebaliknya. Oleh
karena itu, seorang muslimah harus berbusana sesuai syariat Islam, yaitu mengenakan
gamis, kerudung, dan jilbab. Dalam hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda :

‫سلَ ْي َما َن ب ِْن بِ ََل ٍل عَ ْن سُ َهيْ ٍل عَ ْن أَبِي ِه عَ ْن أَبِي‬ ُ ‫ام ٍر عَ ْن‬ِ َ‫ب َح َّدثَنَا أَبُو ع‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ُزهَي ُْر بْ ُن َح ْر‬
َ‫سة‬
َ ‫س ِل ْب‬ُ َ‫سةَ ْال َم ْرأَةِ َو ْال َم ْرأَةَ تَلْب‬ ُ َ‫الر ُج َل يَلْب‬
َ ‫س ِل ْب‬ َّ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ه َُري َْرةَ قَا َل لَعَنَ َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬
‫الر ُج ِل‬َّ
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb berkata, telah menceritakan
kepada kami Abu Amir dari Sulaiman bin Hilal dari Suhail dari Bapaknya dari Abu
Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat laki-laki yang
memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki." (HR. Abu Dawud :
3575)
2.3.2 Ketentuan Berbusana bagi Seorang Muslimah

1. Menutup Aurat
Batas aurat seorang muslimah, yaitu seluruh anggota tubuh, kecuali wajah dan
telapak tangan. Oleh karena itu, busana yang dikenakan harus menutup aurat. Dengan
begitu, kewajiban menutup aurat tidak hanya dilakukan saat melaksanakan salat, tetapi juga
dalam keseharian.
Ada beberapa perbedaan pendapat di antara ulama tentang batasan aurat bagi
seorang muslimah. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jumhur fukaha berpendapat bahwa bagian tubuh seorang muslimah yang tidak termasuk
aurat, yaitu telapak tangan dan wajah.
b. Sufyan as-Sauri, Mazin, dan sebagian ulama mazhab Hanafi menyatakan bahwa wajah,
telapak tangan, dan telapak kaki tidak termasuk aurat bagi seorang muslimah.
c. Sebagian ulama mazhab Hambali dan sebagian syiah Zaidiah dan Zahiri berpendapat
bahwa hanya wajah yang tidak termasuk aurat bagi seorang muslimah.
d. Salah satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hambali dan pendapat Abu Bakar bin
Abdurrahman dari kalangan tabi'in mengatakan bahwa seluruh anggota tubuh seorang
muslimah merupakan aurat, tanpa terkecuali.
2. Mengenakan Jilbab atau Kerudung
Dalam syariat Islam, istilah jilbab dan kerudung memiliki pengertian yang berbeda.
Jilbab adalah busana kurung yang menutup seluruh tubuh seorang muslimah, kecuali wajah
dan telapak tangan. sedangkan kerudung adalah kain yang menutup kepala, Sebagian
wajah, dan dada.
Kewajiban menutup aurat dengan berkerudung, salah satunya terdapat pada surah
An-Nur ayat 31 yang memerintahkan seorang muslimah untuk menutupkan kain kerudung
ke dadanya, sedangkan kewajiban mengenakan jilbab diperintahkan Allah Swt pada surah
Al-Ahzab ayat 59.
3. Tidak Tembus Pandang
Busana tembus pandang adalah busana berbahan tipis atau transparan. Seorang
muslimah yang mengenakan busana berbahan tipis atau transparan berarti ia belum
mengenakan busana syar'i karena auratnya masih dapat terlihat. Oleh karena itu, busana
yang dikenakan seorang muslimah tidak boleh tipis atau transparan, kecuali ketika di depan
suami.
Dasar dari syarat ini ialah hadis yang diriwayatkan Aisyah r.a. bahwa saudara
perempuannya, Asma' binti Abu Bakar datang kepada Rasulullah memakai pakaian
menerawang, Rasulullah lantas berpaling darinya dan berkata, "Wahai Asma', jika seorang
perempuan telah memasuki masa haid maka tidak boleh terlihat darinya, kecuali ini dan ini."
Beliau mengisyaratkan pada wajah dan kedua telapak tangan.
Hadis ini diperkuat dengan hadis Dihyah tentang pakaian qibti. Hadisnya adalah
sebagai berikut.

‫ب أَ ْخبَ َرنَا اب ُْن‬ ٍ ‫اَل أ َ ْخبَ َرنَا ابْ ُن َو ْه‬ َ َ‫ي ق‬ ُّ ِ‫س ِعي ٍد ْال َه ْم َدان‬َ ‫ح َوأَحْ َم ُد ب ُْن‬ ِ ‫ع ْم ِرو ب ِْن الس َّْر‬ َ ‫َح َّدثَنَا أَحْ َم ُد ب ُْن‬
َ‫ع ْن ِد ْح َية‬ َ َ‫ع ْن خَا ِل ِد ب ِْن يَ ِزي َد ب ِْن ُم َعا ِويَة‬ َ ُ‫َّاس َح َّدثَه‬ ٍ ‫عب‬ ِ َّ ‫عبَيْ َد‬
َ َ‫َّللا بْن‬ ُ ‫سى ب ِْن ُج َبي ٍْر أ َ َّن‬ َ ‫ع ْن ُمو‬ َ َ‫لَ ِهيعَة‬
ُ
‫ْطيَّةً فَقَا َل‬ ِ ‫ي فَأ َ ْعطَانِي ِم ْن َها قُب‬ َّ ‫سلَّ َم بِقَبَا ِط‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ي َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬ َ ِ‫ب ِْن َخ ِليفَةَ ا ْل َكلْبِي ِ أَنَّهُ قَا َل أت‬
‫ْط ْاْلخ ََر ا ْم َرأَتَكَ تَ ْختَ ِم ُر بِ ِه فَلَ َّما أ َ ْدبَ َر قَا َل َوأْ ُم ْر‬ ِ ‫صا َوأَع‬ ً ‫ط ْع أَ َح َدهُ َما قَ ِمي‬ َ ‫ص ْدعَي ِْن فَا ْق‬
َ ‫ص َد ْع َها‬ ْ ‫ا‬
‫َّاس ْب ُن عُ َبيْ ِد‬
ُ ‫عب‬ َ ‫ُّوب فَقَا َل‬ َ
َ ‫اود َر َواهُ يَ ْحيَى ب ُْن أي‬ َ
ُ ‫صفُ َها قَا َل أبُو َد‬ َ
ِ َ‫ا ْم َرأتَكَ أ ْن تَجْ عَ َل تَ ْحتَهُ ث َ ْوبًا ََل ي‬َ
ٍ ‫َّللاِ ب ِْن عَب‬
‫َّاس‬ َّ
Dari Dihyah bin Khalifah Al Kalbi bahwasanya ia berkata, “Rasulullah saw. diberi beberapa
potong kain Qubthiyah (kain mesir yang tipis dan berwarna putih), lalu memberikan satu
potong kepadaku. Beliau bersabda, “Bagilah menjadi dua bagian. Sebagian buatlah baju
dan sebagian yang lain berikanlah kepada istrimu untuk dijadikan kerudung.” Ketika telah
berlalu, beliau berbalik dan bersabda, “Perintahkanlah istrimu agar ia melapisi pada bagian
bawahnya agar tidak membentuk tubuhnya.” (HR. Abu Dawud: 3589)

4. Tidak Memperlihatkan Bentuk dan Lekuk Tubuh


Lekuk tubuh seorang muslimah merupakan salah satu aurat yang harus ditutupi. Oleh karena
itu, seorang muslimah harus memilih busana yang longgar. Berikut ini adalah hadis yang berkaitan
dengan larangan untuk tidak memakai busana yang memperlihatkan bentuk dan lekuk tubuh:

َّ ‫س َه ْي ٍل عَ ْن أَبِي ِه عَ ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َقا َل قَا َل َرسُو ُل‬


ِ‫َّللا‬ ُ ‫ير عَ ْن‬ ٌ ‫ب َح َّدثَنَا َج ِر‬ ٍ ‫َح َّدثَنِي ُزهَي ُْر ب ُْن َح ْر‬
‫ب ْالبَقَ ِر يَض ِْربُو َن ِب َها‬ ِ ‫اط َكأ َ ْذنَا‬
ٌ َ‫ار لَ ْم أَ َرهُ َما قَ ْو ٌم َم َع ُه ْم ِسي‬ ِ َّ‫ان ِم ْن أ َ ْه ِل الن‬
ِ َ‫ص ْنف‬ ِ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ
َ‫ت الْ َما ِئلَ ِة ََل يَ ْد ُخلْنَ ْال َجنَّة‬
ِ ‫س ِن َم ِة الْب ُْخ‬
َْ ‫س ُه َّن كَأ‬ ‫و‬
ُ ُ ُ‫ء‬ ‫ر‬ ٌ‫ت‬ ‫َل‬َ ‫ئ‬ ‫ا‬
ِ َ ‫م‬ ٌ‫ت‬ َ
‫يَل‬ ‫م‬ُِ‫م‬ ٌ‫ات‬‫ي‬ ‫ار‬
َ ِ َ ‫ع‬ ٌ‫ات‬ َ ِ ٌ َ ِ َ َ َّ‫الن‬
‫ي‬ ‫س‬ ‫ا‬ َ ‫ك‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫اس‬
َ ‫َو ََل يَ ِج ْد َن ِري َح َها َوإِ َّن ِري َح َها لَيُو َج ُد ِم ْن َم ِس‬
‫يرةِ َكذَا َوكَذَا‬
Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada
kami Jarir dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya
belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang
dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga
dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang,
terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka),
berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka
(disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan
tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini."
(HR. Muslim : 3971)

Jadi, perempuan yang memakai pakaian transparan dan ketat yang dapat
memperlihatkan bentuk tubuhnya dia disebut berpakaian, tetapi telanjang.
5. Tidak Menyerupai Busana Laki-Laki Busana
seorang muslimah berbeda dengan busana seorang muslim. Seorang muslimah tidak
boleh berbusana menyerupai seorang muslim begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu,
seorang muslimah harus berbusana sesuai syariat Islam, yaitu mengenakan gamis, kerudung,
dan jilbab.

2.3.3 Ketentuan Berbusana bagi Seorang Muslim dan Muslimah

1. Tidak Memakai Busana dengan Maksud Ingin Terkenal


Larangan ini sesuai sabda Nabi Muhammad saw. pada hadis berikut:

‫سى عَ ْن ش َِريكٍ عَ ْن‬ َ ‫ع َوانَةَ ح و َح َّدثَنَا ُم َح َّم ٌد يَعْنِي ابْ َن ِعي‬ َ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن ِعيسَى َح َّدثَنَا أَبُو‬
‫ث ش َِريكٍ َي ْرفَعُهُ قَا َل َم ْن‬ ِ ‫ع َم َر قَا َل فِي َحدِي‬ ُ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ ِ ‫اج ِر الشَّا ِمي‬ ِ ‫ع ْن ْال ُم َه‬ َ َ‫عة‬َ ‫عُثْ َما َن ب ِْن أ َ ِبي ُز ْر‬
‫ار َح َّدثَنَا‬ ُ ‫َّللاُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ث َ ْوبًا ِمثْلَهُ زَ ا َد عَ ْن أَبِي عَ َوانَةَ ث ُ َّم تُلَ َّه‬
ُ َّ‫ب فِي ِه الن‬ َّ ُ‫ش ْه َرةٍ أَلْبَسَه‬ َ ‫س ث َ ْو‬
ُ ‫ب‬ َ ِ‫لَب‬
‫ب َمذَلَّ ٍة‬ َ ‫ُمسَ َّد ٌد َح َّدثَنَا أَبُو‬
َ ‫ع َوانَةَ قَا َل ث َ ْو‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa berkata, telah menceritakan
kepada kami Abu Awanah. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada
kami Muhammad -yaitu Ibnu Isa- dari Syarik dari Utsman bin Abu Zur'ah dari Al Muhajir
Asy Syami dari Ibnu Umar perawi berkata: dalam hadits Syarik yang ia marfu'kan ia
berkata, "Barangsiapa memakai baju kemewahan (karena ingin dipuji), maka pada hari
kiamat Allah akan mengenakan untuknya baju semisal. Ia menambahkan dari Abu Awanah,
"lalu akan dilahab oleh api neraka." Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata,
telah menceritakan kepada kami Abu Awanah ia berkata, "Yaitu baju kehinaan." (HR. Abu
Dawud : 3511)

Maksud “pakaian mewah” adalah pakaian yang bisa membedakan pemakainya di


masyarakat, baik itu karena keistimewaannya atau kemewahannya. Pakaian yang dimaksud
bukan pakaian yang rapi dan berharga mahal karena Nabi pernah memakai pakaian yang
seperti itu. Hadis tersebut juga tidak bertentangan dengan sifat zuhud. Misalnya, dengan
memakai pakaian yang murah dengan maksud tawadhu’ sebab Nabi dan para sahabat
banyak memakai pakaian seperti itu. Larangan tersebut ditujukan berdasarkan niat
pelakunya. Dilarang memakai pakaian yang mahal dan istimewa dengan maksud sombong
dan berbangga diri atau memakai pakaian lusuh untuk menarik perhatian orang dan supaya
disebut tawadhu.
2. Tidak Memakai Pakaian Bergambar Sesuatu yang Bernyawa dan Bergambar Salib
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadistnya tentang gambar salib;

‫َّللاُ عَ ْن َها‬
َّ ‫ي‬ ِ ‫ضالَةَ َح َّدثَنَا ِهشَا ٌم عَ ْن يَ ْحيَى عَ ْن ِع ْم َرا َن ب ِْن ِحطَّا َن أ َ َّن عَائِشَةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُمعَاذُ ب ُْن ف‬
َ َ‫يب إِ ََّل نَق‬
ُ‫ضه‬ َ َ ‫سلَّ َم لَ ْم يَكُ ْن يَتْ ُركُ فِي بَيْتِ ِه شَ ْيئًا فِي ِه ت‬
ُ ‫صا ِل‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ي‬َّ ِ‫َح َّدثَتْهُ أ َ َّن النَّب‬
Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah telah menceritakan kepada
kami Hisyam dari Yahya dari 'Imran bin Hithan bahwa Aisyah radliallahu 'anhu telah
menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah
meninggalkan (gambar) salib melainkan beliau akan menghancurkannya." (HR. Bukhari :
5496)

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadistnya tentang gorden yang menghalangi
beliau sholat;

‫ع ْن‬
َ ‫ب‬ ُ ‫يز ب ُْن‬
ٍ ‫ص َه ْي‬ ِ ‫عبْدُ ْال َع ِز‬
َ ‫ث قَا َل َح َّدثَنَا‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫عبْ ُد ْال َو‬َ ‫ع ْم ٍرو قَا َل َح َّدثَنَا‬
َ ‫َّللا ب ُْن‬ َ ‫َح َّدثَنَا أَبُو َم ْع َم ٍر‬
ِ َّ ‫عبْ ُد‬
ِ ‫سلَّ َم أَ ِم‬
‫يطي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ب بَيْ ِت َها فَقَا َل النَّ ِب‬َ ‫ت بِ ِه َجا ِن‬ َ َ‫أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ َكانَ ِق َرا ٌم ِل َعا ِئشَة‬
ْ ‫ست ََر‬
‫ص ََلتِي‬ َ ‫ض فِي‬ ُ ‫يرهُ تَ ْع ِر‬ َ َ ‫عَنَّا قِ َرا َم ِك هَذَا فَإ ِنَّهُ ََل ت َزَ ا ُل ت‬
ُ ‫صا ِو‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar 'Abdullah bin 'Amru berkata, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Warits berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdul
'Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik, bahwa kain tipis milik 'Aisyah digunakan untuk
gorden, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Singkirkanlah kain ini dari kita,
karena gambar-bambarnya selalu menggangguku dalam shalatku." (HR. Bukhari : 361)

Pakaian bergambar, seperti pakaian bergambar pemain bola, penyanyi, artis, atau pelawak.
Dilarangnya memakai pakaian bergambar sesuatu yang bernyawa dan bergambar salib karena kedua
hal tersebut memiliki satu makna, yaitu ibadah kepada selain Allah.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Adab berbusana harus sangat diperhatikan, khususnya bagi kaum muslim dan
muslimah karena hal tersebutlah yang mencerminkan sikap dan sifat orang yang
mengenakannya. Pakaian yang sesuai dengan syariat Islam adalah pakaian yang dianjurkan
oleh Nabi Muhammad saw. Untuk laki-laki auratnya adalah di antara pusar hingga lutut,
sedangkan untuk perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan.
Ketentuan berbusana bagi seorang muslim, yaitu menutup aurat, tidak terbuat dari emas atau
sutra, tidak menyerupai busana perempuan, tidak memakai busana bergambar sesuatu yang
bernyawa dan bergambar salib, serta tidak memakai busana dengan maksud ingin terkenal.
Sedangkan ketentuan berbusana bagi seorang muslimah, yaitu menutup aurat, mengenakan
jilbab atau kerudung, tidak tembus pandang, tidak memperlihatkan bentuk dan lekuk tubuh,
tidak menyerupai busana laki-laki, tidak memakai busana bergambar sesuatu yang bernyawa
dan bergambar salib, serta tidak memakai busana dengan maksud ingin terkenal.
DAFTAR PUSTAKA

Ali bin Sa'id bin Ali Al-Hajjaj Al-Ghamidi. 2012. Fikih Wanita. Terj. dari: Dalilul Maratul
Muslimah. oleh Syarif, A., Abdilla Nisa, dan Khoirun Niat. Jakarta: Aqwam.
Ni’mah, M. 2020. Berbusana sesuai Ketentuan Syariat Islam. Klaten: Cempaka Putih

Anda mungkin juga menyukai