BAB I
PENDAHULUAN
menuntut seorang muslim untuk berpenampilan yang baik, dari ujung kaki sampai
ujung rambut juga diatur dalam agama Islam, tidak terkecuali dalam masalah gaya
rambut. Elok dipandang dan rapi dalam berpenampilan sangat dianjurkan. Islam
memperburuk penampilan.
karena bukanlah model cukur rambut yang baik, justru menjadikan penampilan
menjadi semangkin buruk. qaza‟ juga termasuk budaya beberapa kelompok non
1
2
suatu kaum, maka dia termasuk golongan kaum tersebut” (HR. Abu
Daud ).2
Qaza‟ ialah mencukur rambut anak kecil pada beberapa titik (secara
seperti gumpalan awan. Kata qaza‟ bentuk jamak dari kata qaza‟ah artinya
segumpal awan. Rambut kepala bila sebagiannya dicukur dan sebagiannya tidak
apabila seorang anak kecil dicukur dan ditinggalkan rambutnya ditempat ini dan
disini dari pada ubun-ubunnya dan kedua sisinya.3 Menurut Imam Nawawi qaza‟
2
Tim Ahnaf Institute For Islamic Studies, Ensiklopedia Amal Shaleh : Adab-Adab
Islam, (Jakarta : Mirqat, 2010), cet. ke-1, h. 10
3
Ibn Hajjar al-Asqalani, Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari, Terj. Amir Hamzah :
Fathul Baari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), cet. Ke-1, h. 829
4
Hidayaullah.Com, “Gaya Rambut yang Dilarang Oleh Islam” artikel diakses pada
26 Januari 2018 dari https: // www.hidayatullah.Com / kajian / jendela keluarga / read / 2016
/03/18/91313/ gaya-rambut-yang-dilarang-menurut-islam.html.
2
3
ِ صوُ واْل َق َفا لِ ْلغُالَِم فَالَ بأْس بِ ِهما ول ِ ال ُعب ي ُد
ع أَ ْن يُ ْت َر َك
َ َك َّن الْ َق َز َ َ َ َ َ َّ ال أ ََّما الْ ُق
َ اع َاو ْدتُوُ فَ َق
َ اهلل َو ْ َ َ َالصبِ ُّي ق
َّ ال
َ ََى َك َذا ق
.5ْسو َى َذا َو َى َذاَ َ َِيس فِي َرأ ِْس ِو غَْي ُرهُ َوَك َذل
ِ ك َش ُّق رأ ِِ ِ ِ
َ بنَاًصيَتو َش َع ٌر َول
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad dia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Makhlad dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku ibnu Jurayj dia berkata; telah mengabarkan kepadaku
'Ubaydullah bin Hafs bahwa Umar bin Nafi‟ mengabarkan kepadanya
dari Nafi‟ bekas budak Abdullah pernah mendengar ibn „Umar
radliallahu 'anhuma berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melarang dari qaza' (mencukur sebagian rambut
kepala dan membiarkan sebagian yang lain)." „Ubaydullah
mengatakan; "saya bertanya; "Apakah qaza' itu" 'Ubaydullah lalu
mengisyaratkan kepada kami sambil mengatakan; "Jika rambut anak
kecil dicukur, lalu membiarkan sebagian yang ini, yang ini dan yang
ini." „Ubaydullah menunjukkan pada ubun-ubun dan samping
kepalanya." Ditanyakan kepada 'Ubaydullah; "Apakah hal itu berlaku
untuk anak laki-laki dan perempuan?" dia menjawab; "Saya tidak tahu
yang seperti ini." Penanya bertanya lagi; "Apakah khusus untuk anak
laki-laki." 'Ubaydullah mengatakan (kepada syaikhnya); "Pertanyaan
itu pernah juga aku ulangi (kepada syaikhku), lalu dia berkata; "Dan
tidak mengapa (membiarkan) rambut depan kepala dan rambut
tengkuk bagi anak-anak, akan tetapi maksud qaza' adalah membiarkan
sebagian rambut di ubun-ubun, hingga di kepala hanya tersisa itu,
begitu pula dengan memangkas rambut kepalanya ini dan ini.”
5
Muhammad bin Isma„il Abu „Abdullah al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, juz 7
(Damaskus: Dar Tauq al-Najah, 1442), cet, ke-1, h. 163.
6
Muslim ibn al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qushairi al-Naisaburi, Sahih Muslim, juz 3
(Beirut : Dar al-Turath al-„Arabi, t.th.), cet. ke-1, h. 1675.
3
4
yang dikutip Abdullah Nasih Ulwan dalam Tarbiyatul Aulad, sebagai berikut :
1. Mencukur tempat tempat tertentu dari kepala, terambil dari taqazzu‟ al-sahab
yang memiliki subyek yang jelas, sedangkan tiga yang lain perlu adanya
karakteristik qaza‟ menurut Ibn Qayyim akan relevan dan berlaku disetiap
diperaktekan oleh mayoritas remaja dan dewasa dengan beberapa istilah lain dan
satunya adalah dengan skin. Dahulu skin itu digunakan untuk membuat tato
dibadan. Kini lebih lagi diciptakan untuk mengukir rambut, dengan kecanggihan
7
Hamsyah Ahmad Nasrul, Implementasi Hadits Tentang Qaza' Dalam Kitab Tuhfah al-
Mawdud bi Ahkam al-Mawlud Karya Ibn Qayyim w. 751 H : Analisis Hadis Tentang Mencukur
Rambut Yang Dilarang. Undergraduate Thesis, (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2017), h. 49
8
Ibid.
4
5
itulah sehingga masyarakat lebih mudah dalam melakukan praktik yang salah
rambutnya dengan model gaya skin garis pada samping rambutnya dengan alasan
mengikuti model. Sebelumnya saya nasehati dulu sebelum mencukur model ini
pada pelanggan remaja bahwa mencukur model ini merupakan qaza‟ dan dilarang.
Karena pelanggan tersebut menginginkan model seperti ini, jadi saya tetap
Menurut Basrul, cukur rambut model skin garis banyak diminati oleh
remaja-remaja, ada sebagian orang tua yang melarang anaknya mencukur model
tersebut, tetapi ada juga orang tua yang membawa anaknya usia TK untuk di
orang tua di rumah dan kamu juga belum bisa mencari uang sendiri dengan
nasehat seperti itu anak tersebut membatalkan niatnya untuk pangkas seperti
model qaza‟. Tetapi, pernah suatu ketika membuat model skin garis pada anak-
anak sesuai permintaan anak tersebut, namun orang tua dari anak tersebut
9
Ibid.
10
Zulkifli,Tukang Pangkas Eriko, Wawancara, Tuah Karya, 27 Januari 2018.
11
Basrul, Tukang Pangkas Melati, Wawancara, Tuah Karya, 27 Januari 2018.
5
6
zaman sekarang. Saya tahu kalau pangkas model seperti itu dilarang dalam agama,
tetapi kalau semuanya diikuti dengan agama semuanya tidak boleh termasuk
cukur rambut model ini, karena pelanggan meminta cukur model tersebut ya saya
masa kini. Seharusnya sebagai umat Islam moderen memahami bahwa islam
mengatur sedemikian baiknya dalam segala aspek, sejak lahir sampai meninggal
dizaman moderen ini banyak umat Islam yang tidak sadar telah zalim atas dirinya
Dari berbagai kondisi sosial diatas, dalam hal mencukur rambut saja
menyimpang dari ajaran Allah dan Rasul-Nya, dengan tidak memahami petunjuk
12
Jepri, Tukang Pangkas Berkah, Wawancara, Tuah Karya, 27 Januari 2018.
13
Budi, Tukang Pangkas D‟bud Pomade, Wawancara, Tuah Karya, 27 Januari 2018.
14
Arifin Ilham dan Yudi Effendy, Raih Kehidupan dengan Zikir, Sabar dan Syukur,
(Jakarta : Kultum Media, 2012), cet. ke-1, h. 94.
15
Hamsyah, Ahmad Nasrul, op.cit., h. 4.
6
7
Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul
B. Batasan Masalah
(qaza‟) ala barotelli oleh tukang pangkas di tinjau menurut hukum Islam.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka yang
mohawak (qaza‟) ala Balotelli di Kelurahan Tuah Karya Kec. Tampan Kota
Pekanbaru?
1. Tujuan
7
8
2. Kegunaan Penelitian
c) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini yakni
8
9
Subjek dalam penelitian ini adalah tukang pangkas yang ada di Kelurahan
Tuah Karya Kec. Tampan Kota Peknbaru. Sedangkan yang menjadi Objek
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan cukur rambut Mohawak (qaza‟) ala
benda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya yang menjadi objek
penelitian.16 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tukang pangkas yang
ada di Kelurahan Tuah Karya Kec. Tampan Kota Pekanbaru yang terdiri dari
dan 30 orang tukang pangkas dalam 30 kios. Sedangkan Sampel adalah bagian
dari populasi. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel sebanyak 9 orang dari
16
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2011), cet.
ke-1, h. 154.
9
10
5. Sumber Data
Secara garis besar sumber data dalam penelitian ini ada dua : sumber
a. Data Primer
Suatu data yang diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian berupa
Pekanbaru.
b. Data sekunder
penelitian yaitu Hadits, Kitab Sarah Sahih Muslim, kitab Tuffan al-
hukum sekunder yaitu segala hal yang dapat menunjang penulisan ini,
10
11
yaitu :
c. Pustaka, yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian terdahulu dan
7. Teknik Penulisan
fakta yang ada, kemudian dianalisa sehingga dapat disusun sebagai mana
mestinya.
17
Ibid.
11
12
Penelitian atau literatur yang membahas tentang qaza‟, sejauh ini belum
ditemukan yang membahas secara spesifik seperti penelitian ini. Dan beberapa
kajian tentang qaza‟ telah ditemukan dalam karya tulis yang pernah dilakukan
oleh :
fiqh hadits). Skripsi karya Nor Syahdan IAIN Antasari, Fakultas Ushuluddin,
jurusan Tafsir Hadits tahun 2015. Dalam penelitian ini digunkan pendekatan
Thesis, (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2017). Dalam penelitian ini membahas
tentang qaza‟ yang dikemukakan Ibn Qayim dalam buku Tuhfah al-Mawdud bi
12
13
Imam Asy-Syafi‟i Jakarta, 2007. Karya Abdul Aziz Fatih. Buku ini hanya
mencukur sebagian rambut dan menyisakan yang lain karena itulah yang
disebut qaza‟.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini pada garis besarnya terdiri dari lima bab dan setiap bab
BAB II : Berisikan tinjauan umum lokasi penelitian yang terdiri dari letak
BAB III : Pada bab ini membahas tentang pengertian qaza‟ dan dasar
BAB IV : Pada bagian bab ini membahas tentang analisis. Bab ini terdiri dari
13
14
14