1
Sunan Ibnu Majah, Kitab fil-iman wa fadhoil shohabatu wa ‘ilmu, fadhoil ‘ulama wal-khats ‘ala tholabul ‘ilmi
2. Hadis dari Kitab Tirmidzi
الربِي ِع
َّ َع ِن،ي َّ َع ْن أَيِب َج ْع َف ٍر،العتَ ِك ُّي
ِّ الرا ِز َ يدَ َح َّدثَنَا َخالِ ُد بْ ُن يَِز: قَ َال،ص ُر بْ ُن َعلِ ٍّيْ َ َح َّدثَنَا ن- 2647
ب العِْل ِم
ِ َ َم ْن َخرج يِف طَل:صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه و َسلَّم ِ ُ قَ َال رس:ال ٍ ِس ب ِن مال
ََ َ َ َ ول اهلل َُ َ َ ق،ك َ ْ ِ َ َع ْن أَن،س ٍ َبْ ِن أَن
2
اهلل َحىَّت َي ْر ِج َع
ِ َفهو يِف سبِ ِيل
َ َُ
Telah bercerita kepada kami [Nahsr bin Ali] dia berkata, telah bercerita kepada kami [Khalid
bin Yazid Al Ataki] dari [Abu Ja'far Ar Razi] dari [Ar Rabi' bin Anas] dari [Anas bin Malik] dia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa keluar dalam rangka
menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.".'
Skema Hadis jalur Tirmidzi
2
Sunan At tirmidzi, tholabul ‘ilmi, kitab abwabul ‘ilmu
3. Dalam Kitab Shohih Bukhori
اب َع ْن مَح َْزةَ بْ ِن َع ْب ِد اللَّ ِه بْ ِنٍ ال ح َّدثَيِن عُ َق ْيل َعن ابْ ِن ِشه
َ ْ ٌ َ َ َث ق ُ ال َح َّدثَيِن اللَّْي َ ََح َّدثَنَا َسعِي ُد بْ ُن عُ َفرْيٍ ق
ٍ ت بَِق َد ِح لَنَب ُ ال بَْينَا أَنَا نَائِ ٌم أُتِي
َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق ِ َ ت رس
َ ول اللَّه ُ َ ُ ال مَس ْع
ِ َ ََن ابن عمر ق
َ َ ُ َ ْ َّ عُ َم َر أ
اب قَالُوا فَ َما أ ََّولْتَهُ يَا ِ َّضلِي عُمر بْن اخْلَط ْ َت ف ُ ي خَي ُْر ُج يِف أَظْ َفا ِري مُثَّ أ َْعطَْي ِّ ت َحىَّت إِيِّن أَل ََرى
َّ الر ُ ْفَ َش ِرب
َ ََ
3
ال الْعِلْ َم
َ َول اللَّ ِه ق
َ َر ُس
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair berkata, Telah menceritakan kepadaku Al
Laits berkata, Telah menceritakan kepadaku 'Uqail dari Ibnu Syihab dari Hamzah bin
Abdullah bin Umar bahwa Ibnu Umar berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku
meminumnya hingga aku melihat pemandangan yang bagus keluar dari kuku-kukuku,
kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin Al Khaththab". Orang-orang
bertanya: "Apa ta'wilnya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ilmu
3
Imam Bukhori, Shahih Bukhori (Lidwa Pusaka i-Softwer, Digital, 2009)
Skema Gubungan Seluruh Sanad Hadist
4
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, juz I. Jakarta: Ichtiar Baru, 1999.
menetap: Bashrah. Derajatnya: menurut Ibn Hibban: Hafizh, Al ‘Asqalany: Tsiqah-
Tsabat, Adz Dzahaby: Tsiqah Hujjah, Ibn Sa’d: Tsiqah-Ma’mun, Ibn Ma’in: Tsiqah, Al
Ajli: Tsiqah, Hambal: Tsiqah.5
c. Kastir Bin Syindzir
Katsir bin Syindzir al- Muzani, menurut adzi beliau adalah Abu Qurrah al-
Basdzri beliau menjadi murid dari Anas bin Sirin Hasan al- Basri, Muhammad bin sirin,
Yusuf bin abi Al-hakam, dan memiliki murid Aban bin Thoriq, Aban bin yazid al`athor,
Al-Aswad bin syiban, Hafadz bin Sulaiman al- Asdi, jarah bi-ta’dilIbnu hajar Shoduq
Ahmad dan lainya: Sholihul Hadis6
d. Hafadz bin Sulaiman
Hafadz Bin Sulaiman al- Asdi Abu Umar al-Azaz al- Qara`i wafat pada tahun 180
H, beliau berguru pada Ismail bin `Adurrahman, Ayub Al- sakhtian, Tsabit al- buniani,
Katsir Bin Syinzir. Dan mempunyai murid Hisyam bin Umar al- Dimasyaqi, Adam bin
Abi Iyas, Abu Ibrahim, Bakar bin Bakar. Jarah wa ta’dil Ibnu Hajar: Matruk Al- Bukhori:
Tarkuh Muslim: Matruk Nasa`i laisa: Tsiqh7
e. Hisyam bin `Ammar
Hisyam bin ‘Amr bin Nusoir bin Maisyarah abi Al-Salmi, abu Al-Walid al-
Damsyiqi (khotib masjid al-jami`). Wafat pada tahun 245 H. Beliau berguru kepada
Ibrahim bin A`yin, Ismail bin iyasy, Ayub bin Tamim Al- Qadri Hafadz bin Sulaiman al-
Qadri. Mempunyai murid Al-Bukhory, Abu Daud, An-Nasa`i, Ibnu Majjah Ibnu Hajar:
Shoduq Al-zahabi: Hafidz Nasa`i: labaksabih Darukuthni shoduq8
f. Ibnu majah
Ibnu majah adalah nama yang populer di kalangan umat Islam, setidaknya
ketika setelah beliau menulis hadis dalam kitabnya Sunan ibn Majah. Sebutan
tersebut berkaitan erat dengan gelar ayahnya. Sementara itu, al-Qazwini juga
dianggap sebagai nama lain yang dinisbatkan kepada Ibnu Majah, karena tempat
tersebut merupakan tempat ia tumbuh dan berkembang. Sedangkan nama lengkap
ulama yang dilahirkan tahun 209 H./824 M. adalah Abu Abdullah Muhammad
ibnu Yazid Ibnu Majah al-Ruba’iy al-Qazwiniy al-Hafid dengan nama kunya Abu
5
Ibid, Juz:8 , 128.
6
Ibid., Juz:7, 440
7
Ibid, Juz: 3, 390.
8
Jamaludin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, “Tahzib alkamal fi asma`al rijal”, juz-9 (beirut: Dar al-fikr, t.th) hlm. 294
Abdullah9. Ibnu Majah hidup pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, tepatnya
pada masa kepemimpinan Khalifah al-Ma’mun (198 H/813 M) sampai akhir
kepemimpinan Khalifah al-Muqtadir (295 H/908 M). Ibnu Majah wafat dalam
usia 74 tahun, pada hari Selasa, 22 Ramadhan 273 H.
Ibnu Majah memang beruntung, karena ia hidup di era yang penuh dengan
gairah untuk mempelajari dan mengkaji hadis-hadis Nabi. Semangatnya yang
besar untuk mempelajari hadis didukung oleh kondisi masyarakat saat itu yang
juga bersemangat mengumpulkan dan membukukan hadis-hadis Nabi, sehingga
jadilah ia seorang ulama hadis yang sangat terkemuka
g. Analisa Sanad
Kritik sanad dan matan merupakan upaya meyelamatkan hadits. Penelitian
terhadap periwayatan hadis menjadi sangat penting, karena sebagian besar yang
diamalkan masyarakat dari para muballig.Terutama para muballig ternyata tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan10. Adapun jalur rijal sanadnya adalah Hisyam bin
Umar - Hafash bin Sulaiman, Ktsir bin Syinzir, Muhammad bin Sirin,Anas bin Malik,
Rasulullah Saw. Kemudian dilihat dari shighat tahammul al ada` dapat dilihat bahwa
Ibnu Majjah menerima hadits dari Hisyambin Umar dengan menggunakan lafaaz
haddatsana , begitu juga Hisyambin Umar menerima dari gurunya yaitu Hafash bin
Sulaiman dengan menggunakan haddatsana , dan hafash bin Sulaiman menerima dari
gurunya Katsir bin Syinzir juga menggunakan lafadz haddatsana. . Lafadz ini merupakan
sighaat yang paling tinggi dalam tata cara penerimaan dan penyampaian hadits. Dengan
demikian, hal ini dapat memberikan adanya indikasi kepada kita bahwa mereka liqa dan
muassarah . Sedangkan yang lainya menggunakan `an.
Namun mereka semua berkesinambungan, yaitu semua perawinya mendapatkan
hadits tersebut dari gurunya. Dalam hadits ini yang menjadi sorotan dalam perawinya
adalah Hafash bin Sulaiman yang tertuduh berdusta, menurut Ibnu Hajar ia adalah
seorang yang Matruk, Bukhori mengatakan tarkuh, Muslim juga mengatakan Matruk
sedangkan Nasa`I mengatakan laisa siqh. Sehingga sangat penting untuk mengambil
istimbat hukum untuk hadits ini dari segi perawinya. Jika dilihat dari periwayatanya
hadits ini termasuk hadits dha`if. Jika dilihat dari ketersambungan sanadnya, Annas wafat
pada tahun 92 atau 93 H sedangkan Muhammad bin Sirrin wafat pada tahun 110 H, jarak
mereka yaitu 17 tahun, jadi mereka itu dinyatakan masih bertemu. Sedangkan Katsir bin
Sinzir tidak diketahui kapan dia lahir atau wafatnya. Namun dijelaskan dalam kitab
tahzibul kamal mereka bersambung antara guru dan murid. Begitu juga Katsir Bin Sinzir
dengan Hafadz bin Sulaiman, mereka bersambung antara guru dan murid. Sedangkan
Hafadz bin Sulaiman wafat 180 H denagn Hisyam bin `Amar Wafat 245, jarak antara
mereka 65 tahun. Jarak antara sanad dengan sanad lainya yang di sepakati para ulama
adalah 60 tahun. Jadi mereka berdua diragukan ketersambungan sanadnya. Namun
dijelaskan dalam kitab tahzibul kamal mereka bersambung antara Guru dan murid.
9
Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2009), 160
10
Badri Khaerunman, “otentisitas hadist”, (Bandung: PT: Remaja Rosda Karya 2004) 5.
h. Analisa Matan Hadits
Jika di lihat dari segi matan hadits di dalam kitab Ta`lim Muta`allim terdapat
idraj (tambahan), yaitu kalimat Muslimat. Didalam kitab Ibnu Majah tidak terdapat
kalimat tersebut. Jadi kalimat Muslimat tersebut merupakan tambahan dari Az-Zarnuji.
Karna sepengetahuan penulis kalimat muslimat itu tidak ada sembernya sama sekali.
Hadits mudraj itu termasuk hadis dha`if, karna tercampur dengan sesuatu yang bukan
hadits. 11Jadi hadits ini hadits dha`if yang tidak dapat dijadikan dalil.
Menurut Ibnu Majah hadis ini dho`if. Suyuti mengatakan hadits ini dho`if dari
sanad dan sahih dari matanya. Sedangkan syeikh al-Bani mengatakan hadis ini sangat
lemah ( dhoif jiddan)12. Jadi menurut peneliti hadits ini adalah hadis dhaif. kalau yang
berada dikitab ibnu majah hadits ini dhaif dari sanadnya, kalau di kitab Ta`lim al-
Mutaallim sanad dan matanya dhaif.
Syarah Hadis
11
Dr. Nuruddin ‘itr “ulumul Hadist”(Bandung : Rosda. 2012)472
12
Imam Ibnu Majjah, “Sunan Ibnu majjah”, jilid 1, 87