Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ADMINISTRASI DAN MENEJEMEN PENDIDIKAN

“Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”

Dosen Pemngampu:

Disusun Oleh: Dea Binti Lika Wulandari (20201087)


Kelas: PAI-C

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020/2021
ABSTRAK
Keberhasilan sebuah manajemen tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen
yang menjadi dasar-dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri. Prinsip-prinsip dalam
manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai
dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Secara umum
pengertian manajemen adalah kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan orang lain (getting things done
through the effort of other people). kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan adalah
sesuai dengan orang yang dipimpinnya (kondisi dan situasi). Begitu juga dengan
kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam akan sangat efektif sesuai dengan kondisi
dan situasi yang muncul pada saat itu. Tidak ada gaya kepemimpin yang lebih efektif
melainkan dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Dalam manajemen sebuah
lembaga pendidikan Islam harus mempunyai beberapa komponen yang tepat sehingga
menghasilkan suatu kinerja yang tepat dan bijaksana antara lain planning, organizing,
actuating, dan controlling.

Kata Kunci: Manajemen; Kepemimpinan; Lembaga Pendidikan Islam.

PENDAHULUAN

Manajemen kepemimpinan suatu lembaga masalah yang sangat penting dalam


pengelolaan. Maju tidaknya suatu lembaga sangat tergantung pada sistem dan
manajemen tata kelola. Artinya jika manajemen kepemimpinannya positif maka dapat
menghasilkan “Manusia“ yang berkualitas. Otomatis lembaga tersebut akan maju, dan
berkembang. Sebaliknya jika manajemen kepemimpinan kurang positif. berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu
dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat
berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode
kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya
ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan
(leadership) (Siagian,1980).
Upaya membangun keefektifan manajemen kepemimpin suatu lembaga
pendidikan Islam terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan
keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan.
Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan
keterampilan personalnya. Dalam manajemen kepemimpinan lembaga pendidikan
Islam, fungsi dan peranan pemimpin adalah sebagai motivator, event Organizer, bahkan
penentu arah kebijakan yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan pendidikan
pada umumnya direalisasikan. Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya
bersama untuk menggerakkan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam
suatu organisasi.

Resources tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu: human
resource dan non human resources. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga
pendidikan Islam yang termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari berbagai
unsur atau sumber, dan manusia merupakan unsur terpenting. Untuk itu dapat dikatakan
bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung atas kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja sama
dengan mudah dan dapat menggerakkan. Dengan demikian, kehidupan suatu organisasi
sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif Menurut
Marno, Triyo Suppriyatno (2008; 30), adalah kepemimpinan yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang
kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan
yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia.
Dalam tulisan ini akan diuraikan seberapa penting peran kepemimpinan dalam lembaga
pendidikan Islam.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kepemimpinan dan Pendidikan
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok
yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata
pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin
itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yan
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
alasannya. Seorang pemimpin adalah 68 seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama1
Berbicara tentang pengertian kepemimpinan, sering sulit
didefenisikan secara tepat. Oleh sebab itu, Jamaluddin Idris menyebutkan
bahwa banyak orang mencoba memperkenalkan defenisinya sesuai versi
masing-maing. Misalnya Robert Scuhulluer, melihat kepemimpinan sebagai
kekuatan yang menyeleksi mimpi anda dan sesudah itu menetapkan tujuan-
tujuan anda. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan
perjuangan atau kegiatan anda menuju sukses. Schuller yakin bahwa dalam
diri setiap orang terdapat potensi kepemimpinan, tetapi sayang banyak orang
yang tidak menyadarinya2

1
http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html. Diakses selasa, diakses pada tanggal 28 September
2021
2
Jamaludidin Idris, Manajeral dan Manajemen, Cet. I (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), 150.
Kepemimpinan sebagai prilaku seorang pimpinan dalam
mempengaruhi individu dan kelompok orang dapat berlangsung kapan dan
di mana saja. Proses kepemimpinan berlangsung baik dirumah tangga, di
sekolah, di mesjid, di berbagai organisasi yang ada di masyarakat. Kepala
sekolah adalah pimpinan bagi guru-guru, pegawai dan murid. Sedangkan
guru-guru adalah pemimpin pendidikan yang mempengaruhi para murid
untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran3.
Studi tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan dibeberapa
wilayah riset termasuk dalam wilayah lembaga pendidikan Islam. Sehingga
istilah dan definisi tentang kepemimpinan sangat beragam pendefinisiannya
biasanya berdasarkan perspektif dan fenomena yang ditemukan oleh
para peneliti. Namun untuk memperkaya pengetahuan dan definisi mengenai
kepemimpinan di bawah ini penulis sajikan beberapa definisi
kepemimpinan4.
Hadari Nawawi, berpendapat bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi
orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada
pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang
kegiatan yang dilakukan5.
Suharsimi Arikunto, kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan
untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka dengan suka rela
menyumbangkan kemampuannya secara maksimal demi pencapaian tujuan
kelompok yang telah ditetapkan6

Imam Machali, memberikan pengertian kepemimpinan adalah kemampuan


untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi mengajak, mengarahkan,
menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah,
3
Syarifuddin dan Irawan Nasution, Manajemen Pemblajaran, Cet. I, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005),
121.
4
Syafar, Djunawir. Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tadbir: Jurnal
Menejemen Pendidikan Islam, Pascasarjana Universitas Negri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Februari
2017. Vol. 5, No. 1. hal. 148
5
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1988), h, 81
6
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta:
Rajawali pers, 1990), h.183.
melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia
sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan dirinya
sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien 7.
Muwahid Shulhan, memberikan definisi kepemimpinan kaitannya
dengan lembaga pendidikan Islam adalah kepemimpinan merupakan
kemampuan untuk menggerakkan, melakukan koordinasi atau
mempengaruhi anggota dan segala sumber daya manusia yang ada di
sekolah/madrasah sehingga dapat di daya gunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan8.
Sedangkan menurut Wahjosumijo menjelaskan bahwa kepala
madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu madrasah, dimana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran9.
Berdasarkan definisi mengenai kepemimpinan tersebut dapat kita
ketahui bahwa aktivitas kepemimpinan merupakan upaya secara kolektif
(bersama) dalam berfikir, bertindak dan memecahkan masalah yang dihadapi
oleh lembaga secara bersama-sama agar tujuan yang telah direncanakan
dapat direalisasikan dengan baik. Sedangkan relevansinya dengan lembaga
pendidikan Islam, peran kepemimpinan dilaksanakan oleh kepala
sekolah/madrasah yang di dalamnya melibatkan seluruh anggota dan warga
sekolah dalam menjalankan fungsi dan peran kepemimpinan tersebut dalam
mencapai tujuan bersama

7
Imam Machali, Kepemimpinan pendidikan..., h. 3.
8
Muwahid shulhan, Model Kepemimpinan kepala madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru,
(Yogyakarta: Teras, 2013), h. 11
9
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik Dan Permasalahanya, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 83
2. Pendidikan
Adapun istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan”
(hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa
Yuanani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan10. Dalam bahasa
arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti
pendidikan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan yang luas, pendidikan ialah seluruh tahapan
pengembangan kemampuan-kemampuan dan prilaku-prilaku manusia, juga
proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan11.
3. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2004). Menurut
Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni dalam
mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen (Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Secara etimologis, kata
manajemen berasal dari bahasa Inggris management. Akar kata tersebut
adalah manage atau managiare, yang memiliki makna: melatih kuda dalam
melangkahkan kakinya.

10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet.II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 1.
11
Mustika Sari, Ramadhanita, Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam, Palembang:
Jurnal Menejemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan (JMKSP), Palembang, 2019. Vol. 4, No. 1.
Hal 46-47
Selanjutnya dalam kata manajemen tersebut terkandung tiga makna,
yaitu pikiran (mind) tindakan (action) dan sikap (attitude) (Masyhud, 2014)
Dalam bahasa Arab manajemen diartikan sebagai idaarah, yang berasal dari
kata adaara, yaitu mengatur (Ma’shum dan Abidin, 1997). Al-Qur’an
sebagai kitab sumber ilmu pengetahuan juga menyebutkan makna
manajemen secara implisit dengan menggunakan kalimat yudabbiru,
mengandung arti mengarahkan, melaksanakan, menjalankan,
mengendalikan, mengatur, mengurus dengan baik, mengkoordinasikan,
membuat rencana yang telah ditetapkan (Kencana, 2000). Ramayulis (2008)
menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah
al-tadbir (pengaturan), sebagaimana firman Allah SWT, Dia mengatur
urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu
hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al-Sajadah:
5).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt. adalah
pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran
Allah swt. Dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan
Allah swt. telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah swt.
mengatur alam raya ini (Ramayulis, 2008). Tatanan kehidupan manusia dari
berbagai bentuknya secara serta merta tidak akan terlepas dengan yang namanya
manajemen dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi. Tentunya manajeme
menjadi keniscayaan bagi kehidupan manusia untuk selalu di inovasi sesuai dengan
perkembangan zaman, sehingga manajemen bisa memberi manfaat yang lebih
baik12.

12
Mustika Sari, Ramadhanita, Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam, Palembang:
Jurnal Menejemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan (JMKSP), Palembang, 2019. Vol. 4, No. 1.
Hal . 44-45
B. Teori-Teori Kepemimpinan
Sebagaimana telah di jalaskan di atas bahwa kepemimpinan muncul
bersamaan dengan peradaban manusia sejak zaman dahulu dimana orang-orang
berkumpul bersama dan bekerja bersama untuk mempertahankan eksistensi
hidupnya. Sejak itulah terjadinya kerjasama antar manusia di dunia dan
munculnya unsur kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses
mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan
pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam
pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh
konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan
organisasi tercapai.
Maka pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk
mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilaksanakannya. Menurut Stoner, (1998) semakin banyak jumlah sumber
kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akansemakin besar potensi
kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin harus bisa memadukan unsur-
unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan
kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain. Pemimpin ada
dua macam, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal. Dimana pemimpin
formal harus memiliki kekuasaan dan kekuatan formal yang ditentukan oleh
organisasi, sedangkan pemimpin informal walaupun tidak memiliki legitimasi
kekuatan dan kekuatan resmi namun harus memiliki kemampuan mempengaruhi
yang besar yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya.

Anda mungkin juga menyukai