Anda di halaman 1dari 8

MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam


Manajemen PAUD

Darmianus Harefa, Noni Kumpangpune, Ricky Ernest Tumbelaka

Institut Agama Kristen Negeri Manado,


Universitas Sam Ratulangi Manado,
Sekolah Tinggi Theologi Anderson Manado
darmianusharefa@iakn-manado.ac.id
nonistacy1st@gmail.com
tumbelakaricky@yahoo.co.id

Abstrak

Kepemimpinan Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini memiliki


tantangannya sendiri dalam mengelola dan memenejerial Lembaga Pendidikan.
Kompleksitas yanga dihadapi kepala sekolah dalam memimpin Lembaga
Pendidikan PAUD agar semua unsur dalam lembaga dapat bersama-sama secara
aktif dan optimal dalam mencapai tujuan, maka diperlukan kecakapan sebagai
pemimpin dan sekaligus manajerial. Pada penelitian ini menggunakan metode
analisis kepustakanan. Hasil dari penelitian ini memberikan argument bahwa
gaya kepemimpin kepala sekolah yang transformasional akan lebih baik dalam
mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi semua unsur dalam lembaga
pendidikan, sehingga tujuan dan visi dari lembaga pendidikan PAUD tercapai.
Pendekatan gaya kepemimpinan kepala sekolah PAUD yang transformasional
dapat secara bersama serta komponen-kompon sekolah menjadi Tim yang
saling mendukung.

Kata kunci: kepemimpinan, manajerial, gaya, transformasional.

PENDAHULUAN

Pemimpin merupakan individu yang mampu mengarahkan, mempengaruhi dan yang


dapat menggunakan wewenangnya dalam melaksanakan suatu tugas untuk mencapai sasaran
atau goal. Kepemimpinan ialah kemampuan seorang pemimpin dalam mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan, mengarahkan, mendorong serta mempengaruhi tingkah laku para anggota
kelompok dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan dalam pada Lembaga pendidkan
sangat besar pengaruhnya dalam menentukan pencapaian dari Lembaga pendidiakan tersebut.
Pengaruh kepemimpinan sangat berperan penting dalam maju nya suatu Lembaga Pendidikan
yang dikelola (Bustamante & Combs, 2011). Menurut Wahid Lembaga Pendidikan yang
berkembang dan maju serta modern memerlukan kepemimpinan yang kuat dan berkarakter
serta dapat dinilai baik (Wahid, 2018). Hal ini akan memaksimalkan azas-azas dari suatu sistim
tata Kelola dan manajemen Pendidikan yang baik. Berhasil tidaknya suatu Lembaga Pendidikan
ada pada optimalisasi sumber daya dari semua elemen dalam Lembaga organisasi Pendidikan
yang dikelola.

27
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

Sosok pemimpin menjadi sangat sentarl pengaruhnya dalam sembaga organisasi,


termasuk itu dalam Lembaga Pendidikan. Peran pemimpin dibutuhkan dalam mempengaruhi
para anggotanya dalam kegiatan merumuskan hal-hal yang menjadi kegiatan untuk mencapai
sasaran atau tujuan.(Kartini Kartono, 2003: 27).
Teori kepemimpina yang ideal dan modern telah banyak dibahas dan diperbicangkan
serta diperdebatkan. Peran pemimpin dianggap sangat sentral dalam kehidupan organisasi
yang mempengaruhi keadilan, kesejahteraan juga dalam memproduksi karya-karya nyata dalam
sebuah lembaga. Pemimpin yang kuat dan berkarakter adalah pemimpin yang memiliki
integritas dalam mengelola Lembaga organisasi yang dipimpinnya. Kualifikiasi intelektualitas
seorang pemimpin pada prisipsinya jauh lebih baik daripada manusia pada umumnya.
Kecapakan seorang pemimpoin dalam menata organisasi akan diuji pada sejauh mana
pemimpin mengenal, memahami dan bertindak sesuai akan hakikat manusia dan kehidupan. ..
Dalam mewujudkan generasi yang yang lebih baik dan memiliki kualitas maka
Lembaga Pendidikan perlu memiliki arah yang jelas dalam visi dan misinya. Karena itu
Lembaga pendidian harus mampu melahirkan manusia-manusia yang cakap secara intelektual
dan membimbing mereka dalam nilai-nilai budaya yang kuat. Generasi yang kuat hanya
dihasilkan melalui proses pembentukan karakter dan mental yang kuat serta daya nalar yang
bisa dioptimlakan. Untuk menciptakan generasi yang unggul ini maka Lembaga Pendidikan
memerluakan figure memenuhi kualifiaksi pengelola dan pendidik yang cakap serta
prosefesional di bidangnya, maka manajemen pendidikan mampu bersinergi mengasilan
generasi yang baik, kuat secara karakter dan unggul dalam berbagai kompetisi. Ada banyak
model kepemimpina yang menjadi pilihan-pilihan yang terbaik yang bisa digunakan oleh para
pemimpin dalam mengelola oraganisiasinya, sehingga kepemimpinannya diharapkan menjadi
lebih efektif dan efesien. .
Pemimpin dalam satu Lembaga Pendidikan PAUD dikenal sebagai kepala sekolah.
Peran kepala sekolah dalam fungsinya sebagai pemimpin menjadi sangat sentral dalam
meningkatkan serta memastikan visi misi Lembaga Pendidikan tercapai. Dan bagaimana gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam menata Lembaga yang dipimpinanya agar semua sumber
daya yang ada menjadi optimal.
Maka tujuan dari penelitian ini untuk memberi jawaban tentang gaya kepemimpinan
transformasional dalam manajemen Pendidikan anak usia dini. Banyak permasalahan dalam
dunia pendidikan yang semakin kompleks, maka diperlukan pendekatan gaya kepemimpinan
yang baik yang melibatkan semua unsur untuk optimal dalam pengelolaan dunia Pendidikan
khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Melalui metode penelitian ini,
maka diharapkan dapat menemukan sumber-sumber pustaka alternatif yang digunakan untuk
mendukung ide-ide penulis dalam penciptaan dan pengembangan tulisan ini..

Azas Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang ada didepan yang akan memberikan arahan dan
mempengaruhi orang-orang khususnya orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin adalah
seseorang yang menempati posisi didepan, yang perannya mengatur, mengarahkan,
mengorganisir dan memprakarsai tingkah laku sosial dimasyarakat. Secara formal dapat
didefinisikan seorang Pemimpin adalah figur yang mempunyai kepandaian, kecakapan dan
kemampuan lebih yang menjadikan dirinya lebih unggul dari yang lain. Menurut Nawawi dalam
Djafri (E. Mulyasa, 2015) Kepemimpinan bisa diartikan sebagi kemampuan sesorang dalam
memotivasi beberapa golongan (dua golongan atau lebih) agar berproses dan bertindak menuju
sasaran bersama. Hal ini juga dikemukakan oleh Djafri yang mengutip pendapat Robbins (E.

28
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

Mulyasa, 2015) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha mempengaruhi individu


atau kelompok dalam membimbing dan menuntun untuk mencapai sasaran tertentu. Dan
menurut pendapat Koehler dalam Djafri (E. Mulyasa, 2015) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu kegiatan membujuk dan mengarahkan seorang individu atau suatu
kelompok dalam pencapaian sasaran tertentu dan pada situasi tertentu. Jadi kepemimpinan ada
suatu proses mempengaruhi seseorang atau kelompok tertentu dan sekaligus upaya mefasilitasi
bagaimana mencapai tujuan dan sasaran bersama.
Kepemimpinan sebagai usaha membujuk (inducing) orang-oarang untuk bertindak
dengan tepat pada pencapaian sasaran. Seorang pemimpin harus cakap dalam
Merumuskan strategi untuk membujuk dan mengajak orang lain untuk bertindak sesuai
keinginan pemimpin .Hal ini akan jauh lebih baik lagi jika “kepemimpinan kepala sekolah tidak
menerapkan pola kepemimpian kekuasaan tetapi sebaliknya mengutamakan cara-cara yang
mengedepankan kerjasama fungsional (Suyanto; 2001:9)
Griffin dalam Djafri (E. Mulyasa, 2015) berkata bahwa dalam kepemimpinan dapat
dilakukan dengan dua cara (1) Sebuah proses yang melibatkan penggunaan pengaruh non-sanksi
yang dapat membentuk tujuan organisasi, mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai
tujuan tersebut, dan berkontribusi pada pengembangan budaya kerja kelompok atau organisasi.;
dan (2) Dalam suatu sifat-sifat yang ada didefinisikan sebagai suatu ciri khas yang merupakan
atribut seseorang yang disiapkan sebagai pemimpin.
Dari penjelasan para ahli diatas dapat simpulkan bahwa dalam kepemimpinan ada dua
unsur yang penting, yaitu (1) pengaruh dan (b) ketercapaian Sasaran/tujuan. Dalam upaya
mempengaruhi akan lebih mudah diarahakan apabila kesesuaian dengan ketepatan pada Tujuan
yang direncanakan.

Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam struktur dan
pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan pendidikan, mengelola sekolah, mengawasi anggota tim pendidikan
lainnya, serta menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana. Maka dapat dijelaskan
kepala sekolah bertanggung jawab dalam mengelola Lembaga Pendidikan yang dipimpinnya
dalam kegiatan Pendidikan, tata Kelola dan pembinaan dan motor penggerak bagi Lembaga
tersebut
Gaya Kepemimpinan kepala sekolah menjadi suatu daya tarik tersendiri untuk diteliti,
Menurut Wahjosumidjo dalam Librianty (Librianty, 2019) Kepala PAUD atau TK adalah
“individu yang mendapat mandat tanggung jawab untuk memimpin dan mengelola PAUD atau
TK”. Dalam hal ini kepala sekolah ditutut memiliki kecakapan memimpin demi kemajuan
sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah harus memiliki kualifikasi tertentu sebagai
pemimpin sehingga dapat mengelola dan memimpin organisasi dalam hal ini Lembaga
Pendidikan.

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah membutuhkan keterampilan kepemimpinan


yang dikenal dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni membimbing yang
memungkinkan pemimpin untuk mengontrol dan mengkoordinasikan secara terpola dan
terstruktur serta mempengaruhi anggota yang terlibat. Dampaknya akan memberikan organisasi
suatu pencapaian tujuan yang lebih optimal. Manajer adalah kemampuan pemimpin untuk
membuat setiap orang yang terlibat dalam organisasi bergerak menuju tujuan berdasarkan
kesadaran dan kepatuhan terhadap pembagian kerja yang diberikan, dan memahami dengan
jelas hak dan wewenang sebagai bagian yang diarahkan. Pemahaman akn hal ini mengilhami
kesadaran dan kerelaan dalam budaya kerja sama semua anggota yang terlibat. Dalam suatu
Lembaga sekolah, kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang mendapat mandate untuk
memimpin dan mengelola sekolah. Pendekatan Pola kepemimpinan yang digunakan kepala

29
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan maju tidaknya sekolah. Maka
dalam hal ini pola kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Lembaga Pendidikan
menjadi hal yang serius untuk diteliti.
Kepemimpinan sebagi sebuah proses, berusaha untuk mempengaruhi anggota lain
secara sosial. Hal ini memungkinkan setiap anggota yang terlibat untuk melaksanakan perintah
dan bekerja dengan loyalitas tinggi terhadap realisasi apa yang dirancang dan direncanakan
oleh pemimpin. Kepemimpinan adalah bagian dari ranah manajemen, dan manajemen memiliki
arti yang lebih luas daripada kepemimpinan (Siagian, 1989). Ikatan ini berdampak pada
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan apa yang telah dikonseptualisasikan bersama dalam
optimalisasi pengelolaan lembaga pendidikan.

Gaya Kepemimpinan
Pemimpin yang berhasil dalam tata Kelola Lembaga Pendidikan yang dipimpin akan
sangat ditentukan dengan pendekatan kepemimpinan apa yang digunakan oleh sosok pemimpin
tersebut. Pendekatan kepemimpinan yang digunakan dikenal dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan adalah sikap dan cara yang dihasilkan dari kombinasi filosofi,
keterampilan, sifat, dan gaya yang sering diadopsi oleh pemimpin ketika mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya. Rivai berpendapat (2014:42), gaya kepemimpinan adalah
seperangkat karakteristik yang digunakan eksekutif untuk mempengaruhi bawahannya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Atau juga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan perilaku yang disukai dan polanya sering digunakanoleh pemimpin.

Kepemimpinan Dengan Manajerial Pendidikan Anak Usia Dini


Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam dalam suatu Lembaga organisasi Pendidikan
anak usia dini pada saat yang sama juga menjadi seorang manajer yang mengatur tata laksana
Pendidikan dengan Sebuah proses atau kerangka kerja yang melibatkan usaha membimbing
dan mengarahkan sekelompok orang menuju tujuan oragnisasi yang ditetapkan disebut
manajemen (Terry & Rue, 2009).Dapat dikatakan bahwa Fungsi manajemen ini memiliki tugas
untuk merencanakan, mengatur, memanipulasi, dan mengendalikan bagaimana tim mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam memaksimalkan fungsi pengelolaan maka unsur-unsur yang ada dalam
Lembaga Pendidikan harus terintegrasi. Semua proses yang dimulai dari perencanaan,
implementasi sampai pada evaluasi saling berkaitan. Manajemen yang baik adalah Ketika
semua kompen yang ada dilibatkan secara aktif dengan sumber daya yang ada dioptimlkan
untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan. Kedudukan Kepala sekolah sebagai pemimpin
merupakan kedudukan yang strategis dimana ia memenuhi perannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kepala sekolah menjadi agen dan pelaksana pembaruan yang
berwibawa, memiliki pengaruh kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan dan harapan
lembaga pendidikan, memiliki disiplin yang tinggi, memiliki pengetahuan manajemen
intelektual, dan emosional, mandiri, kompetitif dan berkomitmen dalam bidang pendidikan.
Kepala sekolah dalam mengelola Lembaga Pendidikan, pada prinsipnya mampu mengorganisir,
memotivasi dan mendorong semua pihak terkait untuk sama-sama berkontribusi secara optimal.
Kepala sekolah dapat memanfaatkan potensi dan sumber daya lembaga pendidikan yang
dikelolanya secara maksimal. Pemberdayaan pada hakikatnya merupakan proses kemandirian
dimana setiap individu dianggap sebagai manusia yang cerdas, unggul, dan mandiri dengan

30
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

pengetahuan tentang kreativitas, selera dan karsanya. Hal ini akan sangat membantu efektifitas
kepemimpinan supervisor (E. Mulyasa, 2015). Dengan demikian kualitas kepemimpinan dan
kemampuan manajerial kepala sekolah Pendidikan anak usia dini ada dua hal yang menentukan
dalam mencapai visi dan tujuan organisasi Pendidikan.

PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI.
Untuk tercapainya visi dan tujuan Lembaga organsisasi Pendidikan Anak Usia Dini,
kepala sekolah harus dapat memenuhi kualifikasi dan kematangan sebagai pemimpin dan juga
manajerial. Nurkolis dalam librianti (Librianty, 2019) menyatakan : Di Tingkat sekolah, Kepala
sekolah memainkan Peran sentral dalam memfasilitasi Perkembangan dan kemajuan sekolah.
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas dan tanggung jawab
dalam program sekolah, kurikulum, keputusan, serta pencapain dari tim yang ada. Kepala harus
mampu dan cakap memimpin kelompok ketika mendelegasikan pekerjaan dan wewenangnya.
Sebagai pemimpin sangat perlu bagi kepala sekolah meningkatkan kualitas kepemimpinnya
dengan baik. Hal ini disebabkan sebagai tuntutan tanggung jawabnya, sebagai pemimpin dengan
keterampilan profesional terlepas dari kerumitan tantangan yang dihadapinya.. Dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin dan segaligus sebagai manajerial, gaya
kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi komponen-komponen lainnya dalam
mendukung secara optimal. Dalam fungsinya sebagai pemimpin, maka kepala sekolah
Pendidikan anak usia dini dalam usaha memimpin dan menata sekolahnya harus memahami
tugasnya sebagai berikut:

1. Administrator, yaitu harus mampu mengelola pendidikan di sekolahnya.


2. Supervisior, Yaitu kemampuan untuk mengawasi bawahan dalam Pelaksanaan Tugas
Dan wewenang Yang dilimpahkan kepada mereka.
3. Edukator, berfungsi untuk bertindak sebagai pendidik yang baik bagi guru sekolah
maupun siswa.
4. Manajer, yaitu memiliki kemampuan mengelola semua sumber daya yang ada di
sekolah untuk mencapai visi dan misi sekolah.
5. Seorang pemimpin, yaitu seorang pemimpin, yang baik bagi bawahannya, dan dapat
menjadi teladan atau panutan bagi bawahannya
6. Sang inovator, yakni dengan cepat dan mudah menyesuaikan dengan kemajuan jaman.
Dan berinovasi terus menerus dalam berkaya sebagai pemimpin.
7. Motivator yaitu mampu mendorong seluruh komponen organisasi sekolah untuk lebih
lagi dalam prestasi akademik dan mencapai harapan visi dan misi sekolah..

Dalam implementasi fungsi dan tugas ini, gaya kepemimpinan menjadi hal yang
menentukan dalam fungsinya sebagai kepala sekolah. Gaya kepemimpinan menurut
Ratnaningsih dalam (Senny et al., 2012) merupakan kode etik yang digunakan manajer untuk
mengontrol perilaku orang lain sesuai dengan keinginan mereka. Pendapat lain Burn dari
Ratnasingsih Burn (Senny et al., 2012) bahwa gaya kepemimpinan dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu gaya kepemimpinan transformatif dan gaya kepemimpinan transaksional. Dua
model kepemimpinan tersebut merupakan dua hal yang tidak sama (bertentangan), tetapi perlu,
penting dan juga sangat dibutuhkan. Gaya kepemimpinan tranformasional menekankan pada

31
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

Kepemimpinan dengan tingkat kesadaran emosional, manajemen diri, dan kesadaran sosial yang
tinggi dalam menghadapi hubungan kerja. Bass dalam Nadeak (Pendidikan, n.d.) menyatakan
Pertukaran kepemimpinan transformatif antara bawahan dan eksekutif lebih dari sekedar
pertukaran seperti kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transformatif juga mencakup
membangun hubungan yang lebih erat antara pemimpin dan pengikut. Dalam kepemimpinan
transformasional, pemimpin membantu pengikut mengidentifikasi kepentingan yang lebih
penting dalam misi dan visi organisasi atau kelompok daripada diri mereka sendiri. Melalui
pengembangan kepercayaan diri pengikut, kualitas diri, dan harga diri pengikut, pemimpin
diharapkan memiliki pengaruh yang kuat pada identifikasi, motivasi, dan pencapaian tujuan dari
setiap anggota.. Kepemimpinan yang menggerakan dengan pengaruh yang kuat melalui relasi
yang tercipta dengan baik antar pemimpin dan bawahan, antara kepala sekolah dan unsur-unsur-
unsur lainnya. Selain itu, Bass menguraikan pendapatnya dalam Nadeak bahwa ada empat
elemen yang mendasari kepemimpinan transformasional, yakni:
1. Charisma: Kharisma seorang pemimpin transformasional adalah terlihat dari sudut
pandang seorang pengikut dan dampknya pemimpin karismatik memiliki banyak
pengaruh yang dapat menggerakkan dan menginspirasi bawahannya dengan visi
yang dapat dicapai melalui kerja keras.
2. Inspirasi: Pemimpin yang menginspirasi dapat mengembangkan tujuan bersama dan
mendapatkan konsep yang lebih baik tentang apa yang mereka rasa penting dan
benar. Hal ini memungkinkan para pemimpin untuk tumbuh secara bermakna dan
meningkatkan harapan positif tentang apa yang perlu mereka lakukan.
3. Stimulasi Intelektual: Pemimpin membantu bawahan memikirkan masalah lama
dengan cara baru.
4. Pertimbangan individu: Manajer harus dapat memperlakukan bawahan mereka
secara berbeda tetapi tetap dengan azas keadilan,tidak hanya memperhatikan
bawahan mengenali kebutuhan mereka dan cara meningkatkan perspektif mereka,
Pemimpin juga meningkatkan infrastruktur dalam mencapai sasaran. Ini dapat
digunakan untuk mencapai tujuan Anda secara efektif dan memberikan pekerjaan
yang menghadirkan tantangan-tantangan yang baru.
Kepemimpinan kepala sekolah dengan pendekatan gaya kepemimpinan tranformasional
akan lebih muda mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya untuk bisa lebih optimal dalam
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Hal ini juga dikemukakan oleh Bass dalam
Nadeak(Pendidikan, n.d.) bahwa “Tingkat perubahan seorang pemimpin diukur dari keterkaitan
pengaruh pemimpin terhadap bawahannya. “Dampak yang dirasakan dari pemimpin
transformasional meliputi kepercayaan, kekaguman, loyalitas, dan rasa hormat terhadap
bawahannya. Kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan lebih efektif
dalam memimpin sekaligus memenejerial karena unsur-unsur yang dipimpinnya akan lebih
mudah digerakkan dan bekerja dengan optimal.
Kepala sekolah dengan pendekatan kepemimpinan tansformasional dapat menggerakan
seseorang atau kelompok atas nama kepentingan bersama telah menyepakati agar pengelolaan
pendidikan Usia Dini dapat dilaksanakan secara lebih dinamis. Apa yang dilakukan
kepala sekolah, dengan memobilisasi pengikutnya untuk berpartisipasi
secara aktif, adalah bagian dari kepemimpinan dan manajemen dalam memastikan
proses pendidikan anak usia dini. Yang meningkatkan rasa memiliki serta kesadaran akan
tangung jawab dan tugas yang telah dipercayakan kepada setiap anggotanya.
Pengelolaan Lembaga atau organisasi Pendidikan tentunya akan mencakup berbagai
unsur. Dan peran gaya kepemimpinan transformasional menjadi salah satu opsi dalam
optimalisasi pencapaian visi dan misi Lembaga pendidikan. Pola pikir yang tumbuh dengan

32
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

tuntutan zaman membutuhkan pemimpin yang kreatif, cerdas dan arif yang dapat memotivasi
anggota untuk meningkatkan kinerjanya. Gaya Kepemimpinan transformasional adalah salah
satu solusi untuk hal ini dalam meningkatkan kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah
Pendidikan anak usia dini.
Ada enam hal penting alasan gaya kepemimpinan transformasional perlu bagi
organisasi Pendidikan Anak usia dini, yaitu : (a) Menumbuhkan kinerja organisasi secara lebih
baik; (b) menjaga hubungan positif dengan orientasi pemasaran dalam jangka panjang dan fokus
pada kepuasan pelanggan; (c) meningkatkan komitmen karyawan terhadap lembaga organisasi;
(d)pola perilaku bawahan dalam organisasi semakin tumbuh ( e) kepercayaan karyawan
terhadap pemimpin meningkat, dan (f) beban karyawan berkurang dan kesejahteraan
meningkat.
Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang transformasional dalam organisasi
pendidikan perlu memperhatikan hal-hal berikut: Pertama, mengacu pada nilai-nilai dasar yang
ada dalam organisasi, Kedua, mempertimbangkan nilai yang tertanam dalam sistem organisasi,
Ketiga, mengeksplorasi budaya yang ada dalam organisasi, dan Keempat, aturan pendidikan
harus memperhatikan aturan yang lebih tinggi.
KESIMPULAN
Kepemimpinan kepala sekolah yang transformasional dapat menumbuhkan kualitas
tata kelola pendidikan anak usia dini. Hal ini juga dapat mengoptimalisaisikan peran dari semua
unsur-unsur dari Lembaga Pendidikan yang ada. Untuk lebih maksimalnya proses pendidikan
Anak Usia Dini menjadi lebih baik ketika kepala lembaga PAUD memelihara relasi yang baik
dengan anggotanya, memotivasi mereka untuk terus berkembang, menumbuhkan rasa memiliki
pada lembaga dan mendorong mereka untuk memperjuangkan kepentingan bersama daripada
kepentingan individu. Tetapi pada saat yang sama juga mempertahankan nilai moral yang
tinggi untuk memastikan bahwa semua kegiatan dan pendidikan yang terjadi dalam pendidikan
Anak Usia Dini dilakukan secara efektif dan efisien. Kepemimpinan transformasional dengan
standar moral dan etika yang tinggi dapat menginspirasi dan menjadi contoh bagi semua
pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa untuk meniru dan memotivasi sekaligus terinspirasi
oleh apa yang dilakukan para pemimpin. Kepemimpinan transformasional menjadi salah satu
pilihan yang dapat mewakili pengelolaan pendidikan anak usia dini atau jenjang pendidikan
lainnya secara efektif. Kekurangan kepemimpinan transformasional adalah ketika pemimpin
menggunakan gaya ini, tetapi kepribadiannya lemah pada standar etika dan moral yang tidak
dapat diteladani, serta karakter dan pengetahuan yang seimbang dan itu dapat mengganggu
kelangsungan kepemimpinan. Oleh karena itu, teori ini dapat dipakai secara efektif ketika para
pemimpin mengenal diri mereka dengan baik dan berusaha mengoptimalkan kecerdasan dan
sumber daya mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Danim dan Suparno 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta.

E. Mulyasa.(2015). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

33
MONTESSORI JURNAL PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

Kartono, K. (2011). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.


Rajawaligrafindo Persada.
Librianty, N. (2019). Studi Tentang Peran Kepemimpinan Kepala PAUD. Aulad : Journal on
Early Childhood, 2(1), 8–16. https://doi.org/10.31004/aulad.v2i1.11
Pendidikan, O. (n.d.). KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU (Issue 2).
Senny, M. H., Wijayaningsih, L., & Kurniawan, M. (2012). Penerapan Gaya Kepemimpinan
Transformasional Dalam Manajemen PAUD di Kecamatan Sidorejo Salatiga. 197–209.
Siagian, S. P. (1989). Fungsi-fungsi Manajerial. Bina Aksara.
Suyanto, “Forum Otonomi Pendidikan: kepemimpinan kepala Sekolah Sekolah”, Jakarta,
Kompas, 23 Maret 2001
Terry, G. R., & Rue, L. W. (2009). Principles of Management, terj. Winardi,
Azas- Azas Manajemen.

34

Anda mungkin juga menyukai