Anda di halaman 1dari 21

KEPIMPINAN DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Mata kuliah: Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Fahmi, M.Pd.I

NIDN. 0209058105

Disusun oleh: Kel. 7/PIAUD 4

Ade Merly Anggraini (1930210076)

Dea Suryani (1930210135)

Dini Novitasari (1930210074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2020
KEPEMIMPINAN DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

1. Ade Merly Anggraini


2. Dea Suryani
3. Dini Novitasari

Abstrak: Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi,


mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan atau
sekolah secara efektif dan efisien. Agar tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan
efisien dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Ada tujuh karekateristik
kepemimpinan kepala sekolah efektif: (1) memiliki visi yang jelas, (2) memiliki harapan
tinggi terhadap prestasi ; (3) memprogramkan dan memberikan umpan balik yang positif dan
konstruktif , (4) mendorong pemanfaatan waktu secara efisien, (5) mendayagunakan berbagai
sumber belajar, (6), memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok, (7), melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Pendidikan, dan Sekolah


A. PENDAHULUAN

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan ideal untuk direalisasikan


melalui sistem pendidikan nasional. Dalam sistem sekolah, terjadi proses interaksi antara
kepala sekolah, guru, pegawai, pengawas, komite sekolah serta murid. Semua proses interaksi
berlangsung, karena dipengaruhi fungsi pengorganisasian, pembagian tugas, komunikasi,
motivasi, kewenangan dan keteladanan.

Kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin, manajer, pendidik, pengawas, dan


motivator bagi guru-guru dalam proses kependidikan melalui pembelajaran dan latihan. Guru
berinteraksi dengan sesama guru dan murid dalam kegiatan pembelajaran. Demikian pula ada
pola komunikasi di dalam interaksi ini sebagai inti kegiatan kemanusiaan mengembangkan
potensi anak didik menuju kedewasaan dalam makna yang luas sehingga dapat mengisi peran
sesuai dengan sistem sosial

Untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan peran sosial sekolah, maka peran
kepemimpinan pendidikan harus berjalan optimal. Secara operasional kepemimpinan
pendidikan harus berlangsung efektif bagi kemajuan organisasi sekolah. Pada era informasi
saat ini, keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi sekolah sebagian besar ditentukan oleh
mutu kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang diserahi tanggungjawab sebagai
pemimpin dalam suatu organisasi sekolah. Untuk itu kepemimpinan pendidikan perlu
diberdayakan dengan cara meningkatkan kemampuannya secara fungsional, sehingga mampu
berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tujuannya.

Tulisan ini akan membahas tentang kepemimpinan pendidikan di Sekolah yang


mencakup: konsep kepemimpinan, (pengertian kepemimpinan, unsur-unsur kepemimpinan,
dan peran kepemimpinan) dan kepemimpinan pendidikan di sekolah (pengertian
kepemimpinan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah).
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Kepemimpinan dalam Administrasi Pendidikan

1. Konsep Kepemimpinan
2. Gaya kepemimpinan
3. Kepala Sekolah sebagai Administrator
4. Tugas Kepala Sekolah sebagai Administrator
5. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
6. Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor

C. KERANGKA TEORI
D. PEMBAHASAN
1. KONSEP KEPEMIMPINAN
1) Pengertian Kepemimpinan
Secara sederhana kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi orang lain Hal ini berarti kepemimpinan merupakan
suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti
keinginan seorang pemimpin.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam
situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
kepemimpinan adalah kemampuan untuk memperoleh tindakan pekerjaaan dengan
penuh kepercayaan dan kerjasama. Dalam menjalankan kepemimpinannya seorang
pemimpin memiliki gaya-gaya sendiri. Pendapat Overton menekankan fokus
kepemimpinan terhadap kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari orang lain.
berpendapat bahwa: “kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang
atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Pendapat Hersey dan
Blanchard menekankan makna pimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain
mencapai tujuan dalam suatu situasi. Kepemimpinan juga dapat berlangsung di mana
saja.

Menurut Syafaruddin,pemimpin dipercaya oleh yang dipimpin karena otoritas dan


kemampuannya untuk memberikan pengaruh kepada anggota untuk melakukan sesuatu.
Orang yang menjalankan proses kepemimpinan disebut pemimpin. Sedangkan orang yang
dipimpin disebut anggota atau pengikut (folowwers). Dalam berbagai tindakannya
seorang pemimpin mempengaruhi anggota, karena itu, peran para pemimpin sangat
signifikan dalam menentukan arah dan kualitas kehidupan manusia, baik dalam keluarga,
masyarakat, bangsa, serta negara.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan


mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk
membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Ada beberapa
faktor yang dapat menggerakkan orang, yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan
bujukan.

Dalam perkembangan modern, keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian


besar ditentukan oleh mutu kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diangkat atau
diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin di masyarakat atau dalam suatu organisasi.
Para pemimpin harus memiliki keterampilan dan sifat-sifat yang baik sebagai syarat bagi
seorang pemimpin dalam organisasi tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


adalah proses mempengaruhi individu atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu
dengan sukarela sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, dalam
proses kepemimpinan itu, ditemukan ada fungsi pemimpin yang memberi pengaruh, ada
pengikut (anggota) yang menerima pengaruh dan ada aktivitas dan ada suatu situasi di
mana kepemimpinan tersebut berlangsung.

2) Unsur-Unsur Kepemimpinan
Kepemimpinan berlangsung di dalam sebuah organisasi yang dalam arti statis
merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisasi. Di dalam struktur itu
terdapat unit-unit kerja sebagai hasil kegiatan pengorganisasian berupa pembidangan
dan pembagian pekerjaan (tugastugas) sejenis atau serumpun ke dalam satu unit kerja.
Hasil kegiatan pengorganisasian berupa unit-unit kerja ditempatkan pada posisi
beringkat sesuai dengan berat ringannya beban kerja dan tanggung jawabnya. Dengan
demikian tersususn unit kerja secara brjenjang atau bersifat vertikal yang setiap
unitnya dipimpin seorang pemimpin. Sedangkan secara keseluruhan dipimpin seorang
pimpinan puncak yang posisinya berada paling atas
Proses kepemimpinan mengandung lima unsur mencakup: 1) pemimpin
adalah orang yang mengarahkan pengikut, melahirkan kinerja/aktivitas, 2) pengikut
adalah orang yang bekerja dibawah pengaruh pimpinan, 3) konteks adalah situasi
(formal atau tidak formal, social atau kerja, dinamis atau statis, darurat atau rutin,
rumit atau sederhana sesuai hubungan pemimpin dan pengikut, (4) proses adalah
tindakan kepemimpinan, perpaduan memimpin, mengikuti, bimbingan menuju
pencapaian tujuan, pertukaran, membangun hubungan dan (5) hasil adalah yang
muncul dari hubungan pemimpin, pengikut dan situasi (rasa hormat, kepuasan dan
kualitas produk.
 Unsur-unsur utama sebagai esensi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a. Unsur pemimpin atau orang yang mempengaruhi;
b. Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi;
c. Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses mempengaruhi;
d. Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi;
e. Unsur perilaku/kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.
Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau suatu kelompok
untuk mencapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan oleh pihak lainnya. Praktik kepemimpinan berkaitan dengan
mempengaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain baik secara individual maupun
kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui kepemimpinan merujuk pada
proses untuk membantu mengarahkan dan memobilisasi orang atau ide-idenya.
Unsur-unsur yang ada dalam kepemimpinan itu antara lain adalah pemimpin,
pengikut dan situasi tempat dimana berlangsungnya proses kepemimpinan. Hal ini
berarti dalam proses kepemimpinan terkandung interaksi tiga faktor penting, yaitu
fungsi pemimpin, pengikut (anggota), dan situasi yang melingkupinya. Menurut
Owens ada dua hal penting dalam kepemimpinan, yaitu:
a. Kepemimpinan adalah suatu kelompok fungsi, yang terjadi tidak hanya dalam
proses dua orang atau lebih yang berinteraksi;
b. Pemimpin dimaksudkan berusaha untuk mempengaruhi perilaku dari
orangorang lain. Pemimpin dalam organisasi adalah orang yang diserahi tugas
dan tanggung jawab untuk memimpin organisasi. Pemimpin memiliki
kemampuan merancang strategi dan mengkoordinasikan sumber daya dengan
bersikap kooperatif untuk memperlancar pekerjaan dalam mencapai tujuan.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa unsur yang terkandung
dalam proses kepemimpinan organisasi adalah ada unsur pemimpin yang memiliki
fungsi untuk memberikan pengaruh, ada anggota atau kelompok orang yang
menerima pengaruh sehingga melakukan kegiatan dan ada situasi lingkungan yang
mengitari orang untuk melakukan kegiatan.

1. Peran Kepemimpinan
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan berkaitan dengan
tugas seseorang dalam kedudukan pada suatu unit sosial. Peran dapat juga diartikan
sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari orang dalam posisi tertentu.
Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta
harapan bagaimana penanggung peran berperilaku. Fakta bahwa organisasi
mengidentifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dan perilaku peran yang diinginkan
yang berjalan dengan seiring pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan
mengenai peran penting dalam perilaku bawahan .
Menurut peran adalah sama dengan perilaku dalam kedudukan tertentu dan
mencakup perilaku itu sendiri dan sikap serta nilai yang melekat dalam perilaku.
Peran adalah harapan-harapan yang merupakan ketentuan-ketentuan tentang perilaku
atau aktivitas yang harus dilakukan seseorang dalam kedudukan tententu, dan perilaku
aktual yang dijalankannya pada organisasi atau masyarakat. Ada kaitan antara peran
dengan perilaku. Peran menuntut adanya aktivitas atau perilaku yang sesuai dengan
yang diharapkan. Intinya adalah dalam setiap kedudukan ada peran yang dimainkan
dengan terungkap melalui berbagai perilaku yang ditampilkan
Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang
diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.
Dalam aplikasinya, peran kepemimpinan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1
a. Servan (pelayan). Memberikan pelayanan pada anak buahnya untuk mencari
kebahagiaan dan membimbing mereka menuju kebaikan;
b. Guardian (penjaga). Menjaga komunitas Islam dari tirani dan tekanan.
Seperti diungkapkan pada Sahih Muslim No. 4542, yaitu: “pemimpin bagi
muslim adalah perisai bagi mereka”
 Menurut Nanus ada empat peran kepemimpinan efektif, yaitu
1. Penentu arah. Pimpinan harus mengembangkan visi dan membagi semua
orang untuk mewujudkannya.
2. Agen perubahan. Untuk memerankan sebagai agen perubahan, pemimpin
harus mampu mengantisipas perkembangan dunia luar, menilai implikasi
untuk pelaksanaan dan permbedayaan orang menuju perubahan.
3. Juru bicara, pemimpin harus mampu bernegoisasi dengan organisasi lain,
membangun jaringan kerja, memberikan gagasan sumber daya atau informasi
bagi organisasi.

³Veitzal, Rivai. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta: Rajawali Press, 2003). Hal 34
4. Pelatih, pemimpin harus memberdayakan staf dan pegawai agar bersemangat
mengejar visi. Sebagai pelatih pemimpin juga menjadi teladan dalam usaha
mewujudkan visi menjadi kenyataan.
 Covey membagi peran kepemimpinan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Pathfinding (pencarian alur); peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti;
b. Aligning (penyelaras); peran untuk memastikan bahwa struktur, system, dan
proses operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan
misi;
c. Empowering (pemberdaya); peran untuk menggerakkan semangat dalam diri
orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan kreativitas laten
untuk mampu mengerjakan apa pun dan konsistem dengan prinsip-prinsip
yang disepakati

2. GAYA KEPEMIMPINAN

Seseorang yang mempunyai sebuah karakter dalam kepemimpinan biasanya


mempunyai suatu visi dan misi yang jelas dan kemudian akan mengekspresikan visi dan misi
mereka terhadap kelompok mereka berguna sebagai mengubah visi misi menjadi visi dan
misi kelompok. Terdapat 8 jenis gaya dalam kepemimpinan yang perlu diketahui. Terdapat
pada tingkat efektivitas juga tergantung pada berbagai faktor, contohnya ialah dari otoritas,
tujuan, budaya perusahaan, dan lain sebagainya.

 Adapun jenis-jenis dalam gaya seorang kepemimpinan ialah:

1. Kepemimpinan Strategis

Gaya kepemimpinan strategis merupakan antara tugas atau sebuah tujuan yang ingin
dicapai dan adanya sebuah peluang untuk berkembang dari tugas yang telah ditetapkan.
Manajer seperti ini akan berusaha memberikan kompensasi dan memastikan kondisi kerja
tetap kondusif dan stabil untuk semua.

2. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter merupakan suatu kebalikan dari kepemimpinan demokratis.


Pemimpin dengan gaya ini ialah seorang pemimpin yang begitu absolut. Gaya dalam
kepemimpinan nya tercermin dalam bagaimana seorang pemimpin membuat sebuah
keputusan tanpa memikirkan adanya orang-orang yang dipengaruhi dengan pilihan yang telah
dibuat.

3. Kepemimpinan Transformasional

Seorang pemimpin dengan gaya transformasi selalu berusaha untuk bagaimana


mengubah tim nya menjadi akan lebih baik. Perubahan ini dapat berupa sebuah keterampilan
tambahan dan kemampuan untuk melakukan lebih banyak pekerjaan yang lebih
cepat.Pertama, tim yang dipandu menerima pesanan pertama dengan beban kerja standar dan
tenggat waktu yang panjang untuk pekerjaan itu. Jika merasa bahwa tim dapat mulai
mengerjakan target, seorang pemimpin tersebut mulai menetapkan waktu yang lebih cepat.

4. Kepemimpinan Birokrasi

Satu kata untuk jenis kepemimpinan tersebut, yakni aturan. Dalam menjalankan
tugasnya dalam pengelolaan sekelompok orang, direktur ini akan mengacu terhadap SOP dan
ketentuan yang masih berlaku. Jenis kepemimpinan ini tidak akan menyukai perubahan dan
solusi sebagai menyelesaikan suatu masalah. Pendekatan para pemimpin birokrasi pada
umumnya bersifat konservatif dan sangat berhati-hati dalam pengambilan sebuah keputusan.

5. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan yang demokratis merupakan seorang pemimpin yang dapat


memperhitungkan dalam masukan-masukan dari orang-orang yang telah dipimpinnya
sebelum membuat keputusan.Mengekspresikan suatu pendapat yakni dengan cara bebas.
Dengan masukan, para pemimpin dapat mengidentifikasi sebuah masalah dari sudut yang
berbeda, dapat mengidentifikasi masalah dan dapat menyelesaikan masalah yang real atau
nyata.

6. Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin dengan gaya karismatik secara alami dapat menggeser periode atau tim
mereka untuk mencapai sebuah tujuan mereka. Karisma seseorang pada umumnya muncul
dari suatu lingkungan di mana ia tumbuh dan nilai-nilai sosial yang dianggapnya penting.Para
pemimpin karismatik secara praktis dilahirkan sebagai pemimpin. Sulit untuk mengubah
seorang pemimpin dari gaya yang berbeda menjadi pemimpin yang karismatik.
7. Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan delegatif merupakan sebuah gaya dalam kepemimpinan di mana


terdapat seorang pemimpin yakni memberikan wewenang terhadap tim yang tekah
dipimpinnya dalam memenuhi tanggung jawab dan tugasnya.Cara memimpin yakni biasanya
akan ditunjukkan oleh perusahaan pemula yang masih berkembang dan membangun budaya
kerja yang sejalan dengan visi dan misi yang akan dibangun.

8. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional akan dihargai jika tim yang dipimipinnya berhasil
bekerja dengan memuaskan dan sejalan dengan tujuan dan arahan tersebut.

Seseorang pemimpinan dapat mempunyai sebuah karakter dalam kepemimpinan


biasanya mempunyai satu visi dan misi yang jelas. Dapat memengaruhi orang lain dalam
pekerjaraan,tujuan sebagai mencapai tujuan sebuah organinasi tersebut.

3. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR

”Kepala sekolah sebagai administrator menurut Mulyasa 2011, 107-110 memiliki


hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala
sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik,
administrasi personalia, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan.” Kegiatan
tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas
sekolah.
Kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat
dijabarkan dalam tugas-tugas operasional berikut:
1) Kemampuan kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data
administrasi bimbingan konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan
data administrasi kegiatan belajar mengajar.
2) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan
data administrasi kegiatan ekstrakurikuler dan penyusunan data admnistrasi hubungan
sekolah dengan orang tua dan peserta didik.
3) Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru serta pengembangan
kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan seperti pustakawan, pegawai tata
usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
4) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangandata
administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat kantor
(AMK), pengembangan kelengkapan data administrsi buku atau bahan pustaka,
kelengkapan data administrsi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan
data administrsi alat bengkel.
5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrsi surat masuk, kelengkapan data
administrsi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrsi surat keputusan,
pengembangan kelengkapan data administrsi surat edaran.
6) Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujuudkan dalam pengembangan
administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber
dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah diantaranya dana
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Pengembangan proposal untuk mencari bantuan
keuangan dan pengembangan propposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam
mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.
Herk (1994) menyarankan agar kepala sekolah sebagai administrator tidak
memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawat. Sikap dan perilaku
administrator hendaknya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan dihormati
kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan menanyakan dan
mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada administrator.
Komunikasi antar guru dan administrator akan menjadi lancar. Situasi ini akan
mempermudah administrator memberi drongan kepada guru-guru untuk meningkatkan
prestasi kerja mereka.
Untuk mensukseskan tugasnya, maka administrator hendaknya memiliki ketrampilan
sebagai berikut:
1) Keterampilan konsep adalah suatu ketrampilan untuk menciptakan konsep-konsep
baru baik untuk kepentingan manajemen maupun administrasi sekolah.
2) Kemampuan manusiawi adalah kemampuan administrator untuk berkomunikasi,
membina dan menunjukkan perilaku kepada para personalia sekolah terutama para
guru.
3) Keterampilan tehnik adalah ketrampilan tentang tehnik-tehnik mendidik, mengajar
dan ketatausahaan.

4. TUGAS KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR


Menurut Purwanto ” Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena
itu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami,
menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan tugasnya
sebagai administrator.
Adapun tugas dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai
berikut:
1) Membuat Perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah membuat
perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap organisasi atau kelompok
agar dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka membuat perencanaan, kepala sekolah paling
harus membuat rencana tahunan, dalam rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang
berikut ini:
a. Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain; pembagian
tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat pembelajaran.
b. Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru, pengelompokan siswa,
pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan konseling dan pelayanan kesehatan.
c. Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas guru dan pegawai,
mutasi atau promosi guru dan pegawai.
d. Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan
yang telah direncanakan.
e. Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah, rehabilitasi gedung,
penambahan ruang kelas dan lainnya.
Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat perencanaan tersebut,
harus diperhitungkan dengan matang, selain itu perencanaan juga harus transparan dan
dilakukan dengan musyawarah dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah.
2) Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-
masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan
fungsi masing-masing kesatuan, serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan
tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola
hubungan.
Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan harus
menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, melaksanakan pembagian tugas dan
wewenangnya kepada guru-guru serta pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi
yang telah disusun dan disepakati.
3) Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah
Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan setiap personal
dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya koordinasi dan pengarahan dari
kepala sekolah. Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat menghindarkan dari
adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun antar bagian yang ada dalam
sekolahan tersebut. Dengan adanya koordinator yang baik maka akan tercipta suasana
kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling membantu untuk
menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran dan administrasi. Dengan demikian,
kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat ditingkatkan.
4) Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian, atau manajemen
pegawai, yang meliputi
a. Perencanaan pengawai
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk sekaran dan masa depan. Penyuusunan
rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap danjeas
tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh karena itu,
sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk
memperoleh deskripsi pekerjaan.
b. Pengadaan pengawai
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam
suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang
sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk
mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat.
c. Pembinaan dan pengembangan pengawai
Pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai yang sudah direkrut. Hal ini sangat
perlu dilakukan untuk memperbaiki, menjaga dan mmeningkatkat kinerja pegawai.
Kegiatan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier
pegawai.
d. Promo dan Mutasi
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan yang
selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut menjadi anggota organisasi yang
sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga.
Setelah pengangkatan pegawai maka akan dialakukan penempatan atau penugasan kepada
pegawai tersebut.
e. Pemberhentian pengawai
Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara pegawai
tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia bekerja di sana.
f. kompensasi
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kommpensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain sebagainya
g. penilaian pengawai
evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas.
Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya
dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi
pegawai itu sendiri.
Ketujuh fungsi manajemen diatas harus dilaksanakan dengan cermat, rapi dan teratur,
demi berhasilnya pengelolaan kepegawaian dalam sebuah lembaga pendidikan. Semua hal
tersebut tidak terlepas dari kepiawaian dalam manajemen dari seorang kepala sekolah sebagai
pemimpin dari organisasi sekolah di samping juga adanya kerja sama yang selaras antar
pegawai.

⁷Veitzal, Rivai. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta: Rajawali Press, 2003). Hal 45-47
5. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

Supervisor berasal dari bahasa Inggris, yaitu supervisi artinya ”pengawasan” dari
kata tersebut muncul kata supervisor yang artinya pengawas atau pengamat. Supervisi di
bidang pendidikan adalah suatu proses pembimbingan dari pihak yang berkompeten kepada
guru-guru dan kepada personalia sekolah yang langsung menangani belajar siswa untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi
belajar yang lebih meningkat.
Supervisi pendidikan ada dua macam yaitu supervisi akademis dan supervisi
administrasi. Supervisi akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi
pembelajaran yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan. Supervisi
administrasi yaitu pada pelaksanaannya hanya difokuskan pada penampilan mengajar guru
(terpusat pada guru) yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru yang terkandung di
dalamnya kemampuan mengatur perencanaan pembelajaran, kemampuan mengajar materi
pelajaran dan personal sosial atau pergaulan dengan siswa.
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan pengembangan proses belajar
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru, tapi juga pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.
Dalam pelaksanaannya sebagai supervisor, maka kepala sekolah harus
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi yaitu:
1. Ilmiah (Scientific)
Yang mencakup unsur-unsur:
a) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
b) Obyektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan
tafsiran pribadi.
c) Mengunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan
balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
3

⁸Ahmad, Ashari. Supervisi Rancangan Pembelajaran. (Jakarta: Rian Putra, 2004). Hal 23.
2. Demokratis
Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta
sanggup menerima pendapat orang lain.
3. Kooperatif
Maksudnya adalah seluruh staf dapat bekerja sama dan mengembangkan usaha
bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4. Konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana
setiap orang merasa aman dan dapat mengambangkan potensinya.
Bila prinsip-prinsip diatas diterima maka perlu mengubah sikap para pemimpin
pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti dan melumpuhkan kreatifitas
dari anggotanya. Sikap korektif harus diganti dengan sikap yang menciptakan situasi dimana
orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya.

6. TUGAS KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISIOR


Kepala sekolah sebagai supervisor, berarti kepala sekolah menjalankan
tugas/fungsi supervisi, adapun fungsi supervisi menurut purwanto adalah sebagai
berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Oleh karena perubahan terus menerus terjadi, sehingga kegiatan sekolah juga makin
bertambah, maka perlu adanya koordinasi yang baik terhadap semua usaha sekolah,
misalnya dalam menentukan kebijakan sekolahan dan merumuskan tujuan-tujuan atas
setiap kegiatan sekolah termasukprogram-program sepanjang tahun ajaran perlu
adanya koordinasi yang baik dari semua personel sekolah.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis, kepemimpinan yang demokratis perlu
dikembangkan. Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari
dan harus melalui latihan yang terus menerus. Dengan melatih dan memperlengkapi
guru-guru agar memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru
Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin
mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin. Seseorang yang akan jadi pemimpin,
bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan melalui pengalaman baru, maka
ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan pengalaman belajar baru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan manusia. Semua orang percaya
bahwa manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya.
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat
berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus menerus.
Melalui penelitian dapat dikektahui kelebihan dan kelemahan seseorang dari hasil dan
proses balajar mengajar. Penilaian harus bersifat menyeluruh dan kontinu.
6. Menganalisis situasi belajar mengajar
Supervisi dilakukan dengan tujuan tertentu, yaitu untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar mengajar dapat tercapai,
maka perlu dianalisis hasil dan proses pembelajaran. Penganalisaan membberi
pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha kearah perbaikan. Suatu
pembelajaran akan mengalami pertumbuhan bila selalu ada usaha perbaikan yang
terus menerus.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepda setiap anggota
Setiap guru mempunyai potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan
potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor, baik faktor obyektif
maupun subyektif. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar
mengembangkan pengetahuan dalam hal ketrampilan mengajar. Kemampuan-
kemampuan dalam mengajar hanya bisa dicapai bila ada latihan, mengulang dan
dengan sengaja dipelajari.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan
sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras, setiap guru harus mampu
mengukur kemampuannya masing-masing. Mengembangkan kemampuan guru adalah
salah satu fungsi supervisi pendidikan.
Dalam rangka pembinaan profesionalisme guru yang pada gilirannya
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran maka para supervisor hendaknya
melakukan peran sebagai berikut:
1. Narasumber, dituntut untuk mengenal dan memahami masalah pengajaran
2. Konsultan atau penasehat. Supervisor hendaknya dapat membantu guru melakukan
cara-cara yang lebih baik dan mengelola proses pembelajaran.
3. Fasilitator. Supervisor harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi
seperti buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu narasumber modul
diperoleh guru.
4. Motifator. Supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja
guru untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.
5. Pelopor pembaharuan. Supervisor jangan merasa puas dengan cara-cara dan hasil
yang sudah dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar
guru juga melakukan hal serupa.
E. KESIMPULAN

Ilmu kepemimpinan sangat diperlukan dalam mengelola suatu instansi/lembaga. Agar


yang dikelola menjadi baik dan meningkatkan kualitas dalam bekerja. Sedangkan yang
dimaksud dengan kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan untuk
dapat menggerakkan dan membina para pendidik sehingga mereka mau melakukan tugas-
tugas pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
guru adalah dengan mengadakan supervisi yang dipantau langsung oleh supervisor
(kepala sekolah) untuk meningkatkan mutu pemebelajaran dan meningkatkan
kurrikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Ahmad. 2004. Supervisi Rancangan Pembelajaran. Jakarta: Rian Putra.

Mulyasa. 2011. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi


Aksara.

Syarifuddin.2010. Kepemimpinan Pendidikan. jakarta :Quantum Teaching.

Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan . Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya.

Rivai, veitzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai