Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME MATERI 15

NAMA : Muhammad Akmal S


NIM : 20052014
PRODI : PPKn

“KEPEMIMPINAN DALAM KEPENDIDIKAN”

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempenggaruhi perilaku orang lain untuk
berfikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam
situasi tertentu. Kalau dikaitkan dengan kata pendidikan sesudah kepemimpinan, menunjukkan
bahwa lingkup kepemimpinan tersebut adalah pada bidang pendidikan. Kata pendidikan
menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi:
 pendidikan sebagai usaha atas proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal
sehari-hari.
 Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang
hakekat dan kegitan mendidik dan mengajar.
Kepemimpinan pendidikan sebagai “suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir, dan mengerakkan orang lain yang ada hubungan dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar supaya efisien
dan efektif didalam mencapai tujuan pndidikan dan penggajaran.
Dari defenisi diatas tergambar unsur-unsur pokok dari kepemimpinan itu adalah: 1)
Pemimpin, 2) Yang dipimpin, 3) Adanya proses mempengaruhi, 4)Adanya tujuan yang diingini.
2. FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok,
yaitu:
A. Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
B. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan di tetapkan dan
sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan.
C. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan
terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
D. Fungsi Delegasi
Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus
diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan
aspirasi.
E. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan
secara integral, yaitu pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan
petunjuk yang jelas, berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat,
mengembangkan kerja sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah dan mengambil
keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing, menumbuhkembangkan
kemampuan memikul tanggung jawab, dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan
sebagai alat pengendali.

3. GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan mempengaruhi atau
memberi motivasi orang lain untuk mampu melakukan berbagai tindakan yang selalu terarah
terhadap pencapaian tujuan bersama (organisasi). Cara ini mencerminkan sikap dan pandangan
pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, dan hal itu merupakan gambaran gaya
kepemimpinan. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah,
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan, peran, dan mutu pendidikan disekolahnya. Dengan
demikian agar tujuan sekolah dapat tercapai, maka kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya
dan fungsinya memerlukan suatu gaya dalam memimpin, dan hal tersebut dikenal dengan gaya
kepemimpinan kepala sekolah.
Menurut Purwanto (2012) gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau teknik seseorang
dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai
norma perilaku yang digunakan seseorang saat mencobamempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usahamenselaraskan persepsi diantara orang yang akan
mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Kepala sekolah di dalam melakukan tugasnya mempunyai karakteristik dangaya
kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang dharapkannya. Kepala sekolah mempunyai sifat,
kebiasaan, tempramen, watak, dan kebiasaan sendiri yang khas sehingga dapat membedakannya
dengan pemimpin yang lain.
Menurut Wahjosumidijo ada empat pola perilaku kepemimpinan yanglazim disebut gaya
kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsulatif, partisipatif,dan delegatif.
a. Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan bawahan,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pemimpin
pelaksanaan pekerjaan diawasi denganketat.
b. Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksiyang cukup besar
serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasidua arah dan memberikan supportif
terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam
mengambil keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa
keputusan tetap pada pemimpin.
c. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan keptusan
antar pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan bawahan juga sama-sama
terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah
makin meningkat, pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya,
keikutsertaan bersama dalam pemecahan dan pengambilan keputusanmakin bertambah.
d. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yangdihadapinya dengan
bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada
bawahan, bawahan diberi hak menentukan langkah-langkah bagaiman keputusan
dilaksanakan, dan bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai
dengan keputusan sendiri

REFERENSI
Danim, Sudarwan, 2010. Kepemimpinan Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Didin, Kurniadin, M.Pd, Dr. Imam Machali, M.Pd. 2012. Manajemen Pendidikan Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 309.
Hidayat, Ara, Machali, Imam, 2010 Pengelolaan Pendidikan,Bandung: Pustaka Educa.
Kurniadin, Didin, Machali, Imam. 2012. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja
Rosdakarya.
Wahab, Abd, Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai