PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Kepemimpinan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal pemimpin, cara
memimpin, maksudnya orang yang memimpin ditunjuk dalam organisasi. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Faktor terpenting yang dapat mempengaruhi
kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dan dapat menunjang
keberhasilankepemimpinannya adalah : pendayagunaan pengaruh, hubungan antar
manusia,proses komunikasi, dan pencapaian tujuan. Selain faktor-faktor tersebut, keberhasilan
seorang pemimpin bergantung pula pada kompetensi yang dimilikinya meliputi hard skill dan
soft skill, yaitu kemampuan manajerial yang menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat
implentatif (hard skill) dan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain, agar orang tersebut
mau melaksakan pekerjaan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama (soft skill). Permendikbud No. 15 Tahun 2018 Pasal 9 Ayat 1
menjelaskan bahwa, Kepemimpinan memiliki peran besar dalam melaksanakan tugasnya
yaitu:
a. Sebagai manajer;
b. Sebagi wirausahawan; dan
c. Sebagai supervisor.
Peran ini melekat dan bersatu pada kepala sekolah sebagai pemimpin. Seorang kepala
sekolah harus memilki kemampuan manajemen, dan di dalam manajemen juga memerlukan
kepemimpinan yang profesional agar visi, misi, dan tujuan sekolah terwujud sesuai dengan
harapannya. Kepemimpinan lebih menekankan kemampuan sesorang dalam mengambil dan
menggerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan, sedangkan manajemen
lebih menekankan pada kegiatan : merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan
(leadership) merupakan seni dan ketrampilan orang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk
mempengaruhi orang lain.agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan tujuan yang
telah ditetapkan.
Kepemimpinan atau leadership berarti being a leader power of leading atau qualities
of leader (Homby, 1990 : 481), artinya kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Ki Hajar Dewantara mendiskripsikan tiga karakter penting bagi
seorang pemimpin yaitu :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya pemimpin harus menjadi teladan pada saat berada di
depan masyarakatnya.;
b. Ing Madya Mangun Karsa, artinya pemimpin harus memberikan bimbingan pada saat
berada di depan masyarakatnya;
c. Tut Wuri Handayani, artinya pada saat di belakang harus memberi dorongan kepada
masyarakat yang dipimpinnya.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling dominan
berperan, baik peran dan fungsinya dalam kepemimpinan maupun manajemen. Kepala sekolah
bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, pendayagunaan sumber daya, dan
pemeliharaan sarana dan prasarana. Sedangkan fungsi kepemimpinan dalam organisasi
memiliki dua aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya
b. Fungsi sebagai top manajemen, yaitu mengadakan planning,
organizing, directing, controling.
Peran dan fungsi secara garis besarnya, ada tiga unsur pokok yaitu : Pemimpin
pendidikan sebagai manajer, yang mencakup fungsi sebagai
administrator, dan supervisor;
a. Pemimpin pendidikan sebagai leader yang mencakup fungsi sebagai
inovator dan motivator;
b. Pemimpin pendidikan sebagai edukator.
1. Unit optimization (Optimisasi unit): setiap person harus berjalan secara efektif dan
efisien berlandaskan standar mutu yang jelas
2. Vertical alignment (Penjajaran vertikal): setiap person harus memahami strategi, arah
dan misi institusi.
3. Horizontal alignment(Penjajaran horizontal): kompetisi antar unit berdasar pada
pemahaman terhadap tujuan & kebutuhan organisasi serta memiliki mekanisme untuk
memecahkan masalah.
Selanjutnya untuk memenuhi semua itu perlu diupayakan A single command for each
process (Satu komando pada setiap proses): proses kunci harus dirancang dan diorganisir
diselaraskan dengan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan konsep di atas dapat dipahami bahwa
peran seorang pimpinan lembaga pendidikan sangat menentukan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan lembaga yang dipimpinnya. Seperti dapat megupayakan berbagai program dan
kegiatan yang relevan dengan upaya pemenuhan dan peningkatan serta pengembangan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga tersebut sesuai standar yang
ditetapkan. Prinsip efektivitas dan efisien, ketepatan strategi, kejelasan arah dan misi yang
dipahami segenap unsur lembaga pendidikan, serta kompetisi yang sehat merupakan hal-hal
penting yang perlu diupayakan. Hal terseut dapat menjadi kekuatan dan kunci kesuksesan
pimpinan dalam mengemban tugas, fungsi dan tanggung jawabnya memajukan lembaga
pendidikan sesuai dengan standar mutu yang dipersyaratkan bagi segenap unsur dan
komponen lembaga yang dipimpinnya. Glenn Cummings (2010) telah melakukan penelitian
tentang “sustainability in higher education” dengan pertanyaan penelitian “what common
characteristics and actions were taken by successful university and college leaders in pursuit of
sustainability?” Penelitian dilakukannya di empat perguruan tinggi selama empat tahun. Dua
tahun pertama meneliti public research universities dan dua tahun berikutnya meneliti public
community colleges. Empat perguruan tersebut adalah: Arizona State University, University of
New Hampshire, Cape Cod Community College and Foothill D’Anza Community College District.
Kepemimpinan senior di institusi tersebut mengunggapkan watak yang sama dan beberapa
strategi yang membuat pemimpinnya mampu mewujudkan sustainability. Ada lima tema yang
dimunculkan sebagai berikut: Pertama, this research indicates, not surprisingly, that leadership
plays a crucial role
in the success of sustainability implementation. Artinya bukanlah hal yang asing lagi
bahwa peran kepemimpinan merupakan peran yang penting dalam rangka
mengimplemetasikan sustainability. Hal yang dituntut adalah kemampuan untuk
mengembangkan suatu hal yang jelas yaitu sustainability commitment, dimana
penghargaan personal merupakan gerakan yang signifikan dalam menghantarkan
menjadi institusi yang ideal.
Kedua, the use of administrative policies, particularly human resource
management, provided for significant long-term impacts in the effort to build
sustainability. Yaitu menegaskan bahwa kebijakan administratif, manajemen sumber
daya manusia, memberi dampak yang signifikan dalam jangka panjang sehubungan
dengan upaya membangun sustainability.
Ketiga, effective leaders used the power of symbolism and “milestones” to
underscore the institutional significance of sustainability. Konsisten dengan kerangka
kerja “transformational” or “symbolic” selama kepemimpinan merupakan tindakan yang
memperkuat jati diri institusi dan mampu menanamkan sustainability sebagai ciri khas
lembaga (sekolah). Selanjutnya ditegaskan oleh cummings (2010) bahwa “...Effective
leaders used these opportunities with great skill to promote sustainability.” Artinya
pemimpin yang efektif mampu menggunakan kesempatan dengan keterampilan besar
untuk mewujudkan sustainability.
Keempat, all four institutions applied both the symbolic and political framework
to engage faculty and students. Maksudnya adalah kerangka kerja simbolik dan politis
merupakan dua hal yang penting untuk mengarahkan fakultas dan mahasiswa.
Kemudian ditegaskan bahwa hubungan moral kepemimpinan dan tanggung jawab
merupakan inisiatif penting untuk mewujudkan sustainability.
Kelima, leaders used their ability to “tell the story” of sustainability to engage
funders. Maksudnya pemimpin harus mampu transparan dalamm hal penggunaan dana.
Akhirnya Cummings (2010) menyimpulkan, bahwa pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang mampu membangun koalisi dan mampu memaksimalkan pemanfaatan
personal dan kekuatan administratif. Integrasi sustainability dalam upaya
kepemimpinan memperbaiki kurikulum dapat memberi semangat dan mendorong
sustainability dalam menjaga nama baik fakultas. Keterampilan pemimpin menemukan