Kelompok 3:
PRODI S1 FISIKA
MEDAN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan
tugas ini yang berjudul MINI RISET “Pemahaman Dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Di Kalangan Mahasiswa FMIPA-Jurusan Fisika Unimed”
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing
penulis.Tugas ini saya yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya
seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, baik isi maupun
penyusunnya. Atas semua itu dengan rendah hati penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat umum sebagai
pengetahuan, agar dapat meningkatkan wawasan kita semua mengenai kepemimpinan
tersebut dalam masyarakat .
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN (Bulan Dari) 4
1.1 Latar belakang Masalah 4
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Rumusan Masalah 4
1.4 Tujuan Masalah 5
1.5 Manfaat 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Deskripsi Kajian Teori (Mitra Gea) 6
2.2 Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam Masyarakat (Bulan Dari) 6
2.3 Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia (Claudia) 8
2.4 Butir-Butir Pancasila (Claudia) 9
2.5 Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Penulis(Shintia) 12
3
(Bulan Dari)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar Negara kita. Dan di dalam
Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di
dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam
memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila.Sejak zaman penjajahan
hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.Indonesia hidup
di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama.
Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan.Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhinneka Tunggal Ika. Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh
dan bersatu di dalam kehidupan bermasyarakat. Dan menjadikan Pancasila sebagai landasan
yang menyatukan seluruh rakyat indonesia.
Berbicara tentang pancasila, tentu berkaitan dengan nilai-nilai pancasila, butir-butir
pancasila serta pengamalan-pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-
nilai pancasila memiliki makna yang mendalam baik dari segi sejarah pembentukan dan
pengamalan.Pancasila adalah dasar negara yang juga Landasan untuk menuju cita-cita
bangsa dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-citatersebut.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga
mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butirDasar
negara mereka sendiri.Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan
pengamalan-pengamalan Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat penelitian dalam laporan ini antara lain:
1. Dapat mengetahui arti dari nilai-nilai pancasila itu sendiri menurut masyarakat Fisika
unimed.
2. Dapat mengetahui seberapa paham masyarakat khususnya masyarakat Fisika
unimed mengenai pancasila
3. Dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila menurut
paham masyarakat Fisika unimed.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Mitra Lestari Gea)
2.1 Deskripsi Kajian Teori
Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia.
Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :
1. Ketuhanan yang mahaEsa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
perwakilan,dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.
Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa
Indonesia.Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental. Adapun pembukaan
UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana dianalisis makna
yang terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-
nilaiPancasila.
Nilai-nilai Pancasila
Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri
bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan
dari luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama,
kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama, kepercayaan, adat istiadat
dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun
mengandung nilai moral dalam dirinya
(Bulan Dari)
2.2 Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam Masyarakat
a. Kedudukan Nilai dalam masyarakat
Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai
masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Nilai adalah
sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia
akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping
6
sistem sosial dan karya.Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud
kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah karena itu nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan
dalam wujud kebudayaan abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai:
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang
terdapatdisekitarnya.
2. Nilai ekonomiadalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang mengikuti
nalarefisiensi.
3. Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yangindah.
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan
menekan pada segi-segi kemanusiaan yangluhur.
5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia kehidupan dan
alam semesta.
(Claudia)
2.3 Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia
1. Nilai Ketuhanan Yang MahaEsa
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak
dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang
berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan.Keyakinan yang demikian maka
negara Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan
sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan
persatuan Insonesia yang telah membentuk RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakekat pengertian nilai-nilai
diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan Uud 1945 yaitu keyakinan atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa.Dalam sial pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur
hubungan negara dan agama, sehubungan dengan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai
yang menyangkut hak asasi yang palingasasi.
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut
kepentingan manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulai dengan kesadaranmartabat dan
derajatnya, nilai-nilai dalam sila ini adalah refleksi dari martabat serta harkat manusia yang
memiliki potensi kultural. Menurut sila ini setiap manusia Insonesia adalah bagian dari warga
dunia, yang meyakini adanya prinsip persamaan hak dan martabatnya sebagai hamba Tuhan.
9
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang MahaEsa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang MahaEsa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannyamasing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada oranglain.
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dangolongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air danbangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaanberkebangsaandanbertanahair Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilansosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka TunggalIka.
10
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuanbangsa.
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yangsama.Tidak boleh memaksakan kehendak kepada
oranglain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangatkekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasilmusyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusanmusyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dangolongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yangluhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Sila pertama merupakan sumber pokok nilai-nilai kehidupan, sila ini memiliki makna
yakni bangsa mengakui, yakin dan percaya dengan adanya tuhan pencipta alam
semesta.Keyakinan setiap umat manusia berbeda-beda termasuk keyakinan memeluk agama
atau keyakinan beragama, seperti yang tercantum dalam butir pancasila sila ke- 1, yang
berbunyi “Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Hal inilah yang diamalkan dalam kehidupan penulis yakni percaya dan taqwa
kepada Allah SWT, dengan pengaplikasian melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya, dengan melaksanakan sholat, puasa, sedekah serta amalan-amalan yang
diajarkan dalam agama penulis, serta pilihan sekolah penulis yang lebih berkosentrasi dalam
mengembangkan pembentukan rohani secara islamiah untuk membentuk pribadi penulis
sesuai dengan agama yang dipilih, diakui, diyakini serta di percaya oleh penulis, agar tidak
semata-mata menjadi agama turunan bagi penulis. pengamalan lain yang dilakukan penulis
12
yakni menjunjung tinggi rasa toleransi terhadap agama lain, hal ini di aplikasikan dengan
tidak menjauhi agama lain, tetap berteman dan menjalin keakraban dengan agama lain, serta
menjaga setiap omongan dan tingkah laku yang dapat menyinggung agama lain, selain itu,
pengaplikasian penulis terhadap sila ke-1 ini juga dengan tidak memaksakan teman dan
sahabat dalam memeluk agama yang diyakini oleh penulis, dan mengembangkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannyamasing-masing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya teman penulis yang
tidak se-agama dengan penulis.
Sila kedua berkenaan dengan pengakuan persamaan derajad, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dsb. Kasus penulis dalam
pengamalan sila ke-2 ini dengan mampunya penulis bersikap tenggang rasa, melakukan
berbagai aksi kepedulian, salah satunya dengan memberikan bantuan kepada korban-korban
bencana alam seperti bencana yangmasih begitu lekat dalam pikiran yaitu bencana banjir
bandang di daerah Kulawi, penulis ikut membantu dalam mengumpulkan bantuan-bantuan
untuk korban bencana di salah satu posko pengumpulan dan ikut menyalurkannya ke daerah
kulawi walaupun tidak terjun langsung ke daerah bencana. Hal lain sikap penulis yang
berhubungan dengan pengamalan sila ke-2 yaitu ketika terjadi kebakaran di daerah tempat
tinggal penulis, penulis tidak segan untuk membantu korban dalam menghilangkan rasa
trauma kebakaran, serta memberikan bantuan sembako, dan pakaian layak pakai untuk
korban kebakaran. Selain itu penulis juga mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, yaitu dengan menyayangi keluarga, teman, dan sahabat-sahabat penulis dengan
tulus, dan sebisa mungkin ikut melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan
tempat tinggal penulis yang dilakukan secara gotong royong untuk menjaga lingkungan tetap
bersih, penulis juga tak pernah memilih-milih teman berdasarkan status sosial, suku, agama,
warna kulit dsb, karena penulis sadar bahwa semua itu hanya akan membuat perpecahan
dalam kehidupan bersama.
c) Persatuan Indonesia
Sila ini memiliki makna yakni setiap individu mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.Sama halnya di Indonesia, Indonesia memiliki ber-
13
aneka ragam suku dan budaya, tanpa rasa persatuan yang dijunjung tinggi, Indonesia takkan
mungkin dapat bersatu. Pengamalan sila ke-3 ini dalam pribadi penulis yakni dengan ikhlas
melaksanakan Upacara bendera setiap hari senin, mendengarkan dengan baik pembacaan
UUD 1945 dan ikut pembacaan Pancasila sejak SD dan SMA, hal ini dikarenakan rasa cinta
bangsa dan tanah air penulis, selain itu pengamalan lain yaitu dengan mencintai, dan
menghargai produk dalam negeri untuk mensukseskan bangsa dan tanah air, pengamalan
pancasila dalam pribadi penulis yang berkenaan dengan sila ke-3 yaitu dengan kemampuan
penulis menyesuaikan diri dalam lingkungan dengan suku yang berbeda, memiliki bahasa,
kebiasaan yang juga berbeda, salah kasusyang dialami penulis yaitu. Penulis yang berasal
dari suku batak terbiasa dengan cara berbicara orang batak yang tegas, dan keras yang
meninggalkan kesan membentak bagi sebagian orang, namun, penulis mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, terutamadengan suku Jawa yang sangat bertolak belakang dengan
cara bicara suku Batak, dimana suku Jawa lebih pelan dan Halus, penulis menyesuaikan nada
bicara ketika berbicara dengan suku Jawa agar tidak meninggalkan kesan kesalahpahaman
pada lawan bicara penulis yang memiliki cara berbicara yang bertolak belakang dengan
penulis.
Sila ke-4 ini memiliki makna selalu melakukan musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, pengamalan sila ini dalam kehidupan pribadi penulis yaitu dengan
aktifnya penulis dalam ber-organisasi, dalam ber-organisasi terdapat banyak ide-ide yang
berbeda sebab berasal dari individu yang memiliki pandangan yang berbeda-beda, dalam
menyatukan pikiran anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut dilakukan
musyawarah mufakat untuk mengambil keputusan yang arif dan bijaksana yang dapat
mewakili setiap pemikiran individu, agar tak terjadi kecemburuan sosial, karena sebagai
warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama, termasuk kebebasan/ hak dalam berpendapat, dan mampu
menerima serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah,
dan sebisa mungkin meng-aplikasikan hasil keputusan musyawarah. Contoh kecil
pengamalannya yaitu ketika penulis ikut berpartisipasi dalam acara rutin di bulan ramadhan,
dimana penulis menjadi ketua panitia dalam acara tersebut, yaitu buka bersama anak yatim
piatu, ketika penulis ingin memutuskan panti asuhan tempat pelaksaan, begitu banyak ide,
usulan tempat yang diajukan, namun penulis tidak langsung memutuskan tempat pelaksanaan
14
mengikuti kehendak pribadi penulis, tetapi penulis mengadakan rapat dan memutuskannya
berdasarkan musyawarah mufakat, dimana musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur agar terwujudnya hasil yang biaksana.
Sila ke-5 ini memiliki makna bahwa Keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
tercipta karena adanya kesamaan hak dan kewajiban.Pengamalan Pancasila dalam kehidupan
pribadi penulis yang terkait dengan sila ini sangat terasa ketika Hari lebaran tiba, dimana
keluarga penulis sering mengadakan duduk bersama di malam takbiran, dan gotong royong
dalam membersihkan rumah untuk menyambut hari kemenangan tersebut.Penulis juga
diajarkan untuk selalu menyeimbangkan hak dan kewajiban, dimana ketika penulis ingin
mendapat hak maka penulis harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu. Penulis juga
selalu menghormati orang lain yakni selalu bersikap sopan pada setiap orang.Contoh
sederhananya yaitu penulis selalu melakukan kewajiban penulis sebagai anak dengan
membersihkann rumah, belajar, membantu orang tua, agar mendapatkan uang saku sebagai
hak. Selain itu orangtua penulis juga selalu menanamkan sifat adil pada anak-anaknya yaitu
dengan tidak mebeda-bedakan anaknya atau yang biasa disebut “pilih kasih” jadi, penulis
terbiasa hidup dalam suasana adil, dan berusaha menunaikan kewajiban untuk mendapatkan
hak. Yang membuat penulis dapat mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Penulis juga
selalu menghargai karya orang lain, yaitu ketika penulis bersama 2 orang teman bersaing
dalam pembuatan puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, dan puisi penulis
yang terpilih sebagai puisi yang akan dibacakan, namun penulis tidak pernah mengejek
ataupun memandang rendah puisi teman penulis tersebut, melainkan penulis menggabungkan
ketiga puisi menjadi satu puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, agar
bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
15
(Shintia Melati)
BAB III
METODE PENELITIAN
16
(Mitra Lestari Gea)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
17
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
18
19
20
21
22
23
4.2 Pembahasan
Pada penelitian survey mini riset ini, dengan menggunakan sampel 22 mahasiswa, 24
pernyataan dan indikasinya berjumlah 5 yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Pernyataan-pernyataan yang akan dijawab oleh sampel yaitu Orang boleh
percaya tidak percaya adanya Tuhan, sesama pemeluk agama harus saling menghormati,
ajaran atheis (anti Tuhan) diperbolehkan, dilarang memaksakan suatu agama pada orang lain,
semua agama adalah baik, setiap manusia mempunyai harkat dan martabat sama, presiden
Indonesia harusnya dari suku jawa, penerimaan CPNS harus mengutamakan putra daerah,
sesama manusia harus saling tolong menolong, pengidap Virus HIV/AIDS harus dikucilkam,
NKRI Hargamati, WNI harus siap perang bila diperlukan Negara, orang pandai lebih enak
kerja diluar negeri, kita malu menjadi bangsa Indonesia, utamakan voting dari pada
musyawarah mufakat, tidak boleh memaksakan kehendak, Walk Out (keluar) saat proses
musyawarah, mempercayai wakil rakyat yang kita pilih, Bhineka Tunggal Ika, tidak
melaksanakan keputusan yang bukan usulan kita, saat ini gotong royong sudah tidak relevan,
menghormati dan menghargai hak orang lain, mengutamakan Hak dari pada Kewajiban,
bersikap adil terhadap sesama.
Diketahui bahwa pada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan ada yang bernilai positif
dan negative. Pada nilai posistif berjumlah 12 pertanyaan dan nilai negative berjumlah 12
pertanyaan. Pada nilai yang positif didapatkan bahwa yang memilih sangat setuju (SS)
berjumlah 182 orang, yang memilih setuju (S) berjumlah 60 orang, yang memilih netral
berjumlah 19 orang, yang memilih tidak setuju (TS) berjumlah 2 orang dan yang memilih
sangat tidak setuju (STS) berjumlah 1 orang. Maka didapat persentasi masing-masing dari
nilai positif berturut-turut yaitu 68,9 %, 22,7 %, 7,2 %, 0,75 %, dan 0,37 %. Maka dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa masih menggunakan nilai-nilai pancasila dengan benar,
terbukti dengan persentase yang menurun, walaupun masih ada beberapa yang memilih salah.
Pada nilai yang negatif berjumlah 12 pertanyaan dan didapatkan bahwa yang memilih sangat
setuju (SS) berjumlah 8 orang, yang memilih setuju (S) berjumlah 17 orang, yang memilih
netral berjumlah 67 orang, yang memilih tidak setuju (TS) berjumlah 76 orang dan yang
memilih sangat tidak setuju (STS) berjumlah 96 orang. Maka didapat persentasi masing
masing dari nilai positif berturut-turut yaitu 3.03 %, 6,43 %, 25,37 %, 28,78 % dan 36,36 %.
Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih menggunakan nilai-nilai pancasila dengan
benar, terbukti dengan persentase yang naik, walaupun masih ada beberapa yang me milih
salah.
24
(Claudia Feberiana Br Tarigan)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :
1. Ketuhanan yang mahaEsa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
perwakilan,dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.
Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa
Indonesia.Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki
kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental.
Berdasarkan hasil penelitian dari kelompok 3, kita dapat mengetahui bahwa mahasiswa Jurusan
Fisika Unimed sudah mampu memahami dan mengimplementasi nilai-nilai pancasila dengan benar.
Hal ini dapat kita lihat dari hasil penelitian yang mana pernyataan positif, opsi jawaban yang paling
banyak dipilih yaitu setuju (60 orang) dan sangat setuju (182 orang). Sedangkan pada pernyataan
positif, opsi jawaban yang paling banyak dipilih yaitu tidak setuju (76) dan sangat tidak setuju (96).
25
(Mitra Lestari Gea)
LAMPIRAN
https://forms.gle/6wBLEc9vWK4p9Mev5
26
27