Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET

“PENERAPAN PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN HIDUP BAGI


MAHASISWA POLBANGTAN MEDAN TINGKAT 1”

Dosen Pengampu :
Dr. Yusna Meliana M.Hum

OLEH :
KELOMPOK 5

1. M. Alpri Alpariza (01.01.23.654)


2. Rahmania Amalia Suayb (01.01.23.663)
3. Sofhi Anggelita (01.01.23.666)
4. Sondang Kurniawan Sipayung (01.01.23.667)
5. Wan Hanis Masfufah Al (01.01.23.669)

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mini riset ini dengan
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu
Dr. Yusna Meliana M.Hum selaku Dosen “Pancasila” yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pancasila. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 20 Desember 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Kajian Teori
B. Penelitian Yang Relavan
C. Kerangka Berpikir
D. HIpotesis

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
C. Variabel Penelitian

BAB IV. PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar Negara kita.Dan di dalam
Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di
dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara.
Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila.
Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama.
Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di
dalam kehidupan bermasyarakat. Dan menjadikan Pancasila sebagai landasan yang
menyatukan seluruh rakyat indonesia.
Berbicara tentang pancasila, tentu berkaitan dengan nilai-nilai pancasila, butir-butir
pancasila serta pengamalan-pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-
nilai pancasila memiliki makna yang mendalam baik dari segi sejarah pembentukan dan
pengamalan. Pancasila adalah dasar negara yang juga Landasan untuk menuju cita-cita
bangsa dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga
mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butir
Dasar negara mereka sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan
pengamalan-pengamala Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.

1.2 Identifikasi Masalah


Pada Mini riset kali ini mengenai kegiatan penelitian dengan survey terbatas kepada
mahasiswa tentang pemahaman dan penghayatan nilai-nilai pancasila(nilai dasar,
instrumental, dan praksis) sebagai ideologi bangsa dan persepsi mahasiswa mengeai tingkat
kesadaran nilai-nilai pancasila para elit politik, pengusaha, dan warga Negara khususnya
generasi muda dewasa ini.
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam laporan ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
2. Bagainama pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup?
3. Apa saja nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam laporan ini antara lain:
1. Mengetahui arti dari nilai-nilai pancasila itu sendiri
2. Mengetahui seberapa paham khususnya mahasiswa Polbangtan Medan
mengenai pancasila
3. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila
1.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam laporan ini antara lain:
1. Dapat mengetahui arti dari nilai-nilai pancasila itu sendiri
2. Dapat mengetahui seberapa paham mahasisiwa Polbangtan Medan
mengenai pancasila
3. Dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kajian Teori


Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia.
Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila. Lima sila tersebut adalah :
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman bagi Bangsa
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang Fundamental. Adapun pembukaan
UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancaasila, yang bilamana dianalisis makna
yang terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai
Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila
Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri bangsa
yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan dari
luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama,
kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama, kepercayaan, adat istiadat
dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun
mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai,
yaitu:
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam mahasisiwa
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia.
1. Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam mahasisiwa
a. Kedudukan Nilai dalam mahasiswa
Kehidupan mahasiswa dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai
masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Nilai adalah
sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia
akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping
sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud
kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah karena itu nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan
dalam wujud kebudayaan abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang
terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang
mengikuti nalar efisiensi.
3. Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan
menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia
kehidupan dan alam semesta.

b. Kedudukan Norma dalam mahasiswa


Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia
sebagai makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya
dapat berupa norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.

c. Kedudukan Moral dalam mahasiswa


Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut perilaku
manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang berlaku
dalam masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral
dalam perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-
prinsip yang benar, yang baik, yang terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,
kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara dan
bangsa. Moral dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, etika,
hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, Norma, dan Moral secara bersama mengatur kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara filsafat mengandung nilai-nilai yang
bersifat Fundamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan yang Maha Esa yang tercermin
dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab sucinya, artinya di dalam nilai-nilai
tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila pun mengandung nilai moral dalam
dirinya.

1. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya


a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak
dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang
berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk Tuhan. Keyakinan yang demikian maka
negara Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi jaminan
sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Sebagai sila pertama menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan
persatuan Insonesia yang telah membentuk RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hakekat pengertian nilai-nilai
diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan Uud 1945 yaitu keyakinan atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sial pertama ini tercakup nilai religi yang mengatur
hubungan negara dan agama, sehubungan dengan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai
yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.

b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut
kepentingan manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulai dengan kesadaran
martabat dan derajatnya, nilai-nilai dalam sila ini adalah refleksi dari martabat serta harkat
manusia yang memiliki potensi kultural. Menurut sila ini setiap manusia Insonesia adalah
bagian dari warga dunia, yang meyakini adanya prinsip persamaan hak dan martabatnya
sebagai hamba Tuhan.

c. Nilai Persatuan Indonesia


Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti Ideologis, ekonomi,
politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari pengalaman
sejarah bangsa Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan
yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Dan bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan
perdamaian dunia yang abadi. Sila ini mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang
mencakup kedudukan dan martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan
antara kepentingan pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan
dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.

d. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan.
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber
kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan
demokrasi itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

e. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Nilai-nilai yang terkandung dalam sial ini meliputi nilai keselarasan, keseimbangan,
dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia,
tanpa membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat
ekonominya. Didalam sila ini pun terkandung nilai kedermawaan kepada sesama, memberi
tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.
Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang
menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga
mengandung nila vital yaitu keniscayaan secara bersama
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan
untuk mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan
menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi dan sosial.
2. 45 butir-butir Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.

2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk


agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Persatuan Indonesia

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air


Indonesia.

5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi


dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.

7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi


dan golongan.

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan


pemusyawaratan.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan


kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Apabila Bangsa Indonesia benar-benar mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam


Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir.
Kenyataannya setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau
orde baru termasuk P4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sehingga terkesan
meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika
sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini
sebagai negara berideologi agama tertentu.
2
3. Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Penulis
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila pertama merupakan sumber pokok nilai-nilai kehidupan, sila ini memiliki
makna yakni bangsa mengakui, yakin dan percaya dengan adanya tuhan pencipta alam
semesta. Keyakinan setiap umat manusia berbeda-beda termasuk keyakinan memeluk agama
atau keyakinan beragama, seperti yang tercantum dalam butir pancasila sila ke- 1, yang
berbunyi “Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Hal inilah yang diamalkan dalam kehidupan penulis yakni percaya dan taqwa
kepada Allah SWT, dengan pengaplikasian melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya, dengan melaksanakan sholat, puasa, sedekah serta amalan-amalan yang
diajarkan dalam agama penulis, serta pilihan sekolah penulis yang lebih berkosentrasi dalam
mengembangkan pembentukan rohani secara islamiah untuk membentuk pribadi penulis
sesuai dengan agama yang dipilih, diakui, diyakini serta di percaya oleh penulis, agar tidak
semata-mata menjadi agama turunan bagi penulis. pengamalan lain yang dilakukan penulis
yakni menjunjung tinggi rasa toleransi terhadap agama lain, hal ini di aplikasikan dengan
tidak menjauhi agama lain, tetap berteman dan menjalin keakraban dengan agama lain, serta
menjaga setiap omongan dan tingkah laku yang dapat menyinggung agama lain, selain itu,
pengaplikasian penulis terhadap sila ke-1 ini juga dengan tidak memaksakan teman dan
sahabat dalam memeluk agama yang diyakini oleh penulis, dan mengembangkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya teman penulis yang tidak se-agama
dengan penulis.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


Sila kedua berkenaan dengan pengakuan persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dsb. Kasus penulis dalam pengamalan sila ke-2 ini
dengan mampunya penulis bersikap tenggang rasa, melakukan berbagai aksi kepedulian, salah
satunya dengan memberikan bantuan kepada korban-korban bencana alam seperti bencana
yang
masih begitu lekat dalam pikiran yaitu bencana banjir bandang di daerah Kulawi, penulis ikut
membantu dalam mengumpulkan bantuan-bantuan untuk korban bencana di salah satu posko
pengumpulan dan ikut menyalurkannya ke daerah kulawi walaupun tidak terjun langsung ke
daerah bencana. Hal lain sikap penulis yang berhubungan dengan pengamalan sila ke-2 yaitu
ketika terjadi kebakaran di daerah tempat tinggal penulis, penulis tidak segan untuk membantu
korban dalam menghilangkan rasa trauma kebakaran, serta memberikan bantuan sembako, dan
pakaian layak pakai untuk korban kebakaran. Selain itu penulis juga mengembangkan sikap
saling mencintai sesama manusia, yaitu dengan menyayangi keluarga, teman, dan sahabat-
sahabat penulis dengan tulus, dan sebisa mungkin ikut melaksanakan kerja bakti untuk
membersihkan lingkungan tempat tinggal penulis yang dilakukan secara gotong royong untuk
menjaga lingkungan tetap bersih, penulis juga tak pernah memilih-milih teman berdasarkan
status sosial, suku, agama, warna kulit dsb, karena penulis sadar bahwa semua itu hanya akan
membuat perpecahan dalam kehidupan bersama.

3. PERSATUAN INDONESIA
Sila ini memiliki makna yakni setiap individu mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Sama halnya di Indonesia, Indonesia memiliki ber-aneka
ragam suku dan budaya, tanpa rasa persatuan yang dijunjung tinggi, Indonesia takkan
mungkin dapat bersatu. Pengamalan sila ke-3 ini dalam pribadi penulis yakni dengan ikhlas
melaksanakan Upacara bendera setiap hari senin, mendengarkan dengan baik pembacaan
UUD 1945 dan ikut pembacaan Pancasila sejak SD dan SMA, hal ini dikarenakan rasa cinta
bangsa dan tanah air penulis, selain itu pengamalan lain yaitu dengan mencintai, dan
menghargai produk dalam negeri untuk mensukseskan bangsa dan tanah air, pengamalan
pancasila dalam pribadi penulis yang berkenaan dengan sila ke-3 yaitu dengan kemampuan
penulis menyesuaikan diri dalam lingkungan dengan suku yang berbeda, memiliki bahasa,
kebiasaan yang juga berbeda, salah kasusyang dialami penulis yaitu. Penulis yang berasal dari
suku batak terbiasa dengan cara berbicara orang batak yang tegas, dan keras yang
meninggalkan kesan membentak bagi sebagian orang, namun, penulis mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, terutama
dengan suku Jawa yang sangat bertolak belakang dengan cara bicara suku Batak, dimana suku
Jawa lebih pelan dan Halus, penulis menyesuaikan nada bicara ketika berbicara dengan suku
Jawa agar tidak meninggalkan kesan kesalahpahaman pada lawan bicara penulis yang
memiliki cara berbicara yang bertolak belakang dengan penulis.
3
4
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN
Sila ke-4 ini memiliki makna selalu melakukan musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, pengamalan sila ini dalam kehidupan pribadi penulis yaitu dengan
aktifnya penulis dalam ber-organisasi, dalam ber-organisasi terdapat banyak ide-ide yang
berbeda sebab berasal dari individu yang memiliki pandangan yang berbeda-beda, dalam
menyatukan pikiran anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut dilakukan musyawarah
mufakat untuk mengambil keputusan yang arif dan bijaksana yang dapat mewakili setiap
pemikiran individu, agar tak terjadi kecemburuan sosial, karena sebagai warga negara dan
warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama, termasuk kebebasan/ hak dalam berpendapat, dan mampu menerima serta menjunjung
tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah, dan sebisa mungkin meng-
aplikasikan hasil keputusan musyawarah. Contoh kecil pengamalannya yaitu ketika penulis
ikut berpartisipasi dalam acara rutin di bulan ramadhan, dimana penulis menjadi ketua panitia
dalam acara tersebut, yaitu buka bersama anak yatim piatu, ketika penulis ingin memutuskan
panti asuhan tempat pelaksaan, begitu banyak ide, usulan tempat yang diajukan, namun
penulis tidak langsung memutuskan tempat pelaksanaan mengikuti kehendak pribadi penulis,
tetapi penulis mengadakan rapat dan memutuskannya berdasarkan musyawarah mufakat,
dimana musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
agar terwujudnya hasil yang biaksana.
5
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila ke-5 ini memiliki makna bahwa Keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat tercipta
karena adanya kesamaan hak dan kewajiban. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan pribadi
penulis yang terkait dengan sila ini sangat terasa ketika Hari lebaran tiba, dimana keluarga
penulis sering mengadakan duduk bersama di malam takbiran, dan gotong royong dalam
membersihkan rumah untuk menyambut hari kemenangan tersebut. Penulis juga diajarkan
untuk selalu menyeimbangkan hak dan kewajiban, dimana ketika penulis ingin mendapat hak
maka penulis harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu. Penulis juga selalu
menghormati orang lain yakni selalu bersikap sopan pada setiap orang.
Contoh sederhananya yaitu penulis selalu melakukan kewajiban penulis sebagai anak dengan
membersihkann rumah, belajar, membantu orang tua, agar mendapatkan uang saku sebagai
hak. Selain itu orangtua penulis juga selalu menanamkan sifat adil pada anak-anaknya yaitu
dengan tidak mebeda-bedakan anaknya atau yang biasa disebut “pilih kasih” jadi, penulis
terbiasa hidup dalam suasana adil, dan berusaha menunaikan kewajiban untuk mendapatkan
hak. Yang membuat penulis dapat mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Penulis juga
selalu menghargai karya orang lain, yaitu ketika penulis bersama 2 orang teman bersaing
dalam pembuatan puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, dan puisi penulis yang
terpilih sebagai puisi yang akan dibacakan, namun penulis tidak pernah mengejek ataupun
memandang rendah puisi teman penulis tersebut, melainkan penulis menggabungkan ketiga
puisi menjadi satu puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, agar bermanfaat bagi
kesejahteraan bersama.
BAB III
METODE
PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian


1.1.1 Jenis Penelitian
Pada mini riset yang dilakukan menggunakan jenis survey data dengan metode
angket. Survey ini dilakukan kepada mahasiswa tentang pemahaman dan penghayatan nilai-
nilai pancasila (nilai dasar, instrumental, dan praksis) sebagai pedoman hidup
1.1.2 Metode Penelitian
Pada penelitian mini riset yang dilakukan dengan menggunakan metode angket.
Metode ini dilakukan kepada mahasiswa tentang pemahaman dan penghayatan nilai-nilai
pancasila (nilai dasar, instrumental, dan praksis) sebagai pedoman hidup.
1.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian mini riset dilaksanakan di kampus Polabangtan Medan
1.1.4 Waktu Penelitian
Penelitian mini riset dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2023

1.2 Populasi Dan Sampel Penelitian


1.2.1 Populasi
Pada mini riset yang dilakukan kami menggunakan populasi yaitu mahasiswa
Polbangtan Medan jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
1.2.2 Sampel
Pada mini riset yang dilakukan kami menggunakan populasi yaitu mahasiswa
Polbangtan Medan khususnya mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
1.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1.3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini adalah Tingkat kesadaran mahasiswa Polbangtan Medan tentang Pancasila
sebagai pedoman hidup pada jaman sekarang

1.3.2 Definisi Operasional

Pemahaman Mahasiswa tentang Pancasila sebagai pedoman hidup. Dapat menerjemahkan,


menafsirkan,mendeskripsikan secara verbal mengenai pemahaman pancaasila sebagai pedoman
hidup
Sikap mahasiawa terhadap nilai-nilai pancaasila sebagai pedoman hidup. Ikap moral berarti
segala perbuatan individu yang berkaitan dengan kesusilaan tentang baik buruknya perbuatan
dan kelakuan individu yang berupa reaksi terhadap sesuatu yang datang baik dalam maupun
luar.

Pedoman Wawancara

1. Menurut anda mengapa Pancasila dijadikan sebagai pedoman hidup?


2. Apa pendapat anda tentang Pancasila sebagai pedoman hidup ?
3. Menurut anda apa kelebihan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-
hari?
4. Contoh Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari?
5. Menurut anda apakah nilai Pancasila diterapkan dengan baik dalam perilaku?
6. Benarkah nilai-nilai Pancasila mulai terkikis oleh perubahan zaman sekarang?
7. Masih perlukah Pancasila sebagain pedoman hidup di era sekarang?

Pedoman Angket

NO . Pemahaman Pendidikan Pancasila Setuju Tidak setuju

Pengetahuan tentang Pancasila dalam pedoman


hidup
2. Kesadaran pentingnya Pancasila masih kurang

3. Kesadaran mahasiswa masih rendah


4. Pendidikan Pancasila harus diterapkan sejak
dini
5. Pendidikan Pancasila memiliki peran penting
dalam kehidupan sehari-hari
6. Mahasiswa aktif dalam Pembangunan bangsa
7. Bersikap jujur saat ujian
8. Mahasisiwa menjungjung tinggi hukum dan
pemerintahan
9. Mahasiswa menghargai satu sama lain
10. Sikap tanggung jawab terhadap mahasisiwa
1.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akan digunakan, maka peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu :

- Wawancara : Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data sekunder apabila peneliti
telah melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal kecil dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiyono, 2012: 188).
- Angket
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil jawaban intrumen wawancara dan instrument angket yang di isi oleh mahasiswa
Polbangtan Medan, dapat disimpulkan bahwa Tingkat kesadaran mahasiswa kurang tentang
Pancasila sebagai pedoman hidup karna masih banyak mahasiswa yang kurang berprilaku sopan
dan moral sesuai nilai-nilai Pancasila, tetapi masih banyak juga mahasiswa yang memiliki
perilaku baik. Dan di jaman sekarang nilai-nilai Pancasila mulai menurun di karenakan adanya
faktor budaya luar atau asing yang maasuk ke Indonesia sehingga mulai terikut-ikut dengan
budaya mereka.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah semoga mahasiswa semakin mengerti betapa pentingnya
Pancasila sebagai pedoman hidup agar menjadi lebih baik lagi dari generasi sebelumnya sehingga
terciptanya nilai-nilai Pancasila menjadikan negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila
dan menghayati setiap sila yang tertuang di dalam pancasila

Anda mungkin juga menyukai