Dosen Pengampu :
Dr. Yusna Meliana M.Hum
OLEH :
KELOMPOK 5
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mini riset ini dengan
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu
Dr. Yusna Meliana M.Hum selaku Dosen “Pancasila” yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pancasila. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar Negara kita.Dan di dalam
Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di
dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara.
Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila.
Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama.
Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya,
Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di
dalam kehidupan bermasyarakat. Dan menjadikan Pancasila sebagai landasan yang
menyatukan seluruh rakyat indonesia.
Berbicara tentang pancasila, tentu berkaitan dengan nilai-nilai pancasila, butir-butir
pancasila serta pengamalan-pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-
nilai pancasila memiliki makna yang mendalam baik dari segi sejarah pembentukan dan
pengamalan. Pancasila adalah dasar negara yang juga Landasan untuk menuju cita-cita
bangsa dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga
mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butir
Dasar negara mereka sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan
pengamalan-pengamala Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.
Nilai-nilai Pancasila
Suatu dasar negara akan kuat, apabila dasar tersebut berasal dan berakar pada diri bangsa
yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang bukan jiplakan dari
luar, akan tetapi asli Indonesia. Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama,
kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan. Karena dalam agama, kepercayaan, adat istiadat
dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila pun
mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2 (dua) nilai,
yaitu:
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam mahasisiwa
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia.
1. Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral dalam mahasisiwa
a. Kedudukan Nilai dalam mahasiswa
Kehidupan mahasiswa dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai
masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma dan moral. Nilai adalah
sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia
akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping
sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang suatu hal adalah wujud
kebudayaan sebagai sistem nilai. Olah karena itu nilai dapat dihayati sebagai kebudayaan
dalam wujud kebudayaan abstrak. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat ada 6 macam nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang
terdapat disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang
mengikuti nalar efisiensi.
3. Nila estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah.
4. Nilai sosial berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dan
menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik berpusat pada kekuasaan srta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia
kehidupan dan alam semesta.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
3. PERSATUAN INDONESIA
Sila ini memiliki makna yakni setiap individu mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Sama halnya di Indonesia, Indonesia memiliki ber-aneka
ragam suku dan budaya, tanpa rasa persatuan yang dijunjung tinggi, Indonesia takkan
mungkin dapat bersatu. Pengamalan sila ke-3 ini dalam pribadi penulis yakni dengan ikhlas
melaksanakan Upacara bendera setiap hari senin, mendengarkan dengan baik pembacaan
UUD 1945 dan ikut pembacaan Pancasila sejak SD dan SMA, hal ini dikarenakan rasa cinta
bangsa dan tanah air penulis, selain itu pengamalan lain yaitu dengan mencintai, dan
menghargai produk dalam negeri untuk mensukseskan bangsa dan tanah air, pengamalan
pancasila dalam pribadi penulis yang berkenaan dengan sila ke-3 yaitu dengan kemampuan
penulis menyesuaikan diri dalam lingkungan dengan suku yang berbeda, memiliki bahasa,
kebiasaan yang juga berbeda, salah kasusyang dialami penulis yaitu. Penulis yang berasal dari
suku batak terbiasa dengan cara berbicara orang batak yang tegas, dan keras yang
meninggalkan kesan membentak bagi sebagian orang, namun, penulis mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan, terutama
dengan suku Jawa yang sangat bertolak belakang dengan cara bicara suku Batak, dimana suku
Jawa lebih pelan dan Halus, penulis menyesuaikan nada bicara ketika berbicara dengan suku
Jawa agar tidak meninggalkan kesan kesalahpahaman pada lawan bicara penulis yang
memiliki cara berbicara yang bertolak belakang dengan penulis.
3
4
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN
Sila ke-4 ini memiliki makna selalu melakukan musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, pengamalan sila ini dalam kehidupan pribadi penulis yaitu dengan
aktifnya penulis dalam ber-organisasi, dalam ber-organisasi terdapat banyak ide-ide yang
berbeda sebab berasal dari individu yang memiliki pandangan yang berbeda-beda, dalam
menyatukan pikiran anggota yang tergabung dalam organisasi tersebut dilakukan musyawarah
mufakat untuk mengambil keputusan yang arif dan bijaksana yang dapat mewakili setiap
pemikiran individu, agar tak terjadi kecemburuan sosial, karena sebagai warga negara dan
warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama, termasuk kebebasan/ hak dalam berpendapat, dan mampu menerima serta menjunjung
tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah, dan sebisa mungkin meng-
aplikasikan hasil keputusan musyawarah. Contoh kecil pengamalannya yaitu ketika penulis
ikut berpartisipasi dalam acara rutin di bulan ramadhan, dimana penulis menjadi ketua panitia
dalam acara tersebut, yaitu buka bersama anak yatim piatu, ketika penulis ingin memutuskan
panti asuhan tempat pelaksaan, begitu banyak ide, usulan tempat yang diajukan, namun
penulis tidak langsung memutuskan tempat pelaksanaan mengikuti kehendak pribadi penulis,
tetapi penulis mengadakan rapat dan memutuskannya berdasarkan musyawarah mufakat,
dimana musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
agar terwujudnya hasil yang biaksana.
5
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila ke-5 ini memiliki makna bahwa Keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat tercipta
karena adanya kesamaan hak dan kewajiban. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan pribadi
penulis yang terkait dengan sila ini sangat terasa ketika Hari lebaran tiba, dimana keluarga
penulis sering mengadakan duduk bersama di malam takbiran, dan gotong royong dalam
membersihkan rumah untuk menyambut hari kemenangan tersebut. Penulis juga diajarkan
untuk selalu menyeimbangkan hak dan kewajiban, dimana ketika penulis ingin mendapat hak
maka penulis harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu. Penulis juga selalu
menghormati orang lain yakni selalu bersikap sopan pada setiap orang.
Contoh sederhananya yaitu penulis selalu melakukan kewajiban penulis sebagai anak dengan
membersihkann rumah, belajar, membantu orang tua, agar mendapatkan uang saku sebagai
hak. Selain itu orangtua penulis juga selalu menanamkan sifat adil pada anak-anaknya yaitu
dengan tidak mebeda-bedakan anaknya atau yang biasa disebut “pilih kasih” jadi, penulis
terbiasa hidup dalam suasana adil, dan berusaha menunaikan kewajiban untuk mendapatkan
hak. Yang membuat penulis dapat mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Penulis juga
selalu menghargai karya orang lain, yaitu ketika penulis bersama 2 orang teman bersaing
dalam pembuatan puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, dan puisi penulis yang
terpilih sebagai puisi yang akan dibacakan, namun penulis tidak pernah mengejek ataupun
memandang rendah puisi teman penulis tersebut, melainkan penulis menggabungkan ketiga
puisi menjadi satu puisi yang akan dibacakan dalam perpisahan sekolah, agar bermanfaat bagi
kesejahteraan bersama.
BAB III
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini adalah Tingkat kesadaran mahasiswa Polbangtan Medan tentang Pancasila
sebagai pedoman hidup pada jaman sekarang
Pedoman Wawancara
Pedoman Angket
Guna memperoleh data yang akan digunakan, maka peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu :
- Wawancara : Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data sekunder apabila peneliti
telah melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal kecil dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiyono, 2012: 188).
- Angket
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil jawaban intrumen wawancara dan instrument angket yang di isi oleh mahasiswa
Polbangtan Medan, dapat disimpulkan bahwa Tingkat kesadaran mahasiswa kurang tentang
Pancasila sebagai pedoman hidup karna masih banyak mahasiswa yang kurang berprilaku sopan
dan moral sesuai nilai-nilai Pancasila, tetapi masih banyak juga mahasiswa yang memiliki
perilaku baik. Dan di jaman sekarang nilai-nilai Pancasila mulai menurun di karenakan adanya
faktor budaya luar atau asing yang maasuk ke Indonesia sehingga mulai terikut-ikut dengan
budaya mereka.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah semoga mahasiswa semakin mengerti betapa pentingnya
Pancasila sebagai pedoman hidup agar menjadi lebih baik lagi dari generasi sebelumnya sehingga
terciptanya nilai-nilai Pancasila menjadikan negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila
dan menghayati setiap sila yang tertuang di dalam pancasila