Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Nilai-Nilai Pancasila”

DOSEN PEMBIMBING
Muh. Saifullah C. S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:
Sherlina
NIM : (202101097)

STIKES BATARAGURU SOROAKA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam mata
kuliah “Pancasila” yaitu membuat makalah yang berjudul Nilai-Nilai Pancasila.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun segi materi, mengingat kemampuan yang saya miliki,
untuk itu sehingga saya membutuhkan kritik dan saran dari dosen pembimbing,
sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada dosen, yang telah memberikan tugas dan
petunjuk, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4


B. Tujuan Makalah .......................................................................................... 5
C. Manfaat Makalah ........................................................................................ 5

BAB 11 PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Sejarah Pancasila ...................................................................................... 6


B. Nilai-Nilai Pancasila .................................................................................... 7
C. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila ....................................................................... 9
D. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari ..................11

BAB 111 PENUTUP ..............................................................................................14

A. Kesimpulan ................................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang bersifat universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi
sumber segala sumber. Pancasila sebagai orientasi paradigmatik bagi
ilmu, khususnya bagi ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan negara atau
bangsa non-Barat. Bangsa-bangsa non-Barat memiliki sejarah, budaya,
dan pandangan hidup yang spesifik, sehingga mempunyai keniscayaan
dalam interaksinya dengan ilmu pengetahuan modern. Menurut Sutrisno
(2006:88), Pancasila adalah suatu Philosofische grondslag, suatu
Weltanschauung yang diusulkan olen Bung Karno di depan sidang
BPUPKI 1 Juni 1945 sebagai dasar bagi negara Indonesia yang
kemudian merdeka.
Pancasila dikualifikasikan sebagai falsafah dan ideologi yang
menunjukkan jati diri atau citra visioner bangsa Indonesia. Pancasila lebih
di dorong oleh persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga proses
pembangsaan selalu dihadapkan pada tantangan baru. Pancasila
merupakan dasar negara yang dijadikan pedoman hidup oleh rakyat
Indonesia untuk senantiasa bersikap sesuai dengan nilai yang
dikandungnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila tersebut dibuat
dan dirumuskan berdasarkan moral bangsa Indonesia di kala
kemerdekaan belum dicapai. Makna dari nilai pancasila tersebut
sangatlah mendalam, akan tetapi masih banyak orang Indonesia yang
belum paham akan hal itu. Padahal semestinya makna nilai ke lima sila
tersebut diaplikasikan secara nyata oleh rakyat Indonesia agar tetap
menjadi bangsa yang utuh dan mengenali jati dirinya. Untuk itu, penting
kiranya makalah tentang makna nilai-nilai setiap sila pancasila ini dibahas
secara lebih mendalam. Agar kita bisa lebih paham mengenai hal
tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4
B. Tujuan Makalah
1. Mendeskripsikan pengertian dari pancasila
2. Menjelaskan makna nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
pancasila.
3. Mengetahui hakikat dari nilai-nilai pancasila
4. Menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

C. Manfaat Makalah
Jadi adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
sumber informasi mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Dan juga dapat membantu pembaca dalam memahami nilai-nilai
Pancasila, Butir butir Pancasila dan pengamalan-pengamalannya untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara.

5
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila
Kelahiran Pancasila melalui proses perdebatan panjang sejak tanggal
1 juni kemudian 22 Juni kemudian 18 Agustus’45 sebagai rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan. Pidato Soekarno 1 Juni 1945 mengungkapkan
pentingnya ideology Pancasila sebagai weltanschauung dan
philosophischegrondslag bagi bangsa Indonesia yang merdeka.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah pilar ideologis
negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta:
"pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sila tersebut adalah:
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan perwakilan, dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masing–masing sila mengandung nilai–nilai yang menjadi pedoman


bagi Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok
kaidah Negara yang Fundamental. Adapun pembukaan UUD 1945 yang
di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila, yang bilamana dianalisis makna
yang terkandung di dalamnya tiak lain merupakan derivasi atau
penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.

6
B. Nilai-Nilai Pancasila
Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaam, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai dasar ini merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat
universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar.
Pada hakikatnya segala sesuatu yang di alam semesta ini
memiliki nilai, mulai dari tumbuhan, hewan, manusia, laut, gunung, hutan,
sampai mikroorganisme yang tidak tampak sekalipun. Hanya saja, yang
perlu dipahami sejauhmana nilai itu berdampak pada kehidupan manusia,
atau bagaimana nilai tersebut berkaitan dengan kehidupan manusia.
Banyak pandangan tentang nilai terutama dalam menggolong-golongkan
nilai dan penggolongan tersebut amat beraneka ragam tergantung pada
pandangannya masing-masing.
Max Scheler misalnya mengemukakan bahwa nilai pada
hakikatnya berjenjang, jadi tidak sama tingginya dan tidak sama luhurnya.
Nilai-nilai itu dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada yang
lebih rendah bilamana dibandingkan satu dengan yang lainnya. Sejalan
dengan pandangan tersebut, Notonagoro merinci nilai disamping
bertingkat juga berdasarkan jenisnya, ada yang bersifat material dan
nonmaterial.
Dalam hubungan ini manusia memiliki orientasi nilai yang
berbeda, tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup
masing-masing. Ada sekelompok orang mendasarkan pada orientasi nilai
material, namun ada pula yang sebaliknya, yaitu berorientasi pada nilai
yang nonmaterial. Bahkan sesuatu yang nonmaterial itu mengandung
nilai yang bersifat mutlak bagi manusia.
Nilai-nilai material relatif lebih mudah diukur yaitu menggunakan
indera maupun alat pengukur lainnya seperti berat, panjang, lebar, luas,
dan sebagainya. Dalam menilai hal-hal yang bersifat rohaniah yang
menjadi alat ukur adalah hati nurani manusia yang dibantu oleh alat
indera manusia yaitu cipta, rasa, karsa, serta keyakinan manusia.
Menurut Notonagoro, bahwa nilai-nilai Pancasila termasuk nilai
kerohaniaan, tetapi nilai-nilai kerohaniaan yang mengakui nilai material

7
dan nilai vital. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai
kerohaniaan itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan
harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan
atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematik-hierarchis, yang mana sila
pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya sampai dengan
sila Keadilan sosial sebagai tujuannya (Darmodihardjo, 1978). Nilai-nilai
Pancasila yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila V merupakan
cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan
dalam kehidupannya.
Seharusnya nilai-nilai tersebut terimplementasi dalam berbagai
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Tidak
terkecuali, siapapun asalkan dia sebagai warga Negara, pejabat Negara,
aparatur pemerintah kesemuanya berpedoman pada dasar falsafah
Negara yakni Pancasila. Demikian pula institusi sekolah maupun
perguruan tinggi harusnya dapat menterjemahkan nilai-nilai Pancasila
sekaligus berupaya dengan beraneka ragam cara agar perwujudannya
dapat dilaksanakan secara konkrit oleh segenap peserta didik dan
pengelola pendidikan. Insan pendidikan tinggi yang tercakup dalam
sivitas akademika, merupakan komponen bangsa yang berfungsi sebagai
pendukung nilai-nilai (subscriber of values) Pancasila.Bangsa Indonesia
yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan, dan yang berkeadilan social. Sebagai pendukung nilai,
bangsa Indonesia itulah yang menghargai, mengakui, menerima
Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penghargaan dan
penerimaan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai akan tampak
menggejala dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Kalau pengakuan, penerimaan atau penghargaan itu telah
menggelora dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia dan
bangsa Indonesia, maka bangsa Indonesia dalam hal ini akan kokoh
dalam pendirian menghadapi berbagai pengaruh dalam maupun luar
yang akan mengikis identitas nasional sekaligus akan tetap
mengembangkannya dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia
Indonesia.

8
C. Hakikat Nilai-Nilai Pancasila
1. Sila KeTuhanan Yang Maha Esa.
Dengan sila Ketuhanan yang Maha Esa ini artinya bahwa bangsa
Indonesia mengakui dan menghormati agama. Pancasila sebagai
dasar negara merumuskan hubungan yang sebaik-baiknya antara
Tuhan dan manusia, antara agama dan Negara. Dengan sila ini jelas
tidak ada tempat untuk athelsme yaitu faham dan sikap menolak
adanya Tuhan. Juga tidak ada tempat bagi politheisme yaitu faham
bahwa banyak Tuhan atau dewa, Juga tidak ada tempat bagi
Pantheisme yaitu faham bahwa semua itu adalah Tuhan dan
Moriisme yaitu paham bahwa yang ada sungguh-sungguh itu hanya
tunggal yaitu Tuhan. Negara kita juga bukan negara pcofan atau
sekuler, yaitu negara yang sama sekali tidak menghiraukan masalah
keagamaan dan ketuhanan. Nilai ini mengandung arti keyakinan dan
pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap
Dzat Yang Maha Tunggal tiada duanya. Yang Sempurna sebagai
penyebab pertama (kausa prima).
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Nilai ini mengandung makna kesadaran sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai moral dengan hidup bersama atas dasar
tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan suatu hal
sebagaimana mestinya. Perlu diperhatikan dan merupakan dasar
hubungan sesame umat adalah pengakuan hak asasi manusia.
Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama
derajatnya yang sama hak dan kewajiban asasinya, untuk itu perlu
dikembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang
rasa atau tepo seliro.
3. Sila Perstuan Indonesia
Nilai ini mengandung arti usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina nasionalisme dalam negara Indonesia. Nilai
Persatuan Indonesia yang demikian ini merupakan suatu proses
untuk menuju terwujudnya nasionalisme. Dengan modal dasar nilai
persatuan, semua warga negara Indonesia baik yang asli maupun

9
keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat menjalin
kerjasama yang erat dalam wujud gotong royong dan kebersamaan.
Dalam nilai ini terkandung adanya perbedaan-perbedaan yang biasa
terjadi di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa, baik itu
perbedaan bahasa, kebudayaan, adat istiadat, agama maupun suku.
Perbedaan itu jangan dijadikan alasan untuk berselisih tetapi justru
menjadi daya tarik ke arah kerja sama, ke arah resultante/sintesa
yang lebih harmonis. Pancasila menjadi perekat dalam
keanekaragaman, hal ini sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyarawatan/Perwakilan
Nilai sila ini mengandung makna suatu pemerintahan rakyat
dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam pemufakatan
atas kebenaran dari Tuhan, selaras dengan akal sehat serta
mempertimbangkan kehendak rakyat dan rasa kemanusiaan demi
mencapai kebaikan hidup bersama.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna yang terkandung dalarn sila kelima ini adalah suatu
tatanan masyarakat yang adil dan makmur seiahtera lahiriah dan
batiniah yang setiap warga negara mendapatkan segala sesuatu yang

telah menjadi haknya sesuai dengan esensi adil dan beradab. Sila ini
wujud pelaksanaannya adalah warga harus meilgembangkan sikap
adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian
keselarasan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain. Di samping itu wajib pula melaksanakan keadilan komulatif
(keadilan antara WNI dan WNA) : keadilan legal / taat dan loyal
terhadap negara; dan keadilan distributif (membagi kewajiban negara
kepada WNI). Semua keadilan ini perlu diwujudkan dalam sikap
solider, bekerjasama dengan sesamanya, membuka diri bagi
kepentingan bersama, merupakan sifat-sifat perilaku dalam keadilan
sosial yang harus dijunjung tinggi. Keadilan Sosial bukan saja menjadi

10
dasar negara RI, tetapi sekaligus menjadi tujuan yang hams
dilaksanakan (Moh. Hatta, 1977, 4. 34).
Al-Qur'an (16:90) mengajarkan agar orang berbuat adil, berbuat
ihsan dan memberikan hak sanak kerabat, jangan berbuat yang keji,
yang mungkar dan permusuhan. Al-Qur'an (59:7) mengajarkan agar
kekayaan jangan hanya berada di tangan kaum kaya saja, tetapi
diratakan kepada anggota masyarakat. Islam membebani kaum kaya
kewajiban membayar zakat dan infaq dalam banyak ayat Al-Qurlan.
Mengabaikan anak-anak yatim dan orang-orang miskin dinilai sebagai
mendustakan agama (Q.S 107:1-3). Islam mewajibkan orang muslim
menuntut ilmu (As. Suyuthi, 11, 1954, h. 54).

D. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Nilai Ketuhan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila memiliki lambang bintang emas dengan
latar hitam. Sila pertama Pancasila mengandung nilai ketuhanan.
Contohnya adalah sebagai berikut:
a) Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.
b) Tidak melakukan penistaan agama (perilaku menghina atau
merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah
ibadah)
c) Mengembangkan sikap saling menghormati dan menjaga
kebebasan orang dalam beribadah sesuai agama dan
kepercayaannya.
d) Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan
tuhan dalam agama dan keyakinan
e) Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang
lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila kedua Pancasila memiliki lambang rantai emas bermata
persegi dan bulat yang berkaitan satu sama lain dengan latar warna
merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai kemanusiaan.
a) Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap
manusia tanpa membedakan suku, keturunan, agama,

11
kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit, kedudukan sosial, dan
lainnya.
b) Siap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih
kasih.
c) Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
d) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga Pancasila memiliki lambang pohon beringin dengan
latar warna putih. Sila kedua Pancasila mengandung nilai persatuan.
a) Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman
budaya.
b) Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
c) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d) Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika,
yaitu 'berbeda-beda tetapi satu'.
e) Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Sila keempat Pancasila memiliki lambang kepala banteng warna
hitam dan putih dengan latar warna merah. Sila kedua Pancasila
mengandung nilai kerakyatan.
a) Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
dalam menyelesaikan permasalahan.
b) Menghargai hasil musyawarah.
c) Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.
d) Menghargai masukan orang lain.
e) Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan
musyawarah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan
latar warna putih. Sila kelima Pancasila mengandung nilai keadilan.
a) Tidak bergaya hidup mewah

12
b) Tidak bersifat boros
c) Bekerja keras
d) Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti
membantu akses pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses
sandang, pangan, dan papan yang merata.

13
BAB 111
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya
menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai,
norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh
masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu
mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban
masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Setiap sila dari pancasila mengandung
makna nilai yang mendalam dan perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pancasila telah mempersatukan bangsa Indonesia, sehingga
dari tiap-tiap sila Pancasila tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Satu
saja yang terpilah, maka dapat membuat Indonesia tidak satu lagi.

B. Saran
Yang dimana sangat diharapkan semua masyarakat dapat
menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari yang terkandung
dalam Pancasila tidak hanya sekedar diketahui saja. Dan penerapan
pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai
Pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu
dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang
damai.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-
dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari

Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.

Sihotang, Kasdin; Mikhael, Mali Benyamin; Molan, Benyamin; Kama, Vinsensius


Felisianus (2019-07-30). Pendidikan Pancasila: Upaya Internalisasi Nilai-
Nilai Kebangsaan. Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta. hlm. 46. ISBN 978-
623-7247-07-4.

Syamsudin, M. Munthoha. Pramono, Kartini. Akhwan, Muzhoffar. Ruhlatudin,


Budi. (Agustus, 2009 ) Buku pendidikan pancasila, Menempatkan pancasila
dalam konteks Ke Islaman dan Ke Indonesiaan

https://www.slideshare.net/irvandberutu/makalah-pendidikan-pancasila-kajian-
nilai-nilai-pancasila.

15

Anda mungkin juga menyukai