Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PANCASILA

NAMA : RISKA YANI


NIM : G122008
JURUSAN : GIZI

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas
tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan
dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat
untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar isi...............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Landasan Pancasila...................................................................................3
B. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah.......................................................4
C. Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa Kejayaan.................................8
D. Proses Perumusan Pancasila Dan Kemerdekaan Indonesia....................10
E. Pengertian Filsafat Pancasila Dan Ideologi Pancasila............................15
F. Undang-Undang Dadsar 1945.................................................................23
G. Sistem Pemerintahan Negara..................................................................25
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................26
B. Saran.......................................................................................................26
DAFTARPUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar
pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan
negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila
merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam
Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam
penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa
penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap
warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut.
Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap
pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai
makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari
keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam
kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan
kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan
sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku,
bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam
suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang
kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal
Ika.

1
Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam
keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar
kebudayaan
yang menyatukan budaya dengan yang lain. Karena ikatan yang satu
itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada
di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan Pancasila?
2. Apa pembahasan Pancasila secara ilmiah?
3. Apa perjuangan bangsa Indonesia pada masa kejayaan?
4. Apa proses perumusan Pancasila dan kemerdekaan Indonesia?
5. Apa pengertian filsafat Pancasila dan ideologi Pancasila
6. Apa penjelasan Undang-Undang Dadsar 1945?
7. Apa saja sistem pemerintahan Negara?

C. Tujuan
1. Mengetahui landasan Pancasila
2. Mengetahui pembahasan Pancasila secara ilmiah
3. Mengetahui perjuangan bangsa Indonesia pada masa kejayaan
4. Mengetahui proses perumusan Pancasila dan kemerdekaan Indonesia
5. Mengetahui Apa pengertian filsafat Pancasila dan ideologi Pancasila
6. Mengetahui penjelasan Undang-Undang Dadsar 1945
7. Mengetahui sistem pemerintahan Negara

2
BAB II
PEMBAHSAN
A. Landasan Pancasila
1. Landasan Historis
Pancasila merupakan warisan para pendiri bangsa. Pancasila ialah
fakta sejarah, tentu dari proses berbangsa dan bernegara. Pancasila
merupakan hasil sejarah yang sangat berharga sehingga kita harus
bersepakat untuk mempertimbangkan dan mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan sekarang ini.
Perumusan Pancasila ini mengambil dari nilai-nilai pandangan
hidup seluruh masyarakat. Setiap negara mempunyai ideologi dan
pandangan hidup masing-masing. Sehingga terdapat adanya perbedaan
yang kita ambil dari nilai-nilai hidup dan perkembangan pada suatu
bangsa. Pancasila sendiri mempunyai nama yang telah Presiden Ir.
Soekarno beri dan menjadi penggagasnya. Nama Pancasila ini ada
pada pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yang menjadi saran serta petunjuk.
2. Landasan Kultural
Landasan kultural Pancasila mempunyai unsur-unsur sebagai adat
istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan, dan
kebudayaan dalam negara Indonesia yang secara umum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah landasan berdasarkan aturan yang
memulai perdagangan dan permusyawarahan. Dalam alinea atau
paragraf keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu sebagai landasan
yuridis konstitusional yang di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila Pancasila sebagai dasar negara yang benar dan sah.

3
B. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah
syarat-syarat ilmiah di dalam pembahasan pancasila secara ilmiah yaitu :
1. Berobjek
Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang memenuhi syarat
ilmiah adalah bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki
objek. Objek disini terdapat 2 macam yaitu “objek formal” dan “objek
material”.
“objek formal” pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu
dalam pembahasan pancasila, atau dari sudut pandang apa pancasila itu
dibahas.
“objek material” pancasila adalah suatu objek yang merupakan
sasaran pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang bersifat
empiris maupun nonempiris. Pancasila adalah merupakan hasil budaya
bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila
atau sebagai asal mula nilai-nilai pancasila. Oleh karena itu objek
materia pembahasan pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala
aspek budayanya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Bermetode
Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu
seperangkat cara atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan
Pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif.
Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah metode
“analitico syntetict” yaitu suatu perpaduan metode analisis dan sintesis.
Oleh karena objek pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil
budaya dan objek sejarah oleh karena itu lazim digunakan metode
“hermeneutika” yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik
objek,demikian juga metode “koherensi historis” yaitu suatu metode
mengenai kebenaran atau keakuratan sejarah serta metode
“pemahaman penafsiran dan interperetasi”

4
3. Bersistem
Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan
utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah itu harus merupakan
suatu satu kesatuan, antara bagian-bagian itu saling berhubungan, baik
hubungan interelasi (saling hubungan) atau interdependensi (saling
ketergantungan). Pembahasan pancasila secara ilmiah harus
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, bahkan pancasila itu sendiri
dalam dirinya sendiri adalah merupakan suatu kesatuan dan keutuhan,
bahkan pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri adalah merupakan
suatu kesatuan dan keutuhan ‘majemuk tunggal’ yaitu kelima sila itu
baik rumusannya, inti dan isi dari sila-sila pancasila itu adalah
merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.
4. Bersifat universal
Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal,
artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan,
situasi, kondisi maupun jumlah tertentu. Dalam kaitannya dengan
kajian pancasila hakikat ontologis nilai-nilai pancasila adalah bersifat
universal, atau dengan lain perkataan inti sari, esensi atau makna yang
terdalam dari sila-sila pancasila pada hakikatnya adalah bersifat
universal.
Tingkatan Pengetahuan Ilmiah
Untuk mengetahui lingkup kajian Pancasila serta kompetensi
pengetahuan dalam membahas Pancasila secara ilmiah, maka perlu
diketahui tingkatan pengetahuan ilmiah sebagaimana halnya pada
pengkajian pengetahuan-pengetahuan lainnya. Tingkatan Pengetahuan
ilmiah tersebut, sangat ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah
sebagai berikut :
1. Pengetahuan Deskriptif
Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah, ‘bagaimana’, maka
akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskriptif.
Pengetahuan macam ini adalah suatu jenis pengetahuan yang

5
memberikan suatu keterangan, penjelasan secara objektif, tanpa adanya
unsur subjektivitas. Dalam mengkaji pancasila secara objektif, kita
harus menerangkan menjelaskan serta menguraikan Pancasila secara
objektif sesuai dengan kenyataan pancasila itu sendiri sebagai hasil
budaya bangsa Indonesia.
2. Pengetahuan Kausal
Dalam suatu ilmu pengetahuan upaya untuk memberikan suatu
jawaban dari pertanyaan ‘mengapa’, maka akan diperoleh suatu jenis
pengetahuan ‘kausal’, yaitu suatu pengetahuan yang memberikan
jawaban tentang sebab dan akibat. Dalam kaitannya dengan kajian
tentang Pancasila maka tingkatan pengetahuan sebab akibat berkaitan
dengan kajian proses kausalitas terjadinya pancasila yang meliputi 4
kausa yaitu : kausa materialis, kausa formalis, kausa effisien dan kausa
finalis. Selain itu juga berkaitan dengan pancasila sebagai sumber
nilai, yaitu pancasila sebagai sumber dari segala norma dalam negara,
sehingga konsekuensinya dalam segala realisasi dan penjabarannya
senantiasa berkaitan dengan hukum kausalitas.
3. Pengetahuan Normatif
Tingkatan pengetahuan normatif adalah sebagai hasil dari
pertanyaan ilmiah ‘ke mana’. Pengetahuan normatif senantiasa
berkaitan dengan suatu ukuran, parameter, serta norma-norma. Dalam
membahas pancasila tidak cukup hanya berupa hasil deskripsi atau
hasil kausalitas belaka, melainkan perlu dikaji norma-normanya,
karena pancasila itu untuk diamalkan, direalisasikan serta di
kongkritisasikan.
Dengan kajian normatif ini maka kita dapat membedakan secara
normatif realisasi atau pengamalan pancasila yang seharusnya
dilakukan atau ‘das sollen’ dari pancasila dan realisasi pancasila dalam
kenyataan faktualnya atau ‘das sein’ dari pancasila.
4. Pengetahuan Essensial
Dalam ilmu pengetahuan upaya untuk memberikan suatu jawaban
atas pertanyaan ilmiah ‘apa’, maka akan diperoleh suatu tingkatan

6
pengetahuan yang ‘essensial’. Pengetahuan essensial adalah tingkatan
pengetahuan untuk menjawab suatu pertanyaan yang terdalam yaitu
suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu, dan hal ini dikaji
dalam bidang ilmu filsafat. Oleh karena itu kajian pancasila secara
essensial pada hakikatnya untuk mendapatkan suatu pengetahuan
tentang inti sari atau makna yang terdalam dari sila-sila pancasila, atau
secara ilmiah filosofis untuk mengkaji hakikat sila-sila pancasila.
Beberapa pengertian Pancasila:
1. Pancasila secara etimologis
Secara Etimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yang
terdiri dari dua suku kata Panca berarti lima dan sila berarti dasar,
berarti Pancasila yang mempunyai lima dasar.
2. Pancasila secara historis
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari
sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Dasar Negara Republik Indonesia disebut dengan istilah “Pancasila”.
18/8/45 - Sidang PPKI = mengesahkan UUD 45 - Pembukaan Alinea 4
= Pancasila - Resmi + sah.
3. Pengertian secara etimologis
Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai
seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar
negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD
1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah
sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang
dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah
pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara
Pancasila)

7
C. Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa Kejayaan
1. Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang
berdiri pada abad ke-7 dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit
di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang kuat di
Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa
"Sri" yang artinya bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga

dapat diartikan dengan kemenangan yang bercahaya atau gemilang. Raja

pertama Wangsa Syailendra (Termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di


kaki gunung Siguntang yang bertarikh 605 caka atau 683 M). Yang
terletak bagian selatan Selat Malaka (Sekitar Palembang Sekarang).
Sriwijaya terkenal sebagai Kunci lalu lintas perdagangan di Selat Sunda
dan di sebut dengan kerjaan yang mempunyai kekuatan martim terkuat
a. Wilayahnya meliputi :
– Selat Malaka
– Selat Karimata
– Selat Sunda
– Pantai siam
b. Beberapa kerajaan yang ditaklukan dan masuk dalam
kekuasaannya seperti :
– Kerajaan Melayu di Jambi (686 M )
– Kerajaan Bangka (688 M)
– Kerajaan Tulang Bawang
– Kerajaan Brunai
– Kerajaan Taruma Negara
c. Kasta masyarakat
– Brahmana ; Pendeta, Raja-raja
– Ksatria
– Waisya ; Pedagang, petani
– Sudra ; Tidak mempunyai pekerjaan

8
2. Kerjaan Maja Pahit
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu
di Jawa Timur yang didirikan oleh Raden Wijaya (1293 M).
Kerajaan kuno di Indonesia ini berdiri pada tahun 1293-1500
Masehi. Masa kejayaan dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dan
Patih Gajahmada serta Laksamana Nala. Wilayahnya Mulai
Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang), Irian Jaya, Kalimantan
Utara.
3. Perjuangan sebelum tahun 1908
Pada masa sebelum kebangkitan nasional pada tahun 1908,
perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat terpecah belah,
menonjolkan sifat keaderahan, dan tanpa adanya semangat
persatuan.
Namun, seiring dengan masa kebangkitan nasional, maka
perjuangan berubah menjadi melalui cara politis, dengan adanya
semangat persatuan dan kesatuan, yang didorong oleh
berkembangnya nasionalisme Indonesia.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya organisasi
kebangsaan, seperti Budi Utomo, yang didirikan pada tahun 1908.
Seiring dengan perkembangan, muncul berbagai organisasi
kebangsaan, seperti Perhimpunan Indonesia, Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Sarekat Islam dan sebagainya.
4. Perjuangan setelah tahun 1908
Pada masa sebelum kebangkitan nasional pada tahun 1908,
perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat terpecah belah,
menonjolkan sifat kedaerahan, dan tanpa adanya semangat
persatuan.
Namun, seiring dengan masa kebangkitan nasional, maka
perjuangan berubah menjadi melalui cara politis, dengan adanya

9
semangat persatuan dan kesatuan, yang didorong oleh
berkembangnya nasionalisme Indonesia.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya organisasi
kebangsaan, seperti Budi Utomo, yang didirikan pada tahun 1908.
Seiring dengan perkembangan, muncul berbagai organisasi
kebangsaan, seperti Perhimpunan Indonesia, Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Sarekat Islam dan sebagainya.
Perjuangan setelah tahun 1908 dipelopori oleh kalangan
cerdik pandai, yang mendapatkan pendidikan modern dari Politik
Etis yang diterakan Belanda. Misalnya, Soekarno adalah lulusan
dari Technische Hogereschool te Bandung (sekarang ITB)
sementara HOS Cokroaminoto merupakan lulusan Opleiding
School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), sekolah pegawai
negeri).

D. Proses Perumusan Pancasila Dan Kemerdekaan Indonesia


1. Proses perumusan Pancasila dan kemerdekaan Indonesia
Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia
Timur Raya, Jepang banyak menggunakan cara untuk menarik simpati
khususnya kepada bangsa Indonesia dengan membuat suatu janji
bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia
yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September
1944.
2. Pembentukan BPUPKI
Jepang meyakinkan akan janjinya terhadap bangsa Indonesia untuk
dimerdekakan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang
BPUPKI berarti Dokuritsji Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada,
merupakan komandan pasukan jepang di jawa dan mengumumkan
pembentukan BPUPKI lalu pada tanggal 28 April 1945 diumumkan
pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya di gelar

10
Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang, Gedung
Departemen Luar Negeri).
BPUPKI beranggotakan 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4
orang Cina dan Arab. Jabatan Ketua BPUPKI adalah Radjiman
Wedyodiningrat, Wakil ketua BPUPKI adalah Icibangase (Jepang),
dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso.
3. Proses Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) dan
Usulan-Usulan Rumusan Pancasila
Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa
persidangan BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai
dengan 1 Juni 1945. Di masa persidangan, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Di persidangan
BPUPKI yang pertama, terdapat berbagai pendapat mengenai dasar
negara yang dipakai di Indonesia. Pendapat-pendapat rumusan dasar
negara Indonesia disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.
a. Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya
mengenai dasar negara Indonesia merdeka yang dihadapan
sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya Mr.
Mohammad Yamin diberi judul "Asas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia". Usulan rumusan dasar
negara Mr. Mohammad Yamin yang intinya adalah sebagai
berikut.
1) Peri kebangsaan
2) Peri kemanusiaan
3) Peri ketuhanan
4) Peri kerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
b. Mr. Supomo
Mr. Supomo mengemukakan usulan rumusan dasar
negara di sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, dari

11
pemikiran tersebut merupakan penjelasan masalah-masalah
mengenai hubungan dasar negara Indonesia dimana negara
dibentuk hendaklah integralistik berdasarkan pada hal-hal
berikut.
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan social
c. Ir. Soekarno
Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat
kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengenai
rumusan dasar negara Indonesia. Usulan rumusan dasar
negara Ir. Soekarno terdiri atas lima asas antara lain sebagai
berikut.
1) Kebangsaan Indonesia
2)  Internasionalisme atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan social
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Panitia 9 (piagam Jakarta)
Panitia Sembilan merupakan panitia - panitia yang
beranggotakan 9 orang yang dibentuk oleh BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 yang bertugas merumuskan Dasar
Negara Indonesia UUD 1945.  Dari hasil perumusan panitia
sembilan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter, merumuskan
sebagai berikut :
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2) Kemanusian yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia

12
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Pada Sidang yang kedua tanggal 10 s/d 17 Juli
1945. Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia Sembilan
melaporkan hasil kerja kepada BPUPKI, yaitu konsep
Piagam Jakarta dan konsep Pembukaan UUD.
Dengan demikian selesailah kerja BPUPKI setelah
menerima rancangan tersebut. (16 Juli 1945).
Setelah sidang BPUPKI selanjutnya tanggal 9
Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Junbi Iinkai.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta masing-masing sebagai Ketua dan Wakil
ketua PPKI dan Dr. Radjiman bertolak ke Indo Cina
memenuhi panggilan Panglima Angkatan Perang Jepang di
Kawasan Asia Tenggara untuk merundingkan tentang
kemerdekaan Indonesia, Di sepakati PPKI akan dilantik
tanggal 18 Agustus 1945.
Oleh karena tanggal 14 Agustus 1945 Jepang kalah
dalam Perang Dunia kedua sehingga kesepakatan tersebut
tidak lagi dilaksanakan.
PPKI mengadakan rapat tanggal 15 Agustus 1945
dengan tujuan akan mengumumkan kemerdekaan Indonesia
dan mengesahkan UUD, akan tetapi terjadi peristiwa
Rengasdengklok sehingga nanti tanggal 16 Agustus 1945
baru dicapai kata sepakat untuk mengumumkan
kemerdekaan pada esok harinya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at
pukul 10.00 diproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan

13
pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan UUD
dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia

4. Proklamasi kemerdekaan
Naskah

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara yang saksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta
Arti proklamasi sebagai berikut :
1. Menurut kata-katanya, Suatu pernyataan yang
memberitahukan bahwa Indonesia telah Merdeka
2. Arti Kejiwaan atau religious, Pada akhir pidato diucapkan
Insya Allah yang mengandung pengertian Di berkati oleh
Allah. Swt Dengan pertolongan Allah yang telah memberi
karunia-Nya.
3. Jiwa kemanusiaanKembali pada nilai-nilai kemanusiaan
sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
4. Jiwa Persatuan, artinya barsatu padu dalam segala langkah
atau perbuatannya.
5. Jiwa kerakyatan, Proklamasi adalah pengejawantahan
kehendak rakyat

5. Pancasila sebagai dasar Negara RI?


Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar
bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa

14
suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan
negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan
gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik
yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya

E. Pengertian Filsafat Pancasila Dan Ideologi Pancasila


1. Pengertian filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata
falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa
Yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun
dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat,
mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat,
kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai
pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan
kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam yang
berbeda satu dari yang lainnya.
a. Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh Pythagoras.
1) Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorang
yang bijaksana?
2) Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, ‘saya
hanyalah philosophos, yakni orang yang mencintai
pengetahuan
b. Ada dua pengertian filsafat, yaitu:
1) Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk.
2) Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hidup.

15
3) Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis
Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku
dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
2. Pengertian filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam
suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian
ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
a. Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
dilakukan dengan cara deduktif dan induktif
1) Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila
serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis
menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
2) Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala
sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan
menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu.

16
b. Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
1) Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat
sila-sila Pancasila yang merupakan inti sari Pancasila
sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan
dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia
serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang
kehidupan konkrit.
2) Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti
Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa
Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia
3) Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit,
yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat
khhusus konkrit serta dinamis (lihat Notonagoro, 1975:
36-40).
3. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara
harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau
cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap
sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus
merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu
berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau
pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi
suatu pegangan hidup.
a. Beberapa pengertian ideologi:
1) A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah
seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori
ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang
atau sekelompok orang.

17
2) Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum
ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan
agama.
3) Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai
seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh
realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
4) Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi
sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan
menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
b. Ideologi tertutup
Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran
tertutup Merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk
mengubah dan memperbarui masyarakat atas nama ideologi
dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada
masyarakat. Yang Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita
tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.
c. Ideologi terbuka
Ideologi terbuka merupakan suatu pemikiran yang terbuka
Ciri-cirinya bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral,
budaya masyarakat itu sendiri. Dasarnya bukan keyakinan
ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari
konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar,
secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
d. Fungsi utama ideology
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan
Surbakti (1999) ada dua, yaitu:
1) Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai
secara bersama oleh suatu masyarakat.

18
2) Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai
prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam
masyarakat.
Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang
berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa.
Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu ideologi
terbuka.
Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945:
“terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok
itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubah dan mencabutnya.
e. Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas,
dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
1) Dimensi Realitas nilai yang terkandung dalam dirinya,
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir,
sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati
bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka
bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas
ini dalam dirinya
2) Dimensi idealisme ideologi itu mengandung cita-cita
yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga
berkaitan dengan dimensi realitas.
3) Dimensi fleksibilitas Ideologi itu memberikan
penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya
dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis,

19
demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas
karena memelihara, memperkuat relevansinya dari
masa ke masa.
f. Makna pancasila sebagai ideologi bangsa
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu
menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-
Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan
yang ber-Keadilan.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai
cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati
bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan
masyarakat di Indonesia.
g. Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan
dengan kepribadian Indonesia ialah Keseluruhan ciri-ciri khas
bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa-bangsa lainnya.
Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia sepanjang masa.
h. Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan
1) Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di
negara kita.

20
2) Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat
mempersatukan kita serta memberi petunjuk dalam
masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
3) Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena
Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa
Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
4) Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara
terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga
dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan
tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
i. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia
1) Suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam
wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan
damai.
2) Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh
wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah
Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi,
bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari
kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia
yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu,
melainkan karena Pancasila itu telah mampu
membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah
perjuangan bangsa. Oleh karena itu yang penting adalah

21
bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan.
Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan
rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan
yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi
kehidupan bangsa kita
3) Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata,
tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-
hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan
kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur.
4) Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-
buku sejarah Indonesia.
5) Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan
melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada
generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk
menegakkan dan membela Pancasila.
6) Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila
dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita
maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu
 Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Persatuan Indonesia.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dala permusyawratan/perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


7) Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan

22
yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil
bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).
8) Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR
No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu
kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya.
9) Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena
masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat
dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah
dari keseluruhan sila-sila lainnya.
10) Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara
terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan
pengertian yang keliru tentang Pancasila.

F. Undang-Undang Dadsar 1945


1. UUD 1945 terdiri dari
a. Pembukaan.
b. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat
berasal dari 16 pasal yang terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal
dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih).
c. 4 Pasal aturan Peralihan dan 2 ayat aturan tambahan.
d. Penjelasan.
2. Hakikat pembukaan uud 1945
Sebagai Tertib Hukum Tertinggi memiliki 2 aspek yang utama:
a. Faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum tertinggi
Pembukaan UUD 1945 termuat didalamnya meliputi
suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia, serta
mewujudkan suatu cita-cita hukum
b. Pokok-Pokok pikiran yang ada dalam pembukaan UUD 1945
harus dikonkritkan (dijelmakan) dalam Batang Tubuh UUD

23
1945 (pasal) Penjabaran direalisasikan kedalam hukum-hukum
positif yang terdiri: TAP MPR, UU, PP, dll
.
3. Kedudukan pembukaan uud 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan
tertib hukum Indonesia memiliki dua aspek yang sangat fundamental
yaitu : pertama, memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia, dan kedua, memasukan diri dalam tertib.
4. Pembukaan UUD 1945 mengandung Pokok Pikiran
Pokok Pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD
Negara Indo. Pokok Pikiran itu diwujudkan dalam cita-cita hukum
(Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan tidak
tertulis (konvensi) Pokok Pikiran tersebut dijabarkan secara
normative dalam pasal-pasal UUD 1945 sbb
5. Pokok Pikiran tersebut dijabarkan secara normative dalam pasal-
pasal UUD 1945 sbb:
a. Pokok Pikiran Pertama, menegaskan bahwa Diterimanya aliran
pengertian Negara Persatuan yaitu, melindungi segenap bangsa,
Mengatasi paham perorangan, golongan, (merupakan
penjabaran sila ketiga).
b. Pokok Pikiran Kedua, merupakan cita-cita yang ingin dicapai
yaitu Penetapan tentang aturan-aturan yang akan
dilaksanakanSetiap WN mempunyai hak dan kewajiban yang
sama, ( Penjabaran sila kelima).
c. Pokok Pikran Ketiga, mengandung konsekwensi logis tentang
system Negara, yaitu Kedaulatan rakyat yang mendasarkan
pada musyawarah/perwakilan.(penjabaran sila keempat).
d. Pokok Pikiran Keempat, mengandung isi tentang kewajiban
pemerintah dan penyelenggara Negara untuk:* memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur dengan upaya
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai
luhur kemanusiaan. (penjabaran sila I dan sila II).

24
6. Undang-undang tidak tertulis
UU tidak tertulis adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
UU tidak tertulis ( Convensi) mempunyai sifat-sifat:
a. Kebiasaan yang berulang terjadi dan terpelihara dalam
masyarakat.
b. Tidak bertentangan dengan UUD tertulis.
c. Diterima oleh seluruh masyarakat.
d. Bersifat pelengkap dari UUD tertulis.
7. Struktur pemerintahan indonesia berdasarkan uud 1945
Berdasarkan Asas Demokrasi yang berarti:
a. Sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat.
b. Mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak warga negara
Secara Umum sistem pemerintahan yang bersifat demokratis
haruslah mendasarkan pada:
a. Keterlibatan WN dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan diantara WN
c. Tingkat kebebasan diakui oleh WN
d. Suatu Sistem perwakilan.
e. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas

G. Sistem Pemerintahan Negara


Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara:
1. Indonesia Adalah negara yang berdasarkan Hukum (Rechtstaat).
2. Sistem Konstitusional
3. Kekuasaan Negara Tertinggi di tangan MPR.
4. Presiden adalah Penyelenggara Negara Yang tertinggi di bawah
Majelis.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, dan tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

25
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi


dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia,
nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang
harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila
Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral
dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia.

SARAN

Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun
melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus
ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter dan
kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa
Indonesia yang damai.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pancasila.html
https://ilmuusekolah.blogspot.com/2017/05/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html

26
http://abdulgoffarr.blogspot.com/2012/01/makna-nilai-nilai-pancasila.html

27

Anda mungkin juga menyukai