Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FILSAFAT PANCASILA

Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu ; Fidian Abron, M.Pd

Disusun oleh kelompok 2


Az’zerti Camelia Putri Andriyanto: 2371020004
M. Nabiel Putra Briliant: 2371020019

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas ini di ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah.

Tugas studi ini berisi tentang filsafat pancasila. Pada kesempatan ini juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan studi kasus ini.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan studi kasus
ini, untuk itu kritik dan saran akan sangat kami butuhkan untuk penulis dalam
memperbaiki penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap
usaha kita, Amin.

Bandar Lampung, 22 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
1. Pengertian Filsafat Pancasila........................................................................3
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup............................................................5
3. Pancasila Sebagai Ideologi...........................................................................7
4. Pancasila Sebagai Dasar Negara...................................................................8
5. Fungsi Filsafat Pancasila...............................................................................10
6. Penerapan Filsafat Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari........................11
7. Unsur-unsur Filsafat Pancasila.....................................................................12
8. Aspek Filsafat Pancasila...............................................................................14
9. 3 Tingkatan Nilai Dalam Filsafat Pancasila..................................................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, ras, agama, dan
suku bangsa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Untuk mengatasi tantangan
tersebut, bangsa Indonesia membutuhkan filsafat yang dapat menjadi dasar dan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Latar belakang historis lahirnya Pancasila adalah sebagai berikut:
Pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 29 Mei 1945, Presiden Soekarno membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). BPUPKI beranggotakan
60 orang yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh
masyarakat, dan tokoh pendidikan.
Sidang BPUPKI I
Pada tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertamanya.
Dalam sidang ini, BPUPKI membahas mengenai dasar negara Indonesia.
Sidang BPUPKI II
Pada tanggal 10 hingga 17 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang keduanya. Dalam
sidang ini, BPUPKI menghasilkan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi dasar
penyusunan Pancasila.
Latar belakang filosofis lahirnya Pancasila adalah sebagai berikut:
 Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
 Keanekaragaman bangsa Indonesia.
 Aspirasi bangsa Indonesia

iv
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat Pancasila
2. Apa itu Pancasila sebagai pandangan hidup?
3. Apa iyu Pancasila sebagai ideologi?
4. Apa pengertian Pancasila sebagai lambing negara?
5. Apa saja fungsi filsafat pancasila
6. Apa saja penerapan filsafat Pancasila dalam kehidupan?
7. Apa saja unsur-unsur filsafat Pancasila?
8. Apa saja aspek-aspek filsafat Pancasila?
9. Apa saja tiga tingkatan nilai dalam filsafat Pancasila?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari filsafat Pancasila sebagai ideologi dan dasar
Negara serta lambing negara, fungsi filsafat, aspek serta unsur-unsur filsafat
Pancasila.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA


1.Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila adalah suatu sistem pemikiran yang mendasari dan membimbing
bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para pendiri bangsa Indonesia, yang
kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.
Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu panca yang berarti
lima dan sila yang berarti asas atau prinsip. Jadi, Pancasila berarti lima asas atau
prinsip yang menjadi landasan dan pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia. Para pahlawan Indonesia memiliki pandangan yang sangat penting
terhadap filsafat Pancasila. Mereka memandang Pancasila sebagai landasan
danpedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa
pandangan para pahlawan Indonesia terhadap filsafat Pancasila:

1
 Ir. Soekarno, yang berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat bangsa
Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai kerohanian yang luhur. Pancasila
merupakan titik keseimbangan antara ilmu dan amal, antara nasionalisme dan
internasionalisme, antara asas demokrasi dan musyawarah atau mufakat, serta
antara pembangunan dan keadilan sosial.
2
 Dr. Mohammad Hatta, yang berpendapat bahwa Pancasila merupakan
kristalisasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam budaya bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan dasar negara yang berlandaskan pada nilai-nilai
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.

1
Soekarno, Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 1960.

2
Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.
vi
3
 Dr. Soepomo, yang berpendapat bahwa Pancasila merupakan dasar negara
yang berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
musyawarah, dan keadilan. Pancasila merupakan sumber dari segala hukum
yang berlaku di Indonesia.
4
 Ki Hajar Dewantara, yang berpendapat bahwa Pancasila merupakan dasar
pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pancasila harus diajarkan kepada seluruh
rakyat Indonesia agar mereka dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai
luhurnya.
5
 Moh. Yamin, yang berpendapat bahwa Pancasila merupakan dasar hidup dan
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila harus dijunjung tinggi dan
dipertahankan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Kedudukan Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila merupakan dasar negara, pandangan
hidup bangsa, dan ideologi negara.
 Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber hukum tertinggi di
Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
harus bersumber dari Pancasila.
 Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila menjadi dasar bagi bangsa
Indonesia untuk mengatur kehidupannya secara baik dan adil.
 Sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan keyakinan dan cita-cita bangsa
Indonesia. Pancasila menjadi acuan bagi bangsa Indonesia untuk mencapai
tujuan nasionalnya.
Penerapan Filsafat Pancasila

3
Soepomo, Dasar-Dasar Pokok Negara Indonesia, Jakarta: Yayasan Prapanca, 1962.

4
Ki Hajar Dewantara, Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007.

5
Moh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, 1960
vii
Filsafat Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Penerapan Pancasila dapat dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan filsafat Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari:
 Dalam bidang politik, Pancasila diterapkan dalam bentuk sistem pemerintahan
yang demokratis dan berkedaulatan rakyat.
 Dalam bidang ekonomi, Pancasila diterapkan dalam bentuk ekonomi
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan rakyat.
 Dalam bidang sosial budaya, Pancasila diterapkan dalam bentuk gotong
royong, toleransi, dan persatuan.
 Dalam bidang pertahanan keamanan, Pancasila diterapkan dalam bentuk
pengabdian kepada negara dan rakyat.
Penerapan filsafat Pancasila secara konsisten akan mewujudkan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang adil, makmur, dan sejahtera.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Sebagai pandangan hidup, Pancasila adalah seperangkat nilai dan prinsip yang
membimbing perilaku, moralitas, dan etika hidup individu dan masyarakat Indonesia.
Kelima sila dalam Pancasila menjadi dasar bagi nilai-nilai kebenaran, kejujuran,
persatuan, dan keadilan.
Pancasila mengajarkan untuk hidup berdasarkan keyakinan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menghormati martabat kemanusiaan, dan berlaku adil serta beradab dalam
segala aspek kehidupan.

Kutipan-kutipan dari beberapa buku mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup;


6
1.Kutipan dari buku Suparlan (2019) yang menjelaskan tentang Pancasila sebagai
pandangan hidup:

6
Kutipan buku Suprlan (2009) tentang Pancasila sebagai pandangan hidup. halaman 22-23
viii
"Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sistem nilai yang menjadi pedoman
hidup bangsa Indonesia. Pancasila menjadi dasar dan acuan bagi bangsa Indonesia
dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari."
7
2.Kutipan dari buku Sugeng Istanto (2020) yang menjelaskan tentang Pancasila
sebagai pandangan hidup:
"Pancasila sebagai pandangan hidup adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
menghadapi berbagai persoalan hidup. Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa
Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera."
8
3.Kutipan dari buku Muhammad Yunus (2020) yang menjelaskan tentang Pancasila
sebagai pandangan hidup:
"Pancasila sebagai pandangan hidup adalah pedoman bagi bangsa Indonesia dalam
menjalani kehidupannya. Pancasila menjadi acuan dalam berpikir, bersikap, dan
berperilaku bangsa Indonesia."

Pancasila sebagai pandangan hidup memiliki beberapa fungsi, yaitu:


1.Pedoman
Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
menjadi acuan dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa Indonesia. Dengan
berpedoman pada Pancasila, bangsa Indonesia dapat mewujudkan kehidupan yang
adil, makmur, dan sejahtera.
2.Pemersatu
Pancasila menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila mengakui
dan menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan golongan. Dengan adanya
Pancasila, bangsa Indonesia dapat hidup rukun dan damai.
3.Cita-cita

7
Kutipan buku Sugeng Istanto (2020) tentang Pancasila sebagai pandangan hidup. halaman 29-30

8
Kutipan dari buku Muhammad Yunus (2020) yang menjelaskan tentang Pancasila sebagai pandangan
hidup terdapat pada halaman 23-24.

ix
Pancasila menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang adil,
makmur, dan sejahtera. Dengan berpedoman pada Pancasila, bangsa Indonesia dapat
mewujudkan cita-citanya tersebut.
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam kehidupan sehari-hari:
 Menghormati dan menghargai perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.
 Bersikap adil dan bijaksana dalam kehidupan bermasyarakat.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengikutsertakan diri dalam kegiatan musyawarah dan mufakat.
 Berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

3.Pancasila Sebagai Ideologi


Pancasila sebagai ideologi adalah sistem nilai yang menjadi dasar dan acuan bagi
bangsa Indonesia dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan
kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pengertian Pancasila dari berbagi sumber :
9
 Menurut buku Pancasila sebagai Ideologi Bangsa oleh M. Amien Rais
(2007), Pancasila sebagai ideologi adalah pandangan hidup bangsa Indonesia
yang menjadi dasar, tumpuan, atau pedoman bagi bangsa Indonesia dalam
berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
menjadi cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang adil,
makmur, dan sejahtera.
10
 Menurut jurnal Pancasila sebagai Ideologi Terbuka oleh A. Aco Agus
(2018), Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sistem nilai yang terbuka
terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Pancasila juga terbuka

9
Kutipan Menurut buku Pancasila sebagai Ideologi Bangsa oleh M. Amien Rais (2007) hal 19-20

10
Kutipan Menurut Jurnal Pancasila sebagai Ideologi Terbuka oleh A. Aco Agus (2018) hal 3-4
x
terhadap nilai-nilai lain dari luar budaya Indonesia, asalkan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
11
 Menurut buku Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Suparlan (2019),
Pancasila sebagai ideologi adalah sistem nilai yang menjadi dasar dan acuan
bagi bangsa Indonesia dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia
dalam mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera.
12
 Menurut buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Sugeng
Istanto (2020), Pancasila sebagai ideologi adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Pancasila menjadi
pedoman bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang adil,
makmur, dan sejahtera.
13
 Menurut buku Ilmu Pengetahuan Kewarganegaraan oleh Muhammad Yunus
(2020), Pancasila sebagai ideologi adalah pedoman bagi bangsa Indonesia
dalam menjalani kehidupannya. Pancasila menjadi acuan dalam berpikir,
bersikap, dan berperilaku bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
 Bersifat dinamis, artinya Pancasila selalu berkembang mengikuti
perkembangan zaman.
 Bersifat terbuka, artinya Pancasila terbuka terhadap nilai-nilai lain dari luar
budaya Indonesia.
 Bersifat kontekstual, artinya Pancasila harus relevan dengan kondisi
masyarakat Indonesia.

11
Kutipan Menurut buku Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Suparlan (2019) hal 19-20

12
Kutipan Menurut buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Sugeng Istanto (2020),hal
19-20

13
Kutipan Menurut buku Ilmu Pengetahuan Kewarganegaraan oleh Muhammad Yunus (2020) hal 23-
24
xi
4.Pengertian Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber hukum bagi
penyelenggaraan negara. Pancasila menjadi dasar untuk pembentukan UUD 1945
dan konstitusi lainnya. Pancasila juga menjadi dasar untuk penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan nasional, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara menurut beberapa sumber :
 Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Pancasila sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber hukum bagi
penyelenggaraan negara. Pancasila menjadi dasar untuk pembentukan UUD
1945 dan konstitusi lainnya. Pancasila juga menjadi dasar untuk
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan nasional, dan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
14
 Menurut Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Sugeng
Istanto (2020), Pancasila sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber
hukum bagi penyelenggaraan negara. Pancasila menjadi dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara yang adil, makmur, dan sejahtera.
15
 Menurut Buku Ilmu Pengetahuan Kewarganegaraan oleh Muhammad Yunus
(2020), Pancasila sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber hukum
bagi penyelenggaraan negara. Pancasila menjadi dasar untuk mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber hukum bagi penyelenggaraan
negara. Pancasila menjadi dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara yang adil,
makmur, dan sejahtera.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

14
Kutipan Menurut Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Sugeng Istanto (2020) hal
21-22
15
Kutipan Menurut Buku Ilmu Pengetahuan Kewarganegaraan oleh Muhammad Yunus (2020) hal 22-
24
xii
 Bersifat fundamental, artinya Pancasila menjadi dasar dan sumber hukum bagi
penyelenggaraan negara.
 Bersifat mengatur, artinya Pancasila menjadi dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara.
 Bersifat mengikat, artinya Pancasila mengikat semua penyelenggara negara.

5.Fungsi Filsafat Pancasila


Filsafat Pancasila memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari
Filsafat Pancasila:
1. Landasan Ideologis Negara
Filsafat Pancasila menjadi landasan ideologis negara Indonesia. Nilai-nilai
dan prinsip-prinsip Pancasila dijadikan pedoman dalam pembentukan hukum,
kebijakan, dan institusi negara. Ini membantu menjaga keutuhan dan stabilitas
negara.
2. Pemersatu Bangsa
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam mempersatukan masyarakat
Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Prinsip Bhinneka
Tunggal Ika mencerminkan semangat toleransi dan keragaman, yang
membantu menjaga harmoni dan persatuan dalam masyarakat.
3. Panduan Etika dan Moral
Nilai-nilai Pancasila, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta
keadilan sosial, memberikan panduan etika dan moral bagi warga negara. Ini
mendorong tindakan yang menghormati martabat manusia dan berkontribusi
pada pembangunan yang berkelanjutan.
4. Pedoman dalam Pembangunan
Prinsip-prinsip Pancasila, terutama keadilan sosial, menjadi panduan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Filsafat ini mendorong

xiii
usaha untuk mengurangi kesenjangan sosial, memperbaiki distribusi
kekayaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Dasar Pendidikan Nasional
Filsafat Pancasila menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di
Indonesia. Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila membantu
membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran nasional, etika yang
baik, dan semangat kebangsaan.

6.Penerapan Filsafat Pancasila Dalam kehidupan Sehari-hari


Filsafat Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Berikut adalah beberapa
contoh penerapan filsafat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:
Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu:
 Menghormati hak beribadah orang lain, meskipun berbeda agama dengan kita.
 Bersikap toleran dan saling menghargai antar umat beragama.
 Menjaga kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu:
 Bersikap adil dan tidak diskriminatif terhadap sesama manusia, tanpa
memandang suku, agama, ras, dan antargolongan.
 Menghormati hak asasi manusia (HAM) orang lain.
 Membantu orang yang membutuhkan.
Persatuan Indonesia, yaitu:
 Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan.
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
 Ikut serta dalam kegiatan musyawarah untuk mencapai mufakat.
xiv
 Menghargai hasil musyawarah.
 Melakukan kritik dan saran secara konstruktif.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu:
 Menjaga kesetaraan dan keadilan sosial.
 Membantu orang yang kurang mampu.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

7.Unsur-unsur Filsafat Pancasila


Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung lima unsur, yaitu:
Unsur Ketuhanan
Unsur ketuhanan diwujudkan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa. Unsur ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Nilai-nilai ketuhanan
yang terkandung dalam Pancasila antara lain:
 Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Kebebasan beragama
 Kerukunan antarumat beragama

Unsur Kemanusiaan
Unsur kemanusiaan diwujudkan dalam sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab. Unsur ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan yang
terkandung dalam Pancasila antara lain:
 Kesetaraan derajat manusia
 Keadilan sosial
 Kemanusiaan yang adil dan beradab

xv
Unsur Persatuan
Unsur persatuan diwujudkan dalam sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
Unsur ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu.
Nilai-nilai persatuan yang terkandung dalam Pancasila antara lain:
 Kesatuan wilayah
 Kesatuan bangsa
 Kesatuan bahasa
 Kesatuan budaya

Unsur Kerakyatan
Unsur kerakyatan diwujudkan dalam sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Unsur ini
mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang demokratis. Nilai-
nilai kerakyatan yang terkandung dalam Pancasila antara lain:
 Kedaulatan rakyat
 Kebebasan berpendapat
 Musyawarah mufakat

Unsur Keadilan
Unsur keadilan diwujudkan dalam sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Unsur ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang adil. Nilai-nilai keadilan yang terkandung dalam Pancasila antara
lain:
 Keadilan sosial
 Kesetaraan sosial
 Kesejahteraan sosial
8.Aspek Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat memiliki tiga aspek, yaitu:
xvi
 Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika. Secara ontologis, penyelidikanPancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasardari sila-
silaPancasila.Pancasila yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah
merupakanasas yang berdiri sendiri-sendiri, malainkan memiliki satu
kesatuandasarontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis,
karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok
dari sila-silaPancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa
yang Berketuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan
sosial pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan manusia sebagai
pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang
mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani.
Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka
secara hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila
lainnya. (lihat Notonagoro, 1975: 53). 10. Hubungan kesesuaian antara negara
dan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat: a.
Negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan Tuhan, manusia, satu,
rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. b. Landasan sila-sila
Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah sebagai sebab,
dan negara adalah sebagai akibat. 11 D. Landasan Epistemologis Pancasila.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber

xvii
pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas
ilmu pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya
ilmu atau science of science.. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan
yang mendasar dalam epistemologi, yaitu: a. Tentang sumber pengetahuan
manusia; b. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; c. Tentang watak
pengetahuan manusia. 12. Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai
suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu
belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu
Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya
sebagai sistem pengetahuan. Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya
tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Maka, dasar epistemologis
Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia.
 Landasan Epistomologis
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara epistemologis kajian
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. 30. Pancasila sebagai sistem
filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti
Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu
ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama
dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. 31. Dasar epistemologis
Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia
 Landasan Aksiologis Pancasila

xviii
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa
kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila

9. 3 Tingkatan Nilai Dalam Filsafat Pancasila


a. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat
mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai
dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
b. Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara.
c. Nilai praktis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental
itu benar-benar hidup dalam masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah suatu sistem pemikiran yang mendasari dan
membimbing bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para pendiri bangsa
Indonesia, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.

xix
Pancasila sebagai pandangan hidup artinya Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa
Indonesia dalam menjalani kehidupannya. Pancasila menjadi acuan dalam berpikir,
bersikap, dan berperilaku bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi adalah sistem nilai yang menjadi dasar dan acuan bagi
bangsa Indonesia dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan
kehidupan yang adil, makmur, dan Sejahtera.
Pancasila sebagai dasar negara adalah landasan dan sumber hukum bagi
penyelenggaraan negara. Pancasila menjadi dasar untuk pembentukan UUD 1945 dan
konstitusi lainnya. Pancasila juga menjadi dasar untuk penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan nasional, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
5 fungsi filsafat Pancasila yaitu, Landasan Ideologi negara, pemersatu bangsa,
panduan etika dan moral, pedoman dalam Pembangunan, dsar Pendidikan nasional.
Aspek filsafat Pancasila ada 3 yaitu, Landsan Ontologi, Epistomologi, Aksiologi.
Tiga tingkatan filsafat Pancasila yaitu, Nilai dasar, Nilai Instrumental dan Nilai
Praktis.

B. Saran
 Pemerintah harus menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam
penyelenggaraan negara.
 Lembaga pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada para
siswa.
 Organisasi masyarakat harus berperan aktif dalam mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila.

xx
DAFTAR PUSTAKA

 Buku Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Suparlan (2019)


 Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Sugeng Istanto (2019)
 Buku Ilmu Pengetahuan Kewarganegaraan oleh Muhammad Yunus (2020)
 Jurnal Pancasila Unikom
 Jurnal Filsafat Pancasila oleh Universitas Negeri Malang

xxi
 Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Agus Subagyo (2021)
 Soekarno, Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta: Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, 1960.

 Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,


2002.
 Soepomo, Dasar-Dasar Pokok Negara Indonesia, Jakarta: Yayasan Prapanca,
1962.

 Ki Hajar Dewantara, Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama, 2007.

 Moh. Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 1960

xxii

Anda mungkin juga menyukai