Kelompok 1
Atthirilla Binuri (F1071201005)
Ananda Dwi Putri (F1071201012)
Bagus Pratomo Nusantoro (F1071201025)
Susi Helen Christin (F1071201028)
Siti Nurhasanah (F1071201039)
Azfa Fadhilah (F1071201044)
Erni Sulistiyowati (F1071201049)
Nuruliza Nabilah (F1071201050)
Intan Putri Rahmani (F1072201012)
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidyat-Nya kepada kita semua sehingga kami penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Pancasila” dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Pancasila. Selain itu makalah ini juga ditulis dengan harapan
mampu menambah wawasan untuk kita semua.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Mashudi Adi, M. Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami di bidang ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu apabila ada kekurangan atau kesalahan
dalam makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya umtuk penulis dan umumnya untuk kita
semua.
Penulis
Kelompok 1
i
Daftar Isi
Halaman Judul
3. Tujuan ........................................................................................................................... 1
1. Kesimpulan ................................................................................................................... 16
2. Saran ............................................................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak ada yang
mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku bangsa dapat
dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali Pancasila dianggap sebagai ideologi yang
sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan berhadapan langsung dengan seluruh
komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.
Sebagai dasar negara republi indonesia ( way of life ), pancasila nilainilainya telah
dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai budaya,
adat-istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri
bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindakan serta perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilai-
nilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan nilai-nilai luhur
itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan urgensi pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
3. Bagaimana konsep dasar Pancasila?
4. Apa peranan dan fungsi dari Pancasila?
5. Bagaimana proses lahirnya Pancasila?
6. Apa yang di maksud dengan kesaktian Pancasila?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu urgensi Pancasila
1
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pancasila.
3. Untuk mengetahui konsep dasar Pancasila.
4. Untuk mengetahui peranan dan fungsi dari Pancasila.
5. Untuk mengetahui proses lahirnya Pancasila.
6. Untuk mengetahui apa itu kesaktian Pancasila.
2
Bab II
PEMBAHASAN
1. Urgensi Pancasila
Ir. Soekarno menggambarkan urgensi pancasila secararingkas tetapi meyakinkan.
Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga satu alat pemersatu bangsa yang
juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan segala macam
penjajahan terutama imperialisme.
Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggnakan dua pendekatan yaitu
Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya manusia, Pendekatan institusional adalah
membentuk dan menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila sehingga
negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional.
Sementara itu pendekatan sumber daya manusiaterdapat pada dua aspek, yaitu orang-orang yang
menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan nilai - nilai Pancasila secara murni dan
konsekuen di dalam mengemban tugas dan bertanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan
menghasilkan kebijakan yang mengedepankan kepentingan rakyat. Tetapi melihat kejadian yang
jauh dari sikap penerapan nilai-nilai pancasila pada Indonesia seperti, masyarakat yang hanya
memeluk agama tertentu karena faktor mayoritas sehingga ia tidak bisa menjalani ajaran agamanya
dengan baik, sikap tidak adil terhadap sesama hanya karena perbedaan suatu hal, aksi bentrok antar
suku karena rendahnya kesadaran dan rasa persatuan, dan perlakuan tidak adil di beberapa tempat
sosial karena faktor perbedaan RAS.
Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu pemahaman yang mendalam terhadap
urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman tersebut ada tahap implementasi juga
yaitu tahap yang selalu memperhatikan prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan,
akuntabel, danfairness sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan
warga negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan.
Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara
melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni, serta warga negara yang
bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik. Maka Indonesia akan
mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti yang diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu jika
rakyat Indonesia menerapkan nila-nilai yang terkandung dalam pancasila.
3
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
a. Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah,
b. Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalamberbagai
bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada
gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap
dapat diwujudkan masyarakat yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil
dalam kemakmuran.
2. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi , asas,
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima
dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila dapat
kita artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu
bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa pandangan hidup. Dengan
adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan
baik yang dari dalam maupun dari luar.
Peranan dan fungsi pancasila pada era sekarang masih relevan karena pancasila mencakup
aspek –aspek dasar. Selain itu, pancasila juga merupakan alat untuk keamanan dan kemakmuran
bersama rakyat Indonesia, hanya saja pelakanan sacara konkritnya belum bisa dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya karena keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat indonesia belum juga
terwujud sampai saat ini. Pancasila juga merupakan kepribadian seluruh rakyat Indonesia. Akan
tetapi, nilai-nilai luhur sudah sangat pudar terkikis oleh perilaku yang hanya mementingkan aspek
ekonomi gaya hidup globalisasi yang buruk.
Mengingat sangat pentingnya pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus meneruskan
perjuagan serta memelihara, melestarikan menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sahari-hari agar tujuan. dan pancasila dapat terpenuhi, sehigga akan menjadi
ketahanan jati diri bangsa.
4
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi , asas, ata
peraturan tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima dasar
yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila dapat kita
artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa
tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui
dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa pandangan hidup. Dengan adanya dasar
negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang
dari dalam maupun dari luar.
5
karena pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yag dimilki dan sumber dari
kehidupan bangsa indonesia sendiri. Nilai –nilai tersebut yaitu :
- Nilai dan jiwa ketuhanan dan keagamaan
- Nilai dan jiwa kemanusiaan
- Nilai da jiwa persatuan
- Nilai dan jiwa kerakyatan dan demokrasi
- Nilai dan jiwa keadilan sosial
e. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Pada saat bangsa indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka,
bangsa indonesia telah sepakat untuk menjadikan pancasila sebagai dasar negara. Kesepakatan
terwujud pada tanggal 18 agustus 1945 denga disahkanya pancasila sebagai dasar negara oleh
panitia persiapan kemedekaan indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa indonesia.
f. Pancasila Sebagai Ideolagi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan tujuan bersama bangsa indonesia yang
diimplementasikan dalam pembengunan nasional, yaiti mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spritual berdasarkan pancasila dalam waah negara kesatuan
RI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan kedulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan
bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamais serta dalam lingkungan kehidupan pergaulan
dunia yang merdeka, bersahabat, tetib dan damai.
g. Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa
Bangsa indonesia yang pluralis dan wilayah nusantara yang terdiri dari berbagai pulau -
pulau, maka sangat tepat apabila pancasila dijadikan pemersatu bangsa, hal ini karenakan
pancasila mempunyai nila-nilai umu dan universal sehingga memungkinkan dapat
mengakomodir semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
5. Lahirnya Pancasila
Sebagai realisasi janji Jepang maka pada hari ulang tahun Kaisar Hirohito tanggal 29 April
1945 Jepang memberi semacam “hadiah ulang tahun” kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kedua
dari pemerintah Jepang berupa “kemerdekaan tanpa syarat. Tindak lanjut janji tersebut
dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidi usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persipan Kemerdekaan
6
Indonesia), yang dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyunbi Tioosakai. Pada hari itu
diumumkan nama-nama ketua serta para anggotanya sebagai berikut :
- Ketua : Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat
- Ketua Muda : Ichubangase (seorang anggota luar biasa
- Ketua Muda : RP. Soeroso (Merangkap ketua)
Enam puluh anggota biasa bangsa Indonesia tidak termasuk ketua dan ketua muda dan
mereka kebanyakan berasal dari Jawa, tetapi ada juga yang berasal dari Sumatera, Sulawesi,
Maluku, beberapa peranankan Eropa, Cina dan Arab.
7
pada staatsidee yang akan dipakai. Menurut Soepomo, di dalam ilmu negara ada beberapa
aliran pikiran tentang negara yaitu:
- Pertama, aliran pikiran perseorangan (individualis) sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes (abad 17), Jean Jacques Rousseau (abad 18), Herbert Spencer (abad 19) dan Harold
J Laski (abad 20). Menurut alam pikiran ini negara ialah masyarakat hukum (legal society)
yang disusun atas kontrak seluruh orang dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Susunan
negara ini terdapat di Eropa Barat dan Amerika.
- Kedua, aliran pikiran tentang negara berdasar teori golongan (class theory) sebagaimana
diajarkan Karl Marx, Engels dan Lenin. Negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan
(suatu kelas) untuk menindas kelas yang lain. Negara ialah alatnya golongan yang
mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang
mempunyai kedudukan lemah. Negara kapitalis ialah perkakas borjuis untuk menindas
kaum buruh, oleh karena itu para Marxis menganjurkan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan.
- Ketiga, Aliran pikiran lainnya: teori integralistik yang diajarkan Spinoza, Adam Muller,
Hegel, dan lain-lain (abad 18-19). Menurut pikiran itu negara tidak menjaminm
kepentingan seseorang atau golongan tetapi kepentingan masyarakat seluruhnya. Negara
ialah susunan masyarakat yang integral, segala golongan, segala anggota hubungannya erat
dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara tidak memihak kapada
golongan yang paling kuat atau paling besar, tetapi menjamin kepentingan dan keselamatan
hidup bagi seluruhnya sebagai persatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Setelah memaparkan ketiga teori tersebut Soepomo menawarkan kepada hadirin untuk
memilih aliran pikiran mana yang akan digunakan dari ketiganya itu. Kemudian Soepomo
sendiri mengusulkan bahwa tiap-tiap negara memiliki keistimewaan sendiri-sendiri, maka
politik pembangunan negara Indonesia harus disesuaikan dengan sociale structur
masyarakat Indonesia sekarang dan panggilan zaman. Beliau menolak faham
individualistis karena contohnya di Eropa dengan menggunakan faham ini orang
mengalami krisis rohani yang maha hebat. Demikian pula susunan negara Soviet Rusia
yang bersifat diktaktor proletariat bertentangan dengan sifat masyarakat Indonesia yang
asli. Prinsipnya, persatuan antara pimpinan dan rakyat, prinsip persatuan dalam negara
seluruhnya yang menurut Soepomo ini cocok dengan aliran ketimuran dan masyarakat
8
Indonesia. Semangat kebatinan dari bangsa Indonesia adalah persatuan hidup, persatuan
kawulo dan gusti, dunia luar, dunia batin, mikrokosmos dan makrokosmos, rakyat dan
pemimpin. Pemimpin sejati sebagai petunjuk jalan ke arah cita-cita yang luhur yang
didamkan rakyat.
Soepomo juga setuju dengan pendapat Moh. Hatta bahwa negara yang didirikan itu
bukan negara Islam, tetapi negara persatuan. Kalau negara Islam, maka berarti negara
mempersatukan diri dengan golongan terbesar yaitu golongan Islam dan tentu akan timbul
soal minderheeden bagi golongan agama yang lain. Di dalam negara nasional yang bersatu
dengan sendirinya urusan agama akan diserahkan kepada golongan agama yang
bersangkutan (Bahar, 1995: 33-43).
c. Isi Pidato Ir. Soekarno
Pada hari keempat sidang pertama BPUPKI, tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
mendapat giliran menyampaikan gagasannya mengenai dasardasar bagi Indonesia
merdeka. Pidato Ir., Soekarno sangat menarik dan sering mendapat applus dari anggota
sidang yang lain. Pada intinya, Ir.Soekarno pertama-taam memaparkan dasar-dasar
Indonesia merdeka sebagaimana diminta oleh ketua BPUPKI dibicarakan di dalam siding
tersebut belum dibahas secara jelas oleh para pembicara sebelumnya. Menurut Ir.
Soekarno, dasar bagi Indonesia merdeka itu adalah dasarnya suatu negara yang akan
didirikan yang disebutnya philosophische grondsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa, pikiran
yang sedalam-dalamnya yang di tasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka.
Setiap negara mempunyai dasar sendiri-sendiri demikian pula hendaknya Indonesia.
Selanjutnya Ir, Soekarno mengusulkan kepada sidang bahwa dasar bagi Indonesia
merdeka itu disebut Pancasila, yaitu:
1. Kebangsaan (nasionalisme)
2. Kemanusiaan (internasionalisme)
3. Musyawarah, mufakat, perwakilan
4. Kesejhteraan social
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Jika anggota sidang tidak setuju dengan rumusan yang lima di atas, maka rumusan itu
dapat diperas menjadi tiga yang disebutnya Trisila, yaitu:
9
1. Sosio-nasionalisme
2. Sosio-demokrasi
3. Ketuhanan
Rumusan Trisila dapat pula diperas menjadi satu sila yang disebut oleh Ir. Soekarno
sebagai Ekasila, yaitu gotong-royong. Menurut Ir. Soekarno gotong-royong adalah ide asli
Indonesia. Setelah Ir. Soekarno berpidato maka sidang pertama BPUPKI dianggap sudah cukup,
karena usulan tentang dasar-dasar Indonesia merdeka telah banyak. Selain usulan yang
disampaikan secara lisan (pidato), para anggota jug diminta memberi usulan secara tertulis.
Kemudian, dibentuklah suatu panitia kecil berjumlah delapan orang untuk menyusun dan
mengelompokkan semua usulan tersebut. Panitia delapan terdiri dari:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh Hatta
3. Sutardjo
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Ki Bagus Hadikoesoemo
6. Oto Iskandardinata
7. Moh. Yamin
8. Mr. A.A. Maramis
Setelah para panitia kecil yang berjumlah delapan orang tersebut bekerja meneliti dan
mengelompokkan usulan yang masuk, diketahui ada perbedaan pendapat dari para anggota
sidang tentang hubungan antara agama dan negara. Para anggota sidang yang beragama Islam
menghendaki bahwa negara berdasarkan syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis
menghendaki bahwa negara tidak mendasarkan hukum salah satu agama tertentu. Untuk
mengatasi perbedaan ini maka dibentuk lagi suatu panitia kecil yang berjumlah sembilan orang
(dikenal sebagai Panitia Sembilan), yang anggotanya berasal dari golongan nasionalis, yaitu:
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Mr. Moh Yamin
3. K.H Wachid Hasyim
4. Drs. Moh. Hatta
5. K.H. Abdul Kahar Moezakir
10
6. Mr. Maramis
7. Mr. Soebardjo
8. Abikusno Tjokrosujoso
9. H. Agus Salim
Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan atau suatu
persetujuan yang menurut istilah Ir. Soekarno adalah suatu modus, kesepakatan yang dituangkan
di dalam Mukadimah (Preambule) Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara
sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.
Pembentukan PPKI
Sementara itu kedudukan Jepang yang terus menerus terdesak karena serangan balik
Sekutu. Komando Tentara Jepang di wilayah Selatan mengadakan rapat pada akhir Juli 1945 di
11
Singapura. Disetujui dalam rapat tersebut bahwa kemerdekaaan bagi Indonesia akan diberikan
pada tanggal 7 September 1945, setahun setelah pernyataan Koiso. Akan tetapi dalam bulan
Agustus terjadi perubahan cepat dan tanggal 7 Agustus Jendral Terauchi menyetujui
pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI =Dokuritzu Zyunbi Iinkai) yang
bertugas melanjutkan tugas BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan karena
akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa Indonesia.
Anggota PPKI terdiri dari 21 orang dengan ketua Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh. Hatta.
Secara simbolis PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat, bekas ketua BPUPKI ke Saigon pada tanggal 9
Agustus 1945. Dalam pidatonya Terauchi mengatakan cepat lambatnya kemerdekaan bisa
diberikan tergantung kerja PPKI. Dalam pembicaraan Terauchi dengan para pempimpin
Indonesia tanggal 11 Agustus 1945, ia mengatakan bahwa kemerdekaan akan diberikan tanggal
24 Agustus 1945. Akan tetapi perkembangan cepat justru terjadi setelah bom atom dijatuhkan di
Hirosima dan Nagasaki.
Setelah kembali dari Saigon pada tanggal 14 Agustus 1945 di Kemayoran Ir. Soekarno
mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga dan kemerdekaan itu
bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Oleh
karena itu Ir. Soekarno atas tanggung jawab sendiri menambah jumlah anggota yang lain
sebanyak 18 orang sehingga jumlah seluruhnya ada 21 orang. Agar sifat panitia persipan
kemerdekaan itu berubah menjadi badan pendahuluan bagi Komite Nasional. Selain dari Jawa,
tujuh orang anggota khusus didatangkan dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Bali agar
representatif mewakili rakyat Indonesia yang tersebar di Nusantara. Setelah itu anggota PPKI
masih ditambah enam orang lagi wakil golongan yang terpenting dalam masyarakat Indonesia.
Adapun enam orang tersebut adalah Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimedjo, Sajuti Malik, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, dan Achmad Soebardjo.
12
Soedarsono, Soepomo, dll. Sutan Syahrir sebagai tokoh pertama yang menginginkan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta tanpa menunggu janji Jepang,
karena ia telah mendengar siaran radio tentang kekalahan Jepang. Perbedaan itu memuncak
dengan diamankannya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok oleh para pemuda
agar tidak mendapat pengaruh Jepang. Atas desakan pemuda dan massa, akhirnya Soekarno-
Hatta bersedia memproklamsikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas
nama bangsa Indonesia.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus Tahun 1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
13
Undang Dasar negara Republik Indonesia. Setelah itu siding sesi pertama berakhir dan
dilanjutkan lagi pada sesi kedua pukul 12.34 WIB.
Pada sesi kedua, Ir. Soekarno meminta Mr. Soepomo menjelaskan tentang pemandangan
umum, yaitu tentang opzet (rencana) Undang-Undang dasar ini. Soepomo menjelaskan pokok-
pokok pikiran untuk UUD sebagai berikut :
1. Kedaulatan negara ada di tangan rakyat, penjelmaan rakyat di dalam badan MPR
2. MPR menetapkan UUD, mengangkat presiden dan wakil presiden, menetapkan GBHN
3. Presiden dan wakil Presiden berada di bawah MPR
4. Di samping Presiden ada DPR yang bersama Presiden membentuk Undang- Undang
5. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan mentri-mentri negara
6. Mentri-mentri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
7. Untuk tingkat pusat, selain DPR ada DPA yang memberikan pertimbangan kepada
pemerintah (presiden dan wakil presiden)
8. Di bawah pemerintah pusat ada pemerintah daerah dan pemerintah asli tetap dihormati,
misalnya Sultanat-sultanat, Konti-konti, Desa, dsb.
Setelah istirahat kedua, sidang dibuka kembali pukul 1.45 WIB dengan acara pengangkatan
presiden, wakil presiden dan pembentukan KNIP. Atas usul anggota sidang, Oto Iskandardinata
pemilihan presiden diselenggarakan secara aklamasi dan ia mengajukan calon yaitu Ir. Soekarno
sendiri sebagai presiden. Usulan itu disambut dengan tepuk tangan anggota sidang. Setelah Ir.
Soekarno menyatakan kesediannya menjadi presiden, maka semua anggota berdiri dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sesudah itu seluruh anggota berseru “Hidup Bung Karno”
tiga kali. Demikian pula Oto Iskandardinata mengusulkan wakil presiden adalah Drs. Moh. Hatta
dan inipun disetujui oleh anggota yang lain. Hal yang sama dilakukan pula pada Bung Hatta
seperti terhadap Bung Karno. Selanjutnya sidang hari itu membicarakan rancangan aturan
peralihan sebagaimana dikenal selama ini.
Di dalam aturan peralihan tersebut dinyatakan pembentukan KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat). Alasan pembentukan Komite Nasioanal ialah mungkin sekali anggota-anggota
dari PPKI tidak lama lagi akan meninggalkan Jakarta (yang berasal dari luar Jakarta), maka perlu
ada suatu komite di Jakarta untuk kepentingan membantu presiden yang anggota-anggotanya
dapat bertemu dalam waktu cepat. Komite ini setara kedudukannya dengan MPR (Bahar, 1995:
445-450).
14
6. Kesaktian Pancasila
Kesaktian Pancasila merupakan sebuah momentum penting bagi bangsa Indonesia, dimana
Pancasila telah membuktikan kesaktiannya yang tidak bisa tergantikan oleh ideologi
apapun.Kekuatan Pancasila yang luar biasa telah bisa menghancurkan kekuatan ideology
Komunis di Indonesia.Seperti yang kita ketahui bahwa paham komunis yang diciptakan oleh
Karl Marx ini telah banyak menghancurkan para pejuang bangsa Indonesia seperti para jenderal,
ulama, dan santri sehingga pemahaman tentang komunis ini jangan sampai mewarisi para anak-
anak bangsa. Hal ini dikarenakan karena pemahaman tentang komunis itu sendiri sebagai bentuk
pemahaman kebencian terhadap agama.Sebenarnya kesaktian yang terkandung dalam pancasila
adalah tidak membeda-bedakan perbedaan yang terjadi pada bangsa Indonesia, sebut saja
perbedaan suku, ras, etnis, agama, dan budaya.Bagi pancasila semua itu adalah bagian dari
keistimewaan bangsa Indonesia dimana negera-negara lain tidak memiliki keistimewaan
tersebut.Disamping itu, pancasila diyakini bisa memberikan persoalan-persoalan bangsa baik
bersifat local, nasional maupun internasional. Komunisme mengganggap agama sebagai sesuatu
yang menghalangi setiap kegiatan mereka terutama berkaitan dengan penguasaan suatu
Negara.Tentunya pemahaman ini sangat tidak relevan dengan sila pertama Pancasila yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa” yang mengharuskan segala tindakan kita sesuai dengan agama.
Oleh karena itu, komunisme tidak bisa hidup di Indonesia karena sangat bertentangan dengan
dasar Negara yang telah tertanam kuat di Indonesia sejak era proklamasi yaitu Pancasila. Jika
kita kaitkan dengan permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini, ajaran tentang
komunisme ini telah banyak merasuk kedalam jiwa anak bangsa Indonesia. Banyak diantara
mereka yang bertindak jauh dari nilai-nilai agama seperti membunuh, memperkosa, tawuran,
penganiayaan, dan lainnya. Hal tersebut telah membuat miris para pelaku pendidikan,
pemerintah, dan masyarakat.
15
Bab III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga satu alat pemersatu bangsa yang
juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan segala macam
penjajahan terutama imperialisme. Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
1. Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah,
2. Dan agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan
dalamberbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi, asas, atau
peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima dasar
yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila dapat kita
artikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu
bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa pandangan hidup. Dengan
adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan
baik yang dari dalam maupun dari luar. Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian
janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat
itu,Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944.Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945
yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka.Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah
dasar negara bagi negara Indonesia.Selama empat hari bersidang ada tiga puluh tiga
pembicara.Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno adalah “Penggali/Perumus
Pancasila”. Tokoh lain yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah
Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.“Klaim” Muhammad Yamin bahwa pada
tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia Merdeka, yaitu kebangsaan,
kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. oleh “Panitia Lima” (Bung Hatta
cs)diragukan kebenarannya. Arsip A.G Pringgodigdo dan Arsip A. K. Pringgodigdo yang telah
ditemukan kembali menunjukkan bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat,
16
Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-
kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang
oleh Soekarno dinamakan Pancasila, Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta
sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya pancasila.
Kesaktian Pancasila merupakan sebuah momentum penting bagi bangsa Indonesia, dimana
Pancasila telah membuktikan kesaktiannya yang tidak bisa tergantikan oleh ideology
apapun.Kekuatan Pancasila yang luar biasa telah bisa menghancurkan kekuatan ideology Komunis
di Indonesia.Seperti yang kita ketahui bahwa paham komunis yang diciptakan oleh Karl Marx ini
telah banyak menghancurkan para pejuang bangsa Indonesia seperti para jenderal, ulama, dan
santri sehingga pemahaman tentang komunis ini jangan sampai mewarisi para anak-anak
bangsa.Komunisme mengganggap agama sebagai sesuatu yang menghalangi setiap kegiatan
mereka terutama berkaitan dengan penguasaan suatu Negara.Tentunya pemahaman ini sangat
tidak relevan dengan sila pertama Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang
mengharuskan segala tindakan kita sesuai dengan agama. Oleh karena itu, komunisme tidak bisa
hidup di Indonesia karena sangat bertentangan dengan dasar Negara yang telah tertanam kuat di
Indonesia sejak era proklamasi yaitu Pancasila.
B. Saran
Kami penulis mengharapkan kedepannya kita semua dapat memahami dengan baik dan benar
apa itu Pancasila dan pentingnya pengamalan butir-butir Pancasila, maka penulis menyarankan
kepada seluruh warga negara Indonesia untuk mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila mulai dari
diri sendiri dengan kesadaran dan keteladan yang mungkin akan dicontoh oleh orang lain dan
menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia serta mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita
bangsa sesuai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
17
Daftar Pustaka
Suryana,Effendy & Kaswan, pancasila & ketahanan jati diri bangsa Bandung: Pt Refika
Aditama,2015
Kaelan, 2001, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Penerbit Paradigma
Sjafroedin Bahar, dkk. (ed), 1995, Risalah Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI, Jakarta:
Sekretariat Negara RI
kesaktian pancasila dalam membangun kesadaran dan keamanan bangsa indonesia fathurrosi
site http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/nizham/article/download/1156/976 .2018
18
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup, Pancasila Sebagai Dasar Negara,
Oleh :
Kelompok 2
Alda (F1071201015)
Dhian Permata Suwandi (F1071201029)
Yodi (F1071201014)
Retno Tri Wahyuni (F1071201003)
Eria Fitriani (F1071201013)
Nala Ranelia Putri (F1071201043)
Citra Ardini (F1071201058)
Urai Nurbaiti (F1071201059)
Dea Fitri Natasya (F1071201033)
Salbiah (F1072201009)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,atas segala rahmat dan karunia-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah,dalam usaha untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pancasila.
Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Mashudi, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Pancasila,dan pihak-pihak yang telah memberi bimbingan ,dan bantuan sehingga
penulisan makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini.Oleh sebab itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi
acuan bagi penyusun untuk lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
C. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup ........................................................................ 6
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara ............................................................................... 8
3. Pancasila Sebagai Etika Bebangsa .......................................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................... 16
PENUTUP ...................................................................................................................... 16
A.Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejarah telah mengungkapkan Pancasila merupakan jiwa dari seluruh bangsa
Indonesia yang mampu membakar semangat serta menumbuhkan kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah disepakati oleh
seluruh bangsa Indonesia.Akan tetapi,dalam perwujudannya banyak sekali mengalami
pasang surut.Bahkan ,sejarah bangsa kita telah mencatat bahwasanya pernah ada upaya
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan
ideologi lainnya.Tantangan di era globalisasi kini justru semakin membawa ancaman
besar untuk Pancasila,tantangan masa kini maupun masa depan yang terjadi dalam
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia Internasional,dapat menjadi ancaman
yang sangat membahayakan bagi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup.Karena hal tersebut maka kita harus senantiasa menjaga Pancasila
agar tetap kokoh,sebagai pandangan hdiup bangsa.Pada hakikatnya setiap bangsa
mempunyai cita-cita yang sama ,yaitu merdeka dan mempunyai kehidupan yang
sejahtera, begitupun bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
yang berbunyi mewujudkan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan
makmur.Pancasila juga mempunyai kedudukan sebagai Ideologi terbuka.Pancasila
berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa sehingga memnuhi
persyaratan menjadi ideologi terbuka.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem
nilai yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya. Suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai
yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat
praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa, dan negara maka diwujudkan
dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Dengan demikian pancasila
pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif
ataupun praksis, melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan
sumber norma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai pandangan hidup?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari pancasila sebagai pandangan hidup.
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup secara
berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu
keadaan dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok kelompok manusia lainya. Kelompok ini
membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh perbedaan
nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini kita dapat
menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak, Jawa, Flores, Sunda,
Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal dasar terbentuknya
kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita miliki adalah bagian dari
bangsa itu sekarang ini.Kelompok-kelompok manusia tersebut dikatakan suku bangsa,
karena mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan
mereka dengan kelompok suku bangsa lain di Nusantara. Jadi kita kenal dengan
pandangan hidup suku Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain
sebagainya.Pandangan hidup merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk
memenuhi kehidupan di dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri
dari suku bangsa tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari akhir.
A. Kesimpulan
Setiap bangsa mempunyai cita-cita untuk masa depan dan menghadapi masalah
Bersama dalam mencapai cita-cita bersama.Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,yakni mewujudkan suatu tatanan
masyarakat yang adil dan makmur materi dan spirituan berdasarkan Pancaila.Suatu
bangsa yang bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan
hidup.Tanpa pandangan hidup,suatu bangsa akan terombang ambing.Dengan
pandangan hidup suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui arah yang dicapai.
Manusia yang diciptakanoleh Tuhan yang Maha Kuasa,dikodratkan hidup
secara berkelompok yang mengalami perubahan dan perkembangan.Perkembangan
manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu keadaan dimana mereka itu
terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi.
Pada hari terakhir dari sidang pertama BPUPKI,I Juni 1945,Soekarno turut
mengemukan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama Pancasila atau
usulan dari seorang teman,ahli bahasa.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
B. Saran
Sudah sepatutnya seluruh masyarakat Indonesia mengubah pikiran yang berpikir
Pancasila hanya untuk para pelajar dan mahasiswa ,dan juga memahami nilai-nilai
serta butir-butir Pancasila tersebut dan mengamalkannya untuk mencapai satu tujuan
bersama yakni,menjadi bangsa yang makmur aman sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil C.S.T, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT pradnya paramita.
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman, 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah Umum.
Surakarta: PT.
Surbakti, K., & Si, M. (2019). KAJIAN MENGENAI PENTINGNYA BASIS DATA
BAGI SEKOLAH SAAT INI. JURNAL CURERE, 2(2).
Astim Riyanto. (2007) . Pancasila Dasar Negara Indonesia . Jurnal Hukum dan
Pembangunan , 37 (3), 457-485.
Hartati, Firmansyah Putra. (2019) . Etika Politik Dalam Politik Hukum Di Indonesia
(Pancasila Sebagai Suatu Sistem Etika). Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2 (2).
MAKALAH PANCASILA
Kelompok 3
Andreas Hendro (F1071201016)
Jessica ( F1071201021)
Nika Susanti ( F1071201022)
Ria Amanda (F1071201007)
Ariswandi (F1071201041)
Desti Priandiani (F1071201052)
Fadhelia Maudy ( F1071201032)
Hairun Nisa (F1071201045)
Hany Nurfitri (F1072201003)
Tiara Nurul Hidayah (F1072201010)
Sahdika Muhammad Ikhwarizmy (F1071191045)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila sebagai dasar
nilai ilmu pengetahuan dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Prof. Dr.
Mashudi, M.Pd pada mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pancasila sebagai dasar nilai ilmu pengetahuan dan
Pancasila sebagai pemersatu bangsa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Mashudi, M.Pd ,
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….…………....2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...…3
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………….. 4
2. Rumusan masalah………………………………………………………………..5
3. Tujuan…………………………………………………………………………....5
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa..........................................................................6
2. Implementasi Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa di Perguruan Tinggi…………..7
3. Pancasila penting dalam pemersatu bangsa………………………………………….8
4. Kandungan di dalam Pancasila sehingga Menjadi Pemersatu Bangsa……………....8
5. Fungsi Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa………………………………………..10
6. Nilai-nilai Pancasila dalam Setiap Perkembangan Ilmu Pengetahuan...…....…….....11
7. Nilai-nilai Pancasila dan Perkembangan Ilmu……………………………...........13
8. Pancasila sebagai Dasar Nilai Ilmu Pengetahuan………………………………....13
9. Hubungan Pancasila dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi….....14
1. Kesimpulan............................................................................................16
2. Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagai dasar, ideologi, dan falsafah bangsa, Pancasila selalu diuji ketahanannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang multikultural seperti
Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang kaya, baik sumber daya alam maupun adat
dan budaya. Indonesia terdiri dari ratusan pulau-pulau dengan keberagaman isi yang ada
di dalam pulau tersebut. Ada 5 pulau besar yang di huni masyarakat Indonesia, yaitu
pulau Jawa, pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Sumatra, Pulau Papua, dan Pulau
Bali. Dari sekian banyak pulau, lahir adat istiadat dan budaya yang beragam pula.
Indonesia terkenal dnegan adat dan budaya yang masih ada sampai saat ini. Tak jarang,
touris manca Negara datang ke Indonesia hanya untuk menyaksikan pertunjukan adat dan
budaya yang di gelar masyarakat setempat. Selain terkenal akan adat istiadat dan budaya
nya, Indonesia merupakan Negara dengan 5 agama yang di akui oleh hukum, yaitu
Agama Islam, Agama Kristen, Agama katholik, Agama budha, dan Agama Hindu.
Mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Adat yang masih di lestarikan
hingga saat ini merupakan adat yang sudah di kolaborasi dnegan ajaran agama. Bukan
hanya agama islam sebagai mayoritas, agama lain pun memasukkan ajaran agama ke
dalam adat dan budaya mereka. Dengan keberagaman dan perbedaan yang ada di
Indonesia, masyarakat memerlukan pengikat perbedaan tersebut. Masyarakat Indonesia
memakai Pancasila sebagai pengikat perbedaan sejak kemerdakaan. Sila ke 3 berbunyi,
“Persatuan dan Kesatuan Indonesia”, yang artinya bangsa Indonesia harus tetap menjaga
persatuan dan kesatuan dengan perbedaan yang ada. Justru, perbedaan inilah yang
membuat kita seharusnya saling menghargai dan menghormati keyakinan dan
kepercayaan sesuai yg di anut. Bukan malah menjadi pembeda yang menjadikan kita
semua berkubu dan membenci satu sama lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa fungsi Pancasila sebagai pemersatu bangsa?
2. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai pemersatu bangsa di Perguruan Tinggi?
3. Mengapa Pancasila penting dalam pemersatu bangsa?
4. Apa yang terkandung di dalam pancasila sehingga menjadi pemersatu bangsa?
5. Apa kedudukan pancasila sebagai pemersatu bangsa?
6. Apa saja nilai-nilai pancasila dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan?
7. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
8. Jelaskan nilai-nilai pancasila dan perkembangan ilmu?
9. Mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar nilai ilmu pengetahuan?
10. Apa nilai setiap sila Pancasila yang berhubungan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi?
11. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi Pancasila sebagai pemersatu bangsa
2. Mengetahui bagaimana implementasi Pancasila sebagai pemersatu bangsa di
Perguruan Tinggi
3. Mengetahui pentingnya Pancasila dalam pemersatu bangsa
4. Mengetahui apa yang terkadung di dalam pancasila sehingga menjadi pemersatu
bangsa
5. Mengetahui kedudukan pancasila sebagai pemersatu bangsa
6. Mengetahui nilai-nilai pancasila dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan
7. Mengetahui apa itu ilmu
8. Mengetahui nilai-nilai pancasila dan perkembangan ilmu
9. Mengetahui mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar nilai ilmu pengetahuan
10. Mengetahui nilai setiap sila Pancasila yang berhubungan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
11. Mengetahui implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kaelan (2000) bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya
harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem
etika dalam pembangunan iptek yakni :
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari
proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembangunan iptek harus
didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia Iptek harus dapat diabdikan
untuk peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari penggunaan iptek.
3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah
di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek. Oleh sebab itu, iptek
harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat
internasional.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam
lingkungannya.
PENUTUP
KESIMPULAN
2. penerapan nilai-nilai pancasila warga negara dalam persatuan bangsa, adalah sebagai berikut :
Menumbuhkan sifat nasionalisme dan cinta tanah air dalam berbangsa dan bernegara.
Menumbuhkan sikap saling menghormati antar suku, agama, ras, dan antar golongan dan tidak
mematakan perbedaan
3. Menteri dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengataakan, ada dua alasan mendasar pancasila amat
penting bagi bangsa ini. Pertama, pancasila menjadi norma pundamental, filsafat, pikiran yang
jernih, serta hasrat yang menjadi dasar didirikannya Negara Republik Indonesia. Pancasila dalam
membimbing para pejuang mencapai Indonesia berdaulat
4. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang dapat menyatukan keberagaman yang ada di
Indonesia ini menjadi satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung lima nilai
penting sebagai pedoman bangsa Indonesia.
Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dimana sila ini mengandung arti pengakuan atas
keberadaannya Tuhan sebagai pencipa alam semesta beserta isinya.
Kemudian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini mengandung arti setiap
manusia adalah makhluk yang sama.
Selanjutnya sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Disini sangatlah jelas bahwa sila ini merupakan
perwujudan dari mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa.
Sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Pancasila bukan hanya membahas tentang perbedaan suku, ras, budaya, dan agama,
namun juga perbedaan pendapat yang dapat dipecahkan masalahnya pada sila keempat ini.
Dan yang terakhir adalah sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disini sangat
jelas membahas tentang keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
5. Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai pemersatu bangsa akan memperankan Pancasila berikut
ini:
Sila pertama : Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dalam mengamalkan komitmen etis
ketuhanan ini, Pancasila harus didudukan secara proporsional, bahwa ia bukanlah agam yang
berpretensi mengatur sister keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma dan identitas keagamaan
dalam ranah privat dan ranah komunitas agama masing-masing.
Sila kedua : Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan, ilmu dikembalikan pada fungsinya
semula yaitu kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau lapisan tertentu.
Sila ketiga : Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan negara persatuan
itu diperkuat dengan budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan
terus mengembangkan pendidikan kewargaan dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan publik
yang lebih partisipatif dan non-diskriminatif.
Sila keempat : Ilmu pengetahuan yang telah teruji kebenarannya harus dapat dipersembahkan untuk
kepentingan masyarakat. Nilai kerakyatan juga mensyaratkan adanya wawasan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mendalam yang mengatasi ruang dan waktu tentang materi yang
dimusyawarahkan.
Sila kelima : pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi keseimbangan dan
keadilan dalam kehidupan manusia, yaitu keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara
manusia dengan sesamanya, manusia dengan penciptanya, dan manusia dengan lingkungan di mana
meraka berada.
7. Ilmu secara Etimologi ( segi Bahasa ) Ilmu berasal dari Bahasa Arab, ilm (Ensiklopedia Islam, 1997),
dan Bahasa Yunani, logos, yang memiliki arti “ Pengetahuan”. Kata “ Ilmu” biasa dipadankan yang
bermakna perasaan.
8. Seiring dengan kemajuan iptek nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan
renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
9. sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek yakni :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan
antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini iptek
tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga
dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia
dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya
manusia yang beradab dan bermoral.
3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan kesatuan
bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai
daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan iptek.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.
SARAN
Dalam mendalami “PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI ILMU PANCASILA DAN PANCASILA SEBAGAI
PEMERSATU BANGSA” harus menggunakan berbagai sumber referensi valid
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH PANCASILA
“PANCASILA SEBAGAI DEMOKRASI EKONOMI
INDONESIA”
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN AKADAMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “Pancasila
Sebagai Demokrasi Ekonomi Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PANCASILA .
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila Sebagai
Demokrasi Ekonomi Indonesia Peserta Didik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mashudi, M.Pd. selaku
dosen pengajar mata kuliah PANCASILA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan semua, atas
bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan dan
berkembangnya makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sederhana, pengertian Sistem ekonomi Pancasila adalah sesuatu hal yang dijiwai
oleh ideologi Pancasila dengan berlandaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Sistem
ekonomi yang diterapkan beberapa negara memang sesuai dengan filosofi hidup negara
yang berkaitan, begitu pula dengan Indonesia.
Sistem Ekonomi Pancasila sendiri memberikan kebebasan kepada seluruh warga negara
untuk berusaha atau membangun usaha perekonomian dengan batasan dan syarat-syarat
yang ditentukan. Produksi masyarakat kebanyakan adalah usaha swasta yang bersandingan
dengan perusahaan negara yang meliputi bidang pertambangan transportasi, pertanian,
perbankan, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa ciri-ciri Sebuah Sistem Ekonomi Pancasila?
2. Apa peranan Pancasila Bagi Kehidupan Perekonomian Bangsa Indonesia ?
3. Fakta dan kenyataan Pancasila sebagai Demokrasi Ekonomi Pancasila ?
C. Tujuan
2. Sumber daya yang meliputi bumi dan air serta kekayaan alam lainnya yang
terkandung dalam nya, dikuasai oleh negara dengan tujuan digunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Negara menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang
banyak.
5. Ketentuan peraturan lebih lanjut tentang pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
GBHN bab 3B No 14
Selain itu terdapat juga ada lima ciri pokok pada Konsep Ekonomi Pancasila, antara
lain:
1. Berkembangnya koperasi.
Untuk apapun sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, tentu ada tujuan
yang diharapkan bisa tercapai oleh sistem ekonomi yang dianut tersebut. Untuk sistem
ekonomi yang dianut oleh negara Indonesia mengadopsi sistem ekonomi Pancasila
dengan tujuan diantaranya seperti:
4. Adanya insentif atau dorongan untuk bekerja dan ikut ambil bagian dalam kegiatan
ekonomi di masyarakat.
5. Adanya koordinasi yang efektif dan efisien terhadap proses produksi, konsumsi dan
investasi contohnya dalam menanggapi adanya perubahan cara produksi atau pola
kebutuhan masyarakat.
9. Adanya perimbangan yang wajar antara kekuasaan dan pengaruh antara atas dan
bawah.
10. Diindahkannya nilai yang melekat pada manusia seperti Hak Asasi Manusia
(HAM), kebebasan , keadilan sosial, kesamaan hak milik, solidaritas dan sebagainya.
B. Fungsi Sistem Ekonomi Pancasila
2. Supaya dapat tercipta koordinasi yang tepat dalam sebuah aktivitas individu di
bidang perekonomian.
3. Untuk mengatur pembagian hasil dari suatu produksi dalam seluruh anggota
masyarakat, supaya bisa terlaksana dengan sesuai harapan.
4. Supaya dapat menciptakan mekanisme tertentu, sehingga distribusi barang dan juga
jasa dapat berlangsung dengan baik.
BUMN
BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Adanya BUMN
menunjukkan eksistensi peran negara dalam mengelola perekonomian di berbagai
bidang. Jika BUMN mengalami privatisasi, maka bisa dilihat sebagai Indikasi
berkurangnya peran negara dalam pengelolaan perekonomian negara.
Serikat buruh
Serikat buruh merupakan bentuk gerakan kolektif kelas pekerja. Relasi antara
pekerja dan pemodal yang rentan eksploitasi bisa diantisipasi atau dikurangi dengan
adanya serikat buruh. Serikat buruh yang kuat mempunyai posisi tawar yang kuat di
mata pemilik modal atau investor. Kesenjangan pendapatan antara buruh dan
pengusaha termasuk tim manajerial perusahaan bisa dikurangi apabila serikat buruh
memiliki posisi tawar yang kuat. Ekonomi pancasila mengutamakan kemakmuran
bersama, bukan kemakmuran segelintir elit.
Dengan teknologi tinggi dan user friendly, Harmony menjadi salah satu
pilihan para ribuan pebisnis yang telah terbantu dalam hal laporan keuangan, seperti
yang diinformasikan melalui konferensi tahunan kami di FinTax Fair 2019 . Mulai
gunakan Harmony untuk membereskan pembukuan bisnis Anda dan dapatkan Gratis
30 Hari disini dengan mendaftarkan akun bisnis/ perusahaan Anda. Dan nikmati
perkembangan dunia akuntansi dan laporan keuangan berbasis teknologi dalam
genggaman Anda hanya di Harmony Smart Accounting Solution.
2. Peranan Pancasila Bagi Kehidupan Perekonomian Bangsa Indonesia
Bagi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila adalah sebagai Ideologi dan
satu-satunya asas pada berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegaranya. Penegasan itu menimbulkan konsekwensi agar dalam setiap
gerak dan langkah kehidupan masyarakat (termasuk juga di bidang
perekonomian), haruslah senantiasa didasarkan atau merupakan penjabaran dari
nilai-nilai luhur yang terkandung pada Pancasila. Konsekwensi itu tidak semata-
mata tertuju kepada masyarakat semata, namun juga terhadap tindakan Pemerintah
yang secara yuridis diimplementasikan melalui produk hukum yang ditetapkannya.
1. Pengamalan Sila Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang antara lain
mencakup tanggung jawab bersama dari semua golongan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk secara terus-menerus dan
bersama sama meletakan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh bagi
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
2. Pengamalan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang antara lain
mencakup peningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga negara
serta penghapusan penjajahan, kesengsaraan, dan ketidakadilan dari muka bumi.
5. Pengamalan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang antara
lain mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Rumusan itu mengamanatkan adanya “semangat
kekeluargaan, kebersa-maan, persatuan dan kesatuan yang terkandung dalam
Pancasila baik secara filsafati maupun idiologi, sehingga Pemerintah dan rakyat
dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh serta saling menunjang dalam peroses
pembangunan bangsa Indonesia.
Dalam dunia bisnis sendiri, penerapan dari sistem ekonomi Pancasila sangat beragam
dan sangatlah luas.
Terjadinya proses yang baik dan produk yang mampu digunakan oleh banyak
pihak akan menimbulkan pemerataan pemasaran atas barang hasil usaha merupakan
penerapan dari sila keadilan bagi seluruh raktyat Indonesia.
Fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara. Dalam kata lain
menghapuskan kemiskinan absolut. Demokrasi ekonomi menghindarkan atas sistem
liberalisme, sistem etatisme, dan peng-eksploitasi-an. Dalam rangka itu, para pelaku
ekonomi baik perorangan maupun dalam bentuk badan usaha koperasi, diakui haknya
menentukan sendiri penggunaan sumber daya ekonomi yang dimilikinya.
Pemanfaatan hak ini tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat luas.
Pengambilan keputuan ekonomi oleh para pelaku ekonomi dikendalikan pemerintah
secara tidak langsung terutama dengan sistem intensif dan dis-intensif dan tidak
melalui sistem komando. Dan menghindarkan perusahaan yang berusaha
memonopoli.
3. Deklarasi Ekonomi
PENUTUP
Ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila terdapat pada UUD 1945 Pasal 33 dan
GBHN Bab 3B No. 14. Peranan Pancasila Bagi Kehidupan Perekonomian
Bangsa Indonesia yaitu, bagi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila adalah
sebagai Ideologi dan satu-satunya asas pada berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegaranya. Penegasan itu menimbulkan
konsekwensi agar dalam setiap gerak dan langkah kehidupan masyarakat
(termasuk juga di bidang perekonomian), haruslah senantiasa didasarkan atau
merupakan penjabaran dari nilai-nilai luhur yang terkandung pada Pancasila.
Adapun upaya yang di lakukan dalam demokrasi ekonomi adalah sebagai berikut :
Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
MAKALAH
“PANCASILA PADA PERIODE KEMERDEKAAN, PADA PRESIDEN 1, 2, 3, 4, DAN 5”
Disusun Oleh:
Atin Nur'Jannah F1071201008
Nufitasari F1071201048
Ratih Martina Putri F1072201002
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Pancasila pada Periode Kemerdekaan, Pada Presiden
1, 2, 3, 4, dan 5.” dengan tepat waktu, hal ini tentunya karena pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang sangat kita nanti-nanti kan syafaatnya di akhirat nanti.
Tiada kata terindah selain mengucap syukur, Alhamdulillah kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat karunia-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
Pancasila
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menulis makalah
tersebut, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, bahwasannya pancasila merupakan ideologi
bagi bangsa Indonesia. Dimana pancasila sebagai nilai nilai yang menjadi dasar
bagi segala aspek kehidupan bermasyarakat maupun bernegara di Indonesia.
Pancasila tersusun atas lima sendi utama, dimana mereka memiliki keterkaitan
antara satu dan lainnya yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga pancasila
merupakan salah satu elemen penting bagi negara Indonesia.
Disisi lain, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa. Hal ini
merupakan salah satu perwujudan dari nilai nilai budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia. Nilai nilai ini sangat di yakini sebagai kebenarannya. Pancasila digali
dari budaya bangsa yang sudah ada sebelumnya. lalu tumbuh serta berkembang
selama berabad abad. Sehingga, dapat dikatakan bahwasannya pancasila adalah
ke khasan yang dimiliki bangsa indonesia, yang keberadaanya ada dimulai
sebagai sebuah bangsa. Di dalam pancasila juga, terdapat sebuah nilai nilai yang
sama dengat adat stiadat, kebudayaan bahkan agama yang ada di Indonesia.oleh
karena itu, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dapat mencerminka
kepribadian bangsa indonesia.
Selain itu, nilai nilai yang terkandung di dalam pancasila dapat dikatakan
sebagai dasar filsafat negara. Di Indonesia sendiri, filsafat negara memiliki
peranan yang sangat penting. Karena pada hakikatnya merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berada di Indonesia. Hal ini bersifat objektif yang
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran hukum, dan juga cita cita moral
yang luhur, serta meliputi watak atau sifat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945, dimana maksud dan tujuan
dilahirkannya pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara
Indonesia(Philosofische Grondslag). Hal ini tercantum pada Undang Undang
Dasar 1945Alenia IV1945. Dan merupakan landasan yuridis konstitusional dan
dapat disebut juga sebagai ideologi negara (Budiyanto, 2004: 151). Sehingga
pancasila memiliki peranan penting di setiap gerak, arah bangsa Indonesia.
Ideologi yang dimiliki pancasila bersifat fleksibel dari masa ke masa..
artinya, pancasila dapat menyesuaikan dengan zaman atau keadaan yang terus
berkembang. Disisi lain pancasila juga mampu untuk memberikan suatu arah
baru dengan adanya sebuah tafsiran baru yang konsisten dan relavan. Namun,
perlu diingat bukan berarti nilai dari pancasila dapat diganti dengan nilai dasar
lain yang dapat menghilangkan jati diri bangsa Indonesia.Nilai-nilai Pancasila
merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif,
serta mengandung kebenaran yang universal. Sehingga, aktualisasi dan
1
implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan.
Dengan adanya latar belakang yang telah diuraikan, pancasila yang
merupakan falsafah negara dengan sifatnya yang fleksibel tentunya mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Seiring dengan bergantinya presiden di
Indonesia, tentunya akan memiliki sedikitnya perkembangan dalam
pengaplikasian maupun implementasinya. Sehingga kita perlu mengetahui
bagaimana perkembangan pancasila dari masa ke masa.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila di Masa Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota
Hiroshima oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral
semangat tentara Jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama
menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa
ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad tersebut, maka pada
tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda
dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung
singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari. Teks proklamasi sendiri
disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo
di ruang makan.
3
Pertama, beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari
sekedar kompromi politik atau kontrak sosial. Mereka memandang
Pancasila tidak hanya kompromi politik melainkan sebuah filsafat
sosial atau weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan
Pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar argumentasinya
adalah fakta yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.
Pancasila pada saat itu benar-benar merupakan kompromi politik di
antara golongan nasionalis netral agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan
takdir Alisyahbana dkk) dan nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin
Zuhri sampai Muhammad Natsir dkk) mengenai dasar negara.
Selain itu, ada juga DI/TII yang ingin mendirikan negara berdasarkan
ajaran Islam. Pada periode tahun 1950 sampai dengan 1955, penerapan Pancasila
diarahkan sebagai ideologi liberal, yang pada kenyataannya tidak dapat
menjamin stabilitas pemerintahan. Sistem pemerintahannya yang liberal lebih
menekankan hak-hak individual. Pada periode ini, persatuan dan kesatuan
bangsa mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan-
4
pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin
melepaskan diri dari NKRI.
5
secara drastis setelah G 30 S/PKI disebabkan oleh peran-peran yang dimainkan
oleh keduanya sebelumnya. Seperti diketahui, Soekarno bersikap sangat otoriter,
sehingga banyak yang menunggu momentum untuk melakukan penantangan
secara terbuka tanpa risiko masuk penjara. Sementara PKI sejak tahun 1963
(ketika UU Darurat dicabut oleh Soekarno) tidak lagi memilih jalan damai
dalam berpolitik.
Surat perintah tersebut telah menjadi alat legitimasi yang sangat efektif bagi
Angkatan Darat untuk melangkah lebih jauh dalam panggung politik. Sehari
setelah surat perintah itu diterima, Soeharto membubarkan PKI, sesuatu yang
sudah lama dituntut oleh masyarakat melalui demonstrasi-demonstrasi. Presiden
Soekarno sendiri praktis kehilangan kekuasaannya setelah mengeluarkan
Supersemar, kendati secara resmi masih menjabat Presiden dalam status
‘Presiden Konstitusional’. Setelah dibersihkan dari unsur PKI dan pendukung
Soekarno, DPR-GR dan MPRS mulai mengadakan sidang-sidangnya sebagai
lembaga negara. Pada tahun 1967, MPRS mencabut mandat Soekarno sebagai
Presiden. Soekarno kehilangan jabatannya berdasarkan TAP No.
XXXIII/MPRS/1967, yang sekaligus mendudukkan Soeharto sebagai Pejabat
Presiden.
Setahun kemudian, melalui TAP No. XLIII/MPRS/1968, Soeharto diangkat
menjadi Presiden definitif. Dalam rezim seperti ini, keputusan dibuat melalui
cara sederhana, tepat, tidak bertele-tele, efisien, dan tidak memungkinkan
adanya proses bergaining yang lama. Munculnya rezim ini disebabkan adanya
semacam delayed-dependent development syndrome di kalangan elite politik,
seperti ketergantungan pada sistem internasional dan kericuhan-kericuhan
politik dalam negeri. Rezim ini didukung oleh kelompok-kelompok yang paling
dapat mendukung proses pembangunan yang efisien, yaitu militer, teknokrat
sipil, dan pemilik modal.
6
Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah sehingga
tertutup bagi tafsiran lain. Pancasila justru dijadikan sebagai indoktrinasi.
7
Pancasila pada Era Reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada
masa Orde Lama dan Orde Baru, yaitu tetap ada tantangan yang harus di hadapi.
Tantangan itu adalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang sampai hari ini tidak
ada habisnya. Pada masa ini, korupsi benar-benar merajalela.Mulai pada masa
reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara terus digaungkan hingga
saat ini. Tidak hanya itu, upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi
lainnya juga berkurang.
Di sisi lain, sistem demokrasi sekular juga buntu karena tidak mampu
melihat kebaikan agama di ruang publik. Kehidupan publik bagi sistem ini harus
imun dari agama, karena agama dianggap cerminan dari sektarianisme dan
absolutisme kitab suci. Bagi Gus Dur, dua kebuntuan ini dipecahkan oleh
Pancasila karena beberapa alasan :
8
terhadap kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial. Hal
ini tentu tidak terlintas di benak kalangan sekular yang melihat Islam dari
kesempitan pandangan kelompok radikal.
2. Pancasila ternyata mencerminkan nilai-nilai Islam. Menurut Gus Dur,
hanya negara inklusif seperti Negara Pancasila yang bisa menaungi
terpenuhinya “Pancasila” (ushul al-khams) dari tujuan syariah, yakni
perlindungan atas agama, nyawa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena
itu, fungsi negara sebagai penegak hukum Tuhan harus dipahami secara
substantif melalui tekanan pada visi kerahmatan, baik yang terdapat
dalam akidah (teologi), syariah (hukum), maupun akhlak (amal etis).
Kini, sepuluh tahun sudah Gus Dur berpulang ke Rahmatullah. Warisan
pikiran tersebut semestinya menjadi modal bagi keagungan Indonesia
sebagai bangsa Muslim terbesar yang demokratis.
Dalam pandangan Abdurrahman Wahid, Pancasila adalah sebuah
kesepakatan politik yang memberi peluang bagi bangsa Indonesia untuk
mengembangkan kehidupan nasional yang sehat di dalam sebuah negara
kesatuan. Dalam pidato Rapat Akbar itu, Gus Dur menegaskan bahwa
penerimaan NU atas Pancasila bertolak dari beberapa alasan yang sangat masuk
akal. Tetapi yang paling penting adalah alasan historis. Tahun 1945 Presiden
Soekarno meminta dan menerima nasihat para pemimpin NU tentang bagaimana
seharusnya Pancasila disusun sebagai dasar negara.
9
2.6 Pancasila Di Masa Kepemimpinan Megawati
Megawati terpilih menjadi presiden pada tahun 2001. Adapun SI – MPR
tersebut diselenggarakan dalam rangka menyikapi sikap presiden Gus Dur ketika
membekukan lembaga legislatif MPR dan Partai Golkar (Soebachman,
2015:152). Karena pada tanggal 23 Juli 2001 MPR secara resmi melengserkan
Presiden Gus Dur, otomatis wakil presiden Megawati Soekarnoputri naik
jabatan untuk menggantikannya.
Aksi aksi terorisme yang terjadi pada masa ini dikarenakan kurangnya
sosialisasi dan penanaman idelogi pancasila pada masyarakat. Warisan penting
Soeharto di bidang implementasi Pancasila, yaitu kewajiban menerapkan asas
tunggal (Pancasila) bagi semua kekuatan politik dan kekuatan masyarakat, pun
terlupakan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di era orde lama, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila
adalah ideologis. Dengan kata lain, Pancasila bekerja keras membangun,
Menjadi iman dan kepribadian bangsa Indonesia. Faktanya, Pancasila hanya
digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan secara permanen
Presiden diangkat seumur hidup.
3.2 Saran
Oleh sebab itu, pancasila yang merupakan ideologi dan falsafah negara harus
dipertahankan sebaik mungkin. Sehingga nilai nilai luhur dari pancasila tetap
terjaga dari generasi ke generasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aruma Nurjannah, I. R., Umamah, N., & . M. (2018). Megawati Presiden Political
Policy in 2001-2004. February, 2(1), 14. jurnal.unej.ac.id
Muntoha, M. (2016). Respon Islam Terhadap Perubahan Relasi Masyarakat Lokal Dan
Negara Di Indonesia Era Reformasi. Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam
Dan Sosial, 2(2), 11. https://doi.org/10.21580/wa.v2i2.374
Pancasila, P., Modal, S., Berbangsa, S., & Bernegara, D. A. N. (2017). Pancasila
Sebagai Identitas Dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran Pancasila
Sebagai Modal Sosial Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 2(1), 44–52. https://doi.org/10.14710/jiip.v2i1.1634
Pratiwi, A. L. (2015). Megawati Soekarnoputri Presiden Wanita Di Indonesia ( 2001-
2004 ). Jurnal Pattingalloang, 2(1), 8.
Utama, A. S., & Dewi, S. (2018). Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia serta
Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era
Reformasi. https://doi.org/10.31227/osf.io/7y9wn
Vanya Karunia Mulia Putri. (2021). Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa.
Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/14/152113969/penerapan-
pancasila-dari-masa-ke-masa?page=all
Warno. (2009). Pandangan Abdurrahman Wahid terhadap Pancasila sebagai Dasar
Negara.
12
PANCASILA TERAPAN DAN KENYATAAN,
PERATURAN UNDANG-UNDANG YANG DIBUAT,
SERTA FAKTOR YANG MENDUKUNG
DAN MENGHAMBATNYA
Universitas Tanjungpura
Tahun Akademik 2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-
Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan penelitian yang berjudul “Pancasila Terapan
dan Kenyataan, Peraturan Undang-Undang yang Dibuat, serta Faktor yang Mendukung dan
Menghambatnya” dengan lancar dan terselesaikan dengan baik.
Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan kompetensi dari mata
kuliah Pendidikan Pancasila dengan mengetahui Pancasila terapan dan kenyataan, peraturan
undang-undang yang dibuat, serta faktor yang mendukung dan menghambatnya.
Dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Mashudi, M.Pd. sebagai dosen dari mata kuliah Pendidikan Pancasila yang
telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini.
2. Orang tua yang telah memfasilitasi dan mendukung proses pekerjaan penulis.
3. Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah berperan dalam
penyusunan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun telah disusun dengan maksimal, namun penulis menyadari masih banyak
kesalahan dalam laporan ini, baik dalam penulisan, tata bahasa, tanda baca, dan hal-hal lainnya
yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sekalian.
Akhir kata, semoga laporan penelitian ini dapat memberi banyak manfaat bagi
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Pontianak, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I – PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Permasalahan ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 1
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 2
BAB II – PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ............................................................ 3
A. Pancasila Terapan dan Kenyataan ................................................................................ 3
B. Peraturan Undang-Undang yang Dibuat ....................................................................... 5
C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Pancasila ....................... 7
BAB III – KESIMPULAN .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela, dan melaksanakan dalam seluruh perundang-perundangan. Mengenai
hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan “Negara Pancasila adalah suatu negara yang
didirikan dan dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia,
mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan lahir batin selengkap mungkin,
memajukan kesejahteraan umum, yang kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial)”.
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah pembuatan Peraturan-Peraturan
Perundang-Undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan dan pengundangan. Peraturan Perundang-Undangan adalah
peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau
ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-Undangan. Dalam hal ini, penerapan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pancasila memiliki faktor pendorong dan penghambat.
B. Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan yang terdapat di laporan penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana penerapan Pancasila dan kenyataannya di kehidupan sehari-hari?
2. Apa saja peraturan undang-undang yang telah dibuat?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Pancasila?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pancasila dan kenyataannya di kehidupan sehari-
hari.
2. Untuk mengetahui apa saja peraturan undang-undang yang telah dibuat.
1
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan
Pancasila.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, yaitu dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada
mahasiswa, dosen, dan pihak lain mengenai Pancasila terapan dan kenyataan, peraturan
undang-undang yang dibuat, serta faktor yang mendukung dan menghambatnya.
2
BAB II
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
3
Maha Esa, mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya, tidak merendahkan orang lain dengan mudah tetapi
bersikaplah rendah diri agar tidak menimbulkan perpecahan satu sama lain, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap saling
tenggang rasa dan tepa selira, dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, dan mulai
menghargai satu sama lain memberikan perhatian kepada mereka yang mengalami kesusahan.
Namun, jarang sekali kita lihat keadilan yang ditunjukkan oleh sesama manusia. Manusia
zaman sekarang sudah banyak yang tidak beradab, tidak punya hati nurani, perilakunya
melebihi perilaku hewan yang tidak berperikemanusiaan – banyak manusia yang melakukan
pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan sebagainya yang menurunkan nilai-nilai
kemanusiaan yang ada di antara masyarakat.
Sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Maksud dari sila ketiga ini mengutamakan
persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama,
suku, bahasa, dan budaya. Kita sebagai warga negara Indonesia harus mampu menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan sehingga sanggup dan rela
berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa
sudah tidak sedikit lagi orang-orang yang sudah hilang rasa persatuan dan nasionalisme, mulai
acuh tak acuh apa yang terjadi pada negara kita. Di Indonesia, sekarang tidak terlihat lagi
persatuan yang ditunjukkan oleh sesama manusia, yang ada hanyalah kekerasan dan
pembantaian. Sudah tidak tampak kebersamaan yang seharusnya diperlihatkan atau
ditunjukkan demi membangun negara ini.
Sila keempat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di
tangan rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan sistem perwakilan
dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan musyawarah yang dikendalikan
dengan pikiran yang sehat, jernih, logis, serta penuh tanggung jawab baik. Menerapkan sila
keempat ini, kita sebagai warga negara dan warga masyarakat harus mengerti bahwa setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dan tidak boleh
memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama, mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan,
menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
4
musyawarah. Namun, saat ini banyak krisis kepercayaan yang disebabkan banyak orang yang
dipercaya tetapi ingkar. Oleh sebab itu, saat ini sudah kurangnya kepercayaan satu sama lain
sehingga mengurangi niat dalam menjalin suatu kegiatan yang mulanya untuk kepentingan
bersama. Misalnya, pemilihan ketua yang telah diangkat disetujui melalui beberapa orang saja,
yang mana sisanya tidak setuju dan bahkan tidak tahu dengan adanya pemilihan ketua sehingga
mengurangi minat mereka ke depannya untuk melakukan musyawarah karena tidak mencapai
makna musyawarah yang semestinya.
Sila kelima, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan berarti
adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain, sehingga seseorang itu bertindak
adil apabila orang memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan haknya. Kemakmuran
yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat – dinamis dalam arti
diupayakan lebih tinggi dan lebih baik dan terjadi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
yang lebih baik. Seluruh kekayaan alam tidak dikuasai oleh sekelompok orang, tetapi harus
untuk kesejahteraan semua orang, kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Yang
perlu digarisbawahi adalah jangan menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah,
maupun bertentangan dengan / atau merugikan kepentingan umum. Banyaknya penggunaan
hak milik yang telah dijelaskan membuat banyak timbulnya penipuan dan berperilaku buruk
yang merusak bangsa kita. Korupsi juga menjadi salah satu bentuk ketidakadilan yang terjadi,
di mana mereka yang memakan uang rakyat dengan tidak semestinya mengakibatkan tidak
meratanya infrastruktur yang harusnya sudah ada dan tersebar dengan baik.
7
4. Menjadikan Pancasila sebagai aturan-aturan berperilaku. Memiliki rasa persatuan dan
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, agar tidak mengenal batas-batas perbedaan
agama, kesukuan, golongan dan lain sebagainya.
5. Mampu menciptakan rasa kebersamaan dengan cara tolong-menolong untuk mencapai
hubungan yang lebih harmonis.
b. Faktor penghambat dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, adalah berkurangnya nilai-
nilai kekeluargaan, semangat gotong royong, tenggang rasa, norma susila, kesopanan dan
adat istiadat bangsa karena lebih mementingkan keegoisannya sendiri dibandingkan orang
lain.
8
BAB III
KESIMPULAN
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah negara Pancasila. Sebagai warga negara Indonesia kita harus berpegang teguh
pada Pancasila dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
Pancasila diimplementasikan dalam Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden yang bertujuan untuk
mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk negara. Namun
dalam menjalankannya dalam kehidupan sehari hari terdapat banyak faktor-faktor pendukung
dan penghambatnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Humas. 2015. Apa Yang Perlu Diketahui Untuk Membuat Peraturan Perundang-Undangan?.
Diakses pada 24 Mei 2021 dari https://setkab.go.id/apa-yang-perlu-diketahui-untuk-
membuat-peraturan-perundang-undangan/.
Pratiwi, Anggilia. 2015. Kenyataan Penerapan Pancasila di Zaman Sekarang. Diakses pada
24 Mei 2021 dari
https://www.kompasiana.com/anggilia/551857f1a333117007b66519/kenyataan-
penerapan-pancasila-di-zaman-sekarang.
Siregar, Sovi Anwari, dkk. 2019. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Masyarakat. Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan. Diakses pada 24 Mei
2021 dari https://osf.io/76bw5/download/?format=pdf.
iii
MAKALAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PANCASILA, HAMBATAN DAN
SOLUSI
Disusun oleh :
Inayah Dzil Izzati Hartono F1071201030
Najla Noviyani F1071201034
Nur Afifah Fitriana F1071201040
Odela Priscilia Murni F1071201020
Putri Sekarayu F1071201006
Putri Shaumi Ramadhaniah F1071201036
Sarah Gunarti F1071201001
Shafiyahtul Syahjidah F1072201001
Tiara Marantika Natalia F1071201027
Agus Kurniasi F1071201038
Pendidikan Biologi
Universitas Tanjungpura
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Dimana di era
globalisasi ini menjadi tantangan yang serius bagi Indonesia karenat sumber daya manusia yang
dimiliki masih menjadi kendala utama dalam menanggapi tantangan sekaligus peluang yang ada,
kendala ini datang dari latar belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Latar
belakang pendidikan masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam ketegori rendah setidaknya
menjadikan masalah bagi masyarakat itu sendiri, karena faktor pendidikan yang rendah akan
menjadi penyebab sulitnya masyarakat beradaptasi dengan era globalisasi.
Nilai-nilai sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat masih berjalan, tetapi siring
berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari arus globalisasi juga disebabkan karena latar
belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Khususnya nilai-nilai yang ada didalam
pancasila, masyarakat tidak menganggap bahwa nilai-nilai tersebut merupakan fondasi dalam
menjalankan kehidupan mermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dapat diartikan juga sebagai falsafag dan pandangan hidup
bangsa Indonesia yang disebut Ideologi Pancasila. Ideologi merupakan sekumpulan ide, gagasan
yang menjadi dasar juga pegangan hidup ataupun falsafah hidup Ada baiknya nilai-nilai yang ada
dalam pancasila seharusnya di tanamkan dan diterapkan nilai-nilai pancasilasejak dini, agar
terbentuknya individu yang menjiwai nilai - nilai pancasila. Dengan demikian penerapan nilainilai
pancasila ini dapat mengakibatkan kesadaran akan dirinya atas tanggung jawab pribadi dan
bermasyarakat.
PEMBAHASAN
Lahirnya ketentuan dalam pasal 35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia menunjukkan bahwa negara berkehendak agar pendidikan
Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat dalam kurikulum perguruan tinggi sebagai mata kuliah
yang berdiri sendiri. Dengan demikian, mata kuliah Pancasila dapat lebih fokus dalam membina
pemahaman dan penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Hal tersebut berarti
pendidikan Pancasila diharapkan dapat menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa guna
mengembangkan jiwa profesionalitasnya sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Selain
itu, dengan mengacu kepada ketentuan dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012,
sistem pendidikan tinggi di Indonesia harus berdasarkan Pancasila.
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya;
3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni;
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
bermartabat agar:
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;
4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya
Implementasi atau implementasi sila-sila dalam Pancasila adaakan hal yang wajib ada untuk tiap-
tiap warga negara. Akan tetapi saat ini semakin lama ideologinya nilai-nilai Pancasila justru
semakin nayak. Pengaruhnya budaya asing dan teknologi arah di tengah kehidupan masyarakat
yang selalu berkilah tanpa adanya utama atau seleksiakan salah satu satu arah semakin
terkikisnya rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia. Pada era globalisasi saat ini
peran Peran Pancasila tentu sangat penting untuk tetap menjaga identitas sosok sosok bangsa
Indonesia. Sejauh yang saya rasakan implementasi Pancasila hanya menjadi teori di sekolah,
kampus, atau lembaga pendidikan lain. Bahkan teori-teori yang saya mendapatkan selama
perkuliah masih belum cukup. Apalagi selama masa perkuliahan saya hanya mendapatkan kuliah
tentang Pancasila hanya satu semester. Menurut saya, Pancasila cipta hanya suatu simbol tanpa
adanya adalah yang merupakan hasil dari lahirannya masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Dipahami sekaligus implementasi Pancasila sangat penting bagi mahasiswa yang merupakan
aktor perubahan dalam pemerataan parakagan. Mahasiswa menjadi roda penggerak Pancasila
namun akhir-akhir ini semangat itu mulai terkikis dan jarang kitatemukan. Pada kesempatan kali
ini saya akan kecilkan ke arahkan Pancasila dalam kehidupan kampus.
Pendekatan pembelajaran yang direkomendasikan dalam mata kuliah pendidikan Pancasila adalah
pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (student centered learning), untuk
memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila baik sebagai etika, filsafat negara, maupun
ideologi bangsa secara scientific. Contohnya yaitu pembelajaran pendidikan Pancasila di
Universitas Tanjungpura khususnya pendidikan biologi dilakukan dengan model pembelajaran
student centered learning. Dimana para mahasiswa pendidikan biologi aktif dalam memandu
perkuliahan dan memberikan atau menyampaikan materi Pancasila. Dengan harapan, nilai-nilai
Pancasila yang disampaikan akan terinternalisasi sehingga menjadi guiding principles atau kaidah
penuntun bagi mahasiswa dalam mengembangkan jiwa profesionalismenya. Implikasi dari
pendidikan Pancasila tersebut adalah agar mahasiswa dapat menjadi insan profesional yang
berjiwa Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Adapun implementasi
pendidikan Pancasila di kampus atau perguruan tinggi yaitu :
Sila pertama memiliki perkiraan bahwa warga negara harus akuhah Yang Maha Esa sebagai zat
yang Utama di atas atas kehidupan ada. Bentuk masuk masuk meyakini dalam hati, kata, dan
kesalah. Oleh karena itu, Pancasila tirtian warga negara Indonesia untuk taat dalam taat dalam
beranak. Terlebih lagi kehidupan umat di Indonesia sangatlah kompleks ada beberapa keyakinan
yang dianut oleh warga negara Indonesia dari mulai Islam, Budha, Kristen, Katolik, Protestan,
Hindu, dan lain-lain. Kehidupan yang mana ini tercermin dalam kehidupan kampus di Universitas
Tnjungpura . Mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kampus Universitas tanjungpura terdiri dari dari
dari beranasi yang dianut dan dikukuhkan oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, jika jadi
mahasiswa tak bisa sila pertama ini bias jadi kampus akan sangat kacau dan nilai toleransi antar
umat umat akan rusak dan bisa menyebabkan dalam pembangunan.
-Jadwal kuliah sudah di atur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jadwal ibadah.
Sila kedua memiliki harapan bahwasannya setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi
dan pelabuhan setiap manusia atau orang lain derajat yang sama tak adanya kasta atau kelas sosial,
memiliki hak-hak yang sama dengan manusia, dan martabat yang mulia. Kehidupan bernegara di
Indonesia sangat penuh dengan kemajemukan atau keberagaman baik itu suku, ras, budaya, dan
yakinnya agama. Halnya sila sila ini penting adanya dalam kehidupan bernegara. Sila ini harus
kita letak dalam kehidupan kampus UNTAN kampus ini memiliki mahasiswa yang terdiri dari
suku, ras, budaya, dan agama dari seluruh penjuru Indonesia. Kehidupan kampus yang beragam
beragam nilai toleransi antar mahasiswa yang tinggi. Kita pada mahasiswa harus biasah-ada yang
ada di antara mahasiswa-mahasiswa yang lain. Rasa rasa rasa antar mahasiswa bisa ada
keharmonisan dalam kehidupan kampus dan menjaga keberlangsungan pembangunan dalam
kehidupan kampus.
Sila yang mana pengertia yaitu satu, bulat tidak-pecah pecah. Sila ini apaan untuk 10009 rasa tanah
air, bangsa, dan negara. Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan kaum sekarang modern ini,
maka menyebut juga dengan nasionalisme. Nasionalisme akan nama baik nama suatu bangsa, satu
dengan warga yang ada dalam masyarakat. Bila dikaitkan dalam kehidupan kempus apa jadi jadi
organisasi kemahasiswaan, mereka membentuk organisasi atau perkumpulan mahasiswa dari
berbagai macam latar belakang ilmu. Hal ini adalah salah satu bukti adanya sikap dan upaya untuk
rasa menjalin kebersamaan antar para mahasiswa jadi dari pembangunan dan pemuda Indonesia.
-Melalui organisasi kemahasiswaan dapat membentuk suatu jaringan perkumpulan mahasiswa dari
berbagai universitas di Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu bukti adanya sikap dan upaya
untuk menjalin rasa kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai bagian dari pemuda Indonesia.
Sila ini memiliki musyawarah dan kehidupan berpolitik. Musyawarah jalankan upaya dalam hasil
keputusan-keputusan yang bulat dan bisa dijalankan semua kelangan sehingga keputusan bisa
bermanfaat bagi orang banyak. Kehidupan politik di lingkungan kampus sangat penting adanya
terkait keputusan-keputusan yang akan sangat berguna di tengah keberlangsungan pembangunan
dalam kehidupan kampus terlebih kita mahasiswa jadikan bagian dari pembangunangan itu sendiri.
kehidupan politik di kampus itu terdapat kebiasaan untuk musyawarah dan diskusi atau biasa
disebut hearing terkait tentang isu-isu yang ada.
-Penerapan suatu kebiasaan untuk melakukan musywarah dan diskusi bersama terkait dengan
berbagai hal seperti rapat organisasi, diskusi dalam kelas, musyawarah BEM, dan lain-lain.
-Penerapan persamaan dan saling menghargai karya orang lain, contohnya yaitu mahasiswa yang
telah memenuhi syarat berhak untuk mengikuti ujian akhir semester, setiap mahasiswa berhak
memperoleh nilai sesuai kemampuannya, dan setiap mahasiswa berupaya menghargai hasil karya
orang lain dengan tidak mencontek atau membuat plagiat atas hasil karya ilmiah teman.
• HAMBATAN
Faktor-faktor penghambat nilai-nilai Pancasila belum diamalkan secara baik dapat dibedakan
atas faktor internal, yakni :
2.sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan pembelajaran moral dan etika. Kita
bisa melihat bahwasanya standar pendidikan dan kelulusan sekolah-sekolah ditentukan oleh
pelajaran-pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Bahasa Inggris. Tidak
satupun dari seluruh pelajaran tersebut yang menitik beratkan pembelajaran kepada aspek moral
dan etika. Sehingga dari pembelajaran tersebut, hanya akan melahirkan siswa-siswa yang
materialistis.
3. proses globalisasi yang begitu cepat cenderung membawa masyarakat Indonesia berorientasi
4. pragmatis yang menyebabkan rasa nasionalisme semakin memudar dan nilai-nilai Pancasila
tidak lagi menjadi pedoman hidup sehari-hari.
Contohnya seperti
2. pengaruh pengaruh budaya dan peradaban luar negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya
jati diri bangsa yang telah dirangkum dalam Pancasila. Kita sangat menyayangkan pembebasan
kebebasan seperti yang telah didengungkan oleh negara lain tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Sebenarnya, HAM tersebut sudah termasuk kedalam Pancasila, yaitunya dalam sila keadilan
sosial.
• SOLUSI
Perlu dipahami bahwa Pancasila dengan seluruh aspeknya memberikan landasan yang kuat bagi
peningkatan kemampuan profesionalisme, peningkatan cinta tanah air, dan peningkatan iman dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang disertai sikap keterbukaan, sikap kebersamaan, dan
sikap kemitraan, serta sikap harmoni.
Sifat tantangan yang dihadapi masa kini mengharuskan adanya profesionalisme di masing-
masing bidang untuk menanganinya. Dengan adanya globalisasi yang membawa keterbukaan di
bidang ekonomi dengan segala implikasi persaingannya, penanganan masalah tidak dapat
dilakukan secara amatir dan bersifat coba-coba. Apabila kemampuan profesionalisme ini tidak
diperhatikan, yang mengakibatkan kita tidak dapat bersaing dengan perusahaan asing yang
terbuka masuk ke dunia usaha Indonesia dengan segala kecanggihannya, kita akan tertinggal dan
menjadi penonton di Tanah Air sendiri. Profesionalisme di tingkat menengah diperoleh melalui
pendidikan kejuruan pada sekolah menengah, dan pendidikan tinggi melalui program Diploma,
Sarjana (S1, S2, dan S3) maupun pendidikan non-gelar yang memberikan keterampilan yang
diperlukan (spesialisasi). Pendidikan yang diberikan untuk meningkatkan profesionalisme di
tingkat menengah dan tingkat tinggi ini harus mampu mengantisipasi kebutuhan akan keahlian
dan keterampilan tertentu. Hal ini diperlukan dalam menghadapi persaingan bebas tersebut di
atas, sehingga tidak boleh terpaku pada pendekatan konvensional di bidang pendidikan dengan
hanya melihat kepada kebutuhan nasional dalam arti sempit.
Generasi-generasi terdahulu berperan dalam menghadapi tantangan amannya atas dasar rasa
cinta tanah air yang mendalam, yang memberikan motivasi kuat untuk berjuang, maka rasa cinta
Tanah Air yang mendalam ini juga menjadi motivasi bagi generasi muda dalam berjuang
menghadapi tantangan zaman yang rumit ini. Semangat juang 1945 yang didasarkan cinta Tanah
Air yang mendalam telah memberikan motivasi untuk merebut dan mengisi kemerdekaan dengan
perjuangan penuh keikhlasan. Nilai-nilai 1945 itu telah memberikan motivasi kepada generasi
penerus untuk dengan cinta Tanah Air yang mendalam pula, meneruskan perjuangan yang
wujudnya ditentukan oleh tatangan zaman. Globalisasi membawa konsekuensi berupa
terbukanya lapangan kerja di negara-negara lain bagi tenaga-tenaga terdidik Indonesia yang
professional, dengan lingkungan kerja dan imbalan yang mungkin jauh lebih menarik daripada di
Indonesia. Sebaliknya, tenaga-tenaga terdidik asing akan berdatangan di Indonesia dengan
kemampuan profesionalisme yang tinggi, sehingga dengan kemampuannya itu mereka dapat
menguras kekayaan sumber daya alam Indonesia.Generasi muda Indonesia yang terdidik, dengan
berlandaskan cinta Tanah Air yang mendalam, tidak akan membiarkan keadaan di atas berlarut,
karena hal itu akhirnya akan membawa kepada penjajahan dalam bentuk lain, yaitu penjajahan
melalui kegiatan ekonomi dan budaya.
Sesuai dengan filsafat bangsa dan negara, pancasila, iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa perlu dilaksanakan oleh setiap insan Indonesia. Pendidikan nasional di Indonesia
memberikan landasan kepada pengembangan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Ketentuan tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan-peraturan pemerintah
yang bersangkutan. Iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa membawa konsekuensi
kepada pelaksanaan ajaran-Nya, mematuhi petunjuk-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehingga
dalam menghadapi arus informasi canggih yang masuk ke ruang setiap rumah, terutama yang
datagnya dari luar negeri dengan pola budaya yang berbeda, yang dampaknya tidak selalu
positif, maka iman dan taqwa merupakan alat penapis yang ampuh bagi tiap-tiap insan Indonesia.
Batas bagi cendekiawan Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam ajaran Tuhan Yang
Maha Esa melalui agama masing-masing, yang diperkuat oleh sila pertama Pancasila. Dengan
demikian IPTEK di Indonesia harus disertai iman dan taqwa (Imtaq). Dari sudut inilah
pendidikan agama dan pendidikan Pancasila di sekolah sangar penting fungsinya, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan persepsi anak didik, mulai sekolah dasar
sampai dengan perguruan tinggi.
Dari pengalaman yang amat banyak serta beragam dari generasi muda sebelumnya, telah
berkembang keyakinan akan perlu dikembangkannya sikap keterbukaan, kebersamaan, dan
kemitraan (K3). Sikap keterbukaan adalah (a state of mind), yang berkembang secara bertahap,
tidak datang dengan tiba-tiba. Sikap keterbukaan adalah sikap membuka diri pada orang lain
dalam interaksi personal. Sikap membuka diri ini berarti adanya kesediaan untuk mendengarkan
orang atau pendapat lain. Kewajiban pemimpin untuk mau mendengarkan pendapat orang lain
perlu dibudayakan dimasyarakat kita. Hal ini berkenaan denga pengakuan adanya hak berbicara
bagi masyarakat yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945, sehingga aspirasi masyarakat
benar-benar dapat dipahami oleh pemimpin. Ini merupakan langkah penting dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil oleh pemimpin dengan memperhatikan aspirasi
masyarakat, yang diperoleh melalui interaksi pemimpin dengan masyarakat, akan meningkatkan
kesediaan masyarakat untuk menerima dan melaksanakan keputusan, karena keputusan itu
merefleksikan keinginan masyarakat. Sikap kebersamaan didasarkan atas keyakinan bahwa
pemecahan masalah secara bersama selalu lebih baik daripada dipecahkan sendiri. Harus
senantiasa diupayakan adanya alternatif pemecahan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Ini adalah tugas seorang cendekiawan, karena cendekiawan adalah seseorang yang
mampu menginternalisasikan cara berpikir alternative, termasuk para mahasiswa sebagai
cendekiawan muda.bKebersamaan membawa kepada partisipasi pemikiran berbagai pihak yang
menguntungkan bagi pengambilan keputusan yang bijaksana. Kebersamaan berkaitan pula
dengan kebersamaan antara generasi tua dan generasi muda dengan dasar saling menghargai dan
saling mempercayai.
Sikap budaya Indonesia yang sama dalam semua kebudayaan Indonesia adalah bahwa manusia
Indonesia menegakkan harmoni dalam hubungannya dengan alam semesta dan masyarakat.
Harmoni atau keselarasan istilah yang tergambar dalam Pancasila berupa Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawatan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Sebagaimana dibuktikan sejarah sikap budaya harmoni bukan sesuatu yang
pasif dan status quo. Itu terlihat dalam sejarah Indonesia dengan kesediaan menerima agama
Hindu, Budha, diikuti Islam dan Kristen. Sikap budaya harmonis adalah toleran. Itu dapat dilihat
saat berbagai umat beragama yang berbeda, khususnya Islam dan Kristen, bereksistensi dengan
baik dan penuh gotong royong antara pemeluknya.
PENUTUP
• Kesimpulan
Sila Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta kebudayaan ini,
terutama dalam mendongkrak semangat generasi pemuda Indonesia untuk
mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Dimana masyarakat makhluk sosial yang ada dalam kehidupan kampus dimana
dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial, mahasiswa akan
dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk kepribadiannya.
Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika, masyarakat dapat menerapakan sila persatuan Indonesia dalam
kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena dalam beorganisasi mahasiswa
dapat bekerja sama sehingga timbul kebersamaan. Apabila semua masyarakat memiliki
jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan
membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus
maupun secara global.
DAFTAR PUSTAKA
Ohmae, Kenichi. 1995. The End of the Nation-State: the Rise of Regional Economies. New