Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Bioleuser Vol. 2, No.

2 (Agustus 2018): 36-40

JURNAL BIOLEUSER
ISSN: 2597-6753
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/bioleuser/

Pengaruh Minuman Berenergi Terhadap Fase Mitosis Akar Bawang Merah


(Allium ascalonicum L.)
The Effect of Energy Drinks on Mitotic Phase in The Root of Onion (Allium
Ascalonicum L.)

Fas Nurussalami Abdullah1 dan Syamsidar1


1Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia 23111

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Minuman berenergi memiliki efek positif dan negatif bagi tubuh, terutama pada tingkat
sel. Salah satu efek negatif minuman berenergi bagi sel adalah terganggunya proses
* email korespondensi: pembelahan mitosis sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman
fas.nurus@gmail.com berenergi terhadap fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium ascalonicum
L.). Penelitian ini adalah menggunakan pengolahan data dengan metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minuman sebagai perlakuan. Masing-masing
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak lima ulangan. Waktu perendaman untuk
akar bawang yang digunakan adalah 12 jam. Sedangkan konsentrasi minuman yaitu 0%
(kontrol menggunakan akuades), 15%, 30%, 45%, dan 60%. Luaran dari penelitian ini
Kata kunci: diharapkan akan terungkap pengaruh minuman berenergi terhadap fase pembelahan
Allium ascalonicum L. mitosis akar bawang merah (Allium ascalonicum L.), sehingga permasalahan
mitosis kekurangan informasi data untuk penelitian mitosis dapat diatasi. Hasil penelitian ini
minuman berenergi juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang ingin
melakukan penelitian tentang mitosis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa, akar bawang merah yang ditumbuhkan pada larutan minuman
berenergi mengalami ketidaknormalan pada proses mitosis. Fase mitosis yang tidak
normal paling banyak dapat diamati pada larutan minuman berenergi dengan konsentrasi
30%. Ketidaknormalan dapat diamati pada setiap fase mitosis, dimulai dari interfase,
profase, metafase, anafase dan telofase.

Keywords: ABSTRACT
Allium ascalonicum L. Energy drinks have positive and negative effects for the body, especially at the cellular
mitotic level. One of the negative effects of energy drinks on cells is the disruption of the mitotic
energy drink cell division process.The aim of this research is to discover the effect of energy drinks
on mitotic phase in the root of onion (Allium ascalonicum L.). The method used in this
study is a Completely Randomized Design (RAL) with a concentration of energy drink
as a treatment. Each treatment was repeated five times. The immersion time used is 12
hours. While the concentration of energy drinks are 0% (aquadest as control), 15%,
30%, 45%, and 60%.The output of this study is expected to reveal the effect of energy
drinks on the mitotic phase of the Allium ascalonicum L. root, so the problem of lack
information for mitotic research data can be overcome. The results of this study is
expected to provide the information regarding mitotic cell division. Based on the
research, it can be concluded that the growth of onion root that immersed in energy
drink cause abnormalities in the mitotic process. The most abnormal mitotic phase can
be observed in a concentration of energy drinks with 30%. Abnormalities can be
observed in each phase of mitotic stage that are interphase, prophase, metaphase,
anaphase and telophase.

36
Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. 2 (Agustus 2018): 36-40
1. Pendahuluan klorida, gliserin, safranin, tissue, cat kuku bening,
Minuman energi merupakan minuman yang alumunium foil, dan kertas label.
dikosumsi untuk memberikan energi tambahan bagi
konsumen. Komposisi minuman energi adalah kafein, Cara Kerja
pemanis, gingseng, taurin, guarana, dan vitamin B Pembuatan larutan
(Kapner, 2008). Efek dari minuman ini adalah Asam asetat glasial 45%. Sebanyak 45 mL asam asetat
meningkatkan kewaspadaan, stamina, konsentrasi dan glasial pekat dilarutkan dengan 55 mL air suling.
suasana hati (Ishak et al., 2012). Efek minuman energi Asam klorida 1 N. Sebanyak 10 mL HCl pekat dilarutkan
dapat dievaluasi dengan menggunakan tanaman, salah dengan 110 mL air suling.
satunya ialah bawang merah (Allium ascalonicum L.). Safranin 2%. safranin sebanyak 2 gram dicampurkan ke
Allium ascalonicum sangat cocok digunakan karena dalam 100 mL air suling.
memiliki ukuran kromosom yang cukup besar dan jumlah
yang sedikit (2n=16) (Chandraker et al., 2014). Mader Media penumbuhan akar bawang.
(2011) menjelaskan pembelahan mitosis pada sel Media yang digunakan adalah menggunakan akuades
tumbuhan umumnya banyak terjadi pada jaringan dan minuman berenergi dengan perbandingan sebagai
meristematik, jaringan meristematik ini terdapat pada berikut:
ujung akar dan ujung batang. a. konsentrasi 15% (15 ml minuman berenergi dalam 85
Allium cepa L. dapat digunakan sebagai bioindikator ml akuades)
pencemaran air oleh suatu zat yang berperan b. konsentrasi 30% (30 ml minuman berenergi dalam 70
menghambat pembelahan mitosis. Keberadaan zat toksik ml akuades)
dapat mengganggu siklus sel untuk menuju ke tahap c. konsentrasi45% (45 ml minuman berenergi dalam 55
mitosis (Annisa et al., 2016). Berdasarkan hasil penelitian ml akuades)
yang dilakukan oleh George dan George (2017) diketahui d. konsentrasi 60% (60 ml minuman berenergi dalam 40
bahwa perendaman akar bawang bombai (Allium cepa) ml akuades)
dalam soft drink dapat menghambat proses mitosis. Al-
Zarani et al. (2011) menambahkan bahwa akar Vicia faba Induksi akar
yang direndam dalam minuman energi "Bison" Induksi akar bawang A. ascalonicum L. dilakukan
menyebabkan terhambatnya aktivitas sintesis DNA dengan membersihkan bawang dari kulit dan kotoran
sehingga terjadinya penurunan proses mitosis. yang menempel pada bawang. Media yang digunakan
Reproduksi Sel merupakan salah satu materi yang di untuk menginduksi akar bawang adalah dengan
praktikumkan di laboratorium Biologi Dasar FMIPA menggunakan akuades. Induksi akar bawang dilakukan
Unsyiah, praktikum dilakukan dengan mengamati fase- selama dua hari, kemudian pada hari ketiga perlakuan
fase mitosis. Informasi mengenai mitosis hanya terbatas kontrol segera dibuat sebagai preparat. Perlakuan dengan
pada kegiatan praktikum tersebut. Sedangkan informasi minuman berenergi; induksi akar bawang menggunakan
lain tentang mitosis yang dapat dilakukan di laboratorium akuades dilakukan selama dua hari, kemudian media
sebagai media praktikum ataupun penelitian masih sangat diganti dengan minuman berenergi sesuai dengan
terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dibutuhkan untuk perlakuan (15%, 30%, 45%, dan 60%). Akar direndam
dapat memberikan informasi mengenai efek minuman dalam minuman berenergi selama 12 jam kemudian
berenergi terhadap mitosis, dengan harapan dapat dibuat preparat.
menjadi perbandingan hasil penelitian dengan kegiatan
praktikum selama ini, selain itu juga dapat meningkatkan Pembuatan preparat dengan Metode Squash
keinginan mahasiswa melakukan penelitian di bidang Pengambilan ujung akar yang akan digunakan
tersebut. dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB. Kriteria akar
bawang yang digunakan untuk pembuatan sediaan adalah
2. Metodologi Penelitian akar yang paling baik dengan panjang antara 0.5-2 cm.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Dasar Bagian ujung akar bawang yang panjangnya sekitar
Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala. 0,5 cm dipotong sepanjang 1 mm. Potongan akar bawang
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tersebut difiksasi selama 15 m di dalam kulkas dengan
mikroskop cahaya Yazumi, cawan petri, batang pengaduk, suhu 5°C menggunakan larutan asam asetat glasial 45%.
spatula, gelas kimia 50 mL, gelas Erlenmeyer 50 mL, gelas Potongan akar bawang selanjutnya dicuci dengan air
ukur 25 mL, gelas kimia 500 mL, pipet tetes, botol reagent suling. Akar bawang dimaserasi menggunakan larutan
gelap, thermometer, pinset, timbangan analitik, kaca asam klorida 1 N, disimpan selama 10 menit pada suhu
benda, kaca penutup, kulkas, kamera, tally counter, dan kamar, kemudian dicuci kembali dengan air suling.
microscope eye-piece camera Dino-Eye. Akar lalu di warnai dengan larutan safranin 2%.
Bahan-bahan yang digunakan adalah akar bawang Pewarnaan ini dimaksudkan untuk mewarnai kromosom.
merah (A. ascalonicum L.) yang berumur 2 hingga 4 hari, Akar yang sudah diwarnai dipindahkan ke kaca benda,
“minuman berenergi”, asam asetat glasial, air suling, asam selanjutnya ditetesi 1 tetes gliserin. Selanjutnya ditutup
37
Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. 2 (Agustus 2018): 36-40
dengan kaca penutup dan dipencet hingga sel tersebar Tabel 1. Hasil pengamatan rata-rata jumlah sel akar
merata. Kemudian hasil preparat disegel dengan bawang yang sedang mengalami mitosis
menggunakan cat kuku pada seluruh sisi dari kaca dengan perlakuan perendaman di dalam
penutup. larutan minuman berenergi.

Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah
jumlah sel yang pada tahap interfase, profase, metafase,
anafase dan telofase yang dihitung secara terpisah. Selain
itu sel yang mengalami abnormalitas juga dihitung pada
setiap perlakuan.
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda
Rancangan Penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji lanjut
Tukey taraf 5%.
Rancangan penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Sel akar bawang yang ditumbuhan pada akuades
(konsentrasi minuman sebagai perlakuan), setiap menunjukkan proses mitosis yang paling banyak dapat
perlakuan dilakukan lima kali ulangan. Data yang didapat diamati, yaitu sebanyak 2,25 sel, sedangkan pembelahan
selanjutnya dianalisis menggunakan Anava (Analisis mitosis yang paling sedikit dapat diamati terlihat pada
Varian) berdasarkan uji F 5%. Data yang berbeda nyata akar bawang yang ditumbuhkan pada larutan minuman
akan dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf 5%. berenergi dengan konsentrasi 45% (1,46 sel). Namun
Analisis data menggunakan Statistical Package for the hasil ini tidak jauh berbeda pada akar bawang yang
Social Science (SPSS). ditumbuhkan pada minuman berenergi dengan
konsentrasi 15%, 30%, dan 60% (Tabel 1).
3. Hasil dan Pembahasan Terjadinya penurunan jumlah sel mitosis yang dapat
Penelitian pengaruh minuman berenergi pada proses diamati seiring bertambahnya konsentrasi minuman
mitosis akar bawang bertujuan untuk melihat bagaimana berenergi, diduga disebabkan karena adanya beberapa
efek yang ditimbulkan dari minuman berenergi pada komposisi yang terdapat dalam minuman berenergi yang
proses mitosis akar bawang. Penelitian ini menggunakan dapat mengganggu proses pembelahan mitosis pada sel.
minuman berenergi dengan berbagai konsentrasi, yaitu Komponen yang diduga menyebabkan terganggunya
15%, 30%, 45% dan 60%, sedangkan sebagai kontrol akar proses mitosis adalah kafein dan taurin. Al-Zarani et al.
bawang ditumbuhkan pada akuades. Induksi awal akar (2011) melaporkan bahwa komponen yang terdapat pada
bawang dilakukan pada akuades. Hal ini dilakukan minuman berenergi “Bison” seperti taurin, kafein, niasin,
bertujuan untuk menumbuhkan akar bawang dalam dan asam pantotonik dapaat menyebabkan terganggunya
keadaan normal dan menghindari stres, yang proses mitosis. Proses mitosis terganggu disebabkan
diperkirakan nantinya menghambat awal pertumbuhan karena beberapa komponen tersebut mengganggu
akar bawang. Setelah 48 jam diinduksi pada akuades, akar kinerja benang-benang spindel. Minuman berenergi
bawang akan dipindahkan pada larutan minuman merupakan salah satu minuman suplemen. Minuman ini
berenergi dan dibiarkan selama 12 jam. mengandung lebih dari 15 bahan. Akan tetapi, komponen
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan umum yang terdapat pada minuman berenergi dapat
membuktikan bahwa minuman berenergi mempengaruhi dikatagorikan menjadi 5, yaitu kafein, pemanis, asam
proses mitosis pada akar bawang. Akar bawang yang amino (taurin dan i-carnitin), vitamin B, dan ektrak herbal
tumbuh pada larutan minuman berenergi menunjukkan (guarana, gingseng) (Sara et al., 2011; Ishak et al., 2012;
proses mitosis yang tidak normal. Hal ini dapat dilihat Nowak dan Jasionowski, 2015).
dari bentuk kromosom pada saat sel melakukan Tahapan pembelahan mitosis abnormal yang paling
pembelahan mitosis. Jumlah sel yang dapat diamati pada banyak dapat diamati pada akar bawang yang
saat mitosis paling banyak terdapat pada akar yang ditumbuhkan pada minuman berenergi dengan
ditumbuhkan dalam akuades. Sedangkan sel akar bawang konsentrasi 30%. Sedangkan akar bawang yang
yang ditumbuhkan dalam larutan minuman berenergi ditumbuhkan pada akuades tidak menunjukkan
mengalami penurunan jumlah sel mitosis yang dapat ketidaknormalan kromosom pada saat melakukan
diamati. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji Tukey dengan pembelahan mitosis. Berdasarkan uji Tukey pada taraf
tahap kepercayaan 5%, yang menunjukkan bahwa adanya kepercayaan 5% menunjukkan tidak adanya perbedaan
perbedaan jumlah sel yang bermitosis pada setiap sel yang mengalami kerusakan saat mitosis antar akar
perlakuan. bawang yang tumbuh pada larutan minuman berenergi
dengan konsentrasi 15%, 30% 45%, dan 60%. Namun
terdapat perbedaan yang nyata antara keempat
perlakuan dengan akar bawang yang ditumbuhkan dalam
akuades.
38
Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. 2 (Agustus 2018): 36-40
kerusakan pada kromosom dan benang spindel yang
terkondensasi. Benang spindel yang terkondensasi
menjadi abnormal, sehingga menyebabkan terganggunya
proses mitosis. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
penurunan jumlah sel yang bermitosis.

Gambar 1. Preparat sel akar bawang: (a). Kontrol; (b).


Perendaman dalam minuman berenergi 15%;
(c). Perendaman dalam minuman berenergi
30%; (d). Perendaman dalam minuman
berenergi 45% dan (e) Perendaman dalam
minuman berenergi 60%.

Sel akar bawang yang ditumbuhan pada akuades


tidak menunjukkan proses mitosis yang abnormal (0,70
sel), sedangkan pembelahan mitosis abnormal paling
banyak dapat diamati terlihat pada akar bawang yang
ditumbuhkan pada larutan minuman berenergi dengan
konsentrasi 30% (1,23 sel). Namun hasil ini tidak jauh
berbeda pada akar bawang yang ditumbuhkan pada
minuman berenergi dengan konsentrasi 15%, 45%, dan
60% (Tabel 2). Hal ini membuktikan bahwa larutan
berenergi memberikan pengaruh terhadap setiap proses
Gambar 2. Preparat sel akar bawang abnormal: (a).
pembelahan mitosis sel. Kerusakan yang terjadi dapat
Interfase; (b) (c). Profase; (d) (e) (f).
diamati dengan jelas berupa tidak sempurnanya bentuk
Metafase; (g) (h). Anafase dan (i) Telofase.
dari kromosom pada tiap tahapan mitosis akar bawang.
4. Kesimpulan
Tabel 2. Hasil pengamatan rata-rata jumlah sel akar Penelitian yang telah dilakukan adalah kontrol yaitu
bawang yang sedang mengalami mitosis perendaman akar pada akuades, serta perendaman akar
abnormal dengan perlakuan perendaman di pada larutan minuman berenergi dengan konsentrasi 15%,
dalam larutan minuman berenergi. 30%, 45% dan 60%. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa, akar bawang merah
yang ditumbuhkan pada larutan minuman berenergi
mengalami ketidaknormalan pada proses mitosis. Fase
mitosis yang tidak normal paling banyak dapat diamati pada
larutan minuman berenergi dengan konsentrasi 30%.
Ketidaknormalan dapat di amati pada setiap fase mitosis,
dimulai dari interfase, profase, metafase, anafase dan
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang telofase.
berbeda menunjukkan adanya perbedaan
nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5%. 5. Ucapan Terima kasih
Ucapan terima kasih kepada Jurusan Biologi Unsyiah
Terjadinya ketidaknormalan sel pada saat
yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kegiatan
pembelahan mitosis diduga akibat adanya pengaruh
penelitian serta semua pihak yang telah membantu
komposisi dari minuman berenergi seperti kafein dan
kesuksesan penelitian ini.
taurin. Goerge and Goerge (2017) melaporkan senyawa
kafein yang terdapat pada beberapa minuman berenergi
menyebabkan keabnormalan pada proses mitosis yang
terjadi pada akar bawang merah. Keabnormalan ini
disebabkan karena senyawa kafein dapat menyebabkan
39
Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. 2 (Agustus 2018): 36-40
6. Daftar Pustaka Jacob, M., Tripathi, A.M., Yadav, G., and Saha, S. 2016.
Nutritive and non-nurtritive sweeteners: a review.
Al-Zarani, N.H., Asmahan, A.M., Ali, M., and Al-shamrani,
International Journal of Oral Health and Medical
S.M. 2011. Effect of the energy drink "Bison" on
Research. 2(5): 149-153,
mitosis and nucleic acids content in Vicia faba.
Kalkman, C., Greerinck, D. J, L., Buijsen, J. R. M., and Duyfjes,
JKAU: Sci. 23(1): 55-65.
B. E. E. 1993. Flora Malesiana, Series I
Annisa., Mardliyyah, A., dan Rahayuningsih, S.R. 2016. Uji
Spermatophyta, Flowering Plants Volume 11 part 2:
sitotoksisitas sampel air sungai Cikamal
Rosaceae, Amaryllidaceae, Alliaceae, Coriariaceae,
berdasarkan bioindikator Alliun cepa L.. Prosiding
Pentastemonaceae, and Stemonaceae. CIP-Gegevens
Seminar Nasional MIPA 2016. 214-219.
Koninkluke Bibliotheek, Den Haag.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L.,
Kapner, D.A. 2008. Ephendra and Energy Drink on College
Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., dan Jackson, R. B.
Campuses. https://files.eric.ed.gov/fulltext/
2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan
ED537639.pdf. Tanggal akses 28 November 2017.
dari Biologi Eight Edition, oleh Damaring Tyas
Karp, G. C. 2010. Cell Biology: International Students
Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Version Sixth Edition. Wiley, Singapore.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M. L.,
Kusbaryanto. 2003. Kandungan zat aktif pada beberapa
Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., dan Jackson, R. B.
jenis minuman berenergi. Mutiara Medika. 3(1): 15-
2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan
20.
dari Biologi Eight Edition, oleh Damaring Tyas
Levan, A. 1938. The effect of colchiciene on root mitosis in
Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Allium. Heredity. 24:471-486.
Chandraker, S.K., Singh, P., and Pandey, B. 2014.
Mader, S. S. 2011. Inquiry Into Life Thitheentn
Clastogenic effect of soft drink on root tipof Allium
Edition.McGraw-Hill, Americas New York.
cepa. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci. 3(5): 200-206.
Nowak, D., and Jasionowski, A. 2015. Analysis of the
Dorland, N. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi
consumption of caffeinated energy drinks among
28. Terjemahan dari Dorland's Pocket
polish adolescents. Int J. Environ. Res. 12: 7910-
Medical Dictionary 28th Ed, oleh Albertus Agung
7921.
Mahode, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Putriastuti, R., Kustiyah, L., dan Anwar, F. 2007. Persepsi,
Enger, E. D., Ross, F. C., and Bailey, D. B. 2012. Concepts In
konsumsi, dan preferensi minuman berenergi.
Biology Fourteenth Edition. McGraw-Hill, Americas
Jurnal Gizi dan Pangan.2(3): 13-25.
New York.
Sara, M., Seifert, B.S., Judith, L., Schaechter M.D., Eugene, R.,
Firbas, A and Amon, T. 2014. Chromosome damage studies
Hershorin, M.D., Steven, E., and Lipshultz, M.D.
in the onion palnt Allium cepa L. International
2011. Health effect of energy drink on children,
Journal of Cytology, Cytosystematics and
adolescents, and young adult. Pediatrics. 127 (3):
Cytogenetics. 67:25-35.
511-528.
George, M., and George, A. 2017. Genotoxicity of
Solomon, E. P., Berg, L. R., Martib, D. W., and Villee, C. 1996.
caffeinated soft drinks on meristematic root cells of
Biology Fourth Edition. Saunders College
Allium cepa. DOI:10.15680/IJIRSET. 6(11): 22032-
Publishing, United States of America.
22038.
Tripathy, S.K. dan Rao, D.A. 2015. Mitotic aberrations
Groff, J.L., and Gropper, S.S. 2005. Advanced Nurtition and
induced by orange red (a food additive dye) as a
Human Metabolism Third Edition.
potential genotoxicant on root tip cell of onion
Wadsworth Thomson, Australia.
(Allium cepa L.). International Food Reasearch
Ishak, W.W., Ugochukwu, C., Bagot, K., Khalili, D., and Zaky,
Journal. 22(1):383-392.
C. 2012. Energy drink: psychological effect and
Wayne, R. 2009. Plant Cell Biology: From Astronomy to
impact on well-being and quality of life. Innov Clin
Zoology. Academic Press is an Imprint of Elseiver,
Neurosci. 9(1): 25-34.
United States of America.

40

Anda mungkin juga menyukai