Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

Dosen pengampu : Prof. Dr. Amlius Thalib

Disusun oleh : Kelompok 1

Farakh Shofa Adhila 16334010


Godwin Pargaulan Siahaan 16334085
Rohemah 19334701
Sartika Hutagaol 19334712
Agustina Nur Pratiwi 19334742
Muhammad Ghalib Permana 19334755

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Analis Kadar Vitamin
C Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS ”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan
dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga
dapat berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita
mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Jakarta,16 Januari 2021

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan suatu senyawa kompleks yang sangat diperlukan tubuh yang
berfungsi untuk membantu pengaturan proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup. Oleh karenanya
harus diperoleh dari bahan pangan yang dikomsumsi. Vitamin pada umumnya dapat
dikelompokkkan ke dalam dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi
vitamin A, D, E dan K serta vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C dan B
(Winarno, 2008).
Vitamin C merupakan vitamin yang dapat dibentuk oleh beberapa jenis spesies
tanaman dan hewan dari prekursor karbohidrat. Manusia tidak dapat mensintesis vitamin C
dalam tubuhnya, karena tidak memiliki enzim Lgulonolakton oksidase. Manusia mutlak
memerlukan vitamin C dari luar tubuh untuk memenuhi kebutuhannya (Car dan Frei, 1999).
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi
radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari
kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi(Taylor, 1993). Kebutuhan vitamin C
seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan
absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu (Schetman, 1989). Rendahnya asupan
serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena bahan makanan sumber serat dan buah –
buahan juga merupakan sumber vitamin C (Narins, 1996).
Teknologi industri semakin berkembang, maka bentuk dan macam dari pengolahan
makanan semakin bervariasi seperti buah kaleng, sirup dan sari buah yang mengandung
vitamin C. Dalam bentuk senyawa vitamin C sangat stabil dalam bentuk kering. Akan tetapi
dalam bentuk larutan seperti halnya dalam bentuk pangan vitamin C paling tidak stabil
dibanding dengan zat gizi lainnya. Mengetahui faktor yang membantu melindungi kestabilan
vitamin C adalah penting guna memproses dan mengelolah makanan yang mengandung
vitamin C (Suhardjo, 1986). Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kadar vitamin C
didalam makanan antara lain lama penyimpanan, cahaya matahari dan pemanasan yang
terlalu lama. Kadar vitamin C dipengaruhi oleh faktor-faktor mekanis seperti pemotongan,
penghancuran juga dipengaruhi oleh pH, oksigen dan katalisator logam. Adanya oksigen
akan menyebabkan vitamin C terdegradasi (Moehji, 1982).
Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk menentukan kadar vitamin C, salah
satunya adalah metode Spektrofotometri UV-Vis. Dalam bidang farmasi analisa
menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis dikenal sebagai metode utama, baik untuk
identifikasi, pemeriksaan kemurnian maupun untuk penetapan kadar.Spektrofotometri UV-
Vis dapat digunakan untuk informasi baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas obat atau metabolitnya.
Data yang dihasilkan oleh Spektrofotometri UV-Vis berupa panjang gelombang maksimal,
intensitas, efek pH dan pelarut, sedangkan dalam analisis kuantitatif, suatu berkas radiasi
dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur
besarnya.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri UV – Vis?
- Bagaimana cara analisis kadar vitamin C secara spektrofotometri Uv – Vis?

1.3 Tujuan
- Mengetahui dan memahami pengertian dari spektrofotometri UV –Vis.
- Mengetahui dan memahami cara analisis kadar vitamin C secara spektrofotometri Uv
– Vis.
BAB II
MATERI DAN METODE

1. Materi dan Metode


Materi dan Metode Arel, A., dkk., 2017
Instrumen Spektrofotometri UV-Visibel (UV mini-1240)
Kondisi -
Operasional
Analit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis I)
Prosedur Analisis  Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah buah naga merah (Hylocereus
costaricensis(F.A.C. Weber) Britton & Rose), yang diperoleh dari
perkubunan di kabupaten /kota Padang, Padang Pariaman dan Solok,
Sumatera Barat.

 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Universitas Andalas
JurusanBiologi Fakultas FMIPA, Universitas Andalas.

 Uji Kualitatif
1. Pada 2 mL larutan sampel tambahkan 4 tetes larutan biru metilen,
hangatkan hingga suhu 40oC terjadi warna biru tua yang dalam
waktu 3 menit berubah menjadi lebih muda atau hilang.
2. Pada 2 mL larutan sampel tambahkan 2 tetes NaOH 10%kemudian
tambahkan 2 mL FeSO45 % amati perubahan warna yangterjadi,
reaksi positif ditandaidengan terbentuknya warnakuning.
3. Beberapa mL sampel tambahkantetes demi tetes betadine®,
warnabetadine® akan berkurang atauhilang ± 3 menit.

 Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100 ppm


Asam askorbat ditimbang sebanyak50 mg kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 500 mL dan dilarutkan dengan aquabides sampai
tanda batas.
 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Larutan Vitamin C
Dipipet 5 mL larutan vitamin C 100 ppm dan dimasukkan kedalam
labu terukur 50 mL (konsentrasi 10 ppm). Lalu ditambahkan
aquabides sampai tanda batas dan dihomogenkan. Diukur serapan
maksimum pada panjang gelombang 200 – 400 nm dengan
menggunakan blanko aquabides.

 Pembuatan Kurva Kalibrasi


Dipipet larutan vitamin C 100 ppm kedalam labu ukur 50 mL masing-
masing sebesar 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL dan 6 mL (4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, 10 ppm dan 12 ppm).Kemudian ditambahkan aquabides hingga
tanda batas lalu dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang
gelombangmaksimum yang diperoleh.

 Penentuan Kadar Tiap Sampel


2,5 g buah naga yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 mL lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas kemudian
dihomogenkan, dan disaring dengan kertas saring. Pipet sebanyak 35
mL filtrat, masukkan ke dalam labu ukur 50 mL tambahkan aquabides
hingga tanda batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum yang Dilakukan 3 kali pengulangan untuk tiap
sampel.

2. Materi dan Metode


Materi dan Mardiana Prasetyani Putri, Yunita Herwidiani Setiawati
metode
ANALISIS KADAR VITAMIN C PADA BUAH NANAS SEGAR
(Ananascomosus (L.) Merr) dan BUAH NANAS KALENG DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Instrumen SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Kondisi -
operasional
Analit Nanas segar (Ananascomosuso(L) Merr) dan Buah nanas kaleng

Prosedur  Pengambilan sampel


analisis Sampel yang digunakan adalah buah nanas segar ((Ananascomosus(L) Merr)
dan Buah nanas kaleng((Ananascomosus (L.) Merr dipotong kecil-kecil
kemudian dihaluskan. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random
sampling

 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Instrumen Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata

 Uji Kualitatif
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu buah nanas segar dan buah nanas
kaleng dimana yang digunakan untuk penentuan kadar vitamin C adalah
daging buah nanas. Buah nanas segar dan buah nanas kaleng dipotong kecil-
kecil kemudian dihaluskan. Daging buah nanas segar dan buah nanas kaleng
yang sudah halus disaring dan filtratnya ditimbang sebanyak 5 gram
kemudian dilarutkan dengan akuades bebas CO2 sebanyak 100 mL. Filtrat
diencerkan dengan memipet masing-masing sebanyak 10 mL dan dilarutkan
dengan akuades bebas CO2 sebanyak 100 mL. Kadar vitamin C pada buah
nanas segar dan buah nanas kaleng diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Larutan blangko yang digunakan
adalah akuades, sedangkan larutan standar berupa asam askorbat. Data yang
sudah diperoleh kemudian dianalis menggunakan uji T untuk mencari
perbedaan vitamin C antara buah nanas segar dan kaleng
 Pengukuran absorbansi asama skorbat 7 ppm
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur nilai
absorbansi larutan asam askorbat 7 ppm pada rentang panjang gelombang
200-300 nm. Hasil pengukuran absorbansi asam askorbat 7 ppm Nilai
absorbansi tertinggi diperoleh pada panjang gelombang 270 nm dengan nilai
absorbansi sebesar 0,644

 Absorbansi rata-rata Vitamin C buah nanas segar dan buah nanas


kaleng pada panjang gelombang 270 nm
Larutan sampel buah nanas segar dan nanas kaleng dilarutkan ke dalam
akuades bebas CO2, karena asam askorbat bersifat polar, larut dalam air
sehingga filtrat yang dihasilkan diukur menggunakan spektrofotometer UV-
Vis. Pengukuran asam askorbat menggunakan spektrofotometer dilakukan
lima kali pengukuran dengan rata-rata absorbansi yang didapat untuk buah
nanas segar sebesar 0,2326 dan nanas kaleng 0,1083. Apabila dikonversikan
sebesar 3,4282 ppm untuk buah nanas segar dan 1,4239 ppm untuk nanas
kaleng

 Hasil Uji T berpasangan pemeriksaan kadar vitamin C


Hasil uji statistik menggunakan uji T berpasangan pemeriksaan vitamin C
untuk mengetahui adanya perbedaan kandungan vitamin C Berdasarkan hasil
analisis statistik parametrik menggunakan SPSS versi 20 diperoleh nilai T
hitung sebesar 28,880 dengan t tabel sebesar 2,776. Hal ini menunjukkan
bahwa kadar buah nanas segar lebih besar dari buah nanas kaleng, dengan
harga signifikan atau P sebesar 0,00; bila nilai signifikasi< 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan nilai signifikasi tersebut dapat
disimpulkan adaper bedaan kadar vitamin C pada buah nanas segar dengan
nanas kaleng

 Penentuan Kadar TiapSampel


Penentuan kadar vitamin C pada buah nanas segar dan nanas kaleng dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis didapatkan hasil kadar
vitamin C berturut-turut yaitu 3, 4274 ppm dan 1, 4225 ppm.

3.Materi dan Metode


Materi dan Metode Lailatul Badriyah, Algafari B. Manggara

Jenis penelitian secara deskriptif eksperimental menggunakan


metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 200-
300 nm. Sampel penelitian ini adalah cabai merah yang
ditentukan secara random sampling
Instrumen Spektrofotometer UV-Vis.
Kondisi operasional
Analit CABAI MERAH (Capsicum annum L.)
Prosedur analisis  Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah Cabai merah yang
dihaluskan. Pengambilan sampel dilakukan secara random
samplingterhadap cabai merah.

 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Instrumen
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata. Data yang
diperoleh pada penelitian ini berupa nilai absorbansi

 Uji Kualitatif
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu 100 mg cabai
merah yang dihaluskan, kemudian ditambahkandengan
sedikit aquades bebas CO2dan disaring. Filtrat yang
diperoleh dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan
ditambah aquades bebas CO2 hingga mencapai tanda
batas. Pengukuran kadar vitamin C dalam cabai merah
(Capsicum annum L.) mengunakan metode
spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan menggunakan
akuades sebagai blanko dan larutan standar berupa asam
askorbat.
 Pengukuran absorbansi asam askorbat 1 ppm
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan
dengan mengukur nilai absorbansi larutan asam askorbat 1
ppm rentang panjang gelombang 200 -300 nm.
Nilai absorbansi tertinggi diperoleh pada panjang
gelombang 260 nmdengan nilai absorbansi sebesar 0,075.
Hasil pengukuran kadar vitamin C pada cabai merah
(Capsicum annum L.)

 Absorbansi larutan sampel cabai merah (Capsicum


annum L.) pada panjang gelombang 260 nm
Larutan sampel cabai merah (Capsicum annum L.)
dilarutkan ke dalam aquades, karena asam askorbat
bersifat polar, larut dalam air, sehingga filtrat yang
dihasilkan diukur menggunakan spektrofometer UV-Vis.
Pengukuran asam askorbat menggunakan
spektrofotometer dilakukan tiga kali pengukuran, dengan
rata-rata absorbansi yang didapat sebesar 0,225.Apabila
dikonversikan sebesar 4,463 ppm, yaitu 0,4463 % b/b.

 Penentuan Kadar Tiap Sampel


Kadar vitamin C pada cabai merah besar keriting
diperoleh dengan cara mengonversi data absorbansike
dalam bentuk konsentrasi (ppm) yang diperoleh berturut-
turut sebesar 4,478; 4,478; 4,434 ppm dan didapatkah
hasil rata-rata sebesar 4,463 ppm, yaitu 0,4463 %
b/b.Asam askorbat yang direkomendasikan untuk
dikonsumsi oleh orang dewasa kira-kira 45 mg/hari untuk
40 g cabai segar. Kebutuhan vitamin C dapat terpenuhi
jika konsumsi cabai besar merah sebanyak 1000 g.
konsumsi cabai disarankan dalam keadaan segar.Hal ini
menunjukkan bahwa metode spektrofotometer UV-Vis
mampu memberikan hasil pengukuran kadar vitamin C
yang hampir sama dengan nilai nutrisi yang terdapat
dalam cabai merah
BAB III
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN

3.1 RANGKUMAN
3.1.1 Penetapan Kadar Vitamin C Pada Buah Naga Merah (Hylocereus
costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose) Dengan Metode
Spektrofotometri Uv-Visibel.

Tujuan penelitian yaitu mengenai penetapan kadar vitamin C pada buah naga merah
(Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose) dari tiga daerah di Sumatera Barat
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Masing masing sampel diukur
dengan alat spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 264 nm. Kurva kalibrasi
ditentukan dengan membuat larutan asam askorbat dengan seri konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, 10 ppm dan 12 ppm. Persamaan regresi liniear dari kurva kalibrasi adalah y= 0,005 +
0,0657x dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9992 yang menunjukan linearitas dari
persamaan.
Sampel buah naga sebanyak 2,5 g yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam labu
ukur 50 mL lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas kemudian dihomogenkan, dan
disaring dengan kertas saring. Pipet sebanyak 35 mL filtrat, masukkan ke dalam labu ukur 50
mL tambahkan aquabides hingga tanda batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum yang dilakukan 3 kali pengulangan untuk tiap sampel.Hasil penelitian
ini menunjukan kadar vitamin C dari H. Costaricensis sampel S.1 dari Sumani, Solok 0,3003
mg/g, sampel S.2 dari Ketaping, Padang Pariaman 0,3205 mg/g dan sampel S.3 dari Lubuk
Minturun, Padang0,2673 mg/g.

3.1.2 Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Nanas Segar (Ananas Comosus L.)
Merr) Dan Buah Nanas Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada buah
nanas segar yang dibandingkan dengan kadar vitamin C padabuah nanas kaleng. Metode
yang digunkan yaitu metode analitik eksperimen dengan memeriksa kadar vitamin C pada
buah nanas segar dan buah nanas kaleng menggunakan SpektrofotometriUv-Vis. Pencarian
panjang gelombang maksimum dengan membuat larutan asam askorbat dengan konsentrasi
7ppm, panjang gelombang maksimum yang didapat adalah 270 nm. Kurva kalibrasi diketahui
dengan nili y = 0,062x + 0,020 dengan nilai r2sebesar 0,978.
Preparasi sampel dilakukan dengan penghalusan sampel buah nanas. Kemudian
disaring dan filtratnya ditimbang sebanyak 5 gram,dilarutkan dengan akuades bebas CO2
sebanyak 100 mL.Filtratdiencerkandenganmemipetmasing-masingsebanyak 10 mL dan
dilarutkan dengan akuadesbebas CO2 sebanyak 100 mL.Kadar vitamin C padabuah nanas
segar dan buah nanas kaleng diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis. Larutan blangko yang digunakan adalah akuades, sedangkan larutan standar berupa
asam askorbat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut kadar vitamin C pada buah nanas segar dan
buah nanas kaleng didapatkan hasil bahwa kadar vitamin C pada buah nanas segar sebesar 3,
4274 ppm, sedangkan kadar vitamin C pada buah nanas kaleng sebesar 1, 4225 ppm. \

3.1.3 Penetapan Kadar Vitamin C Pada Cabai Merah (Capsicum Annum L.)
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar vitamin C pada cabaimerah (Capsicum
annum L.). Jenis penelitian yang dilakukan ialah secara deskriptif eksperimental
menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 200-300 nm.
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi
larutan asam askorbat 1 ppm rentang panjang gelombang 200 - 300 nm. Nilai absorbansi
tertinggi diperoleh pada panjang gelombang 260 nm dengan nilai absorbansi sebesar 0,075.
Sampel penelitian ini adalah cabai merah yang ditentukan secara random sampling.
Sebanyak 100 mg cabai merah yang dihaluskan, kemudian ditambahkan dengan sedikit
aquades bebas CO2 dan disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam labu ukur 100
mL dan ditambah aquades bebas CO2 hingga mencapai tanda batas. Pengukuran kadar
vitamin C dalam cabai merah (Capsicum annum L.) mengunakan metode spektrofotometri
UV-Vis dilakukan dengan menggunakan akuades sebagai blanko dan larutan standar berupa
asam askorbat. Hasil uji kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 4,463 ppm dan prosentase
yang didapat sebesar 0,4463 % b/b. Simpulan dan saran: Hasil menunjukkan bahwa
cabaimerah (Capsicum annum L.) memiliki kadar vitamin C sebesar 4,463 ppm dan 0,4463
% b/b.
3.2 PEMBAHASAN
Vitamin C merupakan anti oksidan dimana antioksidan adalah zat yang dapat
menangkal radikal bebas. Vitamin C banyak terdapat pada buah dan sayur.Vitamin C
merupakan vitamin yang larut air, maka dari itu pada ketiga penelitian ini digunakan pelarut
aquabides. Untuk melakukan analisis dengan spektrofoto meterUv-Vis, maka perlu diketahui
panjang gelombang maksimum dari analit yang ingin dianalisis. Panjang gelombang
maksimum bisa diperoleh dari literatur, atau dengan melakukan percobaan. Umumnya
dilakukan terlebih dahulu pencarian literatur, kemudian dikonfirmasi kembali dengan
dilakukan percobaan penentuan panjang gelombang maksimum. Dari ketiga jurnal diketahui
bahwa panjang gelombang asamaskorbat ada pada kisaran 260-270 nm. Nilai tersebut
mendekati panjang gelombang asamaskorbat pada literatur yaitu 265 nm.
Untuk menganalisis kadar vitamin c dalam suatu sampel tentunya sebelum itu harus
memiliki asam askorbat standar. Hal tersebut guna membuat kurva kalibrasi untuk
menentukan kadar sampel. Setelah mendapat kurva kalibrasi maka analisis sampel dapat
dilakukan. Dari ketiga jurnal memilikin sampel yang berbeda yaitu nanas pada jurnal 1,
cabai merah pada jurnal 2, dan buah naga pada jurnal 3. Diperkirakan dari ketiga sampel
tersebut terkandung vitamin c, tetapi kadarnya tentu berbeda diantara sampel tersebut. Maka
dari ketiga jurnal tersebut akan diketahui kadar vitamin c dari masing-masing sampel.
Kadar sampel ditentukan dengan mensubtitusikan hasil absorbansi yang diperoleh
terhadap kurva kalibrasi. Kadar vitamin C pada buah nanas segar dan nanas kaleng diperoleh
dengan cara mengkonversi data absorbansi terhadap y = 0,062x + 0,020 dengan nilai r2
sebesar 0,978. Kadar vitamin C pada buah nanas segar dan nanas kaleng yang diperoleh
berturut-turut sebesar 3, 4274 ppm dan 1,4225 ppm (Putri dan Setiawati, 2015).Kadar vitamin
C pada cabai merah besar keriting diperoleh dengan cara mengonversi data absorbansi
kedalam bentuk konsentrasi (ppm) yang diperoleh berturut-turut sebesar 4,478; 4,478; 4,434
ppm dan didapatkah hasil rata-rata sebesar 4,463 ppm (Badriyah dan Manggara, 2015). Dari
data hasil serapan sampel S.1,S.2dan S.3 yang mana masing masing sampel dilakukan 3 kali
pengulangan, dihitungkadar vitamin C nya. Pada penetapan kadar vitamin C pada 3 daerah di
Sumatera Barat yang tertinggi terdapat pada sampel S.2 yaitu sebesar 0,3205 mg/g dengan
koefisien variasi (KV)sebesar 0,3801 %. Sedangkan sampel S.1 kadar vitamin C nya sebesar
0,3003 mg/g dengan KV 0,6684% dan sampel S.3 paling kecil yaitu 0,2673 mg/g 0,8717 %
(Martinus dan Ningrum, 2017).
BAB IV
PENUTUP

Vitamin C atau asam askorbat merupkan bahan Farmasi yang banyak dikonsumsi
sebagai antioksidan. Asam askorbat dalam sediaan farmasi dapat ditentukan dengan metode
Spektrofotometri Ultraviolet pada panjang gelombang 265 nm. Dari ketiga jurnal diketahui
bahwa panjang gelombang asam askorbat ada pada kisaran 260-270 nm.
Dari ketiga jurnal memilikin sampel yang berbeda yaitu buah naga pada jurnal 1,
nanas pada jurnal 2, dan cabai merah pada jurnal 3. Diperkirakan dari ketiga sampel tersebut
terkandung vitamin c, tetapi kadarnya tentu berbeda diantara sampel tersebut. Maka dari
ketiga jurnal tersebut akan diketahui kadar vitamin c dari masing-masing sampel.
Kadar sampel ditentukan dengan mensubtitusikan hasil absorbansi yang diperoleh
terhadap kurva kalibrasi. Kadar vitamin C pada buah nanas segar dan nanas kaleng diperoleh
dengan cara mengkonversi data absorbansi terhadap y = 0,062x + 0,020 dengan nilai
r2sebesar 0,978. Kadar vitamin C pada buah nanas segar dan nanas kaleng yang diperoleh
berturut-turut sebesar 3, 4274 ppm dan 1,4225 ppm (Putri dan Setiawati, 2015).Kadar vitamin
C pada cabai merah besar keriting diperoleh dengan cara mengonversi data absorbansi
kedalam bentuk konsentrasi (ppm) yang diperoleh berturut-turut sebesar 4,478; 4,478; 4,434
ppm dan didapatkah hasil rata-rata sebesar 4,463 ppm (Badriyah dan Manggara, 2015). Dari
data hasil serapan sampel S.1,S.2dan S.3 yang mana masing masing sampel dilakukan 3 kali
pengulangan, dihitungkadar vitamin C nya. Pada penetapan kadar vitamin C pada 3 daerah di
Sumatera Barat yang tertinggi terdapat pada sampel S.2 yaitu sebesar 0,3205 mg/g dengan
koefisien variasi (KV)sebesar 0,3801 %. Sedangkan sampel S.1kadar vitamin C nya sebesar
0,3003 mg/g dengan KV 0,6684% dan sampel S.3 paling kecil yaitu 0,2673 mg/g 0,8717 %
(Martinus dan Ningrum, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Bariyah, Lailatul, dan Mangara, Algafari B. (2015). Penetapan Kadar Vitamin C Pada Cabai
Merah (Capsicum annum L.) Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS.
Jurnal Wiyata. Kediri: IIK Bhakti Wiyata Kediri
Gandjar, I. (2007). Kima Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Martinus, Afdhil Arel, B.A. dan Ningrum. Satiti Ambar. (2017). Penetapan Kadar Vitamin C
Pada Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose)
Dengan Metode Spektrofotometri UV-Visibel. Jurnal Scientia Vol. 7 No. 1. Padang:
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang.
Mulja,M dan Syahrini ,A. (1990). Aplikasi Analisis Spektrofotometri UV-Vis . Surabaya:
Chris Grafika ,Surabaya
Putri, Mardiana Prasetyani dan Setiawati, Yunita Herwidiani. (2015). Analisis Kadar Vitamin
C Pada Buah Nanas Segar (Ananas comosus L.) dan Buah Nanas Kaleng dengan
Metode Spektrofotometri Uv Vis. Jurnal Wiayata. Kediri: IIK Bhakti Wiyata Kediri
Munson, J.R. (1991). Analisis Farmasi. Surabaya : Airlangga University Press 125-128.
Winarno. (2008). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Anda mungkin juga menyukai