Nomor sampel :8
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. PRINSIP
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari pada sistem iodium-
iodida, atau senyawa yang bersifat oksidator. Kafein yang bersifat oksidator akan
kemudian iodium yang dihasilkan akan dititrasi dengan larutan baku Natrium
iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya kafein atau kadar kafein
yang dihasilkan.
C. DASAR TEORI
atau oksidator dengan titran berupa larutan dari zat standar oksidator dan reduktor.
Prinsip yang digunakan dalam titrasi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi.
dalam teh, kopi, dan biji kola (Amiruddin, 2008). Kristal kafein berbentuk jarum-
jarum, berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit. Kafein yang tidak
mengandung air kristal akan mencair pada suhu 238OC. Kafein larut dalam larutan
pirol dan tetrahidrofuran. Kelarutan kafein dalam air berkurang dengan adanya
asam-asam organik. Kafein meningkatkan kerja sistem saraf pusat dan kekuatan
Indonesia,2014).
Kelarutan : agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam
O
CH3
H3C
N
N
N
O N
CH3
Cr2O72- + KI Cr2+ + I2
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62- Kuning jerami
2I + amilum 2I- amilum warna biru
2. Titrasi sampel
O CH3 OH CH3
H3C N H3C N
N H+ N
+ KI + I2 berlebih
O N N HO N N
CH3 CH3
F. PROSEDUR
Isolasi Sampel
(+) gliserin
(+) pelarut aquades hangat
Dilakukan vortex
Filtrat Residu
Dimasukkan ke
labu ukur 100 mL Filtrat Residu
Residu
Filtrat Residu
𝑚𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛 = 𝑉 𝐾𝐼 × 𝑁 𝐾𝐼
𝑚𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛 = 1
𝑚𝑔
=1
𝐵𝐸
𝑚𝑔
=1
194,19
𝑚𝑔 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛 = 194,19
194,19 𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = × 1000𝑚𝑔
150𝑚𝑔
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 1.294,6 𝑚𝑔
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, senyawa yang dianalisis adalah kafein dengan
yang praktis. Titrasi iodometri ini termasuk kedalam titrasi reduksi oksidasi.
iodometri dimana gugus karbonil pada kafein akan mengalami reduksi dengan
penambahan kalium iodida (KI) berlebih yang nantinya ketika dalam suasana
asam akan melepaskan I2 , maka dari itu penambahan asam sulfat diperlukan
Iodin yang terbentuk setara dengan kafein sebagai oksidator yang kemudian
dititrasi dengan natrium tiosulfat (yang sudah dibakukan) sebagai reduktor. Maka
amylum maka larutan akan berubah warna menjadi biru hal ini dikarenakan
penambahan kalium iodida yang berlebih hingga nanti kelebihannya akan dititrasi
dengan natrium tiosulfat sehingga terjadi perubahan warna dari biru hingga
hijau, yang seharusnya tidak terbentuk, pengujian dilakukan triplo dan hasil tetap
sama. Maka disimpulkan ada kesalahan pada bahan kimia yang digunakan
mengalami kerusakan karena kontaminasi bahan kimia lain dan atau penyimpanan
yang tidak sesuai. Kalium iodida yang digunakan juga dapat mengalami
pada ph asam tersebut, natrium tiosulfat akan terganggu karena S2O32- akan
terbentuk juga pada kafein yang murni (PA). Kemungkinan lainnya adalah iodin
yang sudah menguap dan dalam suasana asam, iodida akan dioksidasi oleh
oksigen dari udara. Ataupun reaksi pembentukan iodin (I2) berjalan lambat
1. Oksigen error, terjadi jika dalam larutan asam, maka oksigen dari udara akan
meningkatnya asam)
2. Reaksi iodometri dilakukan dalam suasana asam sedikit basa (pH <8)
3. Larutan kanji yang sudah rusak akan memberikan warna violet yang sulit
larutan thiosulfat menjadi belerang, pada suasana basa (pH>9) thio sulfat
human error yang sudah terkoreksi karena dilakukan lebih dari tiga kali dan oleh
orang yang berbeda serta penatalaksaan secara prosedural sudah dilakukan maka
iodometri adalah karena ada bahan kimia yang digunakan sudah tidak sesuai
dengan standar atau rekasi yang berjalan lambat sehingga I2 sama sekali belum
terbentuk.
I. KESIMPULAN
menggunakan titrasi iodometri adalah karena ada bahan kimia yang digunakan
sudah tidak sesuai dengan standar atau rekasi yang berjalan lambat sehingga I2