2. Ni Desak Made Sukma Ari Susanti (101090) 3. Ni Wayan Rias Samidya (181091) 4. Ni Nengah Ariani (181092) 5. Ni Nyoman Veby Tri Kusumayani (181093) 6. Ni Putu Linda Febryanti (181094) Tujuan Identifikasi obat antibiotik kloramfenikol, dan ampisilin Na secara kualitatif Dasar Teori Analisis kualitatif merupakan bagian dari kimia analisa yang bertujuan untuk menyelidiki senyawa yang ada dalam suatu bahan atau sampel. Analisis ini merupakan bagian penting dalam praformulasi untuk menetapkan identitas zat aktif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia, mengenai senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Kloramfenikol adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan mempunya spektrum luas. Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk pengobatan demam tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella sp. Kloramfenikol pada awalnya diisolasi dari Streptomyces venezuelae. Kloramfenikol efektif untuk pengobatan infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Cont… Ampisilin merupakan derivat penisilin yang merupakan kelompok antibiotik β – lactam yang memiliki spectrum antimikroba yang luas. Ampisilin efektif terhadap mikroba gram positif dan gram negatif. Mekanisme kerja ampisilin yaitu menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara menghambat pembentukan mukopeptida, karena sintesis dinding sel terganggu maka bakteri tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosa di luar dan di dalam sel yang mengakibatkan bakteri mati. Amoksisilin adalah antibiotik golongan beta-laktam dan memiliki nama kimia alfa-amino-hidroksibenzil-penisilin-amoksisilin berspektrum luas dan sering diberikan pada pasien untuk pengobatan beberapa penyakit seperti pneumonia, otitis,sinusitis,infeksi saluran kemih, peritonitis dan penyakit lainnya. Alat dan Bahan Alat : Bahan : 1. Tabung reaksi 1. Larutan CaCl2 8. Hidroksilamin HCl 2. Cawan porcelin 2. Serbuk seng 9. NaOH 10 % 3. Pipet tetes 3. Natrium Asetat Kristal 10.Ampisilin Na 4. Baskom 4. Benzoil Klorida 11.Kloramfenikol 5. Korek api 5. Larutan FeCl3 12. Amoksisilin 6. Lampu bunse 6. HCl encer 13. H2SO4 7. Kasa asbes 7. Aseton air Prosedur Kerja 1. Pemeriksaan Organoleptis Lakukan pemeriksaan organoleptis pada masing-masing sampel 2. Identifikasi Kloramfenikol a. Larutkan 100 mg zat dalam etanol
Ditambah 3 ml larutan CaCl2 ditambah serbuk seng
Panaskan diatas penangas air selama 10 menit
Filtrat dituang pada tabung lain
Ditambah sedikit natrium asetat kristal dan ditambah 2 tetes benzoil
klorida
Kocok 1 menit ditambah beberapa tetes larutan FeCl3
Jika perlu tambah HCl encer terjadi warna merah ungu
Terjadi warna merah ungu
b. Reaksi kristal dengan asetosn air
3. Identifikasi Ampisilin Na a. Larutkan 5 mg ampisilin Na dalam air, tambahkan 0,10 g hidroksilamin HCl dan 1 ml NaOH 10 %
Diamkan selama 5 menit, kemudian tambah 1,3 ml HCl encer
dan 10 tetes FeCl3
Terjadi warna merah violet hingga coklat violet
4. Identifikasi Amoksisilin
5 mg amoksisilin ditambahkan 2 ml H2SO4
Akan terjadi warna kuning
Hasil Pengamatan 1. Uji Organoleptik 2. Identifikasi Obat Kode Perlakuan Hasil Nama Obat Sampel
L - Sampel diletakkan diobjeck glass Bulat besar dengan Amoksisilin
- Ditambah 1 tetes aseton : 1 tetes air bulatan hitam yang - Diamati di mikroskop banyak
L Sedikit sampel ditambah 1-2 tetes FeCl3 Warna kuning Amoksisilin
kecoklatan
M - Sampel diletakkan di objeck glass Berbentuk jarum / Kloramfenikol
- Ditambah 1 tetes Aseton : 1 tetes air lempeng - Diamati di mikroskop memanjang
N - Sampel diletakkan di objeck glass Bulat kecil dengan Ampisilin
- Ditambah 1 tetes aseton : 1 tetes air bulatan hitam yang - Diamati di mikroskop lebih sedikit
N Sedikit sampel ditambah beberapa tetes H2SO4 Warna kuning Ampisilin
Sampel L Sampel + FeCl3 Sampel + H2SO4
Sampel M Sampel + FeCl3 Sampel + H2SO4
Cont…
Sampel N Sampel + FeCl3 Sampel + H2SO4
Pembahasan Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi tiga sempel antibiotik yaitu kloramfenicol, ampicillin dan amoxisilin. Pada uji organoleptik sempel kloramfenikol, berdasarkan pemerian pada FI III adalah hablur halus berbentuk jarum atau lempeng panjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan. Dari hasil uji organoleptic hasinnya sudah sesuai dengan pemerian berdasarkan FI III. Pada uji organoleptik sempel ampisilin, berdasarkan pemerian pada FI III bahwa pemerian ampisilin adalah serbuk hablur renik, putih, tidak berbau atau hamper tidak berbau. Dari hasil uji organoleptic yang telah diamati dari bentuk warna dan bau hasilnya sudah sesuai dengan pemerian ampisilin berdasarkan FI III. Pada uji organoleptic sempel amoxisilin, berdasarkan pemerian pada FI IV, bahwa pemerian amoxisilin adalah serbuk hablur, putih dan praktis tidak berbau. Dari hasil uji organoleptik yang telah diamati dari bentuk, warna dan bau hasilnya sudah sesuai dengan pemerian amoxisilin berdasarkan FI IV. Cont… Identifikasi selanjutnya adalah reaksi kristal dengan aseton air. Masing- masing sempel dilarutkan dengan aseton sebanyak satu tetes pada objek glass, biarkan beberapa saat lalu ditetesi dengan air sebanyak satu tetes, kristal diamati dengan mikroskop. Hasil yang didapat dari sempel L terbentuk kristal amorf yang sedikit lebih besar, sempel M terbentuk lempeng memanjang seperti jarum, sedangkan pada sempel N terbentuk kristal amorf yang sedikit lebih kecil dari sempel L. Dilakukan identifikasi obat pada ketiga sampel. Untuk sampel L ketika diteteskan reagen FeCl3 memberikan warna coklat pekat, sedangkan pada sempel M memberikan warna kuning muda, sedangkan pada sampel N memeberikan warna kuning kecoklatan. Hal ini menunjukan bahwa pada sampel L dan M tidak memberikan hasil sesuai dengan kriteria pada prosedur identifikasi antibiotic ampisilin Na sedangkan pada sampel N memberikan hasil yang sesuai berdasarkan prosedur identifikasi yaitu dengan terbentuknya larutan berwarna kuning kecoklatan. Cont… Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi yang menghasilkan senyawa kompleks, dimana Fe3+ sebagai atom pusat sedangkan ampisilin Na sebagai ligan. Pengamatan dilanjutkan dengan identifikasi antibiotik amoxisillin dengan reagen H2SO4. Berdasarkan ketentuan identifikasi, ketika sampel diteteskan reagen H2SO4 akan memberikan warna kuning. Jika antibiotik direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) akan memberikan warna yang bermacam- macam, ini dikarenakan gugus fungsi yang ada pada masing-masing antibiotik. Dimana struktur yang tidak begitu stabil akan di pecah dan akan berikatan dengan gugus sulfat dari asam sulfat sehingga menghasilkan warna yang khas. Setelah dilakukan identifikasi didapatkan hasil pada sampel L terbentuk warna kuning sedangkan pada sampel M tidak terbentuk warna kuning serta pada sempel N terbentuk warna yang keruh. Hal ini menunjukan bahwa sampel L adalah sampel antibiotik amoxisillin. Cont… dengan hasil yang sesuai berdasarkan ketentuan prosedur identifikasi. Selama praktikum dilakukan, saya tidak menemukan kendala karena warna yang dihasilkan ketika sampel ditambah reagen semuanya terlihat jelas. Kesimpulan 1. Sampel L pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau Identifikasi sampel L : Amoxicilin 2. Sampel M pemerian : Hablur halus berbentuk jarum/ lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan dan tidak berbau Identifikasi sampel M: Kloramfenicol 3. Sampel N pemerian : Serbuk hablur renik, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau Identifikasi sampel N : Ampisilin Na OM SHANTI SHANTI SHANTI OM