Anda di halaman 1dari 5

SCIENTIA VOL. 7 NO.

1, FEBRUARI 2017

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH NAGA MERAH


(Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Visibel
Afdhil Arel, B.A. Martinus, Satiti Ambar Ningrum
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang
Email : Afdhil.arel@yahoo.com, afdhilarel07@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penetapan kadar vitamin C pada buah naga merah
(Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose) dari tiga daerah di Sumatera Barat
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Masing-masing sampel diukur dengan
alat spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 264 nm. Hasil penelitian ini menunjukan
kadar vitamin C dari H. costaricensis sampel S.1 dari Sumani, Solok 0,3003 mg/g, sampel S.2
dari Ketaping, Padang Pariaman 0,3205 mg/g dan sampel S.3 dari Lubuk Minturun, Padang
0,2673 mg/g. Analisa statistik mengunakan ANOVA satu arah didapatkan nilai kadar vitamin C
yang berbeda nyata antara sampel S.1, sampel S.2 dan sampel S.3 pada p < 005.

Kata Kunci : Hylocereus costaricensis, Spektrofotometri UV-Vis, Vitamin C

ABSTRACT

A study was conducted on the determination of vitamin C content in red dragon fruit
(Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose) from three regions in West Sumatera
using UV-Vis spectrophotometry method. Each sample was measured by a UV
spectrophotometer with a wavelength of 264 nm. The results of this study showed the levels of
vitamin C of H. costaricensis S.1 sample from Sumani, Solok 0,3003 mg / g, S.2 sample from
Ketaping, Padang Pariaman 0,3205 mg / g and S.3 sample from Lubuk Minturun, Padang
0.2673 mg / g. Statistical analysis using one-way ANOVA showed that vitamin C content was
significantly different between S.1, S.2 and S.3 samples at p <005.

Keywords : Hylocereus costaricensis,Spectrophotometer UV-Vis, Vitamin C

PENDAHULUAN melindungi lensa dari kerusakan oksidatif


yang ditimbulkan oleh radiasi(Taylor,
Vitamin C merupakan vitamin yang 1993). Kebutuhan vitamin C seseorang
dapat dibentuk oleh beberapa jenis spesies sangat tergantung dari usia, jenis kelamin,
tanaman dan hewan dari prekursor asupan vitamin C harian, kemampuan
karbohidrat. Manusia tidak dapat absorpsi dan ekskresi, serta adanya
mensintesis vitamin C dalam tubuhnya, penyakit tertentu (Schetman, 1989).
karena tidak memiliki enzim Lgulonolakton Rendahnya asupan serat dapat
oksidase. Manusia mutlak memerlukan mempengaruhi asupan vitamin C karena
vitamin C dari luar tubuh untuk memenuhi bahan makanan sumber serat dan buah-
kebutuhannya (Car dan Frei, 1999). buahan juga merupakan sumber vitamin C
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang (Narins, 1996).
berperan sebagai antioksidan dan efektif Tumbuhan buah naga termasuk
mengatasi radikal bebas yang dapat suku Cactaceae, batangnya bercabang
merusak sel atau jaringan, termasuk banyak, dapat tumbuh berdiri mengikuti

ISSN : 2087-5045 1
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

penyangganya lalu menjuntai kebawah. (F.A.C. Weber) Britton & Rose), larutan
Pada cabang tersebut muncul bunga yang biru metilen, asam askorbat, NaOH 10%,
akan menjadi buah. Bentuk buahnya unik FeSO4 5%,betadin, metanol, dan
dan menarik, kulitnya merah dan bersisik aquabides.
hijau mirip sisik seekor naga, sehingga
dinamakan buah naga atau dragon fruit Pengambilan Sampel
(Cahyono, 2009). Buah naga merupakan Sampel yang digunakan adalah
salah satu tanaman yang sangat potensial buah naga merah (Hylocereus costaricensis
untuk dikembangkan, salah satunya yaitu (F.A.C. Weber) Britton & Rose), yang
sebagai sumber antioksidan alami. diperoleh dari perkubunan di kabupaten /
Penelitian yang dilakukan oleh Umayah kota Padang, Padang Pariaman dan Solok,
(2007) yang menguji aktivitas antioksidan Sumatera Barat.
ekstrak buah naga menyatakan bahwa
ekstrak air mempunyai kapasitas Identifikasi Sampel
peredaman terbesar yakni 90,83 % pada Identifikasi sampel dilakukan di
menit ke-30. Herbarium Universitas Andalas Jurusan
Sumatera Barat memiliki beberapa Biologi Fakultas FMIPA, Universitas
daerah yang membudidayakan tanaman Andalas.
buah naga merah, beberapa diantaranya
daerah Sumani Kecamatan X Koto Uji Kualitatif
Singkarak Kabupaten Solok, daerah  Pada 2 mL larutan sampel
Ketaping Kecamatan Ulakan Tapakis tambahkan 4 tetes larutan biru
Kabupaten Padang Pariaman, daerah Lubuk metilen, hangatkan hingga suhu 40
o
Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota C terjadi warna biru tua yang
Padang dan beberapa daerah lainnya. Ada dalam waktu 3 menit berubah
beberapa metode yang dikembangkan untuk menjadi lebih muda atau hilang.
penentuan kadar vitamin C diantaranya  Pada 2 mL larutan sampel
adalah metode spektrofotometri UV-Vis. tambahkan 2 tetes NaOH 10%
Metode spektrofotometri dapat digunakan kemudian tambahkan 2 mL FeSO4
untuk penetapan kadar campuran dengan 5 % amati perubahan warna yang
spektrum yang tumpang tindih tanpa terjadi, reaksi positif ditandai
pemisahan terlebih dahulu. Karena dengan terbentuknya warna
perangkat lunaknya mudah digunakan kuning.
untuk instrumentasi analisis dan  Beberapa mL sampel tambahkan
mikrokomputer, spektrofotometri banyak tetes demi tetes betadine®, warna
digunakan di berbagai bidang analisis kimia betadine® akan berkurang atau
terutama farmasi (Munson, 1991). hilang ± 3 menit.

Pembuatan Larutan Induk Vitamin C


METODE PENELITIAN 100 ppm
Asam askorbat ditimbang sebanyak
Alat 50 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu
Alat-alat yang digunakan adalah ukur 500 mL dan dilarutkan dengan
timbangan analitik, corong, spatel, kertas aquabides sampai tanda batas.
saring Whatman No.1, labu ukur, gelas
ukur, cawan penguap, beaker glass, Penentuan Panjang Gelombang Serapan
erlemeyer, batang pengaduk, pipet mikro, Maksimum Larutan Vit. C
dan seperangkat alat spektrofotometer UV- Dipipet 5 mL larutan vitamin C 100
Visibel (UVmini-1240). ppm dan dimasukkan kedalam labu terukur
50 mL (konsentrasi 10 ppm). Lalu
Bahan ditambahkan aquabides sampai tanda batas
Bahan yang digunakan adalah buah dan dihomogenkan. Diukur serapan
naga merah (Hylocereus costaricensis maksimum pada panjang gelombang 200 –

ISSN : 2087-5045 2
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

400 nm dengan menggunakan blanko digunakan pelarut aquabides yang steril


aquabides. dengan tujuan untuk mengurangi resiko
keberadaan zat pengotor dan bebas dari
Pembuatan Kurva Kalibrasi pirogen. Larutan standar asam askorbat
Dipipet larutan vitamin C 100 ppm dibuat dengan konsentrasi 100 ppm,
kedalam labu ukur 50 mL masing-masing kemudian diencerkan menjadi 10 ppm
sebesar 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL dan 6 mL untuk mengukur panjang gelombang
(4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm dan 12 serapan maksimum dan diperoleh hasilnya
ppm).Kemudian ditambahkan aquabides 264 nm dengan alat spektrofotometri UV-
hingga tanda batas lalu dihomogenkan dan Visibel . Dari larutan induk 100 ppm dibuat
diukur serapannya pada panjang gelombang sederetan konsentrasi 4, 6, 8, 10 dan 12
maksimum yang diperoleh. ppm dan diukur absorbansinya dengan
panjang gelombang 264 nm kemudian
Penentuan Kadar Tiap Sampel dibuat kurva kalibrasi yang dibentuk dari
2,5 g buah naga yang telah data konsentrasi dan absorban. Persamaan
dihaluskan dimasukkan ke dalam labu ukur regresi liniear dari kurva kalibrasi adalah y
50 mL lalu ditambahkan aquabides sampai = 0,005 + 0,0657x dengan nilai koefisien
tanda batas kemudian dihomogenkan, dan korelasi (r) sebesar 0,9992 yang
disaring dengan kertas saring. Pipet menunjukan linearitas dari persamaan.
sebanyak 35 mL filtrat, masukkan ke dalam Tingkat ketelitian dari pengukuran
labu ukur 50 mL tambahkan aquabides ditunjukkan dengan nilai batas deteksi
hingga tanda batas. Selanjutnya, diukur 0,5022 μg/mL dan batas kuantitasi 1,6742
serapannya pada panjang gelombang μg/mL. Batas deteksi merupakan jumlah
maksimum yang Dilakukan 3 kali terkecil analit yang terdapat dalam sampel
pengulangan untuk tiap sampel. yang masih terdeteksi dan memberikan
respon signifikan terhadap blanko,
sedangkan batas kuantitasi merupakan
Analisis Data jumlah terkecil analit yang masih dapat
Data hasil penelitian diolah secara diukur dengan cermat dan seksama.
statistik dengan menggunakan analisa Sampel yang digunakan adalah
varian (ANOVA) satu arah, kemudian buah naga yang diambil dari 3 daerah yang
dilanjutkan dengan Uji Lanjut Berjarak ada di Sumatera Barat. Sampel S.1 berasal
Duncan (Duncan New Multiple Range dari Sumani Kecamatan X Koto Singkarak
Test), menggunakkan Software static SPSS Kabupaten Solok dengan ketinggian lokasi
16,0 for Windows Evaluation. perkebunan sekitar 363 Mdpl. Sampel S.2
berasal dari Ketaping Kecamatan Ulakan
Tapakis Kabupaten Padang Pariaman
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan ketinggian lokasi perkebunan
sekitar 2 Mdpl dan sampel S.3 berasal dari
Vitamin C merupakan antioksidan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah
dimana antioksidan adalah zat yang dapat Kota Padang dengan ketinggian lokasi
menangkal radikal bebas. Vitamin C perkebunan buah naga merah sekitar 50
banyak terdapat pada buah dan sayur. Mdpl. Buah naga merupakan tanaman
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan tropis dan sangat mudah beradaptasi
gejala ringan seperti kelelahan, anoreksia, terhadap lingkungan tumbuh dan perubahan
nyeri otot, lebih mudah stress dan infeksi, cuaca. Pertumbuhan dan perkembangan
sedangkan kekurangan vitamin C berat tanaman buah naga ini akan lebih baik pada
dapat menimbulkan penyakit skorbut. dataran rendah yaitu 0 – 100 Mdpl. Jika
Penyakit skorbut ditandai dengan buah naga tumbuh baik pada dataran
pendarahan pada gusi, lemah, nyeri sendi rendah, maka mutu buah naga pada dataran
dan anemia. rendah lebih baik dibandingkan dengan
Vitamin C merupakan vitamin yang dataran tinggi. Mutu buah naga dapat
larut air, maka dari itu pada penelitian ini dilihat dari ukuran , berat dan juga

ISSN : 2087-5045 3
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

kemanisannya. Semakin bagus mutu buah Satu buah H. costaricensis


naga maka kandungan gizi didalamnya memiliki berat diatas 400 gram. Jika satu
semakin tinggi juga, begitupun halnya buah H.costaricensis dengan berat 400
dengan vitamin C yang dikandungnya. gram maka kadar vitamin C pada satu buah
Perlakuan tiap sampelnya sama, yaitu H. costaricensis sampel S.1 adalah 120,12
daging buah naga merah dihaluskan mg, kadar vitamin C dalam satu buah H.
kemudian timbang 2,5 gram dan masukan costaricensis pada sampel S.2 adalah
kedalam labu ukur 50mL. Kemudian 128,83 mg dan pada satu buah sampel S.3
tambahkan aquabides sebagai pelarut adalah 106,96 mg. Kadar vitamin C pada
hingga tanda batas dan saring menggunakan sampel yang digunakkan dalam penelitian
kertas saring Wathman no. 1. Kemudian ini 3,5 kali lebih besar dibandingkan
encerkan dengan memipet larutan sampel dengan data kandungan vitamin C pada
sebanyak 35 mL masukkan kedalam labu literatur yaitu 8 – 9 mg dalam 100 gram
ukur 50 mL dan tambah pelarut hingga buah naga. Hal ini terjadi kemungkinan
tanda batas dan ukur serapan pada panjang karena metode yang digunakan dalam
gelombang 264 nm. Dari data hasil serapan penelitian penetapan kadar vitamin C pada
sampel S.1,S.2 dan S.3 yang mana masing- buah naga merah ini tidak ada dilakukan
masing sampel dilakukan 3 kali pemisahan atau pemurnian vitamin C
pengulangan, dihitung kadar vitamin C nya. terlebih dahulu.
Pada penetapan kadar vitamin C pada3 Adanya zat lain dalam larutan
daerah di Sumatera Barat yang tertinggi sampel memungkinkan zat lain tersebut ikut
terdapat pada sampel S.2 yaitu sebesar terukur pada panjang gelombang 264 nm
0,3205 mg/g dengan koefisien variasi (KV) sehingga hasil pengukuran kadar vitamin C
sebesar 0,3801 %. Sedangkan sampel S.1 pada sampel tinggi. Namun kadar vitamin C
kadar vitamin C nya sebesar 0,3003 mg/g pada sampel S.1 S.2 dan S.3 masih bisa
dengan KV 0,6684% dan sampel S.3 paling dikonsumsi karena kadar vitamin C pada
kecil yaitu 0,2673 mg/g dengan koefisien sampel S.1 S.2 dan S.3 masih dalam kadar
variasi 0,8717 %. Nilai KV menunjukan yang diperbolehkan. Kadar vitamin C yang
tingkat ketelitian dari pengukuran. diperbolehkan perharinya adalah < 1000
Ketelitian adalah ukuran yang menunjukan mg. Vitamin C merupakan vitamin yang
derajat kesesuaian antara hasil uji individu larut air. Kelebihan vitamin C dalam tubuh
dan rata-rata jika prosedur dilakukan akan diekskresikan melalui urin sehingga
berulang-ulang. toksisitasnya rendah. Namun konsumsi
Nilai KV yang digunakan adalah ≤ vitamin C yang melebihi batas anjuran
2% (WHO,1992). Dalam bentuk persen, yaitu > 1000 mg dan dikonsumsi secara
kadar vitamin C pada sampel S.1 adalah sering dapat menimbulkan efek samping
0,03003 %, sampel S.2 sebesar 0,03205 %, seperti terbntuknya batu ginjal.
dan sampel S.3 sebesar 0,02673 %. Buah Data yang dianalisa dengan uji
naga merah merupakan tanaman gurun ANOVA satu arah dengan program SPSS
pasir yang tumbuh baik pada dataran 6.0 dan uji lanjut Duncan dengan tingkat
rendah. Hal ini sesuai dengan hasil kepercayaan yang digunakan adalah P <
perhitungan kadar vitamin C pada sampel 0,05 dimana menunjukan bahwa terdapat
S.2 yang memiliki ketinggian terendah perbedaan kadar yang nyata antara vitamin
yaitu 2 mdpl dengan kadar terbesar yaitu C yang terdapat pada sampel S.1 dari
0,3003 mg/g. Namun pada sampel S.1 dan Sumani , sampel S.2 dari Ketaping dan
S.3 tidak sesuai hasil perhitungan kadar sampel S.3dari Lubuk Minturun.
vitamin C pada sampel dengan ketinggian
daerah sampel. Hal ini bisa saja terjadi
karena faktor lain seperti faktor lingkungan KESIMPULAN DAN SARAN
(lahan, iklim dan cuaca, hama,dll ), cara
penanaman, jenis bibit, cara pemanenan dan Kesimpulan
faktor-faktor lain. Kadar vitamin C tertinggi tedapat
pada sampel S.2 yang berasal dari Ketaping

ISSN : 2087-5045 4
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Kabupaten Padang Pariaman dengan hasil Munson, J.R. 1991. Analisis Farmasi,
0,3205 mg/g, sampel S.1 0,3003 mg/g dan bagian B. Surabaya : Airlangga
sampel S.3 sebesar 0,2673 mg/g. University Press 125-128.
Narins, D.M.C. 1996. Vitamin In Krause’s
Saran Food, Nutrition and Diet Therapy.
Diharapkan untuk peneliti Mahlan, L.K,
selanjutnya dapat meneliti kadar vitamin C Hal 110-114.
pada buah naga merah atau kulit buah naga Panjuantiningrum, Feranose. 2009.
merah dengan pemisahan atau pemurnian Pengaruh Pemberian Buah Naga
terlebih dahulu. Merah (hylocereus polyrhizus)
terhadap Kadar Glukosa Darah
Tikus Putih yang Diinduksi
DAFTAR PUSTAKA Aloksan. Surakarta : UNS-
F,Kedokteran. S, Emil .2011.
Ausman L, M., 1999.Criteria a New Untung Berlipat dari Bisnis Buah
Recommendation for Vitamin C in Naga Unggul.Yogyakarta : Lily
Take (brief critical review). Nutr. Publisher.
Rev. 57,222-224. Schetman, G. 1989. The Influence of
Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Smoking on Vitamin C Status In
Karet.Cetakan Pertama. Jakarta : Adult.. Am. J. Public Health. 79,
Pustaka Mina. 158-162.
Carr A.C., and Frei B. 1999.Toward a New Taylor, A. 1993. Relationships Between
Recommended Dietary Allowance Nutrition and Oxidation. J. Am.
for Vitamin C Coll. Nutr. 12, 138-146.
Based on Antioxidant and Healt Thurnham D.I, Bender D.A, Scott J dan
Effect in Humans. Am. J. Clim. Halsted C. H. 2000. Water Soluble
Nutr. 69. 1086-1107. Vitamin, dalam Human Nutritions
Combs G., F. 1992. The Vitamins, and Dietatic (Garow J.S, James W.
Fundamental Aspect in Nutrition P. T and Ralph) hal 249-257,
and Health, 223-249. Harcourt Publisher Limited, United
Divisi Academic Press. Inc. San Kingdom.
Diego, California. Umayah U, Evi . 2007. Uji Aktivitas
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Antioksi dan Ektrak Buah Naga
Senyawa Organik Secara (Hylocereus undatus (Haw.) Britt.
Spektroskopi. Padang: Andalas & Rose).Jurnal Ilmu Dasar vol. 8
University Press. Hal. 1-7. No.1 : 83-90.
Kumalaningsih, S.,dan Suprayogi. 2006. WHO. 1992. Validation of Analitical
Tamarillo (Terong Belanda), Procedures Used in Examination of
Tanaman Berkhasiat Pharmaceutical Materials. WHO
Penyedia Antioksidan Alami. Technical Report Series.
Surabaya : Trubus Agri Sarana.
Levine M, Dhariwal K.R,Welch R.W.,
Wang Y., dan Park J.B. (1995).
Determination of Optimal Vitamin
C Requirement in Humans. Am. J.
Clin. Nutr. 62 (suppl), 1347S-
1356S. Manjappa, S., Patel,
Raghu., Kumar, Ajay. 2013.
Determination of Vitamin C
in some Fruits and Vegetables in
Davanagere city, (Karanataka)
India. IJPLS., 4 : 2489-2491.

ISSN : 2087-5045 5

Anda mungkin juga menyukai