(27P)
ANALISIS KEAMANAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIKA DAN MAKANAN
PRAKTIKUM I
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2024
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menetapkan kadar vitamin C secara spektrofotometri UV-Vis.
ALAT:
Labu ukur 25 ml
Labu ukur 50 ml
Labu ukur 100 ml
Lumpang
Spektrofotemetri UV-VIS
Mikropipet
BAHAN :
Vitacimin
Aquadest
A :0,2729
B : 0,0348
R :-0,999
Perhitungan
1. Perhitungan ppm
4ppm
V1 . N1 = V2.N2
V1.500 ppm = 25ml.4ppm
V1 = 25ml.4ppm/500ppm
= 0,2 ml
6ppm
a. V1.N1 = V2.N2
V1.500 ppm = 25ml.6ppm/500ppm
V1 = 0,3 ml
8ppm
a. V1.N1 = V2.N2
V1.500 ppm= 25ml.8ppm/500ppm
V1 = 0,4 ml
10ppm
a. V1.N1 = V2.N2
V1.500 ppm = 25ml.10ppm/500ppm
V1 = 0,5 ml
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul penetapan kadar vitamin c secara spektr
ofotometri UV-Vis yang memiliki tujuan mahasiswa dapat menetapkan secara spe
ktrofotometri UV-Vis.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu labu ukur 2
50ml labu ukur 50ml,labu ukur 100ml,lumping,spektrofotometri uv-vis,mikropipe
t, vitacimin, aquadest.
Spektrofotometri yang kami gunakan kali ini belum dikalibrasi sehingga kita
mendapatkan hasil yang kurang baik atau kurang akurat. Hasil yang kami dapatka
n pada konsentrasi 4ppm = 0,514nm, pada konsentrasi 6ppm = 0,511nm, pada kon
sentrasi 8ppm = 0,509nm, dan pada konsentrasi 10ppm = 0,501nm.
Adapun hasil yang sudah terkalibrasi pada konsentrasi 4ppm= 0,409nm, pada
konsentrasi 6 ppm = 0,485nm, pada konsentrasi 8ppm = 0,554nm, dan pada konse
ntrasi 10ppm = 0,618nm.
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah sangat sedikit di
dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi metabolisme. Vitami
n merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat keci
l dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didat
angkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan
dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme prote
in, lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, ya
itu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dala
m air yaitu vitamin B dan C.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan bahan farmasi yang banyak dikonsu
msi sebagai antioksidan. Asam askorbat dalam sediaan farmasi dapat ditentukan d
engan metode titrasi iodometri atau spektrofotometri untraviolet pada panjang gel
ombang 265nm. Pada praktikum ini akan dilakukan penentuan kadar vitamin c sed
iaan farmasi dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum
(ditentukan terlebih dahulu). Digunakan larutan asam askorbat standar untuk mem
buat kurva kalibrasi. Sampel berupa bahan farmasi vitamin C dengan merek dagan
g “vitacimin”, merupakan tablet vitamin c yang berwarna kuning. Sampel obat di l
arutkan dalam air sebagai larutan induk, asam askorbat dan bahan pengisi pada tab
let vitacimin akan larut sempurna dalam 250mL air, vitamin c atau asam askorbat
tersebut kemudian dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometer UV.
Spektrofotometer UV merupakan instrument yang menggunakan sumber caha
ya, sumber cahaya dapat berupa cahaya tampak ataupun ultraviolet, cahaya akan d
itembakkan pada sampel (kuvet) dan banyaknya cahaya yang diserap sampel dapa
t terukut pada detektor. Pada praktikum digunakan cahaya ultraviolet. Banyaknya
cahaya yang diserap sampel pada panjang gelombang tertentu linear dengan kadar
nya, isi sesuai dengan hukum lambert beer.
Menurut International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vo
l: 11 No: 02 hal.110 bahwa penentuan kadar vitamin c menggunakan metode spek
trofotometri sangat sensitive dengan deviasi relatif sebesar 0,81%. Asam askorbat/
vitamin C bersifat tidak stabil terhadap suhu, oksigen, pH dan juga keberadaan ion
logam seperti Fe2+, Cu2+ atau Ca2+ sehingga perlakuan sampel seharusnya sanga
t memperhatikan stabilitas asam askorbat tersebut agar tidak terjadi degradasi asa
m askorbat menjadi senyawa asam dehidroskorbat (Selimović, Amra dkk : 2011).
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Mahasiswa dapat menetapkan kadar vitamin C secara spektrofotometri UV - Vis,
menggunakan sampel vitacimin dan hasil yang didapatkan diharapkan sesuai
dengan referensi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, E. 2018. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kiwi (Actinidi
a deliciousa) dengan Menggunakan Metode Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. Pharma
uho, 3(2)
Rahmawati, F., & Hana, C. 2016. PENETAPAN Kadar Vitamin C Pada Bawang Putih (Alliu
m Sativum, L) Dengan Metode Iodimetri. Cerata Jurnal Ilmu Farmasi (Journal of Pharmacy S
cience), 4(1).
LAMPIRAN
Memasukan Kuvet