Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II

PENETAPAN KADAR VITAMIN B12 (CYANOKOBALAMIN)


DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Kimia Farmasi Analisis II

Disusun oleh :

Kelompok 4

Dani Suryadin 31112067

Didan Muhammad R 31112073

Mega Nabilla 31112093

PRODI S1 FARMASI

STIKES BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2015
I. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan menetapkan kadar vitamin B12 dalam sediaan farmasi
dengan analisis kuantitatif.
II. Dasar Teori
Analisis bahan dalam ilmu kimia melibatkan dua macam analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan
identifikasi suatu senyawa yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
analit yang dituju dalam sampel. Sedangkan analisis kuantitatif merupakan analisis
yang selain mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi kadar absolut dari suatu
senyawa yang terdapat dalam sampel (Sudjadi, 2007).
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi
yang memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar
tampak (380-780) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri
UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif.
Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan atau yang diabsorpsi.
Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur
pebedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar, 1990:

216).
Spektrofotometer UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang
berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan
pelarut yang dipakai antara lain:
1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada
struktur molekulnya dan tidak berwarna.
2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis.

III. Karakteristik Sampel


Rumus molekul : C63H88CoN14O14P
Berat molekul : 1355,4
Pemerian : Serbuk hablur atau amorf berwarna merah sampai merah tua.
Bentuk anhidratnya mempunyai sifat yang higroskopis.
Kelarutan : Larut dalam air (1:80) dan alkohol, tidak larut dalam aseton,
kloroform dan eter.
IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Tabung reaksi Sampel 5C (tablet Vitamin B12)
Tabung sentrifuge Aquadest
Ball pipet Pereaksi cupripil
Labu ukur Larutan pembanding vitamin B12
Pipet volume 10 Ml
Kuvet
Alat spektrofotometri
UV-Vis
V. Prosedur
a. Isolasi Sampel

b. Pembuatan larutan standar

c. Penetapan kadar sampel 5C (Vitamin B12)

VI. Data Hasil Pengamatan


N Konsentr
Absorbansi
o asi (ppm)
1 0.353 200
2 0.473 250
3 0.597 300
4 0.712 350
5 0.827 400

Kurva Absorbansi Cyanocobalamine


1
0.8
f(x) = 0x - 0.12
0.6 R² = 1 ppm
Absorbansi 0.4 Linear (ppm)
0.2
0
150 200 250 300 350 400 450
ppm

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis pada senyawa golongan vitamin
larut air yaitu vitamin B12 atau biasa disebut dengan sianokobalamin. Sampel dengan
no sampel 5C adalah berupa sediaan farmasi yaitu tablet berwarna merah muda
sebanyak 2 tablet. Pada sediaan farmasi biasanya kadar vitamin B12 ini sangat kecil
yaitu 200 mikrogram tiap tablet, sedangkan pada sediaan injeksi kadarnya yaitu 1
mg/1ml. Vitamin B12 ini merupakan suatu senyawa yang memiliki struktur yang
kompleks sehingga diperlukan suatu metode analisis kuantitatif yang tepat dalam
menentukan kadarnya. Adanya gugus kromofor dalam struktur senyawa ini
menunjukkan bahwa sianokobalamin dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri
UV-VIS. Adanya Cobalt sebagai ligan dalam dalam struktur senyawa ini juga dapat
dikomplekan dengan senyawa pengompleks sehingga dapat dianalisis dengan metode
kompleksometri. Adanya gugus hidroksil membuat senyawa ini memiliki sifat
keasaman yang lemah dengan nilai pKa > 6 tidak stabil dalam air sehingga hanya
dapat dititrasi dengan cara titrasi bebas air.
Dalam praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode
spektrofotometri UV-VIS. Spektrofotometri UV-VIS mengacu pada hukum Lambert-
Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan
dipancarkan. Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin
yang berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati
kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel.
Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna untuk
menstabilkan absorbs akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.
Sebelum dilakukan analisis kuantitatif dengan spektrofotometri UV-VIS
dilakukan telebih dahulu isolasi yang bertujuan untuk memisahkan senyawa murni
dari matriksnya atau menarik senyawa target dengan pelarut yang sesuai(ekstraksi).
Pada sampel tablet digerus terlebih dahulu dan ditimbang bobotnya. Sampel dibagi
kedalam 2 bagian , sampel pertama diisolasi dan optimasi sedangkan sampel kedua
digunakan sebagai cadangan. Sampel yang telah ditimbang kemudian dilakukan
isolasi dengan menambahkan air sebanyak 10 ml dan di vortex dengan tujuan untuk
menghomogenkan sehingga pelarut dapat menarik senyawa vitamin B12 yang
terdapat dalam sampel dan menambah kelarutannya. Kemudian dilakukan sentrifuge
untuk mengendapkan memisahkan larutan dengan endapan matriksnya. Filtrat dari
hasil sentrifuge didekantasi dan di uji kualitatif dengan menggunakan Pereaksi
Fehling membentuk warna biru , hal ini menunjukkan bahwa dalam filtrate positif
mengandung tetrasiklin. Dilakukan lagi isolasi kembali dengan penambahan air pada
residu sampai diuji kualitatifnya mendapat hasil yang negative.
Hasil isolasi kemudian ditambahkan dengan aquades sampai 50 ml lalu
dilakukan pengukuran kadar dengan menggunakan alat spektrofotometer uv dengan
panjang gelombang 360,5 nm. Panjang gelombang ini dihasilkan dari senyawa
pembanding dari vitamin B12 pro analisis dengan membuat deret pengenceran ketika
telah memenuhi syarat pengukuran dalam penentuan panjang gelombang yaitu dengan
absorbasi 0,2-0,8 diperoleh panjang gelombang maksimal 360,5. Hasil pengukuran
pembanding dari deret menghasilkan kurva dan persamaan regresi linear dengan nilai
r2=0,999 shingga diperoleh persaman y= ax+b yaitu y= 0,022x-0,119 . Dari
persamaan ini dapat diperoleh konsentrasi dari sampel yang diukur. Hasil pengukuran
dengan alat spektrofotometeri uv-vis dengan panjang gelombang 360,5 nm
menghasilkan nilai absorbansi yang memenuhi syarat yaitu 0,218. Nilai absorbansi ini
dihitung sebagai nilai y dari persamaan sehingga diperoleh nilai x adalah . Karena
sampel tidak dilakukan pengenceran maka tidak dikalikan dengan pengenceran
namun langsung dihitung kadar mg dari sampel yang dianalisis yaitu mg. Sehingga
diperoleh persen kadar dari vitamin B12 yang terkandung dalam sampel adalah
sebanyak %.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
bahwa sampel no 5C yang merupakan Vitamin B12 dapat dianalisis kuantitatif dengan
metode Spektrofotometri UV-Vis dan diperoleh kadar sampel sebanyak %.

Daftar Pustaka
Underwood, A.L., day, RA.,1993. Analisis Kimia Kuntitatif Edisi V, Erlangga :
Jakarta.
Anthony C Moffat. 2005. Clarke's Analysis of Drugs and Poisons. Pharmaceutical
Press.
British Pharmacopedia Commision. 2002. British Pharmacopedia. London: The
Stationery Office.

Anda mungkin juga menyukai