Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

ANALISIS PRODUK AGROINDUSTRI

OLEH:
NI KADEK MIRA ARDHANINGSWARI
1810521044

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemiasahan
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya kromatografi yang
dilakukan beberapa kali menggunakan beberapa eluen dengan tingkat kepolaran yang
berbeda untuk mendapatkan pelarut yang mampu memberikan pemisahan yang baik serta
noda zat warna yang bagus. Bercak pada plat KLT dimonitor di bawah lampu UV 254
nm dan UV 365 nm. Penentuan golongan senyawa pada uji KLT dilakukan dengan
penyemprotan plat KLT dengan beberapa pereaksi. Komponen kimia yang yang
dievaluasi dari ekstrak meliputi uji alkaloid, fenol, terpenoid, dan flavonoid dengan
menggunakan pereaksi Dragendorff ’s reagent, FeCl3 , dan Vanilin Asam Sulfat, secara
berturut-turut.
Fase eulen : etil asetat p.a, asam asetat glasial, aquabides.
Fase diam : silika gel, alumunium oksida, kieselgur.
2. Prinsip analisis kromatografi kolom yaitu memisahkan komponen campuran berdasarkan
perbedaan interaksinya dalam fasa diam dan fasa gerak. Jika suatu campuran terdiri dari
beberapa komponen, maka setiap komponen tersebut memiliki struktur masing masing
dengan sifat yang khas untuk setiap senyawanya. Salah satu sifat yang berpengaruh
dalam kromatografi kolom adalah kepolaran senyawa serta berat dan ukuran molekul.
Ketika suatu komponen atau senyawa memiliki kepolaran yang tinggi, maka ketika
dilakukan kromatografi kolom dengan fasa diam berupa zat yang bersifat polar akan
terjadi interaksi yang cukup besar antara komponen dengan fasa diam. Akibatnya
komponen akan tertahan pada fasa diam lebih lama ketika proses elusi, sedangkan
komponen lain yang bersifat lebih non polar akan lebih cepat melewati fasa diam. Sifat
lain yang berpengaruh yaitu ukuran dan berat komponen yang dipisahkan. Jika kita
menggunakan suatu resin sebagai fasa diam, maka resin tersebut juga dapat menjadi
media pemisah berdasarkan ukuran molekul. Ketika ukuran molekul dari komponen
yang akan dipisah relatif besar, maka komponen tersebut akan susah bergerak sehingga
lebih lama tertahan pada fasa diam. Sebaliknya untuk molekul yang berukuran kecil akan
lebih mudah bergerak sehingga akan lebih cepat dalam melewati fasa diam ketika proses
elusi.
kelebihan dari alat HPLC :
 Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan daya memisah
yang tinggi.
 Dapat dihindari terjadinya dekomposisi kerusakan bahan analisis.
 Dapat digunakan bermacan-macam detektor dengan kepekaan yang tinggi.
 Kolom dapat digunakan kembali.
 Waktu analisa cukup singkat.
 HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat yang
tidak stabil.
 Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya.
 Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.
Kelemahan dari alat HPLC antara lain:
 Harga sebuah alat HPLC cukup mahal.
 Sering ada larutan standar yang tertinggal diinjektor.
 Pada kolom dengan diameter rata-rata partikel fase diam dengan ukuran 5 dan 3
mikrometer sela-sela partikel lebih mudah tertutup oleh kotoran, jadi harus seringkali
dicuci dan kemurnian larutan harus dijaga.
Prosedur analisis vitamin B2 (riboflavin) dengan HPLC :
 Column : 250 x 4.6 mm 5µm; Spherisorb
 Eluent : 50:50 methanol : water
 Wave length: 510 nm
 Riboflavin diekstrak dari makanan dengan menggunakan asam
 Diperlakukan dengan papain untuk menghilangkan senyawa pengganggu (protein)
 Diperlakukan dengan diastase untuk membebaskan vitamin dari bentuk fosfatnya
 Filtrat jernih yang dihasilkan dielusi pada kolom HPLC dan jumlah vitamin B2
ditera dengan fluorometer

3. Ada 3 metode pada analisa Vitamin yaitu Bioassay, Microbiological assay dan
Physicochemical assay. Physicochemical assay, metode tersebut meggunakan fisik atau
kimiawi contohnya pada fluorometri, spektrofotometri, kromotografi.
Beberapa metode pengukur vitamin secara langsung dan memberikan pengukuran
kuantitatif. Ini direkomendasikan untuk digunakan terutama untuk vitamin yang berguna
secara klinis. Namun ini mahal dan tidak semua laboratorium dapat memberikan tes
tersebut. Metode ini meliputi:
• HPLC (metode referensi)
• Immunoassays (ELISA, RIA, FIA)
• Colorimetric dan Spektrofotometri tes
• Fluorometric assay & Chemiluminescence assay
• amperometri assay
Karena vitamin berfungsi sebagai ko-faktor dan substrat dalam berbagai reaksi tubuh,
beberapa metode memanfaatkan properti ini dan secara tidak langsung mengukur vitamin
dengan mengukur aktivitas enzim di bawah pengaruh. Metode ini relatif lebih murah dan
bisa menjadi semi-kuantitatif atau kualitatif. Namun beberapa metode ini digunakan saat
ini untuk penelitian saja dan ini termasuk:
• Tes Metabolit pemuatan
• enzim aktivasi eritrosit assay
• Tes kerapuhan Eryhtrocyte
• Waktu Prothrombin
• metode mikrobiologi
• Bioassay (in-vivo & in-vitro)
Metode yang termasuk Physichochemical Assay adalah spektrofotometri, fluometri,
kromatografi, enzimatis, immunologi, dan radiometri.

4. Tipe-tipe Spektroskopi yaitu:


 Spektroskopi Ultraviolet (UV): energi elektronik digunakan untuk menentukan
molekul konjugasi, gugus karbonil, dan gugus nitro.
 Spektroskopi NMR: spin inti digunakan untuk menentukan bilangan, tipe, dan posisi
relative dari proton.
 Spektroskopi Massa: penembakan electron berenergi tinggi digunakan untuk
menentukan berat molekul, keberadaan nitrogen, halogen,
Macam-macam Spektroskopi:
 Spektroskopi Molekuler: Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
organic dan anorganik dalam spesi molekuler. Spektroskopi Molekuler berdasarkan
atas radiasi ultraviolet, sinar tampak, dan infrared. Banyak digunakan untuk
identifikasi dari banyak spesies organik, anorganik, maupun biokimia.
 Spektroskopi Atomik: Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur organik
dan organik dalam spesi atom. Spektroskopi Atomik digunakan untuk penentuan
kualitatif dan kuantitatif dari sekitar 70 elemen. Ciri khas Spektroskopi Atomik adalah
sampel harus di atomkan terlebih dahulu. Jenis-jenis Spektroskopi Atomik yaitu AES,
AAS, AFS. Metode Spektroskopi Atomik terdiri dari Flame Atomizer, Electrothermal
Atomizer, dan Desain Atomizer.
Kegunaan Spektroskopi adalah :
 Proses metabolism dan mineral
 Metabolisme dan mineral dari sungai
 Bioakumulasi dari faktor lingkungan
 Penilaian lingkungan
Prinsip analisis kuantitatif mineral menggunakan AAS pada bahan pangan dan obat-
obatan:
Berdasakan pada penguapan larutan sampel, lalu kandungan logam di dalamnya akan
diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut akan mengabsorpsi radiasi atau sinar yang
berasal dari sumber cahaya (lampu katoda), sebelumnya sudah ada kandungan unsur yang
telah ditentukan. Pengukuran berdasarkan banyaknya penyerapan radiasi pada panjang
gelombang.

5. Hampir semua produk pangan tercemar oleh mikroorganisme dari lingkungan sekitarnya.
Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh
mikroorganisme sehingga diperlukan analisis mikrobiologi pada produk tersebut. Produk
seperti susu, telur sayur dan buahan setelah panen, dan sebagainya yang dapat ditumbuhi
oleh kapang dan bakteri.
Prosedur analisis total mikroba dengan TPC (Total Plate Count) diantaranya :
 Tahap pengumpulan sampel, sampel diambil dan dimasukan kedalam wadah
 Tahap pembuatan media, pembuatan media diperlukan untuk keberlangsungan
penelitian
 Tahap pengenceran, sampel dihomogenkan dengan larutan NaCl
 Tahap isolasi, menggunakan metode tuang dan sampel diisolasi dan diinkubasi
 Tahap pengamatan, Koloni mikroba yang tumbuh pada tiap cawan sampel dihitung
dengan menggunakan colony counter
 Analisis data, jumlah colony forming dianalisis dengan menggunakan rumus

Jumlah koloni 1
Colony forming units = x
Faktor pengencer Faktor pengenceran(10)

Prosedur analisis total coliform dengan MPN (Most Probable Number) diantaranya :
 Mempersiapkan alat dan bahan, box sampel, cup sampling, tabung reaksi steril,
erlenmeyer 250 ml, breaker glass, tabung durham, autoclave, sendok, rak tabung,
pipet ukur , pipet teets, bunsen, timbangan oven, inkubator, ose bulat, tali pengikat,
kertas pembungkus, bahan sampel, alkohol 70%, aquades, media LB ( Lactosa
Broth), media BGLB (Brilliant Gren Bile Lactosa Broth), E.C Bronth, Endo
Agar/EMBA, TSIA dan IMVIC (Indol, Methyln Red Voges Proskauer, dan Simon
Citrat)
 Disiapkan satu seri tabung uji lalu diberi label dan berisi LB dan sampel dengan
konsentrasi yang berbeda kemudian dihomogenkan
 Kemudian dipindahkan sampel ke masing masing tabung uji yang berlabel dan
diinkubasi selama 48 jam lalu diamati semua tabung LB ditandai kekeruhan.
 Tabung yang positif dipindahkan 1-2 ose ke dalam tabung yang berisi BGLB dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam dan diamati ditandai dengan terbentuknya
kekeruhan dan gas dalam tabung media
 Dipindahkan 1-2 ose ke tabung media E.C pada suhu 44°C selama 24 jam dan
diamati dengan terbentuknya kekeruhan dan gas dalam tabung media
 Analisa hasil yang didapat atau diamati

Anda mungkin juga menyukai