Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

HATTEN WINERY

OLEH :
NI KADEK MIRA ARDHANINGSWARI
NIM 1810521044

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2019/2010
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia adalah negara yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya
alam Indonesia tersebut mulai dari sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan,
peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi. Indonesia memiliki sumber daya
alam yang sangat melimpah yang seharusnya dapat membuat negara Indonesia menjadi
negara yang super power, namun negara Indonesia belum mempunyai masyarakat yang
belum menyadari akan kekayaan alamnya, belum sensitif akan kerusakan sumber daya
alamnya, belum mampu mengolah alamnya dengan baik dan belum mempunyai rasa rugi
karena kekayaan alamnya dinikmati oleh negara lain. Negara Indonesia belum kaya dengan
sumber daya manusia. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, namun
tidak mempunyai kemampuan untuk memanfaatkannya.
Bali merupakan salah satu bagian dari kepulauan Indonesia yang sangat dikenal oleh
para wisatawan sampai ke mancanegara karena budaya dan juga sektor pariwisata yang
sangat baik. Sebagian besar masyarakat Bali menggantungkan hidupnya bekerja di sektor
pertanian dan pariwisata. Pada sektor pertanian umumnya masyarakat banyak yang bercocok
tanam buah-buahan, sayur-sayuran, dan masih banyak lagi. Namun dengan pengetahuan yang
sedikit para petani kurang dapat memaksimalkan hasil panen mereka. Karena itu sekarang
banyak dilakukannya penyuluhan – penyuluhan ke pedesaan untuk petani guna meningkatkan
pengetahuan para petani dalam bercocok tanam maupun bertani.
Salah satu kabupaten di Bali yaitu kabupaten Buleleng adalah daerah Bali bagian utara
yang terkenal akan perkebunan anggurnya. Meskipun banyak ada anggapan bahwa sulit
menumbuhkan anggur dan memproduksi wine berkualitas pada daerah yang beriklim tropis,
Hatten Wines yang didirikan pada tahun 1994 oleh Bapak Ida Bagus Rai Budarsa berhasil
mendirikan perusahaan wine yang sukses dan mendapat perhatian internasional dan
memperkenalkan cita rasa wine Bali ke meja-meja hotel dan restaurant di seluruh Indonesia.
Perkebunan Hatten Wines terletak sepanjang pantai utara Bali dan menggunakan
anggur hitam lokal jenis Alphones-Lavalleé, French table grapes serta anggur putih lokal -
Belgia dan Probolinggo Biru. Anggur-anggur ini memungkinkan Hatten Wines berproduksi
sepanjang tahun karena tidak ada periode “tidur” di iklim tropis seperti halnya di Eropa.
Dengan pengetahuan dan pengalamannya yang mendalam, seorang winemaker Australia
turut mengelola pabrik Hatten Wines di Sanur. Kolaborasi solid antara winemaker Australia
dengan owner Bali ini melahirkan dua brand wine yang ditangani secara cermat.

Tujuan

Tujuan dilakukannya kunjungan industri ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan elihat secara langsung proses produksi dari awal sampai akhir.
2. Tidak hanya tahu teknik juga praktik dan cara pemasarannya.
3. Memperluas pengetahuan dalam lingkungan dunia kerja.
Adapun tujuan dari pembutan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan dalam proses pengolahan dan proses


pembuatan wine.
2. Menambah dan memberikan pengetahuan lebih bagi yang membaca.
3. Memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Mesin dan Peralatan Agroindustri.

Tempat dan waktu


Kunjungan industri mata kuliah Mesin dan Peralatan Pertanian ini dilaksanakan di
daerah Sanur , Denpasar Selatan Provinsi Bali Tepatnya di Hatten Winery terletak di Jalan.
Danau Tondano pada hari Rabu,8 Mei 2019 dari pukul 08.30 pagi sampai dengan 11.30 pagi.
Metode pengumpulan data dalam pembuatan laporan ini adalah melalui penjelasan dari staff
bagian marketing dri Hatten Winery atas nama Josh dan informasi selengkapnya didapatkan
melalui web resmi Hatten Winery yaitu www.hattenwines.com.
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah
Pada tahun 1994, Bapak Ida Bagus Rai Budarsa mendirikan Hatten Wines, the first and
only true Balinese winery, dan memperkenalkan cita rasa wine Bali ke meja-meja hotel dan
restaurant di seluruh Indonesia. Hatten Wines berkomitmen akan kualitas dan rasa standar
internasional dan terpilih sebagai Top-10 Fastest Improving Producers in Asia. Perkebunan
Hatten Wines terletak sepanjang pantai utara Bali (kabupaten Buleleng) dan menggunakan
anggur hitam lokal jenis Alphones-Lavalleé, French table grapes serta anggur putih lokal -
Belgia dan Probolinggo Biru. Anggur-anggur ini memungkinkan Hatten Wines berproduksi
sepanjang tahun karena tidak ada periode “tidur” di iklim tropis seperti halnya di Eropa.
Dengan pengetahuan dan pengalamannya yang mendalam, seorang winemaker Australia
turut mengelola pabrik Hatten Wines di Sanur. Kolaborasi solid antara winemaker Australia
dengan owner Bali ini melahirkan dua brand wine yang ditangani secara cermat.
Visi dan misi
Pada tahun 1992, Pak Rai memiliki visi untuk memproduksi wine dengan menggunakan
anggur lokal. Berdirilah pabrik wine pertama di Bali dan mengembangkan jenis anggur lokal
untuk diproduksi menjadi wine. Sedangkan misi nya yaitu :
1. Mengembangkan produk lokal ke pasar internasional
2. Menambah lapangan pekerjaan
3. Menambah nilai jual produk hasil panen petani
Perkembangan brand
1994: Launching wine Rosé vintage yang pertama
2000: Launching Jepun Sparkling Wine
2001: Launching Aga Red
2002 : Launching Aga White
2003 : Launching Tunjung Sparkling Wine / Alexandria / Pino de Bali
2007 : Launching Two Islands -Chardonnay & Shiraz
2009 : Launching Two Islands - Riesling & Cabernet Merlot
2011 : Bapak Gus Rai mendapat penghargaan sebagai Wine Pioneer Award untuk Asia
Tenggara.

Founder
Founder dari produk Hatten Wines ini adalah Ida Bagus Rai Budarsa. Dia mendapat
penghargaan sebagai Wine Pioneer tahun 2011 berkat kesuksesannya memproduksi hal yang
tampak mustahil, yaitu wine berkualitas di pulau tropis. Keluarga dia adalah produsen Dewi
Sri, produk brem dan arak terkemuka di Bali, didirikan oleh Ida Bagus Oka Gotama sejak
tahun 1968, dimana dia kemudian memproduksi wine pemenang berbagai penghargaan -
Hatten Wines. Visi dia adalah menjadikan Hatten Wines salah satu produk iconic dari
Indonesia yang berasal dari Bali.

Winemaker
Meski baru saja bergabung dengan PT Arpan Bali sebagai winemaker, James Kalleske
bukanlah orang baru dalam dunia wine. Dia lahir dan besar di Barossa Valley, daerah
penghasil wine terkemuka di Australia, James telah mempelajari pembuatan wine sejak usia
17 tahun. James meraih gelar sarjana Science jurusan Oenology and Viticulture dari
Univeritas Curtin, Australia dan menerima Dean’s Award sebagai ‘most outstanding student’
pada tahun terakhirnya. Berkat hasratnya dalam membuat wine, James berhasil membuat dua
wine vintage pertamanya di perusahaan wine Grant Burge, Barossa Valley. James menerima
penghargaan ‘5 Star Halliday Winery Ratings’ ketika bekerja untuk Rockfield Estate Wines
dan Thompson Estate Wines di Margaret River, Australia. Berkat kecintaannya terhadap
wine, dia juga mendapat kehormatan bekerja bersama dibawah bimbingan
para winemaker terbaik Australia: Bob Cartwright, Cliff Royle, Vanya Cullen dan Virginia
Wilcock, dan dianugerahi gelar 5th Generation Winemaker  Alphonse Mellot dari Perancis.
Pada bulan Juni tahun 2012, James dan keluarga kecilnya pindah ke Bali dan bergabung
dengan wine pemenang penghargaan-Hatten Wines.
Penghargaan
Aga White : 2012 SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012,
Singapura
Alexandria : 2012 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012,
Singapura
: 2011 SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2011,
Singapura
: 2003 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Competition, London, Inggris
Rose : 2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge
2012, Singapura
Jepun : 2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge
2012, Singapura
Tunjung :2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge
2012, Singapura
Pino de Bali : 2011 BRONZE MEDAL, Wine Style Asia 2011, Singapura
Gambar Pino de Bali (orange):
2011 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012,
Singapura
2011 BRONZE MEDAL, Wine Style Asia Award 2011 Singapura. 

Produk “HATTEN WINES”


ROSÉ
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé
Analisa                  : 11% alkohol
Rosé adalah produk Hatten Wines paling terkenal dan makin berkualitas seiring
meningkatnya standar pemilihan buah, pengawetan yang lebih baik, menjadikan warna wine
ini lebih cerah dengan aroma lebih elegan. Wines ini memiliki style Tanpa oak. Berwarna
warna merah crimson pucat cerah. Memiliki aroma bunga dan buah tropis dan memiliki rasa
Strawberry yang elegan dan agak manis serta kesan asam yang ringan di mulut. Kelezatan
wine lokal yang stylish ini cocok untuk dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati masakan
Bali dan Indonesia yang pedas. Wine Rosé bisa disajikan dingin dan dapat digunakan
sebagai base cocktails.Idealnya Rosé disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur
lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan
(shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Penyajian : 8° - 10 °C.
Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask.
AGA RED
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé
Analisis                 : 11,5 % alkohol
Popularitas red  wine lokal terkenal ini melesat dalam 12 bulan terakhir sejak metode yang
digunakan terus ditingkatkan.. Teknologi terkini menghasilkan proses fermentasi yang lebih
lama, kadar alkohol lebih tinggi, warna lebih pekat dan rasa lebih kompleks. Wines ini
memiliki style Medium–light bodied. French & American oak matured. Memiliki warna
merah cherry dan memiliki aroma buah berry tropis. Wines ini memiliki kombinasi rasa
anggur yang lembut dengan tannin yang pekat dan sedikit asam yang segar.
Kelezatan red wine lokal yang stylish ini cocok dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati
masakan kari, rending, hidangan daging, atau makanan India. Aga Red bisa disajikan dingin
dan dapat digunakan sebagai base cocktails. Idealnya Aga Red disimpan pada suhu 18 °C
atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan wine (shelf life). Akan menjadi lebih lembut dan matang
dengan botol yang cukup berumur. Kualitas rasa makin meningkat jika dipindahkan sesaat
sebelum disajikan. Disajikan : 8°-12 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter
Cask

AGA WHITE
Jenis                                      : Belgia (Muscat dari jenis Alexandria)
Analisis                                 : 11% alkohol
Permintaan atas white wine lokal terkenal ini terus meningkat sejak metode yang digunakan
terus berkembang kualitasnya. Teknologi terkini menghasilkan suhu fermentasi lebih dingin,
penyaringan yang lebih baik sehingga menjaga kesegaran dan keserasian buah lebih terjaga.
Wines ini memiliki style Medium bodied. Dry. Tanpa oak. Wines ini berwarna jerami pucat
kehijauan dan memiliki aroma “Muscat” yang lembut dengan aroma buah tropis. Rasa dari
wines ini sendiri memiliki rasa anggur “muscat” yang dan rasa Citrus diakhiri dengan sedikit
asam yang segar. Kelezatan white wine lokal yang stylish ini cocok untuk dikonsumsi sendiri
atau ketika menikmati masakan laut, daging putih dan makanan berbumbu. Aga White bisa
disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails. Idealnya Aga White disimpan
pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia
wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang
berkelanjutan. Disajikan : 5°-8 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask

ALEXANDRIA
Jenis                                      : Belgia (Muscat dari jenis Alexandria)
Analisis                                 : 10,5 % alkohol
Popularitas wine lokal terkenal ini terus meningkat. Wine ini ideal dinikmati konsumen yang
masih baru dalam menikmati wine. Wines ini memiliki style semi manis. Tanpa oak. Wines
ini memiliki warna emas pucat dan memiliki aroma anggur “Muscat” matang. Wines ini
memiliki rasa semi manis. Rasa anggur “Muscat” yang lembut. White wine lokal
yang stylish dan nikmat ini sangat tepat sebagai aperitif dinikmati bersama masakan Bali
yang pedas, masakan Indonesia, keju, daging asap. Alexandria bisa disajikan dingin dan
dapat digunakan sebagai base cocktails. Idealnya Alexandria disimpan pada suhu 18 °C atau
kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang
berkelanjutan. Disajikan : 5°-8 °C Tersedia dalam kemasan botol 750 ml.

JEPUN SPARKLING ROSÉ


Jenis                      : Alphonse-Lavalleé
Analisis                 : 11,5 % alkohol
Permintaan atas  wine lokal terkenal ini terus meningkat seiring meningkatnya standar
pemilihan buah, metode fermentasi lebih dingin dan penyimpanan lebih lama “sur lie”
menghasilkan warna lebih cerah dan aroma buah lebih segar. Wines ini memiliki style Sec
(manis), metode tradisional/ champenoise. Wines ini memiliki warna pink salmon pucat dan
memiliki aroma buah strawberry segar yang ringan. Wines ini memiliki rasa buah strawberry
segar yang ringan. Wine “pink bubbles” lokal yang stylish dan nikmat ini sangat tepat untuk
sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari. Jepun baik disajikan dingin bersama buah
strawberry segar dan dapat digunakan sebagai base cocktails. Wine ini juga nikmat disajikan
dengan kue kecil, pencuci mulut dan makanan ringan. Idealnya Jepun disimpan pada suhu
18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang
berkelanjutan. Disajikan : 3°-5 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml.

TUNJUNG BRUT SPARKLING


Jenis                      : Probolinggo Biru
Analisis                 : 11,5 % alkohol
Permintaan atas wine lokal yang terkenal ini terus meningkat seiring meningkatnya standar
pemilihan buah, penambahan sari buah anggur Alphonse, fermentasi lebih dingin dan
penyimpanan lebih lama “sur lie” (lebih dari 12 bulan) menghasilkan warna lebih cerah dan
aroma buah lebih segar. Wines ini memiliki style Brut (dry), metode tradisional/champenoise.
Wines ini memiliki warna kuning pucat jerami dan memiliki aroma buah jeruk nipis dan leci.
Wines ini memiliki rasa buah jeruk nipis dan leci segar. Sparkling white wine lokal
yang stylish dan nikmat ini sangat tepat untuk sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari.
Tunjung baik disajikan dingin bersama buah Strawberry segar dan dapat digunakan
sebagai base cocktails. Idealnya Tunjung disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur
lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan
(shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Disajikan : 3°-5 °C.
Tersedia dalam kemasan botol 750 ml.

PINO de BALI
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé dan Belgia
Analisis                 : 17,5 % alkohol
Wine yang dibuat dengan metode “fortified” ini mirip dengan port wine, dan diproduksi
dengan menambahkan brandy  pada red  dan white  wine untuk mencegah fermentasi dan
menjaga kealamian gula. Wine ini dimatangkan selama 5 tahun di dalam “Solera” yaitu barrel
kayu oak Perancis, Amerika dan Hungaria. Wines ini memiliki style Matang dalam barrel
kayu oak seilama 5 tahun. Fortified. Solera system. Wines ini memiliki merah cerah
bernuansa kuning kecoklatan dan memiliki aroma Christmas pudding, rempah-rempah,
vanilla dan buah aprikot kering. Wines ini memiliki aroma Manis. Perpaduan antara kacang
walnut, buah aprikot kering, coklat dan kopi, serta aroma kayu oak yang kompleks. Rasa
manis gurih dengan sedikit asam dan tannin lembut. Tipe wine yang stylish dan nikmat ini
sangat cocok untuk aperitif atau dinikmati bersama buah segar dan kering. Pino de Bali baik
disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai basecocktails. Wine ini telah sepenuhnya
berkembang, dapat disimpan pada suhu ruangan tetapi paling baik disajikan pada suhu 8 °C.
Tersedia dalam kemasan botol 500 ml  
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pengamatan studi lapangan dari kunjungan industri ini dapat disimpulkan bahwa
pengolahan produk pangan hasil pertanian dapat menghasilkan produk yang sangat baik jika
digunakan dengan proses dan teknologi yang tepat dan para petani dapat mengolah hasil
panennya dengan maksimal dan menambah nilai jual dari produk itu sendiri. Perusahaan
hatten wines ini adalah salah satu perusahaan wines yang menggunakan dan mengembangkan
produk lokal agar bisa diterima di pasar internasional. Dengan pengolahan yang baik dan
inovasi dibidang teknologi akan menghasilkan produk yang berkualitas.

Saran
Semua proses dalam pengolahan wines ini sudah memenuhi standar yang baik dan
tepat. dengan menggunakan teknologi yang modern. Kebersihan dari pabrik juga sudah
sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai