Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN BARU


PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

“BUAHAGIA ROLLS”

Disusun oleh
Dosen Pembimbing : Dr. Tjahja Muhandri STP MT
General Manager : Valerian Aldo (F24140119)
Golongan Praktikum : P1

Anggota :
Rahma Fadilla (F24140025) Prisilia May A (F24140020)
Nabila Sabrina (F24140006) Sheina Aulia R (F24140008)
Marini Zatil A (F24140027) Johanes Michael(F24140115)
Jafar Nursalim (F24140128) Eko Susanto (F24130051)
Taufik Rizalah (F24140116) Yeni Katon S (F24140019)
Lailatul Badriyah(F24140021) Suci Pusfa S (F24140014)
Ilham Billy N (F24149002) Hafsah Safira F (F24140018)

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan ekonomi suatu daerah dengan memanfaatkan sumber daya
lokal dari daerah tersebut merupakan upaya pemerintah yang telah lama
digalakkan. Buah-buahan tropis yang dimiliki Indonesia sangatlah beragam dan
masih minim pengolahannya. Olahan dari buah hanya sebatas untuk minuman
seperti jus, sari buah, keripik buah, selai jelly, dan manisan. Buah-buahan segar
mempunyai umur simpan yang relatif pendek. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi
untuk memberikan nilai tambah dari buah-buahan lokal di Indonesia.
Salah satu inovasi yang sederhana namun memiliki nilai jual yang cukup
besar sebagai potensi perekonomian adalah olahan fruit roll. Fruit roll merupakan
produk awetan olahan dari puree buah yang dimasak dan dikeringkan dengan
oven udara pengering sehingga dapat digulung. Meskipun produk ini dikatakan
produk awetan, namun masih dapat mempertahankan cita rasa dari bahan baku
yang digunakan. Fruit roll sudah banyak dikembangkan diluar negeri namun di
Indonesia olahan fruit roll belum banyak diminati bahkan dikenal. Fruit roll yang
terbuat dari buah-buahan tropis dan khas dari Indonesia dapat dijadikan sebagai
oleh-oleh khas daerah. Contohnya seperti fruit roll nanas, fruit roll mangga kweni
dari Bogor, fruit roll apel malang, dan masih banyak lagi buah-buahan yang dapat
dijadikan fruit roll. Fruit roll sebagai inovasi produk buah lokal Indonesia akan
dipasarkan dengan nama “Buahagia”. Buahagia diharapkan dapat memberi nilai
tambah dari produk buah-buahan yang mudah rusak menjadi produk dengan umur
simpan yang cukup lama karena mempunyai nilai Aw yang rendah, dapat
menambah dan mengangkat perekonomian suatu daerah yang mempunyai buah
khas tersebut serta memberikan nutrisi buah yaitu vitamin C karena Buahagia
diproses menggunakan pengering dengan suhu dibawah 800 C sehingga kerusakan
vitamin dan nutrisi yang terdapat pada buah dapat diminimalkan. Setiap buah
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga diperlukan formulasi yang
tepat agar Buahagia dapat digulung dan mempunyai cita rasa yang diinginkan
konsumen.
Inovasi adalah hasil penerapan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses atau sistem
yang memberikan nilai tambah atau nilai guna. Berawal dari hal ini, muncul
sebuah pemikiran untuk mengembangkan suatu produk pangan yang berbasis
pangan lokal. Adapun yang menjadi pilihan untuk pengembangan pangan adalah
buah nanas karena mengandung serat dan vitamin yang tinggi, terutama Vitamin
C. Nanas secara alami mengandung pektin yang cukup tinggi. Hal ini
memudahkan pembentukan gel dan berfungsi sebagai penstabil sehingga tidak
diperlukan penambahan gelling agent dan stabilizer lagi. Selain itu, di Indonesia
nanas merupakan jenis buah-buahan yang banyak dikembangkan dan dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jambi, Lampung,
palembang dan Riau (Prastiyo 2012). Untuk langkah kedepannya akan digunakan
indigenous fruits seperti mangga kweni, apel malang, dan kedondong.
Pengembangan Buahagia juga diharapkan mampu menjawab kebutuhan
akan komponen gizi vitamin dan serat pada masyarakat. Menurut data dari Balai
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian tahun 2011, diketahui
bahwa konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia hanya 34,55 kilogram per
kapita per tahun. Konsumsi ini sangat jauh dari batas yang dianjurkan oleh FAO
yaitu 73 kilogram per kapita per tahun. Data ini menunjukan Indonesia sebagai
pengonsumsi buah terendah di regional Asia. Padahal, kita semua mengetahui
bahwa buah merupakan sumber serat dan mikronutrien seperti vitamin yang
sangat baik untuk saluran pencernaan dan tubuh. Oleh karena itu, Buahagia
diharapkan dapat menjadi alternatif konsumsi buah masyarakat Indonesia karena
selain praktis, mudah disimpan dan didistribusikan, Buahagia tetap menjaga
kandungan serat dan vitamin didalam buah itu sendiri.

B. Identifikasi Masalah
a. Musim panen yang berlangsung secara serentak menyebabkan harga jual buah
segar menurun drastis. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan pengolahan
terhadap buah guna mendapatkan nilai tambah.
b. Buah termasuk komoditas yang mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Oleh
karena itu, diperlukan penanganan pasca panen yang tepat. Salah satunya
dengan pengolahan. Gagasan ini terbukti menguntungkan, sebab bila dijadikan
produk olahan, akan diperoleh keuntungan yang lebih banyak. Selain
menyelamatkan hasil panen, pengolahan buah juga dapat memperpanjang umur
simpan, diversifikasi pangan, dan meningkatkan kualitas maupun nilai
ekonomis buah tersebut.
c. Pengolahan produk dapat memperpanjang shelf life karena menyebabkan
kandungan Aw menjadi rendah.
d. Proses pembuatan produk sederhana dan mudah sehingga UKM (Usaha Kecil
dan Menengah) juga dapat mengembangkan produk tersebut.
e. Fruit rolls masih belum populer di Indonesia.
f. Meningkatkan popularitas dan penggunaan buah khas Indonesia.
g. Meningkatkan nilai jual buah lokal Indonesia.
h. Memberdayakan petani lokal Indonesia.
i. Buah memiliki kandungan vitamin dan serat tinggi, namun belum banyak
dikembangkan olahannya sebagai produk pangan komersial.
j. Produk pangan yang bernilai gizi seringkali dikaitkan dengan makanan berat
saja sehingga dibutuhkan pengembangan produk pangan ringan (snack) yang
bernilai gizi.
k. Karakter adonan fruit rolls yang kompak dan tidak lengket dibutuhkan agar
dapat dicetak dengan waktu produksi yang tetap efektif.
l. Pengovenan dengan suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan adonan buah
menjadi gosong dan menyebabkan kerusakan.
m. Adanya pengaruh dari jenis kemasan menjadi tolak ukur pada perubahan
kualitas produk selama penyimpanan
C. Tujuan Kegiatan
a. Memberi alternatif jajanan yang kaya akan serat.
b. Memberi modifikasi buah agar lebih disukai masyarakat.
c. Buah yang sulit dikonsumsi seperti nanas diubah agar praktis dikonsumsi.
d. Membuat kemasan yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan nilai
produk.
e. Menjadikan fruit roll sebagai pangan yang disukai oleh konsumen

D. Target Luaran
a. Menghasilkan produk pangan baru yang dapat dijadikan alternatif pilihan
lain dari pangan olahan buah
b. Menyediakan makanan ringan yang dapat meningkatkan konsumsi serat dan
vitamin masyarakat Indonesia.
c. Menghasilkan produk yang dapat memaksimalkan penggunaan produksi
buah di Indonesia
d. Membuka peluang usaha baru di bidang pangan lokal
e. Membantu membuka lapangan pekerjaan baru dengan membuat produk
yang padat karya
PROFIL PERUSAHAAN

FoodWorks adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang


pengolahan pangan makanan ringan. Visi perusahaan adalah menerapkan
teknologi dan pengetahuan untuk menjadi perusahaan yang maju, produktif, dan
kompetitif di Indonesia. Demi menjaga komitmen perusahaan, maka Food Works
melaksanakan sistem usaha dengan misi sebagai berikut:
1. Menciptakan tenaga kerja yang ahli dan kompeten sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing
2. Menjadi perusahaan pangan yang memproduksi produk yang unik dan
berkualitas
3. Menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sistem Jaminan Halal
dalam produksi untuk menjaga mutu produk secara kontinu
4. Membangun jaringan pemasaran dan penjualan produk di wilayah Jabodetabek
5. Memperluas lapangan kerja untuk kemakmuran masyarakat sekitar tempat
produksi pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya
6. Mengutamakan kepuasan konsumen
7. Menjalin hubungan baik kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan

Perusahaan berdiri pada awal bulan Mei 2017 sebagai salah satu bagian dari
praktikum Teknologi Pengolahan Pangan sub topik Pengembangan Produk
Pangan Baru. FoodWorks memiliki budaya yang disesuaikan dengan visi misi
perusahaan dan diterpkan oleh pekerja yang tergabung dalam perusahaan ini.
Disini kami memiliki empat budaya kerja sebagai tuntutan perilaku kerja dari
perusahaan yaitu:
1. Profesionalisme
2. Kreativitas
3. Teamwork
4. Pengembangan Tiada Henti
Sistem produksi dilakukan dengan penerapan Good Manufacturing
Practices dan komitmen halal yang dipegang oleh seluruh karyawan. Manajemen
pemasaran dilaksanakan dengan sistem product branding untuk memposisikan
produk sebagai pangan yang disukai konsumen, wholesome, unik dan khas
dengan harga terjangkau.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan FoodWorks adalah manisan kering
yang berbahan baku buah indigenous khas Indonesia dengan merk dagang
Buahagia. Produk ini memiliki Tagline “Buah apa yang membahagiakan?
Buahagia!”. Pemilihan buah indigenous Indonesia bertujuan melestarikan dan
memajukan komoditas lokal serta memberikan ciri khas yang membedakan dari
pesaing lain sehingga memberikan peluang pasar yang bagus.
METODE PELAKSANAAN

A. Alat
a. Pisau
b. Talenan
c. Baki
d. Wajan
e. Blender
f. Kompor
g. Timbangan
h. Loyang cetakan
i. Solet
j. Oven pengering

B. Bahan
a. Buah nanas
b. Gula
c. Madu
d. Gelatin
e. Margarin

C. Metode Pembuatan “Buahagia Rolls”


Proses pembuatan Buahagia Rolls diilustrasikan melalui Gambar 1.
Gambar 1 Diagram alir proses pembuatan “Buahagia Rolls”

D. SOP Proses Pengolahan BUAHAGIA


1. Pencucian Alat
● Membersihkan peralatan yang akan dipakai yaitu blender, loyang,
sendok, solet, baskom, dan pisau.
● Membersihkan blender terlebih dahulu dengan melepaskan penutup yang
akan dibersihkan secara terpisah. Bagian dalam blender dibersihkan
dengan air hangat.
● Membersihkan blender, loyang, sendok, baskom, dan pisau dengan
menggunakan air bersih.

2. Persiapan, Pengupasan, Pencucian, dan Blansir Buah Nanas


● Menyiapkan nanas dengan kematangan 50-75%.
● Nanas dikupas dan dibuang matanya, kemudian dicuci dengan air bersih,
kemudian ditimbang beratnya.
● Blansir nanas yang sudah dicuci pada suhu 80 C selama 3 menit.
● Tiriskan nanas yang sudah di blansir ke dalam wadah baskom.

3. Penimbangan Bahan
● Menyalakan timbangan
● Menempatkan wadah yang akan digunakan dalam menimbang bahan
● Men-tera timbangan
● Menimbang bahan-bahan sesuai dengan formulasi yang diinginkan

4. Pembuatan puree nanas


● Nanas yang sudah di blansir kemudian dihancurkan menggunakan
blender.

5. Pemasakan
● Puree nanas dipanaskan hingga suhu 60-70oC

6. Mixing
● Memisahkan sedikit puree nanas untuk melarutkan gula hingga larut,
kemudian ditambahkan kembali ke puree nanas yang sedang dimasak.
● Menambahkan madu dan gelatin
7. Pemasakan
● Pemasakan hingga suhu 80oC, dan dipertahankukan selama 5 menit
untuk memastikan seluruh bahan telah larut sempurna serta pasteurisasi
tercapai.

8. Pencetakan dalam loyang


● Puree yang telah dimasak kemudian diletakkan dalam loyang cetakan
yang telah dioles dengan margarin tipis. Ketebalan adonan 0.5 cm.

9. Pengovenan
● Suhu oven digunakan 60-70oC dengan udara pengering selama 24 jam.

10. Pembentukan roll buah


● Digunting dengan panjang 13 x 7 cm
● Lembaran digulung membentuk rolls

11. Pengemasan
● Pengemasan primer menggunakan plastik mika, yang kemudian di seal
● Diberi sticker logo dan nama produk
● Pengemasan sekunder, menggunakan toples. 1 toples berisi 18 fruit roll
Sistem Marketing dan Analisis Pasar

Sistem Marketing
A. Analisis SWOT
1) STRENGTHS (S)
a. Memanfaatkan sumber daya buah local yang melimpah di Indonesia
b. Tersedia dalam berbagai varian rasa buah lokal (nanas, apel malang, dan
mangga kweni)
c. Produk mengandung vitamin dan serat
d. Mudah dalam pengolahan

2) WEAKNESSES (W)
a. Kesulitan dalam mensupply beberapa buah secara berkelanjutan karena tumbuh
musiman.
b. Pengeringan produk lama

3) OPPORTUNITIES (O)
a. Produk ini masih belum populer di Indonesia
b. Cocok sebagai oleh-oleh bagi turis domestik dan luar negeri karena produk
terbuat dari buah lokal khas Indonesia
c. Produk mempermudah konsumen dalam mengkonsumsi buah dengan umur
simpan yang lebih lama dari buah segar

4) THREATS (T)
a. Produk mudah ditiru
b. Masyarakat enggan membeli jenis produk baru
Strengths (S) Weaknesses (W)
1. Memanfaatkan sumber 1. Kesulitan dalam
daya buah lokal yang mensupply beberapa
melimpah di Indonesia. buah secara
2. Tersedia dalam berbagai berkelanjutan karena
varian rasa buah lokal tumbuh musiman.
(nanas, apel malang, dan 2. Pengeringan produk
mangga kweni. lama.
3. Produk mengandung
vitamin dan serat.
4. Pengolahannya mudah.

Opportunities (O) SO OW
1. Produk ini masih belum 1. Mengiklankan produk 1. Membagi pekerjaan
populer di Indonesia. baik secara langsung kepada anggota
2. Cocok sebagai oleh-oleh maupun tidak langsung dengan jelas
bagi turis domestik dan dengan bantuan sosial berdasarkan job desk
luar negeri karena media. nya agar proses
produk terbuat dari buah 2. Menggunakan trik produksi lebih efisien
lokal khas Indonesia. pemasaran yang menarik dan efektif.
3. Produk mempermudah agar konsumen 2. Bantuan dari mitra
konsumen dalam penasaran. kerja untuk
mengkonsumsi buah mengiklankan
dengan umur simpan Buahagia Rolls.
yang lebih lama dari
buah segar

Threats (T) ST WT
1. Produk mudah ditiru. 1. Optimalisasi kualitas 1. Meningkatkan
2. Masyarakat enggan produk Buahagia Rolls. inovasi produk.
membeli produk baru. 2. Menjaga kekonsistenan 2. Strategi promosi
produk agar kepercayaan yang lebih efektif.
pelanggan tetap terjaga.

B. Analisis STP
A. Segmentation
● Geografis: Kota Bogor, Perumahaan, Kos-Kosan Mahasiswa, Daerah
Kampus IPB, dan Wilayah dekat pasar
● Demografis: Bisa dinikmati oleh seluruh kalangan umur, namun kurang
dianjurkan bagi penderita diabetes dan orang lansia.
● Psikografis: Semua orang baik ekonomi rendah sampai ke atas dapat
menikmati produk ini.
● Perilaku: Halal, Unik, dan Inovasi

B. Targeting
Setelah melakukan Segmentasi yang ada, kami memiliki targeting yang
cukup sederhana, kami menargetkan kepada siapa saja laki-laki perempuan segala
umur yang tertarik dalam menikmati sebuah inovasi segar dari buah, namun
kurang dianjurkan bagi penderita diabetes serta lansia karena kandungan gula dari
buah kami. Kami menerima berbagai macam jenis buah yang akan kami
kembangkan dari komentar para pelanggan kami nantinya.

C. Positioning
BUAHAGIA, mengandalkan ke-UNIK-kan dalam usahanya. Kami
memposisikan diri kami dalam kuliner unik dan pelayanan yang unik. Dimana
kami akan melayanin dengan jujur dan sesuai dengan standard kami.
Berlandaskan slogan kami yaitu “Bahagia bersama BUAHAGIA” akan membuat
para konsumen kami lebih menyukai dan terus membeli produk kami.
BUAHAGIA juga dengan kemasan yang uniknya akan semakin disukai oleh
seluruh kalangan karena harganya yang juga cukup murah.

D. Baur Pemasaran
1. Produk
Buahagia dibuat dengan bahan baku aneka buah yaitu nanas, mangga
kweni dan apel. Kacang hijau memakan hampir 50% dari bahan baku produk.
Buah nanas, mangga kweni dan apel mengandung vitamin dan protein yang
cukup tinggi. Komposisi Buahagia telah dikaji dan sudah melewati beberapa
trial, sampai akhirnya ditemukan formulasi dengan ketebalan sama dan tekstur
yang kompak. Sejauh ini tekstur dari Buahagia disukai oleh konsumen dan rasa
buah yang identik dengan rasa berbeda sesuai buahnya ini menjadi ciri khas
produk. Karena tingkat kesukaan konsumen yang berbeda, kami menghadirkan
empat varian rasa pada produk buahagia, yaitu nanas, mangga kweni dan apel.
Dari segi kemasan, buahagia dikemas dengan dua kali pengemasan.
Pertama adalah kemasan primer dengan bahan plastik PP yang diseal setiap roll
produk agar kadar air tidak berubah dan kerenyahan produk tetap terjaga.
Kemasan kedua adalah kemasan mika, kemasan mika ditujukan untuk
melindungi dari lingkungan kontaminan luar. Sejauh ini menurut pengamatan
secara organoleptik dengan pengemasan seperti ini, produk dapat tahan hingga
satu minggu tanpa mengalami penyimpangan rasa.

2. Harga
Buahagia dapat dibeli dengan jumlah satuan, dengan harga satuan
2000 rupiah untuk satu roll dengan berat 10 gram dan untuk pembelian satu
kemasan mika toples dengan jumlah isi 18 roll seharga 30000 rupiah dengan
netto 180 gram.

3. Tempat
Penjualan diawali di sekitar Fakultas Teknologi Pertanian dan meluas
sekitar kampus Institut Pertanian Bogor. Secara menjajakan dan contact person
untuk pemesanan. Tahap selanjutnya penjualan dilakukan ke seluruh penjuru
indonesia dengan sistem pemesanan. Promosi kami lakukan secara on line
lewat media official line dan instagram.

4. Promosi
Pada tahap awal, promosi dilakukan dengan penjualan dapat mencoba
merasakan tester sebelum membelinya dengan harga untuk membeli satuan
2000 rupiah.
Untuk produksi selanjutnya penjualan dilakukan dengan sistem
jemput pembeli, kami menawarkan pada orang-orang sekitar Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Setiap karyawan buahagia
bergerak untuk mepromosikan pada teman-teman sekitar kampus IPB dramaga,
sehingga Produk buahagia terkenal sampai sekitar kampus. Langkah
selanjutnya dengan sistem penjualan online dengan media sosial line dan
instagram.
ANALISIS FINANSIAL DENGAN BEP

HPP (Harga Pokok Produksi)

TFC TVC

Harga Harga
Jumlah Kuantita Jumlah
Kuantitas satuan satuan
(Rp) s (Rp)
(Rp) (Rp)

buah
Pisau 5 12.500 75.000 100 15.000 150.000
nanas

baskom
6 7.500 45.000 madu 7,2 l 50.000 360.000
plastik

blender 3 350.000 1.050.000 gula 8,8 kg 15.000 132.000

kompor gas
2 450.000 900.000 gelatin 0.8 kg 250.000 200.000
2 tungku

oven
2 1.000.000 2.000.000 gas 5 16.000 80.000
pengering

wajan 5 75.000 375.000 kemasan 8000 400 3.200.000

pengaduk 5 10.000 50.000

sealer 2 50.000 100.000

4.595.000 4.122.000

Jika satu hari dapat menjual 50 buah buahagia pt buahagia akan balik
modal dalam waktu 7 bulan estimasi produksi pada hari sabtu minggu, dan
penjual efektif dari hari senin -jumat
TFC TVC
Harga Harga
Jumlah Kuantita Jumlah
Kuantitas satuan satuan
(Rp) s (Rp)
(Rp) (Rp)

buah
Pisau 5 12.500 75.000 100 15.000 150.000
nanas

baskom
6 7.500 45.000 madu 7,2 l 50.000 360.000
plastik

blender 3 350.000 1.050.000 gula 8,8 kg 15.000 132.000

kompor
gas 2 2 450.000 900.000 gelatin 0.8 kg 250.000 200.000
tungku

oven
2 1.000.000 2.000.000 gas 5 16.000 80.000
pengering

wajan 5 75.000 375.000 kemasan 8000 400 3.200.000

pengaduk 5 10.000 50.000 toples 445 3500 1.557.500

sealer 2 50.000 100.000

4.595.000 5.679.500

Jika satu hari dapat menjual 10 toples buahagia pt buahagia akan balik
modal dalam waktu 3 bulan estimasi produksi pada hari sabtu minggu, dan
penjual efektif dari hari senin -jumat
Lampiran 1

STUKTUR ORGANISASI
FOODWORKS CO.

General Manager : Valerian Aldo (F24140119)


Sekretasi dan Bendahara : Rahma Fadilla (F24140025)
Taufik Rizalah (F24140116)
Marketing :
Nabila Sabrina (F24140006)
Marini Zatil A (F24140027)
M Jafar Nursalim (F24140128)

Research and Development :


Johanes Michael (F24140115)
Yeni Katon S (F24140019)
Eko Susanto (F24130051)
Suci Pusfa Sari (F24140014)

Produksi dan Purchasing :


Lailatul Badriyah (F24140021)
Prisilia May A (F24140020)
Sheina Aulia R (F24140008)
Ilham Billy N (F24149002)
Hafsah Safira Fatihati (F24140018)
Lampiran 2
NOTULENSI 1 P3B

Hari, tanggal : Rabu, 19 April 2017


Tempat : Pilot Plant PAU
Waktu : 12.00 – 13.00 WIB
Isi Notulen :
1. Pembagian divisi
a. GM : Valerian Aldo
b. Sekretaris : Rahma Fadilla
c. Bendahara : Taufik Rizalah
d. Kadiv Marketing : Nabila Sabrina
- Marini Zatil A
- Jafar Nursalim
- Taufik Rizalah
e. Kadiv Produksi : Lailatul Badriyah
- Ilham Billy
- Hafsah Safira
- Prisilia May
- Sheina Aulia
f. Kadiv R&D : Johanes Michael
- Yeni Katon
- Suci Pusfa
- Eko Susanto
2. Ide P3B :
a. Carang Madu : Produk camilan kering terbuat dari tepung beras dan bentuknya
seperti rengginang.
(-) Produk belum dikenal masyarakat secara luas sehingga jika akan diinovasikan
menjadi aneh

b. Tempe Spread :
(-) Masih bingung terkait teknis produksinya. Karakteristik sensorinya belum
terbayang. Terkait penerimaan konsumen juga masih dipikirkan.
(+) Potensial untuk skala industri

c. Bakso coating : Bakso dibalut coating. Jadi crispy diluar, kenyal di dalam
(-) Masih belum kebayang gimana coatingnya
(+) Potensial skala industri

d. Infuse Tea : Minuman semacam infuse water tapi pake teh. Inovasi
minuman kesehatan.
(+) Rasanya ingin dibuat tawar supaya lebih pas dari segi kesehatan
(-) Sudah ada minuman sejenis sperti kombucha, jadi masih dipikirkan inovasi
nya lebih lanjut

3. Berdasarkan voting, ide yang terpilih adalah tempe spread untuk


SEMENTARA. Ide masih bisa berubah.

4. Timeline terdekat Selasa, 25 April 2016 kumpul lagi, ketika jeda kuliah
praktikum anpang. Setiap divisi lapor pergerakan divisinya dan bayar
10.000/orang untuk modal awal pengembangan R&D nanti

5. Akan dibuat google form terkait penerimaan konsumen terhadap produk ini

NOTULENSI 2 P3B

Hari, tanggal : Rabu, 26 April 2017


Tempat : Seafast
Waktu : 11.00 – 12.00 WIB
Isi Notulen :
1. Tanggal 24 April 2017, hari senin..sudah dilaksanakan TRIAL 1 untuk
pembuatan tempe spread dan fruit rolls (ide baru).

2. Untuk tempe spread, ketika sudah jadi....warna dan teksturnya msh tidak
menarik walaupun rasanya lumayan. Bingung juga terkait proses aplikasinya
karena jika dikonsumsi sebagai lauk, masih kurang pas tapi kalau dimakan begitu
saja juga aneh.

3. Pengeluaran untuk Trial 1 adalah 66rb

4. Ketika pembuatan fruit rolls, menggunakan mangga mateng sehingga pektin


yang digunakan tidak mencukupi dan tidak membentuk tekstur yang kompak.
Trial selanjutnya menggunakan mangga yang masih mengkel dan mangga matang

5. Penggunaan madu sebagai pemanis tambahan membuat aroma fruit rolls jadi
kurang enak, seperti bau pedas...

6. Trial selanjutnya dilaksanakan 1 Mei 2017. Rencananya buat fruit rolls dari
mangga, nanas dan jambu

NOTULENSI 3 P3B

Hari, tanggal : Selasa, 2 Mei 2017


Tempat : Korfat
Waktu : 17.00-17.30 WIB
Isi Notulen :

1. Ada 2 perlakuan pada Trial 2 yaitu penggunaan gelatin dan penggunaan agar .
Hasil trialnya masih gagal karena proses pengeringannya menggunakan oven pada
suhu tinggi (170oC) sehingga fruit rolls cepat gosong permukaannya padahal
bagian dalam masih basah. Fruit rolls juga menempel pada kertas almunium foil
nya.

2. Gula yang digunakan adalah gula pasir. Trial selanjutnya akan digunakan gula
yang sudah dilarutkan pada air karena kristal gulanya masih tidak merata kalau
dicampurkan dalam keadaan buah sudah diblender.

3. Buah yang digunakan dalam trial 2 adalah buah mangga. Mangga nya terlalu
mentah sehingga flavornya juga kurang tercium. Rasanya juga terlalu asam. Trial
selanjutnya akan menggunakan mangga campuran antara yang matang dengan
yang masih mengkel.

4. Butuh penggunaan minyak/margarin di tray pengeringnya agar fruit rolls tidak


menempel

5. Pengeluaran untuk trial 2 adalah Rp 106.000 dan trial 3 akan dilaksanakan pada
tanggal 3 Mei 2017 di IPB. Oven yang digunakan adalah oven dengan suhu
rendah sekitar 70oC

6. Divisi marketing dimohon untuk mulai merancang desain kemasan dan PPT
sebagai persiapan presentasi

Anda mungkin juga menyukai