Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM “KK-TAN”: PRODUK MAKANAN TRADISIONAL


DENGAN EKSTRAK DAUN KELOR YANG UNIK, ENAK DILIHAT,
EKONOMIS, DAN STYLISH SEBAGAI USAHA YANG
MENGUNTUNGKAN

BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh:
Suprihatin (10411910000053) Angkatan 2019
Erlangga A. (10411910000074) Angkatan 2019

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang memiliki keberagaman makanan tradisionalnya mulai dari nasi;
lauk; sayuran sampai dengan jajanan tradisionalnya kini kian tergantikan.
Pergeseran gaya hidup masyarakat yang semakin modern menjadikan mereka lupa
akan makanan tradisional yang ada di daerahnya. Direktur Pengembangan Minat
Khusus Konvensi Insentif dan Even pada Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif
Achyaruddin berpendapat bahwa, banyak generasi muda yang tidak mengenal
keberagaman makanan tradisional di Indonesia khususnya jajanan tradisional yang
ada di daerah tempat tinggalnya. Fenomena itu dapat dilihat dengan maraknya
kaum muda dan salah satunya adalah mahasiswa seringkali menganggap makanan
tradisional tidak cukup menarik dan berkelas di kalangan mahasiswa dan
masyarakat Indonesia pada umumnya. Ini terlihat secara umum pada padatnya
para pengunjung gerai–gerai makanan modern (waralaba makanan asing) di pusat
perbelanjaan yang cukup didominasi oleh kaum pelajar dan mahasiswa bahkan
keluarga. Sementara gerai–gerai makanan tradisional mulai ditinggalkan seolah-
olah bahkan hampir tidak memiliki daya tarik (Efendi, 2014).
Di sisi lain, Indonesia memiliki tanaman yang mengandung banyak manfaat
bagi kesehatan masyarakat dan mengandung zat gizi yang sangat tinggi mulai dari
zat gizi makro hingga zat gizi mikro. Tanaman tersebut adalah Moringa oleifera
atau yang lebih sering disebut pohon kelor oleh masyarakat Indonesia. Namun,
pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih terbatas. Masyarakat biasa
menggunakan daun kelor sebagai pelengkap dalam masakan sehari-hari,bahkan
tidak sedikit yang menjadikan tanaman kelor hanya sebagai tanaman hias yang
tumbuh pada teras-teras rumah, bahkan di beberapa wilayah di Indonesia
pemanfaatan daun kelor lebih banyak untuk memandikan jenazah, meluruhkan
jimat, dan sebagai pakan ternak (Dewi et al., 2016).
Daun kelor dapat dikonsumsi oleh manusia, namun belum banyak masyarakat
Indonesia yang mengonsumsinya dikarenakan karakteristik daun kelor memiliki
bau yang khas dan tidak disukai. Di daerah pedesaan, konsumsi daun kelor hanya
sebatas pada olahan sayuran berkuah seperti sayur bening dan lalapan saja
(Simbolon, 2008). Menurut Zakaria, et al. (2013), daun kelor tidak banyak diolah
sebagai pangan fungsional. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam mengolah
daun kelor menjadi suatu produk yang dapat diterima masyarakat agar kandungan
nutrisi dalam daun kelor dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Daun kelor dapat dibuat
menjadi bubuk untuk mempermudah pemanfaatannya sebagai bahan pangan
fungsional. Tidak hanya itu, daun kelor yang dikeringkan menjadi bubuk memiliki
kandungan gizi yang lebih banyak daripada saat tanaman ini berbentuk daun
mentah.
Trees for life, yang merupakan sebuah organisasi di Amerika melaporkan
bahwa per gram daun kelor kering (bubuk) mengandung 10 kali vitamin A lebih
banyak dari wortel, 17 kali kalsium lebih banyak dari susu, 25 kali lebih banyak
zat besi dari bayam, 9 kali lebih banyak protein dari yogurt, dan 15 kali lebih
banyak potassium daripada pada pisang (Thurber & Fahey, 2009). Penambahan
satu sendok atau lebih daun kelor kering yang telah dilumatkan (dalam bentuk
serbuk) direkomendasikan oleh Church World Services (CWS) sebagai nutrisi
tambahan pada makanan anak (Srikanth, et al., 2014).
Banyak penelitian sebelumnya yang menggunakan formulasi tambahan daun
kelor ke dalam produk pangan modern untuk menambah nilai gizinya seperti
biskuit (Kholis & Hadi, 2010), soy meatball (Evivie, et al., 2015), yoghurt
(Diantoro, et al., 2015) dan produk jelly drink (Yulianti, 2008). Namun, formulasi
tambahan daun kelor kedalam produk pangan tradisional masih jarang diketahui.
Oleh karena itu, kami membuat inovasi baru yaitu KK-Tan dengan memanfaatkan
daun kelor sebagai bahan tambahan pembuatan makanan tradisional klanting yang
lezat dan bergizi guna memperkenalkan makanan tradisional kepada masyarakat
sekaligus peluang bisnis makanan yang menguntungkan. Klanting sendiri
merupakan camilan tradisional Jawa yang terbuat dari tepung jagung, sehingga
menjadikan tekstur makanan ini seperti karet mirip agar-agar dan tidak bisa
bertahan lama. Sehingga kami membuat dua varian klanting, yaitu klanting siap
makan bagi yang ingin menikmati klanting secara langsung tanpa mengolahnya
lagi dan klanting instan bagi yang ingin menikmati dihari kemudian.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan
(PKMK) ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memanfaatkan daun kelor sebagai bahan tambahan KKTan
yang lezat dan bergizi sebagai peluang bisnis?
2. Bagaimana analisis gizi yang terkandung dalam KK-Tan?
3. Bagaimana cara memasarkan produk KK-Tan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari PKMK ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan daun kelor sebagai bahan tambahan KK-Tan yang lezat dan
bergizi sebagai peluang bisnis.
2. Menganalisis gizi yang terkandung dalam KK-Tan.
3. Memasarkan produk KK-Tan.
BAB II.
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Nama Produk


“KK-Tan” adalah nama produk makanan tradisional yang ditambah dengan
ekstrak daun kelor. Huruf KK dari nama produk tersebut merupakan singkatan dari
Klepon Klanting, dimana 2 makanan tradisional tersebut adalah ide awal yang kami
gunakan untuk memulai usaha. Sedangkan Tan merupakan singkatan dari instan.

2.2 Nama Perusahaan


Nama perusahaan dari produk “KK-Tan” adalah Kakain.

2.3 Jenis Produk yang Diproduksi

Jenis produk yang akan diproduksi adalah makanan tradisional Klanting &
Klepon instan dari bahan daun kelor. Daun kelor dapat dibuat menjadi bubuk untuk
mempermudah pemanfaatannya sebagai bahan pangan fungsional. Daun kelor yang
dikeringkan menjadi bubuk memiliki kandungan gizi yang lebih banyak daripada saat
tanaman ini berbentuk daun mentah. Daun kelor bubuk dimasukkan ke dalam proses
pembuatan Klanting & Klepon.

Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1 dan 2. Contoh dari Klanting & Klepon.

2.4 Keunggulan Produk

“KK-Tan” yang dihasilkan memiliki keunikan karena terbuat dari ekstrak daun
kelor yang , enak, dan ekonomis. Keunggulan lain dari makanan tradisional ini adalah
bahannya mudah didapat, serta. Dengan makanan yang kami produksi, masyarakat
dapat turut serta mengatasi masalah pola makan yang buruk yaitu makan makanan
fast food.
2.5 Peluang dan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar juga dapat dilihat dari beberapa usia dan trend makanan,
contohnya mahasiswa, pelajar SMP hingga SMA, remaja, dan orang dewasa.

2.6 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran produk “KK-Tan” dipasarkan melalui dua media yaitu:

1. Jangka Pendek
Offline
1. Mulut ke mulut
Pemasaran dari mulut ke mulut dilakukan dari penjual kepada beberapa konsumen.
Misalnya kerabat.

2. Konsinyasi
Menjual barang dengan menitipkannya ke beberapa toko. Misalnya koperasi
mahasiswa di beberapa jurusan perguruan tinggi.

3. Pameran
Menjual produk “KK-Tan” melalui berbagai pameran produk di Surabaya atau kota
lain seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Jogja. Selama ini, Surabaya banyak memiliki
event pameran craft, diantaranya Surabaya Fair, Jatim Fair, Food festival, dan lain-
lain.

4. Selebaran
Mendesain atribut pemasaran untuk mendukung penjualan, seperti kartu nama,
banner, flyer, poster, sticker, dan packaging yang menarik.

Online

1. Memperkenalkan KK-Tan secara luas menggunakan jejaring sosial seperti:


facebook, twitter, instagram, website, dan blogspot.
2. Menjual produk “KK-Tan” melalui website untuk penjualan online.

2. Jangka Panjang
Untuk strategi jangka panjang diantaranya adalah :
1. Membuat inovasi baru dan memproduksi lebih banyak jenis makanan.
2. Memasarkan “KK-Tan” secara luas di luar Indonesia (mengikuti pameran produk
nasional maupun internasional).
3. Merekrut pekerja untuk memproduksi makanan tradisional “KK-Tan”.

2.7 Keberlanjutan Usaha


“KK-Tan” berpotensi untuk terus berkembang ke depannya. Keberlanjutan
usaha ini dapat dilihat dari :

1. Produk “KK-Tan” merupakan makanan tradisional yang praktis, unik, instan, dan
ekonomis.
2. Mudahnya pembuatan makanan tradisional yang menjadikan produk “KK-Tan”
akan terus berkembang dengan desain yang enak dilihat dan inovatif.
3. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi berpotensi UMKM maju, sehingga ada
peluang berkembang dan berkelanjutan untuk semakin besar.
4. Dengan semakin berkembangnya “KK-Tan” dapat memunculkan lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena semakin banyaknya produksi yang
dilakukan.
5. Penetapan pasar yang strategis namun luas akan sangat mudah untuk
pengembangan usaha “KK-Tan”.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

III.1 Rancangan Pelaksanaan


Program Metode pelaksanaan program dibagi menjadi dua, yakni sebelum dan
setelah proposal disetujui dapat diuraikan dalam bagan :

Identifikasi Perancangan
Studi Referensi
Permasalahan Desain Awal

Analisa Produk,
Perancangan
Biaya, dan Seleksi Desain
Desain Akhir
Promosi

Production,
Marketing, Usaha Baru
Selling

HIJAU : Telah Terlaksana Merah : Belum Terlaksana


Gambar 3. Bagan Metode Pelaksanaan Program

Tahapan pelaksanaan program ini diuraikan sebagai berikut:


a. Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan terfokus pada sifat dan karakteristik ban bekas
bagian dalam sebagai bahan baku utama produk. Hal ini terkait dengan kenyamanan
produk saat dipakai. Serta aplikasi motif-motif kebudayaan nusantara pada desain
produk.
b. Studi Referensi
Studi referensi yang dilakukan meliputi studi ergonomi mengenai makanan
tradisional yang enak, sehat, dan bergizi bagi tubuh.
c. Sosialisasi Produk
Sebagai produk dengan inovasi yang baru diperlukan sosialisasi kepada
masyarakat dengan pemanfaatan beberapa media, yaitu :

Media offline
-Brosur dan katalog
Brosur dan katalog mencantumkan informasi singkat produk, foto-foto,
identitas perusahaan serta kontak personal bagian marketing. Brosur dibagikan
kepada masyarakat saat pameran berlangsung. Sedangkan katalog disediakan untuk
menyuguhkan variasi desain tas.

Media online
Media online memanfaatkan situs-situs jejaring sosial seperti facebook,
twitter, kaskus dan instagram. Juga bisa menggunakan metode paid promote untuk
mengikat lebih banyak konsumen
d. Struktur Perusahaan

Manager

Keuangan

Konseptor

Designer

Pemasaran

Produk

Penjabaran Bagan Struktur Perusahaan diatas adalah sebagai berikut:

1. Manajer : Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi pada perusahaan,
dan berkoordinasi pada seluruh elemen usaha.
2. Keuangan : Bertanggung jawab atas seluruh biaya pemasukan dan pengeluaran
perusahaan.

3. Konseptor : Menentukan konsep desain produk, menentukan sistem grafis


perusahaan dan pengembangan produk.

4. Pemasaran : Bertanggung jawab memasarkan produk ke masyarakat, melakukan


promosi baik melalui online, pameran, dan lain-lain

5. Desainer : Melakukan eksekusi desain terhadap tema produk yang telah


ditentukan, membuat foto atau video yang diperlukan.

6. Produksi : bertanggung jawab memproduksi seluruh produk dan mencetak


kemasan dan media-media promo.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1 Anggaran Umum Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 2.500.000
2 Bahan Habis Pakai 3.500.000
3 Perjalanan 2.500.000
Lain-lain : administrasi, publikasi, seminar, 1.513.500
4
laporan dan lainnya
Jumlah 10.013.500

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Program

Bulan
No. Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Identifikasi dan
Perancangan
Model
3 Pembelian Bahan
4 Pembuatan Alat
5 Pengujian dan
Analisis
6 Tahap Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai