Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Usaha

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, memiliki beragam suku


bangsa, tercatat lebih dari 1430 suku yang tersebar di 34 provinsi di seluruh
penjuru Tanah Air. Hal ini, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
yang memiliki potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dengan
keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan memiliki
keunggulan tersendiri dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Tak
hanya kaya dengan kebudayaan, Indonesia tentunya juga memiliki makanan
khas yang terkenal dengan keaslian cita rasanya yang menunjukkan identitas
bangsa. Tidak sedikit warga negara asing (WNA) yang tertarik dengan
makanan tradisional yang ada di Tanah Air tercinta ini, khususnya makanan
tradisional yang berasal dari kota Palembang.

Palembang merupakan salah satu kota yang terkenal hingga ke


mancanegara, selain memiliki jembatan Ampera sebagai iconnya, dan Pulau
Kemaro sebagai tempat wisatanya, Palembang juga dikenal sebagai kota yang
memiliki banyak makanan tradisional yang lezat. Tetapi sangat disayangkan,
di era globalisasi ini, makanan tradisional yang telah lama dilestarikan oleh
nenek moyang kita terasa semakin terpinggirkan oleh kita sendiri warga
Negara Indonesia, yang lebih tertarik dengan makanan-makanan asing yang
berasal dari negara barat. Sebenarnya, perubahan yang terjadi dalam
masyarakat memang wajar adanya, mengingat manusia memiliki kebutuhan
yang tidak terbatas. Tetapi, kita sebagai penerus bangsa harus terus berupaya
untuk melestarikan makanan tradisional agar makanan yang telah ada sejak
zaman dahulu ini tidak terlupakan.
2

Salah satu makanan khas dari Kota Palembang yang terkenal adalah
Empek-Empek atau yg biasa disebut masyarakat lokal dengan
‘Pempek’. Terbuat dari ikan dan sagu, pempek memiliki berbagai olahan rasa,
mulai dari pempek isi telur, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit dan
lainnya. Disajikan ditemani dengan saus khasnya yang berwarna hitam
kecoklat-coklatan, yang biasa disebut cuko (bahasa Palembang). Cuko ini,
dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi
dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli
Palembang, cuko sejak dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan.
Namun, seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera, maka saat ini
banyak ditemukan cuko dengan rasa yang lebih manis.

Oleh karena itu kami, sebagai generasi milenial yang ingin ikut aktif
berkontribusi dalam melestarikan makanan tradisional Indonesia, berpikir
untuk berinovasi agar dapat mengembangkan suatu usaha baru dengan
mengangkat makanan tradisional sebagai objeknya, tanpa menghilangkan cita
rasa asli dari makanan tersebut dengan nama “PEMPEK KELA”. Inovasi
segar yang penulis miliki diharapkan dapat membuat makanan tradisional
menjadi makanan yang memiliki cita rasa unik dikemas secara menarik
menjadi makanan tradisional bercita rasa tinggi dengan kualitas terjamin.
Kami berupaya menghadirkan “PEMPEK KELA” sebagai pilihan alternatif
oleh-oleh khas Palembang yang dapat diterima oleh masyarakat luas.
Disajikan dengan varian rasa yang unik dan menggugah selera. Dengan
begitu, inovasi yang kami hadirkan ini bukan semata-mata hanya memuaskan
kepentingan konsumen namun kami juga memperhatikan keamanan,
kesehatan, kualitas makanan demi kenyamanan pelanggan saat menyantapnya.
Kami juga memperhatikan aspek lainnya yang berkaitan dengan sisi
kemanusiaan.
3

Dewasa ini, tidak sedikit orang-orang yang kurang memperhatikan sisi


kemanusiaan/jiwa sosialnya terhadap kepedulian terhadap sesama. Sebagai
seorang mahasiswa, kami memiliki kepedulian sosial yang mampu
membangkitkan inovasi dengan menghadirkan solusi inovatif yakni “Menjual
Makanan Kekinian yang Mengandung 2,5% (Persen) Kebaikan”. Dimana
dari harga pempek tersebut telah disisipkan 2,5% (persen) untuk Charity
(Sedekah) bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengan demikian, inovasi
bukan hanya sekedar a discovery namun menjadi suatu inspirasi yang berbuah
aspirasi bagi masyarakat Indonesia khususnya para pengusaha lainnya. Bukan
hanya memperhatikan aspek kepuasan konsumen saja, namun jiwa sosial para
pengusaha perlu ditanamkan.

1.2 Justifikasi Usaha

Adapun justifikasi pemilihan jenis usaha pempek beraneka ragam isi ini yaitu
adanya fakta bahwa makanan tradisional Palembang ini peminatnya semakin
lama semakin menurun, oleh karena itu kami memberikan inovasi baru agar
masyarakat menjadi lebih tertarik lagi dengan makanan khas Palembang ini.
1.3 Visi dan Misi Usaha

Visi :

Mewujudkan makanan tradisional pempek, dapat bersaing dengan makanan


asing. Serta menjadi inovasi usaha kreatif yang dapat menjadi suatu hal
yang baru.

Misi :

1. Menjadikan pempek sebagai makanan yang lebih dikenal oleh seluruh


kalangan masyarakat terutama generasi millenial, dengan cara
berinovasi dengan menghadirkan beragam jenis varian isi pempek
tanpa menghilangkan cita rasa asli yang sudah ada sejak dulu.

2. Meningkatkan daya kreatifitas serta jiwa berwirausaha generasi


millenial khususnya mahasiswa dengan cara memberi peluang untuk
berkontribusi dalam mempopulerkan makanan tradisional.
4

1.4 Tujuan dan Sasaran Usaha

Tujuan
Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
oleh perusahaan. Tujuan perusahaan adalah target yang bersifat kuantitatif dan
pendapatan target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja
perusahaan. Adapun penetapan tujuan perusahaan adalah :
 Mengembangkan hobi di bidang kuliner yang bisa menghasilkan
pendapatan
 Menjadi alternatif bagi masyarakat untuk bersedekah melalui program
yang kami buat yaitu “Setiap Makanan Mengandung 2,5% Kebaikan”
 Menciptakan bisnis kuliner yang unik dan menarik
 Meningkatkan kreatifitas mahasiswa/i dalam menciptakan produk olahan
yang inovatif
 Menciptakan persaingan dalam berwirausaha yang sehat
 Membuka lapangan usaha di dunia kuliner
Sasaran Usaha
Sasaran Usaha Pempek isi ini adalah pelajar, mahasiswa/i, konsumen yang
menggemari pempek serta para pecinta kuliner di Palembang yang menyukai
makanan kekinian. Tentunya para turis domestik maupun mancanegara juga
merupakan sasaran penjualan sebagai alternatif oleh-oleh khas Palembang.
1.5 Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dalam penyusunan proposal ini, yaitu :


1. Terciptanya suatu usaha yang manghasilkan profit menjanjikan berupa
Pempek kreatif dan inovatif.

2. Adanya produksi makanan yang baik untuk kesehatan masyarakat.

3. Agar tercipta strategi produksi yang tepat dalam memasarkan pempek


beraneka ragam isi
5

1.6 Manfaat Usaha

1. Bagi Masyarakat umum

Memberikan pandangan kepada masyarakat bahwasannya pempek bisa


dikreasikan menjadi makanan yang lebih menarik tanpa menghilangkan
esensi dari produk tradisional itu sendiri.

2. Bagi Generasi Muda

Memberi opsi makanan makanan tradisional yang disajikan secara


kekinian.

3. Bagi Peneliti

Mengasah jiwa wirausaha agar mampu menjadi generasi mandiri dalam


menghadapi berbagai perkembangan dalam bidang ekonomi maupun
bidang sosial.

4. Bagi Orang yang Membutuhkan

Meringankan beban bagi orang yang membutuhkan melalu program


yang kami buat yaitu “Setiap Satu Pembelian Memiliki 2,5%
kebaikan”.
6

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Umum Usaha, Analisis Pasar dan Produk

2.1.1 Identitas Usaha


Nama usaha : Pempek Kela
Pimpinan Usaha : Celina Rayhan Sesanira
Bentuk Usaha : Home Industry

2.1.2 Deskripsi Usaha


Wirausaha baru di bidang pengembangan makanan tradisional berupa
pempek dengan berbagai macam isi ini dinilai sangat potensial karena
merupakan suatu inovasi baru di bidang kuliner, selain itu keunggulan yang
dimiliki usaha tersebut sangatlah banyak, salah satunya karena masih belum
ada usaha lain yang melakukan hal serupa dan juga bermanfaat bagi
masyarakat yaitu, sebagai penambah wawasan dan kreativitas.

2.1.3 Kemasan Produk


Produk yang penulis hadirkan akan dikemas secara higienis
menggunakan kemasan bowl plastic berukuran 450 ml untuk produk pempek
siap saji dan plastik vakum kedap udara dengan ukuran 15 x 12 cm untuk
produk pempek beku sebagai produk oleh-oleh maupun untuk disimpan
sebelum diolah. Penggunaan kemasan plastik vakum kedap udara ini dipilih
karena dapat menjaga kualitas produk menjadi tidak cepat basi bahkan dapat
bertahan selama maksimal 6 bulan didalam freezer. Pertimbangan dalam
pemilihan kemasan ini tentunya karena kemasan yang digunakan adalah
kemasan yang praktis, aman dan mudah dibawa.

2.1.4 Sumber Bahan Baku


Bahan baku produksi utama adalah ikan giling dan sagu. Pedagang
bahan baku tersebut telah mempunyai jalur distribusi yang tetap dan
7

mempunyai cukup bahan dagangan sepanjang tahun. Bahan baku ikan gabus
tidak sulit didapatkan.

2.1.5 Analisis Pasar


Survei Pasar
Survei pasar dilakukan untuk mencari tahu mengenai konsumen
potensial untuk produk baru ini. Survei pasar dilakukan dengan pengisian
kuisioner secara langsung oleh masyarakat yang disebar di bebeapa titik
vital yang ada di kota Palembang. Survei bertujuan untuk mengetahui
makanan seperti apa yang di sukai oleh masyarakat, mengetahui tingkat
pengetahuan terhadap Pempek, dan respon terhadap kehadiran pempek
berbagai isi. Lokasi yang dipilih untuk menyebarkan kuisioner adalah di
Universitas Sriwijaya, Benteng Kuto Besak, dan juga Kambang Iwak.

2.2 Potensi Sumber Daya

1. Man(Manusia)
Untuk SDM sendiri proses produksi pempek mulai dari persiapan bahan
baku hingga pemasaran akan dikelola dan dilakukan oleh anggota tim
secara bahu-membahu untuk melatih kerja sama tim yang baik serta
kemandirian

2. Materials(bahan-bahan)
Terkait bahan-bahan yang dibutuhkan, penulis sudah mendapatkan
pemasok tetap untuk pempek berbagai isi ini.

3. Machines(mesin)
Dalam suatu kegiatan usaha, tentunya bantuan mesin sangat diperlukan.
Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja, contohnya
seperti mixer, freezer dan mesin vacum yang digunakan dalam pembuatan
produk usaha “Pempek Kela”.
8

4. Market(pasar)
Dalam sebuah usaha, upaya memasarkan produk tentunya sangat penting,
Maka dari itu penulis melakukan metode pemasaran dengan berbagai cara
diantaranya dengan menggunakan media online melalui media internet dan
media offline melalui brosur serta pengenalan produk dari mulut ke mulut.

2.3 Pemasaran
Peluang Pasar
Usaha pempek berbagai isi ini memiliki peluang yang cukup
menjanjikan di pasaran. Selain karena belum adanya saingan yang
memproduksi pempek berbagai isi ini, gaya hidup masyarakat yang
menginginkan makanan kekinian membuat pempek dengan cita rasa unik ini
dapat dijadikan pilihan.

Strategi Promosi
 Media Internet
Promosi melalui media Instagram, Facebook, Line@ dan Whatsapp.
Alasan memilih internet sebagai salah satu media pemasaran, karena
sebagian besar masyarakat telah menggunakan internet, sehingga sangat
berpengaruh untuk suatu usaha. Terutama melalui Instagram kita sebagai
penjual dapat menggunakan jasa endorsement karena di zaman sekarang
melalu endorsement ini dapat menjangkau banyak orang hingga ke
mancanegara dan juga dapat menggunakan youtube hal ini sangat memiliki
pengaruh besar dikarnakan banyaknya orang menonton youtube dan kita
sebagai penjual juga bisa menggunakan jasa endorsement melalui para
creator youtube.

 Media Stiker
Stiker merupakan salah satu media promosi yang cukup sederhana, serta
tidak memerlukan banyak biaya. Cukup dengan membagikan stiker ketika
konsumen/masyarakat membeli produk kita maka orang-orang akan
mengetahui produk yang kita jual
9

BAB III
METODE PELAKSANA

3.1 Proses Bisnis

I. Uraian Proses Bisnis Utama


a. Penerimaan Pesanan
b. Pengolahan
c. Pengadaan bahan mentah
d. Pembuatan adonan
e. Pengisian adonan
f. Pembentukan adonan
g. Perebusan adonan
h. Penggorengan
i. Pengemasan/Pengepakan/Packaging
j. Pemasaran
10

II. Surveyor :
1. Celina Rayhan Sesanira
2. Muhammad Faris Nugraha
3. Jihan Rafifah
4. Ilham Syaputra
5. Salsabila Neivada Putri

1. Penerimaan pesanan
Pada tahapan ini, kami akan menyusun secara berurutan mengenai jumlah
produk yang dipesan oleh pembeli, sesuai dengan waktu pemesanan serta
melengkapinya dengan jenis isian yang menjadi permintaan konsumen.
Penerimaan pesanan dalam hal ini tidaklah menjadi kegiatan tunggal
dalam proses produksi bisnis, dikarenakan kami juga telah menyediakan
produk siap jual tanpa perlu memesan terlebih dahulu.

2. Pengolahan
Setelah mendapatkan pesanan, hal yang selanjutnya dilakukan adalah
pengolahan produk. Tentunya, kami berkomitmen untuk mengolah produk
pempek ini secara tepat dan tentunya higienis, didukung oleh penggunaan
bahan baku yang pilihan yang sudah terjamin kualitasnya.

3. Pengadaan Bahan Mentah


Pada tahapan ini bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi
kami dapatkan dari sumber-sumber terbaik agar nantinya tetap dapat
menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan.

4. Pembuatan Adonan
Pada tahap ini adonan yang akan dibuat dari bahan-bahan yang telah
disediakan dan diolah dengan baik serta dengan ketelitian untuk
memastikan agar cita rasa produk tetaplah menjadi prioritas. Campuran
bahan-bahan dalam satu adonan tentu akan kami pastikan menyatu dengan
rata.
11

5. Pengisian Adonan
Setelah adonan siap, kemudian adonan diisi dengan berbagai varian seperti
cabai, keju, brokoli, dan jamur tiram.

6. Pembentukan Adonan
Pada tahap ini, adonan yang telah di isi segera dibentuk sebagaimana
bentuk pempek tradisional pada umumnya.

7. Perebusan Adonan
Setelah melalui proses pembentukan, adonan yang telah siap segera
dimasukkan kedalam air panas untuk selanjutnya menuju proses perebusan
hingga pempek tersebut benar-benar matang sempurna.

8. Penggorengan
Pada tahap ini pempek yang telah direbus kemudian dimasukan kedalam
minyak panas untuk digoreng hingga merubah warna pempek menjadi
kuning keemasan.

9. Pengemasan/Pengepakan/Packaging
Setelah semua proses produksi selesai, produk pempek yang telah matang
dan telah digoreng segera dimasukan kedalam kemasan yang bersih lalu
dikemas dengan menarik agar dapat memikat minat konsumen.

10. Pemasaran
Pada tahap ini pempek yang telah siap saji dan telah dikemas dengan baik
segera didistribusikan dan dipasarkan untuk seluruh kalangan masyarakat.

3.2 Proses Produksi

1. Awalnya perencanaan dengan memproduksi produk cukup untuk


peluncuran produk dalam skala rumah tangga untuk dijual di seluruh
lapisan masyarakat.Mengembangkan ide pembuatan produk dengan
12

membaca kebutuhan konsumen terhadap sebuah produk yang sedang


populer yaitu kuliner.
2. Melalui bagian produksi, penulis mulai mentukan bahan baku
penunjang selain bahan baku utama dalam hal ini, penulis melakukan
survei ke pasar guna mendapatkan harga yang lebih kompetitif dasar
pasar.
3. Proses produksi, proses produksi dilakukan dengan rangkaian kegiatan
yang mengedepankan kan azas higenis dan kesehatanan guna terciptanya
kepercayaan terhapat konsumen akan produk yang penulis pasarkan.
4. Menyusun laporan keuangan, tahapan ini di lakukan untuk membuat
sistem managemen yang baik dalam kegiatan usaha. Penulis percaya,
jika penanganan keungan tersusun dengan baik maka semua kegiatan
produksi akan berjalan lancar dan maksimal.

3.3 Susunan Organisasi

1. Celina Rayhan Sesanira (Ketua)


Pemimpin harus menjadi contoh yang baik tentang perilaku agar para
anggota dapat mengambil contoh dari perilaku tersebut. Pemimpin adalah
komunikator yang baik dengan menggunakan sebuah presentasi, rapat dan
situasi lain yang berhadapan secara efektif baik tertulis dan menggunakan
media elektronik. Hal itu dapat digunakan sebagai salah satu strategi
leader efektif. Pemimpin perlu untuk menjadi seorang manajer yang baik,
khususnya pada bidang keuangan, baik secara profesional atau pribadi.
Tugas sebagai seorang pemimpin ialah :
a. Pengambilan keputusan
b. Memelihara kelancaran & kualitas manajemen organisasi
c. Pendelegasian wewenang kepada anggota
d. Pengembangan kesetiaan para anggota
e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
13

h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan


i. Pertanggungjawaban semua tindakan

2. Ilham Syaputra (Manager Pemasaran)


Sebagai Manager Pemasaran tentunya bertanggung jawab atas manajemen
pemasaran (marketing management) yaitu meliputi kegiatan menganalisa,
merencanakan, mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan
(program) pemasaran dan pendistribusian produk guna memperoleh
tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Tugas sebagai seorang Manager Pemasaran ialah :

1. Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan


trend pasar dan sumber daya perusahaan;

2. Merencanakan marketing research yaitu dengan mengikuti


perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis dari
perusahaan pesaing;

3. Melakukan perencanaan analisis peluang pasar;

4. Melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi


penurunan order;

5. Menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran;

6. Melakukan identifikasi dan meramalkan peluang pasar;

7. Merencanakan pengembangan jaringan pemasaran


Mengimplementasikan strategi pemasaran;

8. Melakukan promosi produk;

9. Menjaga hubungan dengan konsumen.

3. Jihan Rafifah (Manager Keuangan)


Manajer keuangan harus mengetahui dengan baik bagaimana tugas dan
tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Berbagai tugas dan
14

tanggung jawab manajer keuangan tidak lepas dari pembuatan laporan


keuangan yang baik, jelas, dan teratur. Selain itu dalam pengambilan
keputusan manager keuangan juga bekontribusi untuk memberi nasihat
keuangan yang sesuai dengan tujuan pengambilan suatu tindakan.
Tugas sebagai Manager Keuangan ialah :

1. Mencatat transaksi keuangan;

2. Memproses data transaksi keuangan menjadi sebuah informasi (laporan


keuangan);

3. Mengkomunikasikan laporan keuangan kepada pihak;

4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran


perusahaan, serta mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk
memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional perusahaan;

5. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi


keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat;

6. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta


prosedur keuangan dan akuntansi.

4. Salsabila Neivada Putri (Manager Produksi)


Manager Produksi bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya kegiatan
produksi sehari-hari. Termasuk untuk merencanakan, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan kegiatan kerja dan sumber daya yang diperlukan untuk
pembuatan produk sesuai dengan spesifikasi biaya, kualitas, serta
kuantitas.
Tugas sebagai Manager Produksi ialah :
1. Menjaga kualitas produk

2. Mengembangkan produk

3. Melatih pegawai untuk membuat produk yang berkualitas


15

4. Meninjau jadwal pengolahan atau pesanan produksi untuk membuat


keputusan mengenai kebutuhan persediaan, kebutuhan staf, prosedur
kerja, atau tugas-tugas mengingat keterbatasan anggaran dan kendala
waktu.

5. Mengembangkan atau menerapkan pelacakan produksi atau sistem


kontrol kualitas, menganalisis produksi, kontrol kualitas, pemeliharaan,
atau laporan operasional lainnya, untuk mendeteksi masalah produksi.

6. Mengulas operasi dan berunding dengan manager lain untuk


menyelesaikan masalah produksi atau pengolahan.

7. Mengevaluasi produk demi meningkatkan perbaikan kualitas.

5. Muhammad Faris Nugraha (Manager Operasional)


Manajer operasional bertanggung jawab atas manajemen tenaga kerja,
produktivitas, kontrol kualitas dan keselamatan secara efektif dan efisien
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Manajer operasional harus
terlibat dalam mengawasi produksi barang atau penyediaan barang. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa semua bagian proses produksi telah
berjalan sehingga dapat memberikan kualitas produk akhir yang bagus.
Oleh sebab itu, manajer operasional memiliki peran yang luas
Tugas sebagai Manager Operasional ialah :

1. Mengatur perlengkapan dan jalannya usaha

2. Membantu untuk mengembangkan atau memperbarui prosedur operasi


standar untuk semua kegiatan operasional bisnis.

3. Membangun hubungan yang kuat dengan menangani masalah dan


keluhan pelanggan secara tepat waktu.

4. Memberikan dukungan operasional

5. Membantu mengembangkan anggaran operasional dan modal.

6. Membantu dalam mewawancarai, merekrut dan melatih kandidat calon


perkerja
16

7. Mengelola penugasan kerja dan alokasi untuk staf.

8. Meninjau kinerja pegawai yang dipekerjakan

9. Menyimpan dokumentasi yang akurat dan jelas untuk prosedur dan


kegiatan operasional.

10. Bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur

11. Mendukung risiko operasional dan proses audit untuk tujuan


pemeliharaan preventif.

BAB IV
RENCANA PEMBIAYAAN DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Rencana Pembiayaan (Financial Plan)

No Komponen Biaya Biaya Per Unit Total Biaya

Alat Produksi

A.

Freezer RSA CF-330 Rp 3.850.000` Rp 3.850.000

Mesin Vakum Sinbo Rp 1.300.000 Rp 1.300.000

Kompor Gas & Selang Rp 500.000 Rp 500.000


17

Panci Rp 100.000 x 2 Rp 200.000

Wajan Rp 55.000 x 2 Rp 110.000

Mixer Rp 235.000 Rp 235.000

Peralatan Pisau (Pisau & Rp 37.000 x 2 Rp 74.000


Talenan)

Baskom Rp 26.000 x 4 Rp 104.000

10

Penyaring Besar Rp 47.000 Rp 47.000

11

Penyaring Kecil Rp 23.000 Rp 46.000

Total Biaya
No Komponen Biaya Biaya Per Unit
(Per/Bulan)

D Peralatan Penunjang (Habis Pakai)


18

13 Mangkuk Plastik Rp 25.000 x 22 Rp 550.000

14 Plastik Cuko Rp 10.000 x 22 Rp 220.000

15 Sendok Plastik Rp 5.000 x 22 Rp 110.000

E Peralatan Penunjang (Lainnya)

16 Kain Lap Rp 10.000 x 5 Rp 50.000

17 Kontainer Plastik Rp 45.000 x 3 Rp 135.000

18 Gelas Takar Plastik Rp 25.000 Rp 25.000

19 Penjepit Makanan Besi Rp 25.000 x 2 Rp 50.000


19

20 Botol Plastik Rp 15.000 x 3 Rp 45.000

21 Tempat Sampah Rp 33.000 x 2 Rp 66.000

22 Nampan Rp 35.000 x 2 Rp 70.000

23 Tabung Gas Rp 160.000 Rp 160.000

24 Toples Kecil Rp12.000 x 5 Rp 60.000

25 Parutan Keju Rp 10.000 Rp 10.000

Keterangan :

 *22 hari kerja per bulan

Total Biaya
No Komponen Biaya Biaya Per Unit
(Per/Bulan)
20

F Bahan- Bahan Produksi

26 Ikan Giling Rp 160.000 x 22 Rp 3.520.000

Rp 40.000 x 22 Rp 880.000

27 Sagu tani

28

Garam Rp 2.000 x 22 Rp 44.000

29

Gula Rp 26.000 x 22 Rp 572.000

30

Jamur tiram Rp 20.000 x 22 Rp 440.000

31

Keju Cheddar Rp 36.000 x 22 Rp 792.000

32

Brokoli Rp 20.000 x 22 Rp 440.000


21

33

Cabai rawit Rp 30.000 x 22 Rp 660.000

34

Cabai burung Rp 20.000 x 22 Rp 440.000

35

Asam jawa Rp 10.000 x 22 Rp 220.000

36

Bawang putih Rp 10.000 x 22 Rp 220.000

37

Gula merah Rp 80.000 x 22 Rp 1.760.000

TOTAL Rp 9.988.000

No Komponen Biaya Biaya Per Unit Total Biaya

(Per/Bulan)

Lain-lain
22

Gas Rp 25.000 Rp 75.000

Rp 30.000 Rp 30.000

ATK

Biaya Listrik Rp 150.000 Rp 150.000

TOTAL Rp 255.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Perencanaan kegiatan sebagai berikut:

No Jadwal Kegiatan Maret April Mei

1. Persiapan Proposal

2. Survey Bahan Baku

3. Pengadaan
Peralatan
4. Pengadaan Promosi

5. Menjalankan Usaha

6. Pemasaran Produk
23

No Jadwal Juni Juli Agustus


Kegiatan
1. Menjalankan
Usaha
2. Penambahan
Bahan
3. Pengevaluasian

4. Sedekah

5. Pemasaran
Produk
6. Pengadaan
Promosi

No Jadwal Kegiatan September Oktober November


1. Sedekah

2. Pengadaan Promosi

3. Penambahan Bahan

4. Menjalankan Usaha

5. Pengevaluasian

6. Pemasaran Produk

No Jadwal Kegiatan Desember Januari Februari


1. Sedekah

2. Pengadaan Promosi

3. Penambahan Bahan

4. Menjalankan Usaha

5. Pengevaluasian

6. Pemasaran Produk
24

4.3 Rencana Bisnis dan Cash Flow

4.3.1 Analisis Usaha


 Asumsi
- Masa penggunaan Freezer 5 tahun

- Masa penggunaan Wajan 2 tahun

- Masa penggunaan Panci 2 tahun

- Masa penggunaan Mesin vacuum 3 tahun

- Masa penggunaan Pisau dan Talenan 2 tahun

- Masa penggunaan Mixer 2 tahun

- Masa penggunaan Kompor dan selang 2 tahun

- Masa penggunaan Tabung Gas 3 tahun

- Masa penggunaan Kain lap 1 tahun

- Masa penggunaan Baskom 1 tahun

- Masa penggunaan Penyaring Besar 2 tahun

- Masa penggunaan Penyaring Kecil 2 tahun

- Masa penggunaan Kontainer Plastik 1 tahun

- Masa penggunaan Gelas takar 1 tahun

- Masa penggunaan Penjepit Makanan Besi 1 tahun

- Masa penggunaan Nampan 1 tahun

- Masa penggunaan Parutan Keju 1 tahun

 Modal Awal Peralatan


- Freezer RSA CF-330 Rp 3.850.000
25

- Mesin Vakum Sinbo Rp 1.300.000

- Blender Rp 540.000

- Wajan Rp 110.000

- Panci Rp 200.000

- Pisau dan Talenan Rp 74.000

- Mixer Rp 235.000

- Kompor dan selang Rp 500.000

- Tabung Gas Rp 160.000

- Kain lap Rp 50.000

- Baskom Rp 104.000

- Penyaring Besar Rp 47.000

- Penyaring Kecil Rp 46.000

- Kontainer Plastik Rp 65.000

- Gelas takar Rp 25.000

- Penjepit Makanan Besi Rp 50.000

- Nampan Rp 70.000

- Parutan Keju Rp 10.000

Jumlah Modal Awal Rp 7.436.000


 Biaya Operasional per bulan
- Ikat giling Rp 160.000 x 22 = Rp 3.520.000

- Brokoli Rp 20.000 x 22 = Rp 440.000

- Sagu tani Rp 40.000 x 22 = Rp 880.000

- Cabai rawit Rp 30.000 x 22 = Rp 660.000


26

- Cabai burung Rp 20.000 x 22 = Rp 440.000

- Jamur tiram Rp 20.000 x 22 = Rp 440.000

- Keju cheddar Rp 36.000 x 22 = Rp 792.000

- Garam Rp 2.000 x 22 = Rp 44.000

- Asam jawa Rp 10.000 x 22 = Rp 220.000

- Gula Rp 26.000 x 22 = Rp 572.000

- Gula merah Rp 80.000 x 22 = Rp 1.760.000

- Bawang putih Rp 10.000 x 22 = Rp 220.000

Total = Rp 9.988.000

- Mangkuk plastik Rp 25.000/ 25 pcs x 22 = Rp 550.000


- Plastik cuko Rp 10.000/250 pcs x 22 = Rp 220.000

- Sendok plastik Rp 5.000/25 pcs x 22 = Rp 110.000

- Plastik vakum Rp 10.000/10 pcs x 22 = Rp 220.000

Total Biaya Operasional Per bulan = Rp 17.424.000

 Pendapatan Per Bulan :


 25 Porsi/hari @Rp 15.000
Rp 15.000 x 25 = Rp 375.000/hari
 10 Porsi/hari @Rp 32.000
Rp 32.000 x 10 = Rp 320.000/hari
Pendapatan per hari x 22
= (Rp 375.000 + Rp 325.000) x 22
= Rp 695.000 x 22
= Rp 15.290.000/bulan

 Keuntungan Per Bulan :


= Pendapatan Per Bulan – Biaya Operasional
27

= Rp 15.290.000 - Rp 9.988.000
= Rp 5.302.000

 Lama Balik Modal :


Pendapatan
Keuntungan
Rp 15.290.000

Rp 5.302.000
= 3 bulan

Berdasarkan deskripsi dari perhitungan Analisa usaha pempek yang


tercantum di atas, dengan melihat asumsi tersebut maka penulis akan
menggunakan sejumlah biaya yang bernilai Rp. 6.896.000 yang dialokasikan
sebagai modal awal peralatan dan juga anggaran Rp. 9.988.000 untuk total
biaya operasional. Dari Analisa usaha pempek ini dapat diasumsikan untuk
waktu satu bulan totalnya penerimaan yang diperoleh dari penjualan pempek
sebanyak 25 porsi produk pempek siap saji dalam sehari dengan dibandrol
Rp. 15.000 per porsi dengan isi 5 buah pempek akan mendapatkan rata-rata
penjualan pempek per hari yang berjumlah Rp.375.000 namun bila dihitung
dalam waktu satu bulannya usaha pempek ini akan mendapatkan hasil
Rp.8.250.000 /bulan, dengan keuntungan Rp.127.000/per hari dan
Rp.2.794.000/per bulannya. Karena penulis memiliki tujuan charity sebesar
2,5 % (persen) maka hasil keuntungan dikurangi dengan 2,5 %(persen) yaitu
Rp 69.850 sehingga keuntungan murni setelah dipotong charity ialah Rp
2.724.150. sedangkan untuk produk pempek yang dibekukan atau sebagai
produk oleh-oleh kami mengemas sebanyak 10 buah pempek dalam 1
porsinya dengan harga Rp. 32.000. Dalam satu hari target penjualannya ialah
10 porsi yang akan menghasilkan pemasukan sebesar Rp. 320.000/per hari,
namun bila dihitung dalam satu bulan akan mendapatkan hasil Rp.
7.040.000.Maka dapat disimpulkan bahwa usaha pempek ini sangat
menguntungkan dengan harga nilai jual yang terjangkau bagi masyarakat.
28

4.3.2 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath)


Dalam memulai suatu usaha baru, mengukur kemampuan terhadap lingkungan
atau pesaing melalui analisis SWOT merupakan suatu keharusan. Analisis
SWOT adalah suatu analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Berikut adalah hasil analisis SWOT
Pempek Kela, yaitu :
Strength (kekuatan)

Kekuatan produk Pempek Kela adalah :

1. Merupakan makanan sehat karena tidak menggunakan penyedap

2. Memiliki rasa yang unik

3. Hingga saat ini di Palembang belum ditemukan inovasi pempek dengan


berbagai varian

4. Mempunyai cita rasa yang khas

5. Menggunakan bahan-bahan yang segar

Weakness (kelemahan)

1. Variant pempek isi cabai tidak cocok bagi kosumen yang tidak menyukai
pedas.

2. Variant pempek yang barisi brokoli tidak cocok untuk konsumen yang tidak
menyukai sayur.

3. Kurangnya ketahanan pempek.

Oppurtinity (peluang)

1. Meningkatkan daya tarik

Tempat strategis, ciri khas menu dan tampilan yang menarik dan dibuat
sesuai selera menjadikan usaha ini sangat menjanjikan, budaya masyarakat
yang konsumtif, di Banjarmasin belum ada yang menjual Milkshake oreo
29

dan Oreo goreng mempunyai peluang besar untuk mendapatkan keuntungan


yang sebesar-besarnya.

2. Pemasaran Produk Secara online

Memasarkan produk dengan online adalah salah satu cara yang sangat
efektif untuk menjangkau semua orang.

3. Kualitas yang baik

Menggunakan bahan-bahan yang segar dan tanpa menggunakan penyedap


makanan menjadikan pempek ini pempek yang berkualitas baik. Penulis
lebih mengutamakan kualitas disbanding kuantitas, sehingga konsumen
tidak perlu ragu terhadap produk yang dipasarkan.

4. Harga yang mudah dijangkau

Harga yang ditawarkan sebesar Rp. 15.000/porsi, termasuk harga yang


terjangkau untuk kalangan masyarakat sesuai dengan target pasar yang
ditentukan oleh penulis. Hanya dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp
15.000,-, kita dapat menikmati seporsi pempek dari “Pempek Kela” yang
terdiri dari 5 varian isi pempek, yaitu pempek isi cabai burung, cabai rawit,
jamur tiram, brokoli dan keju. Sedangkan untuk seporsi pempek yang
dikemas menggunakan metode vakum yang berisi 10pcs dikenakan harga
Rp 32.000,-.

Threat (ancaman)

1. Bersaing dengan produk-produk ternama

2. Produk pempek dengan berbagai varian rasa baru cenderung mudah ditiru.

3. Muncul competitor baru dalam bisnis makanan pempek isi, jika product
ditiru oleh orang lain.

Strength (kekuatan)

Kekuatan produk Pempek Kela adalah :


30

1. Merupakan makanan sehat karena tidak menggunakan penyedap yang


tidak baik bagi tubuh.

2. Memiliki cita rasa yang unik

3. Hingga saat ini di Palembang belum ditemukan inovasi pempek dengan


berbagai varian

4. Menggunakan bahan-bahan yang segar dan berkualitas.

4.3.3 Break Even Point (BEP) Analysis


Break Even Point adalah secara definisi, merupakan suatu kondisi di mana
jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan
jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya. Maka dari itu,
Break Even point juga dikenal dengan istilah titik impas karena perhitungan
Break Even point akan membuat perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi
juga tidak mengalami kerugian. Selain itu Break Even point juga bermanfaat
untuk hal lainnya seperti dalam menentukan harga jual, menentukan tingkat
penjualan minimal dan mendorong pengendalian aktivitas produksi bisnis
kita.

I. Analisis Break Even Point (BEP)


a. Perhitungan BEP per unit

Fixed Cost = Rp 150.000,-

Variabel Cost = Rp 2.500,-

Harga Jual = Rp 15.000,-

BEP unit = Biaya Tetap

(Harga per Unit - Biaya Variabel)

= Rp 150.000

(Rp 15.000 - Rp 2.500)


31

= Rp 150.000

Rp 12.500
BEP unit = 12

a. Penghitungan BEP per Rupiah


Fixed Cost = Rp 150.000,-

Variabel Cost = Rp 2.500,-

BEP Rupiah = Biaya Tetap

(Harga Jual - Biaya Variabel)

Harga Per Unit

= Rp 150.000

(Rp 15.000 - Rp 2.500)

Rp. 15.000

= Rp 150.000

0,8

= Rp 187.500

4.3.4 Proyeksi Laba/Rugi

LAPORAN LABA/RUGI (L/R)

A. Penjualan = Rp 15.290.000,-

B. Harga Pokok Penjualan = Rp 11.968.000,-

C. Laba Kotor = Rp 3.322.000,-

D. Beban Biaya

 Biaya Listrik = Rp 150.000,-


32

 Biaya ATK = Rp 30.000,-

 Biaya Gas = Rp 75.000,-

Beban Biaya = Rp 255.000,-

E. Laba/Rugi Operasional

= Laba Kotor – Beban Biaya

= Rp 3.322.000 - Rp 255.000

Laba/Rugi Operasional = Rp 255.000,-

Biaya Bunga = Rp 0,-

Biaya Pajak = Rp 0,-

F. Laba/Rugi = Rp 3.067.000,-

4.3.5 Resiko Bisnis dan Keuangan


Definisi Risiko secara lebih spesifik, dapat diartikan sebagai adanya konsekuensi,
sehingga memunculkan dampak yang merugikan bagi pelaku usaha. Namun disisi
lainnya, apabila konsekuensi yang dihasilkan berdampak pada menguntungkan,
maka hal tersebut tidak dikatakan sebagai risiko.

Analisis resiko bisnis dan keuangan


- Kemungkinan produk pempek yang kami tawarkan kurang mendapatkan
hati pembeli dikarenakan cukup banyaknya penjual pempek yang telah
lama berdiri dan sudah mendapatkan pelanggan tetap.
- Kemungkinan harga bahan” produksi seperti ikan dan cabai akan
mengalami fluktuasi harga yang dapat menyebabkan perubahan modal
secara tiba”.
33
34

DAFTAR PUSTAKA

Rumah Awan, 2015. Petakan Usaha Anda Dalam Selembar Kertas - BMC.
https://www.rumahawan.com/petakan-usaha-anda-dalam-selembar-kertas-
business-model-canvas-untuk-online-shop. Diakses tanggal 25 Maret 2019.

______________, 2016. Analisa SWOT Makanan Tradisional.


http://portalkurikulum.blogspot.com/2016/12/contoh-analisis-swot-pada-
makanan-khas.html. Diakses tanggal 27 Maret 2019.

Muamalatku Team, 2018. Teori Analisis SWOT dalam Kewirausahaan.


https://muamala.net/teori-analisis-swot. Diakses tanggal 27 Maret 2019.

Michael R. Lewis, 2016. Cara Menghitung Margin Laba Kotor.


https://id.wikihow.com/Menghitung-Margin-Laba-Kotor. Diakses tanggal 1
April 2019.

Subur Harahap, S.E., Ak, M.M., CFP, 2013. Bagaimana Cara Menghitung Break
Even Point (BEP). https://suhaplanner.com/2013/07/03/bagaimana-cara-
menghitung-breakeven-point-bep-usaha-anda. Diakses tanggal 1 April 2019.

Muhammad Hafizh, 2018. Rumus BEP dan Mengenal BEP Secara Lengkap.
https://www.bisnisrumahanpemula.com/rumus-bep. Diakses tanggal 1 April
2019.

Wienanto Tanuwidjaja, 2018. Cara Jadi Ahli Membuat & Menganalisa Laporan
Laba Rugi dengan Mudah. https://www.logiframe.com/id/cara-buat-laporan-
laba-rugi. Diakses tanggal 2 April 2019.

Eril Obeit Choiri, 2018. Laporan Arus Kas. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-


cara-membuat-laporan-cash-flow-dengan-metode-tidak-langsung. Diakses
tanggal 3 April 2019.

Karunia Saputra Hidayat, 2019. Cara Mengelola Cashflow Untuk Perkembangan


Bisnis Anda. https://www.jurnal.id/id/blog/cara-mengelola-cash-flow.
Diakses tanggal 3 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai