Anda di halaman 1dari 12

Pemerintahan Presiden Sebelum Amandemen dan

Setelah Amandemen

Ilham Syaputra                                    02011381823429


Defpan Dwi Ramadhan Syahputra  02011381823419
Iqlima Amilga                                     02011381823327
Ariqah Viza Kamiliya                         02011381823336
Shalsabila Aisyah Putri                       02011381823289

Dosen Pembimbing

 LAUREL HEYDIR,S.H.,MA.

 MAHESA RANNIE, S.H.,M.H.

 LUSI APRIYANI.,SH.,LL.M

 DR. ZEN ZANIBAR MZ, S.H.,M.H.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN AJARAN 2019/2020
1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Hukum Tata Negara Indonesia dengan judul
“Pemerintahan Presiden Sebelum Amandemen dan Setelah Amandemen”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Hukum Tata Negara Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 27 September 2019

Penulis

2
Daftar Isi
COVER ....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................4


B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran ............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Presiden merupakan suatu nama jabatan resmi yang digunakan untuk pimpinan suatu
organisasi, perkumpulan, perusahaan, perguruan tinggi, atau pimpinan suatu negara.
Secara lebih spesifik. Istilah presiden lebih utama digunakan untuk menyebutkan nama
kepala Negara suatu negara yang menganut pemerintahan yang berbentuk Republik, baik
dipilih secara langsung maupun tak langsung.

Kekuasaan secara umum adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Yaitu


kemampuan seorang pelaku untuk memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang
sehingga sesuai atau persis dengan keinginan pelaku yang memiliki kekuasaan. kekuasaan
dapat diperoleh dari pengaruh pribadi, jabatan pribadi atau diperoleh keduanya. Seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk melakukan
kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya, maka orang tersebut memiliki kekuasaan
jabatan.

Amandemen adalah suatu proses penyempurnaan terhadap suatu Undang- undang


tanpa melakukan perubahan terhadap UUD atau bisa dikatakan hanya melengkapi dan
juga memperbaiki beberapa rincian dari UUD yang asli. Berdasarkan Hukum Tata Negara
pengertian amandemen ini merupakan hak yang dimiliki oleh legislatif untuk melakukan
dan memberikan suatu usulan terhadap perubahan dalam rancangan Undang- Undang
yang telah diajukan oleh pemerintah, dalam hal ini yang dikatakan pemerintah adalah
pihak eksekutif.

B. Rumusan Masalah :

I. Kekuasaan Presiden Republik Indonesia sebelum Amandemen UUD 1945.

II. Kekuasaan Presiden Republik Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945.

C. Tujuam

1. Untuk mengetahui kekuasaan Presiden sebelum amandemen UUD Tahun 1945.

2. Untuk mengetahui kekuasaan Presiden setelah amandemen UUD Tahun 1945.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kekuasaan Presiden Sebelum Amandemen UUD Tahun 1945

Kekuasaan Presiden sebelum Amandemen UUD Tahun 1945 akan dijelaskan pada
masing-masing konstitusi yaitu: 1

I. Kekuasaan Presiden Menurut UUD Tahun 1945

1. Kekuasaan Presiden di Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan pasal 4


ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden pemegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.”

2. Kekuasaan Presiden di Bidang Legislatif Berdasarkan pasal 22 ayat (1), (2), dan (3)
UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan lebih besar dari pada
DPR, selain membentuk Undang-Undang bersama DPR, dalam kondisi kegentingan
Presiden mempunyai kekuasaan untuk membentuk peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang.” Berdasarkan pasal 23 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi:
“Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan dengan undang-undang. Apabila
Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah,
maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.”

3. Kekuasaan Presiden di Bidang Yudisial Berdasarkan pasal 14 ayat (1) dan (2) UUD
1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan memberikan grasi, abolisi,
amnesti dan rehabilitasi.”

4. Kekuasaan Presiden di Bidang Militer Berdasarkan pasal 10 UUD 1945 yang


berbunyi: “Kekuasaan Presiden memegang komando tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.”

5. Kekuasaan Presiden dalam Hubungan Luar Negeri Berdasarkan pasal 11 ayat (1) dan
(2) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan untuk membuat
perjanjian dengan negara lain dan meminta persetujuan dari DPR.”

1
Abdul Ghoffar. Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD Tahun 1945 Dengan
Delapan Negara Maju. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hlm. 77.

5
6. Kekuasaan Darurat Berdasarkan pasal 12 UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden
mempunyai kekuasaan untuk membentuk Undang-Undang tentang syarat dan akibat
negara dalam keadaan bahaya.”

7. Kekuasaan Presiden Mengangkat dan Menetapkan Pejabat Tinggi Negara


Berdasarkan pasal 13 ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden
mempunyai kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan menterimenteri, duta
dan konsul.”

II. Kekuasaan Presiden Menurut Konstitusi RIS Tahun 1949

Dalam UUD RIS Tahun 1945 kedudukan Presiden hanya sebagai kepala negara.
Sementara kekuasaan pemerintahan dijalankan oleh kabinet yang dikepalai oleh perdana
menteri.2

1. Kekuasaan Mengangkat atau Menetapkan Pejabat Tinggi Negara Dalam setiap


pengambilan keputusan pemerintahan Presiden harus bergantung kepada kabinet,
namun secara formal Presiden adalah kepala pemerintahan, sehingga segala keputusan
pemerintahan sama dengan keputusan Presiden.

2. Kekuasaan di Bidang Legislasi Berdasarkan pasal 141 ayat (1) Konstitusi RIS yaitu
peraturan-peraturan dalam menjalankan Undang-Undang ditetapkan oleh pemerintah
yang disebut Peraturan Pemerintah.

3. Kekuasaan di Bidang Yudisial Presiden mempunyai hak memberi ampun dan


keringanan hukuman atas hukuman yang dijatuhkan vonis pengadilan. Presiden
memberi amnesti hanya dapat diberikan dengan perintah Undang-Undang Federal
oleh Presiden sesudah meminta nasihat dari Mahkamah Agung. Sedangkan ketentuan
abolisi diatur secara khusus dalam lampiran konstitusi RIS 1949.

4. Kekuasaan di Bidang Militer Berdasarkan pasal 182 Konstitusi RIS, Presiden


berkuasa atas angkatan bersenjata (militer).

5. Kekuasaan dalam Hubungan Luar Negeri Presiden berkuasa untuk mengadakan dan
mengesahkan segala perjanjian (traktat) dan persetujuan dari negara lain.

2
Ibid., hlm. 82.

6
III. Kekuasaan Presiden Menurut Undang-Undang Dasar Sementara 1950 meliputi:3

1. Kekuasaan mengangkat atau menetapkan pejabat tinggi negara yaitu Presiden


mempunyai kekuasaan untuk mengangkat Wakil Presiden, Perdana Menteri, Menteri-
Menteri, dan pejabat lainnya. Presiden juga mempunyai kekuasaan untuk
menandatangani segala peraturan dan keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri.

2. Kekuasaan di bidang legislasi yaitu pemerintah bersama-sama dengan DPR


mempunyai kekuasaan dalam hal perundang-undangan. Presiden juga mempunyai
kekuasaan untuk mengambil inisiatif dalam perundang-undangan dan menyampaikan
rancangan undang-undang kepada DPR.

3. Kekuasaan di bidang yudisial yaitu Presiden berupa kekuasaan memberi grasi bagi
seseorang yang dijatuhi hukuman oleh pengadilan. Sedangkan kekuasaan yang
berkaitan dengan amnesti dan abolisi tidak diberikan oleh UUD melainkan UU
setelah meminta nasihat dari Mahkamah Agung.

4. Kekuasaan di bidang militer yaitu Presiden memegang kekuasaan atas angkatan


perang berdasarkan pasal 85 UUD Sementara 1950.

5. Kekuasaan di bidang luar negeri yaitu Presiden mempunyai kekuasaan untuk


mengadakan dan mengesahkan perjanjian (traktat) dan persetujuan dengan negara
lain.

IV. Berlakunya Kembali UUD 1945 Melalui Dekrit 5 juli 1959 Kekuasaan Presiden setelah
berlakunya kembali UUD RI Tahun 1945 meliputi:4

1. Memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan pasal 4 ayat (1) UUD RI Tahun


1945.

2. Membentuk Undang-Undang bersama DPR berdasarkan pasal 5 ayat (1) UUD RI


Tahun 1945.

3. Menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang berdasarkan


pasal 5 ayat (2) UUD RI Tahun 1945.

3
Ibid., hlm. 85.
4
Ismail Suny. Pergeseran Kekuasaan Eksekutif. Jakarta: CV Karya Nilam. 1963. hlm. 199.

7
4. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara berdasarkan pasal 10 UUD RI Tahun 1945.

5. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain


berdasarkan pasal 11 UUD RI Tahun 1945.

6. Menyatakan keadaan bahaya menurut syarat dan ketentuan yang ditetapkan Undang-
Undang berdasarkan pasal 12 UUD RI Tahun 1945.

7. Mengangkat dan menerima duta/konsul berdasarkan pasal 13 UUD RI Tahun 1945.

8. Memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi berdasarkan pasal 14 UUD RI Tahun
1945.

9. Memberi gelar, tanda jasa berdasarkan pasal 15 UUD RI Tahun 1945.

10. Dalam keadaan sangat memaksa memungkinkan MPR dan DPR tidak dapat
menjalankan sidang dapat menyampingkan Undang-Undang Dasar lalu harus
dipertanggung jawabkan kepada MPR.

B. Kekuasaan Presiden Sesudah Amandemen UUD Tahun 1945

Setelah mengalami empat kali perubahan UUD Tahun 1945, akan dijelaskan mengenai
kekuasaan Presiden secara menyeluruh ialah:

1. Kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yaitu kekuasaan Presiden sebagai


pemegang tinggi kekuasaan pemerintahan termuat dalam pasal 4 ayat (1), (2) UUD
Tahun 1945.

2. Kekuasaan di bidang peraturan perundang-undangan yaitu kekuasaan Presiden


mengajukan RUU dan membahasnya dengan DPR, kekuasaan untuk membentuk
peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu). Termuat dalam pasal 5 ayat
(1), (2), dan pasal 22 UUD RI Tahun 1945. 86

3. Kekuasaan di bidang yudisial ialah kekuasaan Presiden memberikan grasi dan amnesti
yang memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, dan dalam pemberian amnesti
dan abolisi Presiden memperhatikan pertimbangan DPR. Termuat dalam pasal 14 ayat
(1), dan (2) UUD RI Tahun 1945.

8
4. Kekuasaan dalam hubungan luar negeri ialah Presiden mempunyai kekuasaan
mengadakan perjanjian dengan negara lain, kekuasaan menyatakan perang dengan
negara lain, kekuasaan mengadakan perdamaian dengan negara lain, serta kekuasaan
mengangkat dan menerima duta dan konsul. Termuat dalam pasal 11 ayat (1), (2), (3),
dan pasal 13 UUD RI Tahun 1945.

5. Kekuasaan menyatakan keadaan bahaya ialah Presiden dapat menyatakan negara


dalam keadaan bahaya tanpa memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari DPR.
Termuat dalam pasal 12 UUD RI Tahun 1945.

6. Kekuasaan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi angkatan bersenjata ialah Presiden


memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara. Termuat dalam pasal 10 UUD RI Tahun 1945.

7. Presiden mempunyai kekuasaan untuk memberi gelar dan tanda kehormatan lainnya.
Termuat dalam pasal 15 UUD RI Tahun 1945.

8. Kekuasaan Presiden untuk membentuk Dewan Pertimbangan Presiden. Termuat


dalam pasal 16 UUD RI Tahun 1945. 63

9. Presiden mempunyai wewenang mengangkat dan memberhentikan menterimenteri.


Termuat dalam pasal 17 ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD RI Tahun 1945.

10. Kekuasaan untuk mengangkat, menetapkan, atau meresmikan pejabatpejabat negara


lainnya. Termuat dalam pasal 23 F ayat (1), (2) dan pasal 24 ayat (1), (2), serta (3).5

C. Pengaruh Perubahan UUD Tahun 1945 terhadap Kekuasaan Presiden

Sebelum perubahan UUD 1945, kekuasaan Presiden bisa dibilang sangat kuat.
Kekuasaan Presiden yang besar saat itu, membuat Presiden mempunyai kekuasaan yang luas
dan kuat sehingga hal tersebut perlu dihindari karena bisa merugikan dan membahayakan
keadaan negara dan masyarakat. Salah satu bentuk kekuasaannya ialah bahwa Presiden saat
itu mempunyai kekuasaan lebih besar dibandingkan dengan DPR, selain membentuk
Undang-Undang bersama DPR, dalam kondisi kegentingan, Presiden mempunyai kekuasaan
untuk membentuk peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. Selain itu
Presiden mempunyai kekuasaan memberikan grasi, abolisi, amnesti dan rehabilitasi, namun
dalam hal ini tidak disebutkan untuk memperhatikan pula pertimbangan Mahkamah Agung
5
http://digilib.uinsby.ac.id/10810/6/Bab%203.pdf

9
sehingga bisa terjadi kesewenang-wenangan dalam memberikan grasi, abolisi, amnesti,
maupun rehabilitas.

Kemudian kekuasaan Presiden dalam mengangkat duta dan konsul, maupun


menerima duta konsul negara lain. Dalam hal ini tidak disebutkan bahwa untuk mengangkat
duta, Presiden perlu memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga bisa
saja tanpa pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden mengangkat duta dengan sesuai
kehendaknya dan dalam menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung juga tidak disebutkan, sehingga Presiden bisa saja
menerima penempatan duta atas kehendaknya sendiri. Namun, setelah amandemen, Presiden
dalam mengangkat duta dan konsul perlu memperhatikan pertimbangan DPR, dan dalam
menerima duta dan konsul, perlu memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.

Sebelum amandemen UUD Tahun 1945 juga, Presiden dan Wakil Presiden
memegang masa jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Hal ini
bisa membuat Presiden dan Wakil Presiden memiliki masa jabatan yang tidak terbatas,
sehingga dalam UUD Tahun 1945 yang sudah diamandemen disebutkan dalam Pasal 7 bahwa
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.” agar
adanya batasan Presiden dan Wakil presiden dalam masa jabatannya.

Namun, tidak semua perubahan tersebut memberi pengurangan kekuasaan bagi


Presiden, karena setelah amandemen UUD Tahun 1945 pun Presiden diberi kekuasaan untuk
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada Presiden yang sebelumnya tidak diatur dalam UUD Tahun 1945 sebelum
amandemen, tetapi hal itu merupakan kekuasaan yang diberikan untuk membuat
pemerintahan lebih baik lagi. Akan tetapi dalam hal lain tetap adanya
pengurangan/pergeseran kekuasaan Presiden. Dengan demikian, berdasarkan perubahan
sebelum dan setelah amandemen UUD Tahun 1945, kekuasaan Presiden menjadi berubah dan
berkurang dari sebelumnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia telah melakukan beberapa
kali perubahan konstitusi, mulai dari UUD Tahun 1945 (Periode I), Konstitusi RIS 1949,
UUDS Tahun 1950, kembali ke UUD Tahun 1945 melalui Dekrit Presiden (Periode II), dan
terakhir UUD Tahun 1945 (1999-sekarang). Perubahan tersebut memberi pengaruh terhadap
kekuasaan Presiden, yang mana sebelum amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan yang
otoriter membuat kekuasaan Presiden menjadi luas dan kuat sehingga tidak seimbang antara
negara dan rakyat. Dalam hal ini dapat terjadi tindakan kesewenangwenangan Presiden, dan
memanipulasi kekuasaan demi kepentingan pribadi. Namun, setelah dilakukannya
amandemen UUD Tahun 1945, kekuasaan Presiden menjadi berubah dan berkurang.
Perubahan dan pengurangan dalam kekuasaan di bidang penyelenggaraan pemerintah, bidang
legislatif, bidang yudikatif, bidang eksekutif, dalam hubungan luar negeri, di bidang militer,
dan lain sebagainya

B. Saran

Setelah perubahan amandemen UUD Tahun 1945 ini, sistem pemerintahan di Indonesia
sebaiknya dapat berjalan lebih baik lagi. Presiden menjalankan tugas dan wewenang
sebagaimana mestinya. Diterapkannya prinsip check and balances sehingga ada
keseimbangan antara cabang kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Walaupun
perubahan amandemen UUD Tahun 1945 sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, apabila
ada hal-hal yang perlu diubah/diperbaiki lagi pengaturannya, sebaiknya diubah/perbaiki, hal
itu demi kepentingan negara Indonesia agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Hukum juga
perlu ditegakkan karena dalam praktiknya tidak menutup kemungkinan masih adanya
tindakan pemerintah yang melanggar/tidak sesuai dengan peraturan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghoffar. Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945
dengan Delapan Negara Maju. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009.

Jazim Hamidi, Mustafa Lutfi. Hukum Lembaga Kepresidenan Indonesia. Bandung: PT


Alumni. 2010.

Ismail Suny. Pergeseran Kekuasaan Eksekutif. Jakarta: CV Karya Nilam. 1963.

https://www.digilib.uinsby.ac.id

https://www.ilmudasar.com/2017/08/presiden-pengertian-tugas-wewenang-hak.html

https://www.zonareferensi.com/pengertian-kekuasaan/

12

Anda mungkin juga menyukai