Setelah Amandemen
Dosen Pembimbing
LAUREL HEYDIR,S.H.,MA.
LUSI APRIYANI.,SH.,LL.M
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Hukum Tata Negara Indonesia dengan judul
“Pemerintahan Presiden Sebelum Amandemen dan Setelah Amandemen”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Hukum Tata Negara Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
COVER ....................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................................11
B. Saran ............................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden merupakan suatu nama jabatan resmi yang digunakan untuk pimpinan suatu
organisasi, perkumpulan, perusahaan, perguruan tinggi, atau pimpinan suatu negara.
Secara lebih spesifik. Istilah presiden lebih utama digunakan untuk menyebutkan nama
kepala Negara suatu negara yang menganut pemerintahan yang berbentuk Republik, baik
dipilih secara langsung maupun tak langsung.
B. Rumusan Masalah :
C. Tujuam
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kekuasaan Presiden sebelum Amandemen UUD Tahun 1945 akan dijelaskan pada
masing-masing konstitusi yaitu: 1
2. Kekuasaan Presiden di Bidang Legislatif Berdasarkan pasal 22 ayat (1), (2), dan (3)
UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan lebih besar dari pada
DPR, selain membentuk Undang-Undang bersama DPR, dalam kondisi kegentingan
Presiden mempunyai kekuasaan untuk membentuk peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang.” Berdasarkan pasal 23 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi:
“Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan dengan undang-undang. Apabila
Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah,
maka pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.”
3. Kekuasaan Presiden di Bidang Yudisial Berdasarkan pasal 14 ayat (1) dan (2) UUD
1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan memberikan grasi, abolisi,
amnesti dan rehabilitasi.”
5. Kekuasaan Presiden dalam Hubungan Luar Negeri Berdasarkan pasal 11 ayat (1) dan
(2) UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden mempunyai kekuasaan untuk membuat
perjanjian dengan negara lain dan meminta persetujuan dari DPR.”
1
Abdul Ghoffar. Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD Tahun 1945 Dengan
Delapan Negara Maju. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hlm. 77.
5
6. Kekuasaan Darurat Berdasarkan pasal 12 UUD 1945 yang berbunyi: “Presiden
mempunyai kekuasaan untuk membentuk Undang-Undang tentang syarat dan akibat
negara dalam keadaan bahaya.”
Dalam UUD RIS Tahun 1945 kedudukan Presiden hanya sebagai kepala negara.
Sementara kekuasaan pemerintahan dijalankan oleh kabinet yang dikepalai oleh perdana
menteri.2
2. Kekuasaan di Bidang Legislasi Berdasarkan pasal 141 ayat (1) Konstitusi RIS yaitu
peraturan-peraturan dalam menjalankan Undang-Undang ditetapkan oleh pemerintah
yang disebut Peraturan Pemerintah.
5. Kekuasaan dalam Hubungan Luar Negeri Presiden berkuasa untuk mengadakan dan
mengesahkan segala perjanjian (traktat) dan persetujuan dari negara lain.
2
Ibid., hlm. 82.
6
III. Kekuasaan Presiden Menurut Undang-Undang Dasar Sementara 1950 meliputi:3
3. Kekuasaan di bidang yudisial yaitu Presiden berupa kekuasaan memberi grasi bagi
seseorang yang dijatuhi hukuman oleh pengadilan. Sedangkan kekuasaan yang
berkaitan dengan amnesti dan abolisi tidak diberikan oleh UUD melainkan UU
setelah meminta nasihat dari Mahkamah Agung.
IV. Berlakunya Kembali UUD 1945 Melalui Dekrit 5 juli 1959 Kekuasaan Presiden setelah
berlakunya kembali UUD RI Tahun 1945 meliputi:4
3
Ibid., hlm. 85.
4
Ismail Suny. Pergeseran Kekuasaan Eksekutif. Jakarta: CV Karya Nilam. 1963. hlm. 199.
7
4. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara berdasarkan pasal 10 UUD RI Tahun 1945.
6. Menyatakan keadaan bahaya menurut syarat dan ketentuan yang ditetapkan Undang-
Undang berdasarkan pasal 12 UUD RI Tahun 1945.
8. Memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi berdasarkan pasal 14 UUD RI Tahun
1945.
10. Dalam keadaan sangat memaksa memungkinkan MPR dan DPR tidak dapat
menjalankan sidang dapat menyampingkan Undang-Undang Dasar lalu harus
dipertanggung jawabkan kepada MPR.
Setelah mengalami empat kali perubahan UUD Tahun 1945, akan dijelaskan mengenai
kekuasaan Presiden secara menyeluruh ialah:
3. Kekuasaan di bidang yudisial ialah kekuasaan Presiden memberikan grasi dan amnesti
yang memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, dan dalam pemberian amnesti
dan abolisi Presiden memperhatikan pertimbangan DPR. Termuat dalam pasal 14 ayat
(1), dan (2) UUD RI Tahun 1945.
8
4. Kekuasaan dalam hubungan luar negeri ialah Presiden mempunyai kekuasaan
mengadakan perjanjian dengan negara lain, kekuasaan menyatakan perang dengan
negara lain, kekuasaan mengadakan perdamaian dengan negara lain, serta kekuasaan
mengangkat dan menerima duta dan konsul. Termuat dalam pasal 11 ayat (1), (2), (3),
dan pasal 13 UUD RI Tahun 1945.
7. Presiden mempunyai kekuasaan untuk memberi gelar dan tanda kehormatan lainnya.
Termuat dalam pasal 15 UUD RI Tahun 1945.
Sebelum perubahan UUD 1945, kekuasaan Presiden bisa dibilang sangat kuat.
Kekuasaan Presiden yang besar saat itu, membuat Presiden mempunyai kekuasaan yang luas
dan kuat sehingga hal tersebut perlu dihindari karena bisa merugikan dan membahayakan
keadaan negara dan masyarakat. Salah satu bentuk kekuasaannya ialah bahwa Presiden saat
itu mempunyai kekuasaan lebih besar dibandingkan dengan DPR, selain membentuk
Undang-Undang bersama DPR, dalam kondisi kegentingan, Presiden mempunyai kekuasaan
untuk membentuk peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. Selain itu
Presiden mempunyai kekuasaan memberikan grasi, abolisi, amnesti dan rehabilitasi, namun
dalam hal ini tidak disebutkan untuk memperhatikan pula pertimbangan Mahkamah Agung
5
http://digilib.uinsby.ac.id/10810/6/Bab%203.pdf
9
sehingga bisa terjadi kesewenang-wenangan dalam memberikan grasi, abolisi, amnesti,
maupun rehabilitas.
Sebelum amandemen UUD Tahun 1945 juga, Presiden dan Wakil Presiden
memegang masa jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Hal ini
bisa membuat Presiden dan Wakil Presiden memiliki masa jabatan yang tidak terbatas,
sehingga dalam UUD Tahun 1945 yang sudah diamandemen disebutkan dalam Pasal 7 bahwa
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.” agar
adanya batasan Presiden dan Wakil presiden dalam masa jabatannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia telah melakukan beberapa
kali perubahan konstitusi, mulai dari UUD Tahun 1945 (Periode I), Konstitusi RIS 1949,
UUDS Tahun 1950, kembali ke UUD Tahun 1945 melalui Dekrit Presiden (Periode II), dan
terakhir UUD Tahun 1945 (1999-sekarang). Perubahan tersebut memberi pengaruh terhadap
kekuasaan Presiden, yang mana sebelum amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan yang
otoriter membuat kekuasaan Presiden menjadi luas dan kuat sehingga tidak seimbang antara
negara dan rakyat. Dalam hal ini dapat terjadi tindakan kesewenangwenangan Presiden, dan
memanipulasi kekuasaan demi kepentingan pribadi. Namun, setelah dilakukannya
amandemen UUD Tahun 1945, kekuasaan Presiden menjadi berubah dan berkurang.
Perubahan dan pengurangan dalam kekuasaan di bidang penyelenggaraan pemerintah, bidang
legislatif, bidang yudikatif, bidang eksekutif, dalam hubungan luar negeri, di bidang militer,
dan lain sebagainya
B. Saran
Setelah perubahan amandemen UUD Tahun 1945 ini, sistem pemerintahan di Indonesia
sebaiknya dapat berjalan lebih baik lagi. Presiden menjalankan tugas dan wewenang
sebagaimana mestinya. Diterapkannya prinsip check and balances sehingga ada
keseimbangan antara cabang kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Walaupun
perubahan amandemen UUD Tahun 1945 sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, apabila
ada hal-hal yang perlu diubah/diperbaiki lagi pengaturannya, sebaiknya diubah/perbaiki, hal
itu demi kepentingan negara Indonesia agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Hukum juga
perlu ditegakkan karena dalam praktiknya tidak menutup kemungkinan masih adanya
tindakan pemerintah yang melanggar/tidak sesuai dengan peraturan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghoffar. Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945
dengan Delapan Negara Maju. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009.
https://www.digilib.uinsby.ac.id
https://www.ilmudasar.com/2017/08/presiden-pengertian-tugas-wewenang-hak.html
https://www.zonareferensi.com/pengertian-kekuasaan/
12