Anda di halaman 1dari 8

MENU POPULER HINDIA BELANDA (1901-1942): KAJIAN

PENGARUH BUDAYA EROPA TERHADAP KULINER INDO-


NESIA

Pipit Anggraeni
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Abstrak: Kekayaan kuliner Indonesia tidak lepas dari pengaruh bangsa asing seperti
Eropa. Keadaan sosial-budaya masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 1901-1942
merupakan gambaran nyata yang dapat menunjukkan adanya proses akulturasi terse-
but. Proses hegemoni budaya Eropa dapat dilihat melalui pengenalan berbagai bahan
pangan, peralatan memasak, dan juga instansi-instansi pemerintah seperti sekolah ru-
mah tangga yang banyak menawarkan standar Eropa. Perkedel (frikedelen), semur
(smoor), dan aneka minuman dingin (es) merupakan beberapa contoh makanan yang
mendapat sentuhan dari budaya Eropa.

Kata-kata kunci: kuliner, budaya, Indonesia

Abstract: the rich of Indonesian culinary is related with the influence of foreigners
like European society. The socio-cultural condition of Indonesian society in the peri-
od of 1901-1942 showed that there was an acculturation. The process of European
cultural hegemony could be seen by the introduction of foodstuffs and cooking
utensils, and the governmental institutions such as the school of household which was
offering European standard. Perkedel, semur, and many kinds of ice are some
examples that were affected by the touch of European culture.

Keywords: culinary, culture, Indonesia

Indonesia mempunyai banyak keunikan da- Jejak kuliner Indonesia dapat


lam kesederhanaan kulinernya. Dengan ditelusuri melalui berbagai sumber sejarah
wilayahnya yang sangat luas, Indonesia seperti Serat Centini, Kitab Negarakertaga-
memiliki berbagai macam jenis kuliner ma, laporan perjalanan (salah satunya
dengan aneka cita rasa. Kearifan kuliner laporan perjalanan Justus van Maurik), surat
masyarakat Indonesia mengalami perkem- kabar/majalah rumah tangga, kookboek, dan
bangan dengan datangnya bangsa asing sep- lain sebagainya. Tulisan-tulisan mengenai
erti India, Cina, dan Eropa dalam proses sejarah dan budaya kuliner Indonesia saat
hubungan antar bangsa yang dilakukan sejak ini mudah didapatkan. Fadly Rahman, An-
berabad-abad yang lalu. Akulturasi budaya dreas Maryoto, Julie Sutardjana, Sri Owen,
yang terjadi antara Indonesia dan beberapa dan Suryatini N. Ganie merupakan beberapa
bangsa asing tersebut telah berlangsung nama yang menaruh perhatiannya di bidang
tanpa meninggalkan unsur local genius dari kuliner.
masing-masing bangsa. Sri Owen dalam bukunya Indone-
sian Regional Food & Cookery (1999) tid-

88
Pipit Anggraini, Menu Populer Hindia Belanda (1901-1945: Kajian Pengaruh Budaya Eropa 89

ak hanya menulis berbagai resep makanan diberlakukannya Politik Etis pada tahun
yang ada di beberapa wilayah di Indonesia, 1901, akses bagi masyarakat Bumiputera
tetapi juga menceritakan berbagai kebiasaan untuk larut dalam budaya Eropa semakin
dan teknik pengolahan makanan yang dapat terbuka. Pendudukan Jepang atas Indonesia
digunakan dalam mempraktekkan resep- pada tahun 1942 menjadi akhir dari peri-
resep makanan tersebut. Fadly Rahman da- odisasi penelitian ini. Meski kedatangan Je-
lam bukunya Rijsttafel: Budaya Kuliner pang tidak banyak merubah gaya hidup
Indonesia Masa Kolonial 1870-1942 populer yang tampak pada kebiasaan santap
(2011) telah banyak mengupas kebiasaan masyarakat Indonesia yang berkembang pa-
makan masyarakat Hindia-Belanda ka- da masa pemerintahan sebelumnya, namun
langan atas sebagaimana tampak dalam bu- Jepang juga telah menancapkan pengaruh-
daya rijsttafel. Andreas Maryoto dalam pengaruh baru pada masyarakat Indonesia
bukunya Jejak Pangan: Sejarah, Silang Bu- pada waktu itu.
daya, dan Masa Depan (2009) telah men-
gidentifikasi berbagai silang budaya yang METODE PENELITIAN
pernah dialami bangsa Indonesia, salah
satunya adalah dalam bidang kuliner. Sury- Metode penelitian yang digunakan
atini N. Ganie dalam bukunya Mahakarya dalam penelitian ini adalah metode
Kuliner: 5000 Resep Makanan dan Minu- penelitian sejarah. Dalam metode sejarah
man di Indonesia tidak hanya menulis dikenal lima tahap, yaitu tahap pemilihan
berbagai resep makanan khas di berbagai topik, heuristik (pengumpulan sumber),
daerah di Indonesia, namun juga menulis kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.
berbagai resep makanan yang sudah banyak Pemilihan topik dalam penelitian ini
dikenal masyarakat sejak tahun 1900-an. Ju- didasarkan atas dua pendekatan, yakni pen-
lie Sutardjana dalam bukunya 250 Resep dekatan emosional dan pendekatan intel-
Hidangan Pilihan Legendaris 3 Zaman ektual. Heuristik dilakukan dengan cara
menelusuri berbagai sumber sejarah yang
banyak menulis resep makanan yang
relevan dan kemudian dilanjutkan dengan
populer di Hindia-Belanda sejak tahun
membaginya dalam dua kategori, yaitu
1900-an.
sumber primer dan sumber sekunder. Kritik
Secara khusus, penelitian yang telah
sumber dilakukan dalam dua tahap, yaitu
dilakukan tersebut belum membahas
kritik eksternal dan kritik internal. Inter-
perkembangan menu populer yang banyak
pretasi dilakukan dengan cara mengidentifi-
dikenal masyarakat kalangan menengah di
kasi setiap sumber yang telah diperoleh dan
Hindia-Belanda, terutama menu populer
merangkainya menjadi satu kesatuan yang
yang telah mendapat pengaruh dari bangsa
harmonis dan masuk akal melalui tahap ana-
Eropa. Dalam penelitian ini akan dibahas
lisis dan sintesis. Historigrafi dilakukan
menu-menu populer dalam kalangan
dengan menyusun berbagai sistematika yang
masyarakat menengah di Hindia-Belanda,
sesuai dengan kaidah, serta membuat
terutama menu yang mendapat pengaruh
kronologis yang tepat melalui rumusan ma-
budaya Eropa dalam kurun waktu 1901-
salah, yang kemudian dikembangkan dalam
1942. Tahun 1901 dipilih sebagai awal peri-
beberapa bagian.
odisasi dalam penelitian ini, sebab sejak
90 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 1, Juni 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN orang-orang yang menentang intervensi ko-


lonial dan memandang rendah para sekutu
Gambaran Umum Masyarakat Indonesia Bumiputera semacam ini. Hirarki sosial tid-
(1901-1942) ak jarang memicu aksi balas dendam
Kedatangan bangsa Eropa di Indone-
berdarah ketika kekuatan kolonial sedang
sia pada abad ke-17 adalah untuk lemah atau berangsur-angsur buyar pada
berdagang, namun pada perkembangannya abad ke-20. Pembagian etnis ini kerap di-
mereka telah melakukan perluasan wilayah perkuat perbedaan ras yang sepertinya
untuk kepentingan kolonialisasi. Perluasan
sengaja dijadikan strategi oleh para pen-
wilayah tidak hanya dapat dilakukan orang- guasa kolonial untuk membagi dan
orang Eropa sendiri, mereka membutuhkan mendefinisikan rakyat jajahannya (Ricklefs
sekutu-sekutu lokal. Namun dalam sisi lain,
dkk, 2013:264).
banyak pemerintah lokal yang tidak me- Kontak budaya yang dilakukan antara
nyukai perlakuan bangsa Eropa tersebut dan
bangsa Eropa dengan Bumiputera di Hindia-
banyak melakukan perlawanan. Pasca Belanda lambat laun telah memunculkan
penyerangan yang dilakukan oleh beberapa sebuah perpaduan baru. Perpaduan budaya
elit lokal yang ada di Indonesia pada abad
atau kebudayaan campuran yang didukung
ke-19, bangsa Belanda mulai berhati-hati oleh segolongan masyarakat Hindia-
dalam menancapkan akar kolonialismenya,
Belanda tersebut dikenal dengan istilah
terutama di Jawa. Rezim kolonial mengam- Kebudayaan Indis (Soekiman, 2011:19).
bil pendekatan lebih konservatif. Mereka
Perkembangan kebudayaan Indis tidak lepas
sedapat mungkin berkompromi dengan elit dari pengaruh para perempuan yang tinggal
lokal. Ini berarti Belanda mulai mengidentif-
di Hindia-Belanda, baik perempuan Bumi-
ikasi satu per satu elit lokal yang mau beker-
putera maupun perempuan Eropa.
jasama, baik di Jawa maupun di masing-
Proses Penguatan Hegemoni Budaya
masing wilayah jajahan barunya di Indone-
Eropa terhadap Kuliner Indonesia (1901-
sia (Ricklefs, 2013:353-354 & 305).
1942)
Perluasan wilayah yang dilakukan
Penguatan hegemoni budaya Eropa
bangsa Belanda ketika itu telah berdampak terhadap kuliner Indonesia selama tahun
pada tatanan struktur sosial dalam tubuh
1901-1942 dilakukan melalui berbagai salu-
masyarakat Indonesia. Raja bukan lagi satu- ran. Saluran-saluran tersebut di antaranya
satunya lapisan paling tinggi dalam struktur
adalah melalui pengenalan bahan pangan
sosial masyarakat Indonesia pada waktu itu.
dan kemajuan sistem transportasi. Makanan
Kekuatan-kekuatan Barat yang datang seir- kaleng dan bahan pangan seperti mentega,
ing dengan pertumbuhan kerajaan-kerajaan
minyak, dan aneka tepung diperkenalkan
Islam secara lambat telah menciptakan elit melalui iklan-iklan yang terdapat dalam su-
pemerintah Bumiputera hampir di seluruh
rat kabar/majalah perempuan dan juga me-
wilayah Asia Tenggara. Kondisi ini sering-
lalui berbagai resep makanan yang diterbit-
kali membuat hirarki sosial yang sudah ada kan dalam kolom-kolom surat kabar rumah
menjadi lebih kaku dan tidak fleksibel. Se- tangga. Sistem transportasi yang semakin
mentara itu, kesenjangan sosial antara elit
maju telah membantu proses penyebaran
lokal dan rakyat menjadi lebih besar, tersebut.
keduanya bahkan bermusuhan. Ada pula
Pipit Anggraini, Menu Populer Hindia Belanda (1901-1945: Kajian Pengaruh Budaya Eropa 91

Pengenalan teknologi memasak juga Pendirian Sekolah Roemah Tangga


banyak dilakukan melalui kolom-kolom da- yang para pengajarnya merupakan per-
lam surat kabar rumah tangga. Dalam ko- empuan Eropa maupun perempuan Eurasia
lom-kolom tersebut banyak tulisan yang telah mendorong banyak perempuan Bumi-
memberi informasi mengenai cara hidup putera dari kalangan menengah untuk
sehat yang dapat dilakukan dengan men- mengikuti kebiasaan kuliner masyarakat
golah makanan secara baik. Selain itu, Eropa melalui pelajaran yang didapatkannya
Berkum (1921:1-4) juga menawarkan tersebut. Hal tersebut juga didorong dengan
standar baru bagi para ibu rumah tangga me- semakin banyaknya kookboek yang ditulis
lalui alat memasak seperti kompor, panci sebagai salah satu buku panduan bagi para
dengan berbagai ukuran, wajan, ketel air, pelajar di sekolah kejuruan. Salah satu
talenan beserta pisaunya, aneka saringan, kookboek tersebut berjudul Het Nieuwe
meja marmer atau rak panci, pisau kecil, Kookboek yang merupakan tulisan dari van
garpu, sendok, pembuka botol, kocokan te- der Meijden, JMJ. C. Penguatan hegemoni
lur, alat penghancur bumbu, piring, dan be- budaya Eropa tersebut semakin diperkuat
berapa botol yang dapat digunakan untuk dengan didirikannya Rumah Potong Hewan
menyimpan berbagai bumbu. Ia juga ber- di beberapa wilayah di Hindia-Belanda un-
pendapat bahwa perlu dilakukan perbaikan tuk menjamin nilai-nilai kesehatan dan
dalam dapur keluarga di Hindia-Belanda kebersihan setiap makanan yang berbahan
dengan memperhatikan standar yang berla- dasar hewani.
ku di Eropa, yaitu dengan menggunakan Bentuk Pengaruh Budaya Eropa ter-
cerobong asap, wastafel, dan lantai yang rata hadap Kuliner Indonesia Ditinjau dari
dan bersih (tidak berlubang dan berdebu). Segi Menu Populer yang di hidangkan Di
Juru masak/koki yang dimiliki Hindia-Belanda pada Tahun 1901-1942
keluarga-keluarga kalangan menengah atas Identifikasi pengaruh budaya Eropa
di Hindia-Belanda pada waktu itu sebagian terhadap kuliner Indonesia tersebut dapat
besar berasal dari kalangan perempuan dilakukan melalui berbagai makanan yang
Bumiputera. Keterampilan para juru masak dikonsumsi masyarakat Bumiputera sebe-
tersebut selalu dinomorsatukan oleh para ibu lum pengaruh budaya Eropa menguat dalam
rumah tangga Eropa (Van Der Meijden, diri mereka. Pada tahun 1600-an, orang-
1913:3). Pada tahun 1930-an perkumpulan orang Aceh yang berasal dari kalangan
ibu rumah tangga Eropa menyelenggarakan orang biasa akan selalu memakan nasi
kursus-kursus memasak menu Eropa bagi dengan sedikit ikan dan sedikit sayur, dan
koki Bumiputera (Nordhotlt, 2005:251). Di bagi orang-orang kaya, mereka akan me-
sisi lain, para nyonya berkulit putih juga di- makan nasi bersama dengan ayam yang
dorong untuk menjadi teladan bagi para pe- dibakar di atas arang atau yang direbus un-
layannya. Melalui buku panduan kehidupan tuk dimakan satu hari penuh. Beaulieu
di Hindia-Belanda, para perempuan tersebut (1666) berpendapat bahwa daging unggas
diharapkan mampu memahami dan bersim- dan sapi di Aceh akan habis apabila daerah
pati kepada para pelayannya untuk mem- ini disinggahi dua ribu orang Kristen. Hal
perbaiki dan mengangkat keadaan para pe- ini menunjukkan adanya perbedaan antara
layannya (Gouda, 2007:282). cara makan yang pada pokoknya terdiri dari
92 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 1, Juni 2015

daging dan yang utamanya dari sayuran. jamuan dimulai, makanan yang dihidangkan
Dampier juga berpendapat bahwa di pasar di antaranya seperti ikan yang direbus atau-
terdapat unggas, ikan, dan daging kerbau pun dikukus, unggas yang dimasak dengan
yang diperuntukkan bagi para bangsawan bumbu kari bersama dengan bihun, ayam
Aceh. Makanan-makanan tersebut dimasak kalkun dan ayam capon (ayam jago yang
dengan sangat enak dan disedapkan dengan sudah dikebiri), bermacam-macam daging
lada dan bawang putih (Lombard, 2007:83- (direbus, dipanggang, dan dimasak dengan
84). kaldu), sup, puding, dan berbagai macam
Joseph Banks (1770) dalam laporan kue kering. Seorang budak siaga berdiri di
perjalanannya menyebutkan bahwa ma- belakang kursi tamu untuk menuangkan
kanan yang dihidangkan oleh masyarakat di anggur, gin, cordial, dan bir Belanda atau
Batavia sangat sederhana. Nasi yang direbus Denmark. Kebiasaan lain yang dilakukan
merupakan bagian utama dari makanan orang Belanda dalam jamuan makan malam
masyarakat Batavia, baik orang kaya mau- adalah memohon diri untuk tidur beberapa
pun orang miskin, nasi selalu dihidangkan saat sebelum melanjutkan menyantap
bersama dengan sedikit ikan, daging kerbau jamuan yang lebih besar (Rush, 2013:40-
atau unggas, dan terkadang juga 41).
dihidangkan bersama ikan dan udang kering Pada abad ke-20, budaya kuliner
yang diketahui diperkenalkan oleh orang masyarakat di Hindia-Belanda sangat be-
Cina. Setiap makanan yang diolah tidak ragam. Penggolongan masyarakat berdasar-
pernah lepas dari cabai merah dan bumbu kan ras yang lazim dilakukan pada waktu itu
dalam jumlah yang besar. Mereka juga telah memberikan dampak pada pola dan
mengenal aneka ragam kue berbahan dasar kebiasaan makan masyarakat Hindia-
tepung beras. Dalam standar mereka, ma- Belanda. Gaya hidup mewah sengaja dicip-
kanan yang dikonsumsinya tersebut sudah takan orang Eropa untuk menunjukkan sta-
sangat berlimpah. Ajaran agama Islam tus sosial mereka, termasuk dalam budaya
melarang masyarakat tersebut minum mi- makan. Keistimewaan makanan mereka dit-
numan keras (Rush, 2013:33). ampilkan melalui kuantitas hidangan serta
Kebiasaan makan yang dilakukan aspek penyajian yang dikesankan sebagai
masyarakat Bumiputera tersebut tampaknya salah satu wujud miniatur kekuasaan ko-
berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan lonial. Kedatangan perempuan Eropa yang
oleh masyarakat Eropa (Belanda). John Bar- semakin banyak disekitar tahun 1900 telah
row (1792) dalam laporan yang ditulisnya memberi perubahan baru dalam budaya
menceritakan sebuah jamuan makan yang makan masyarakat Hindia-Belanda dengan
dilakukan orang Belanda ketika ia singgah dihidupkannya kembali kesadaran hidup
di Batavia sebelum melanjutkan perjalan- Barat (Rahman, 2011:41 & 44).
annya menuju Cina. Dalam sebuah jamuan Penekanan budaya makan yang ek-
makan, orang-orang Belanda di Batavia bi- sklusif dengan berbagai hidangan menu da-
asa menghidangkan anggur dan gin, cordial lam satu meja makan biasa disebut dengan
(minuman anggur manis), kue, dan manisan. istilah rijsttafel oleh kalangan keluarga Ero-
Hidangan tersebut selalu disajikan sebelum pa, khususnya bangsa Belanda. Istilah rijst-
acara jamuan makan dimulai. Ketika acara tafel pertama kali digunakan orang Belanda
Pipit Anggraini, Menu Populer Hindia Belanda (1901-1945: Kajian Pengaruh Budaya Eropa 93

untuk menunjukkan kebiasaan makan nasi nasi soto, nasi goreng, gado-gado, nasi
dari generasi ke generasi yang akhirnya rames, dan lumpia.
menjadi budaya sendiri dalam ruang lingkup Menu-menu populer yang banyak di-
kehidupan orang-orang Belanda. Rijst gemari masyarakat di Hindia-Belanda pada
sendiri berarti nasi atau beras yang sudah di tahun 1900-an antara lain adalah zwartzuur,
masak, sementara tafel selain bermakna hutspot, daging ham dengan kuah, roti,
meja juga bermakna kias untuk hidangan. taart, pudding, agar-agar (goedir/gudir),
Istilah rijsttafel ini mulai digunakan dalam freekedelen (perkedel), smoor (semur), rol-
keluarga Belanda kurang lebih sekitar masa lade, soep (sup), biefstuk (bistik), resoulles,
1870-an (Rahman, 2011:37-38). aneka minuman es (es puter), mie telur,
Penyajian hidangan rijsttafel pada pilus, ayam panggang kecap, udang goreng ,
awalnya selalu melibatkan banyak pelayan kopi susu, botok udang, kepiting goreng,
yang mengedarkan berjenis-jenis hidangan. sambel kelapa, sayur lodeh semarang, nasi
Beberapa menu khas Belanda yang cocok kebuli, sayur menir, sayur lodeh Surabaya,
dihidangkan dalam sajian rijsttafel antara pindang kecap, besengek, ayam lada kecap,
lain aneka sup sayur, lidah sapi, kroket ken- gulai kambing, puding, omelet, sate ayam,
tang, asparagus rebus, lobster dengan may- sate daging, sate kambing, serundeng, dan
ones, salad, puding, buah-buahan, roti, ane- lain sebagainya.
ka olahan jamur, acar, daging sapi, daging Pengaruh budaya Eropa dalam hal ini
unggas, ayam, kentang, biskuit dengan keju, juga tampak pada penyajian berbagai ma-
anggur merah, kopi, teh, dan es ceri. kanan tertentu seperti nasi kebuli, dawet,
Menu rijsttafel yang bisa dihidangkan dan sayur menir yang pada awalnya hanya
bagi para vegetarian antara lain seperti sup dapat ditemukan dalam rangkaian upacara-
sayur, kentang dengan saus mentega, kacang upacara selametan. Ini menunjukkan adanya
putih dengan saus telur asam, daun selada, pergeseran fungsi dari makanan tersebut.
puding maizena dengan saus berry atau Makanan yang dihidangkan dalam upacara-
terong Belanda, salad dengan kentang upacara selametan masyarakat Indonesia
goreng, telur dengan jamur dan lemon, sup sudah pasti mengandung makna tertentu,
tomat, kacang polong dengan kentang tum- sehingga hanya dapat ditemukan pada wak-
buk, makaroni dengan kismis, bayam tu-waktu tertentu saja. Namun keadaan ini
dengan kentang dan mentega cokelat, berbeda dengan yang terjadi di Hindia-
makaroni dan keju, sup kentang, puding Belanda pada tahun 1900-an, dimana nilai-
cokelat dengan saus vanili, kubis dan ken- nilai fungsi pada makanan tidak lagi hanya
tang direbus bersama-sama dengan susu dan dipandang berdasarkan nilai-nilai adat dan
mentega, puding maizena dengan saus nan- religi, namun juga lebih difungsikan secara
as, orak-arik telur dengan tomat, salad (to- komersil.
mat, lobak, dan telur), sup macaroni, kue, Kebiasaan lain masyarakat Hindia-
dan buah-buahan (Berkum, 1921:11-16). Belanda, khususnya Bumiputera yang
Sementara itu, Djoko Soekiman (2011:32) mendapat pengaruh dari bangsa Eropa ada-
berpendapat bahwa hidangan yang biasa lah kebiasaan meminum minuman air es.
disajikan dalam rijsttafel di antaranya adalah Lombard (2008:323) menyebutkan bahwa
kebiasaan meminum minuman dingin mulai
94 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 1, Juni 2015

berkembang di Hindia-Belanda sejak akhir Bentuk pengaruh budaya Eropa ter-


abad ke-19, yaitu sejak prosedur pembuatan hadap kuliner Indonesia (1901-1942) dapat
amoniak yang merupakan hasil temuan diidentifikasi melalui berbagai menu
orang Eropa diimpor ke Jawa pada tahun populer yang banyak digemari masyarakat
1880 dan mengalami kesuksesan besar. Da- Hindia-Belanda pada waktu itu. Menu
lam waktu sepuluh tahun saja, pabrik es ber- populer yang berkembang pada waktu itu
lipat ganda di kota-kota besar di Hindia- tidak hanya mendapat pengaruh dari Bumi-
Belanda. putera, namun juga banyak mendapat
pengaruh dari bangsa Eropa. Kebiasaan
PENUTUP meminum minuman dingin mulai banyak
menyebar dalam kalangan masyarakat
Perluasan wilayah yang dilakukan Bumiputera. Selain itu, pengaruh budaya
kolonial Belanda selama abad ke-19 men- Eropa juga tampak pada perubahan fungsi
galami banyak perlawanan dari elit lokal. dari beberapa makanan khas Bumiputera
Perluasan wilayah yang dilakukan tersebut yang pada awalnya memiliki nilai-nilai reli-
berdampak pada perubahan dalam struktur gi menjadi lebih komersil.
sosial masyarakat, di mana raja bukan lagi
satu-satunya yang berada pada strata paling DAFTAR RUJUKAN
tinggi dalam struktur sosial masyarakat.
Selain itu, persentuhan yang dialami Berkum, N.V. 1921. De Hollandsche Tafel
masyarakat Bumiputera dengan bangsa as- in Indie. J.Norduyn & Zoon.
ing tersebut telah memunculkan budaya Gouda, F. 2007. Dutch Culture Overseas:
campuran yang selanjutnya dikenal sebagai Praktik Kolonial di Hindia
budaya Indis. Belanda 1900-1942. Terjema-
Proses penguatan hegemoni budaya han oleh Jugiarie Soegiarto
Eropa terhadap kuliner Indonesia dalam ku- dan Suma Riella Rusdiarti. Ja-
run waktu 1901-1942 dilakukan melalui karta: Serambi Ilmu Semesta.
berbagai jalur, yaitu melalui pengenalan ba-
Lombard, D. 2007. Kerajaan Aceh: Zaman
han pangan dan kemajuan sistem trans-
Sultan Iskandar Muda (1607-
portasi, melalui pengenalan teknologi me-
1636). Jakarta: Kepustakaan
masak, melalui juru masak/koki, melalui
Populer Gramedia.
pendirian sekolah roemah tangga, melalui
_______. 2008. Nusa Jawa Silang Budaya
penulisan kookboek, dan melalui pendirian
Jilid 2: Jaringan Asia. Jakarta:
rumah potong hewan. Proses penguatan
Gramedia Pustaka Umum.
hegemoni budaya Eropa tersebut tidak lepas
dari peran aktif masyarakat Bumiputera Nordholt, H. S (ed). 2005. Outward Ap-
yang menerimanya tanpa meninggalkan un- pearances: Trend, Identitas,
sur local genius yang dimilikinya. Sehingga Kepentingan. Yogyakarta:
hasil yang di dapatkan dalam proses pen- LKIS.
guatan tersebut selalu memunculkan sebuah Rahman, F. 2011. Rijattafel: Budaya
budaya baru sebagai akibat dari adanya Kuliner di Indonesia Masa Ko-
percampuran antara budaya Bumiputera dan lonial 1870-1942. Jakarta:
Eropa. Kompas.
Pipit Anggraini, Menu Populer Hindia Belanda (1901-1945: Kajian Pengaruh Budaya Eropa 95

Ricklefs, M.C., Lau, A., Lockhart, B., Aung


Thwin, M,. & Reyes,P. 2013.
Sejarah Asia Tenggara: Dari
Masa Prasejarah sampai Kon-
temporer. Jakarta: Komunitas
Bambu.
Rush, J. 2013. Jawa Tempo Doeloe: 650
Tahun Bertemu Dunia Barat,
1330-1996. Jakarta: Komuni-
tas Bambu.
Soekiman, D. 2011. Kebudayaan Indis:
Dari Zaman Kompeni Sampai
Revolusi. Jakarta: Komunitas
Bambu.
van der Meijden, JMJ. C. 1913. Groot
Nieuw Volledig Indisch Kook-
boek: 1381 recepten van de
volledige Indische rijsttafel
met een belangrijk aanhangsel
voor de bereiding der tafel in
Holland. Van Goor Zonen Den
Haag.

Anda mungkin juga menyukai