Anda di halaman 1dari 16

Social Enterprise Dalam Menghadapi Permasalahan Sosial di

Desa Cilayung

Diajukan guna memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Sosiologi Ekonomi

Dosen pembina:

M. Fadhil Nurdin, M.A., Ph.D

Budi Sutrisno S.Sos.,M.Si

Linda Siti Nurlela 170710160002

Fitri Nopiyanti 170710160008

Titin Fitriani 170710160012

Ariodito Raldiputranto 170710160031

Nadhira Danastri 170710160034

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam konteks kewirausahaan sosial, terdapat tiga istilah yang saling


berkaitan yaitu social enterprenership (kewirausahaan sosial), social entrepreneur
(wirausaha sosial atau orang yang melakukannya) dan social enterprise
(lembaga/institusi atau perusahaan sosial yang menaungi aktivitas kewirausahaan
sosial). Social Enterprise secara garis besar merupakan suatu metode solusi
pemecahan masalah sosial melalui konsep pendekatan bisnis. Social Enterprise
pada intinya yaitu suatu metodologi yang mempunyai step atau langkah dalam
melaksanakan metodologi dalam pemecahan sosial.

Permasalahan sosial yang kami ambil salah satunya terdapat di Desa


Cilayung Kecamatan Jatinangor. Desa Cilayung merupakan salah satu Desa yang
berada di wilayah Kecamatan Jatinangor. Desa Cilayung juga merupakan Desa
pemekaran dari Desa Cileles. Lokasinya berada di bagian paling utara wilayah
Kecamatan Jatinangor dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukasari dan
Kecamata Tanjungsari. Apabila dilihat dari jumlah penduduknya, Desa Cilayung
merupakan desa dengan jumlah penduduk terkecil jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk desa lainnya yang berada di wilayang Kecamatan Jatinangor.

Potensi yang terdapat di Desa Cilayung yaitu diantaraya, yang pertama,


usaha pertanian berupa jagung, singkong, padi, dan pisang. Yang kedua, usaha
kerajinan berupa bilik, panahan, pohpor, dan senapan angin. Ketiga, usaha
industri pakaian. Dan yang keempat, usaha perdagangan. Selain potensi, terdapat
juga masalah yang ada di Desa Cilayung seperti, kurangnya fasilitas kesehatan,
selokan belum memadai, tidak terdapat koperasi, belum memilah sampah dengan
baik, kurang penerangan, dan banyak organisasi masyarakat yang tidak aktif
(tidak berjalan dengan baik).
Secara umum permasalahan yang terdapat di Desa Cilayung yaitu
kurangya fasilitas kesehatan. Dimana jarak dari Desa Cilayung ke Puskesman
tentu memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu Social Enterprise (SE)
ini berperan untuk membudidayakan tanaman herbal atau hewan tanpa perlu
adanya perawatan khusus. Tujuannya supaya mengurang bahan kimia seperti
pupuk dan pestisida. Dalam proses penanamnnya, akan membuat sirkulasi
ekosistem, tanpa ada campur tangan manusia mereka bisa tumbuh.

Step atau langkah dalam pemecahan sosial melalui metode Social


Enterprise yaitu, langkah awal pemetaan sosial, dimana hal tersebut hampir sama
dengan sensus atau demografi. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
penguatan kelompok. Penguatan kelompok dalam hal ini yaitu memperkuat tata
kelola kelompok dapat melalui mengenai kejelasan kepengurusan. Dan langkah
terakhir S3, yaitu sharing succes story, S3 ini berisi mengenai keberhasilan suatu
daerah atau tempat dalam menyelesaikan masalah sosial melalui pendekatan
Social Enterprise. S3 ini diharapkan mampu menginspirasi, memotivasi, dan
membangkitkan semangat untuk daerah-daerah lain dalam menyelesaikan sosial
yang ada disekitarnya.
BAB II

DESKRIPSI MASALAH SOSIAL

2. Permasalahan Sosial di Desa Cilayung

Desa Cilayung merupakan desa yang berada di kawasan Jatinangor dengan


berbagai potensi juga permasalahan yang ada. Dibalik potensi yang sudah
dipaparkan sebelumnya, terdapat permasalahan juga yang meresahkan masyarakat
yang berada disekitar desa tersebut. Dilansir dari data yang diperoleh dari Kepala
Desa Cilayung, ternyata banyak permasalahan terkait dengan kesehatan yang juga
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Berikut adalah data dari Desa terkait;

Tabel 1.1 Sarana Kesehatan Tahun 2016

No. Jenis Sarana Keterangan

Ada Tidak Ada

1. Rumah Sakit Umum - -

2. Rumah Sakit Bersalin - -

3. Puskesmas dengan Rawat Inap - -

4. Puskesmas tanpa Rawat Inap - -

5. Puskesmas Pembantu - -

6. Poliklinik/Balai Pengobatan - -

7. Tempat Praktek Dokter - -

8. Tempat Praktek Bidan Ada -

9. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) - -


10. Polindes (Pondok Bersalin Desa) Ada -

11. Posyandu Ada -

Sumber: Data Desa Cilayung

Dari data tersebut terlihat bahwa permasalahan yang terjadi adalah


kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, dari permasalahan tersebut juga bisa
memunculkan masalah baru, misalnya adalah banyaknya orang yang terjangkit
virus atau penyakit dikarenakan kurang cepatnya tanggap dalam menangani hal
tersebut. Jika ini dibiarkan maka masalah lain pun akan bermunculan seiring
dengan berjalannya waktu karena kurang tanggapnya terhadap kesehatan.

Jika kita sudah mengetahui permasalahan yang ada, dari sana kita bisa
dengan mudahnya mengetahui pula bagaimana pemecahan masalah tersebut
ataupun memberikan solusi terbaik yang bisa dijadikan dampak positif bagi
masyarakat. Untuk itu kami membuat semacam Social Enterprise yang bisa
dijadiakan referensi untuk masyarakat Desa Cilayung agar permasalahan pun bisa
BAB III

KAJIAN LITERATUR

3. Konsep Social Enterprise dari Perspektif Sosiologi Ekonomi


Sosiologi Ekonomi merupakan suatu perspektif sosiologis
yang menjelaskan fenomena tentang ekonomi, terutama tentang aspek
produksi, distribusi, konsumsi, barang dan jasa, dan sebagainya, untuk
mencapai masyarakat yang sejahtera bagi kehidupannya. Sosiologi
ekonomi ini menunjukan berbagai masalah sosial ekonomi yang terjadi
dilingkungan masyarakat, baik dinegara maju ataupun negara berkembang.
Karena setiap negara tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai cara, termasuk
salah satunya yaitu kebijakan pembangunan.
Ditinjau dari Case & Fair (2007b: 2), Mabry & Ulbrich (1989: 4-
5), Samuelson & Nordhaus (1998: 4) dan Dyal & Karatjas (1990:4),
Breton & Largent (1991: 27) dan Mundel (1963: 3). Dapat disimpulkan
bahwa ekonomi adalah ilmu tentang pemenuhan kebutuhan – kebutuhan
manusia. Kemudian muncul asumsi Homo economicus yang ditinjau dari
Coleman dalam Ritzer (2012: 768) dan Mantzavinos dalam Manzilati
(2011: 26) bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhannya cenderung
berusaha memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik berdasarkan cara
yang diinginkannya.
Social Enterprise merupakan salah satu ide yang akan membantu
permasalahan sosial ekonomi dilingkungan masyarakat. Social Enterprise
ini telah berkembang menjadi suatu gerakan global. Dimana, gerakan
tersebut menghasilkan solusi bagi persoalan berat dunia dan akan
mengubah cara pandang masyarakat tentang perubahan sosial. Social
Enterprise ini berperan penting dalam mewujudkan perubahan pola pikir,
masyarakat melihat potensi mereka yang belum tergali dan bisa
menghargai konektiitas masyarakat global. Social Enterprise ini memiliki
tujuan unruk mendapatkan keuntungan. Hal tersebut memiliki tujuan
supaya usaha itu dapat terus bertahan hidup atau berlangsung selanjutnya,
keuntungan tersebut akan disalurkan sebagai misi sosial. Konsep Social
Enterprise ini di Indonesia sangat jarang dikembangkan bahkan belum
banyak yang mengenal secara lebih mendalam atau detail. Ciri khas dalam
Social Enterprise ini yaitu adanya profit sharing dalam bisnis nya. Dalam
Social Enterprise, pada intinya suatu metodologi yang mempunyai step
atau langkah dalam melaksanakan metodologi dalam pemecahan masalah.
Menurut Angel Investment Network Indonesia (Angin)
mengkategorikan sebuah startup bisa dikatakab sebagai Social Enterprise
jika mereka memenuhi Tiga hal, yaitu Pertama, secara sengaja ingin
mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Kedua, berusaha mencari
keuntungan untuk mempertahankan bisnisnya. Ketiga, memiliki pola pikir
kewirausahaan untuk mengembangkan bisnis mereka sendiri.
Dengan menggunakan konsep Social Enterprise , dapat dilihat
sebagai respon inovatif terkait masalah pembiayaan pada organisasi non
profit, yang mana pengumpulan donasi perorangan, pemerintah, dan
yayasan kian bertambah sulit (Nyssens,2007). Kegiatan ini, tidak semata
mencari “profit” tapi berfokus pada kegiatan sosial yang mampu
memberikan manfaat pada masyarakat. Social Enterprise erat kaitannya
dengan kegiatan pembangunan, karena program sosial ini bertujuan untuk
meningkatkan daya dan nilai guna masyarakat serta memajukan kualitas
dari Sumber Daya Masyarakat (SDM).
Nyssnes menerangkan konsep ysng dilihnya tentang Social
Enterprise , pendekatan kami untuk Social Enterprise bukan untuk
menggantikan konsep yang ada pada Tiga sector, seperti Konsep sosial
ekonomi, sector non profit, atau sector sukarela. Secara teoritis, konsep
Social Enterprise juga bisa dilihat sebagai cara untuk membangun
jembatan dari ketiga sector tersebut. (Nyssnes,2007)
3.1 Social Enterpreneurship ‘Perpaduan Bisnis dan Sosial Ala
IDEAFEST”
Social Enterpreneurship mempunyai tujuan mencapai profit
atau berorientasi pada hasil. Menurut Colander (2008: 200), Slavin
(2008: 201), dan Nicholson & Snyder (2007: 273) bahwa tujuan
profit membuat Social Enterpreneurship erat dengan konsep
opportunity cost dan profit maximalization. Social
Enterpreneurship melakukan suatu kegiatan sosial dengan
mendapatkan profit yang kemudian mendistribusikannya sebagai
upaya penciptaan nilai sosial.
Performa Social Enterpreneurship diukur secara ekonomi,
yaitu dampak sosial dapat ditelusuri dalam bentuk biaya sosial.
Field & Field (2006: 52) mengemukakan bahwa biaya sosial
memasukan komponen biaya eksternal yakni biaya yang
dikeluarkan masyarakat maupun lingkungan sekitar akibat aktivitas
perusahaan. Social Enterpreneurship mampu memberikan nilai
sosial dari dampak aktivitas-aktivitas usahanya yang berdampak
pada masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Pendekatan Social
Enterpreneurship memisahkan antara aspek sosial dan ekonomi,
yaitu menggunakan pendekatan modal sosial. Menurut Yustika
(2006: 192), Modal sosial merupakan agregat sumber daya yang
diikat untuk mewujudkan jaringan yang awet sehingga
melembagakan hubungan persahabatan yang saling
menguntungkan. Social Enterpreneurship berinteraksi dengan
struktur sosial dalam rangka meningkatkan nilai sosial namun disisi
lain dapat tetap melakukan aktivitas ekonomi.
Dees mengemukakan aspek entrepreneurial dalam Social
Enterpreneurship tersebut adalah termasuk tiga hal; Pertama,
pengakuan dan upaya tak kenal lelah mencari peluang-peluang
baru untuk mencapai penciptaan nilai sosial. Kedua, keterlibatan
yang kontinu dalam inovasi dan modifikasi. Ketiga, Aksi nyata
yang dilakukan dengan tidak menghiraukan keterbatasan sumber
daya yang ada. Social Enterpreneurship sebagai suatu disiplin
llmu baru yang memasuki awal perkembangannya dan menyimpan
peluang besar untuk membangun konsep dan melakukan riset
empiris untuk menentukannya secara operasional.
BAB IV

DESAIN SOCIAL ENTERPRISE

4. Perancangan Desain Sistem Manajemen Sektor Ekonomi Organisasi


Koperasi Desa Cilayung Perumahan

4.1 Perancangan Ulang Struktur Organisasi

Melihat dari beberapa masalah yang ada di Desa Cilayung terutama


pada tidak ada koperasi atau organisasi masyarakat yang tidak aktif (tidak
berjalan dengan baik). Padahal hal tersebut dapat membantu sektor
ekonomi di bidang distribusi pertanian. Terdapat enam elemen dalam
mendesain struktur organisasi meliputi spesialisasi pekerjaan atau
pembagian pekerjaan, departementalisasi, rantai perintah, rentang kendali,
sentralisasi atau desestralisasi serta formalisasi.

Sekertaris Koperasi
Desa Desa

Koperasi RW

Sekertariat
Koperasi RW

Tengkulak

Petani
Dari desain struktur organisasi dapat dilihat bahwa organisasi
koperasi desa di awasi oleh sekertaris desa dan menghimpun struktur
dibawahnya. Tugas dari Sekertariatan koperasi akan diberi tanggung jawab
untuk bagian administrasi dan keuangan atau bagian penghimpunan hasil
tani.

4.2 Perancangan Proses Bisnis

Adapun perancangan proses bisnis dari tiap-tiap tahap proses


adalah sebagai berikut.

1. Proses Pencarian dan Pembelian hasil tani.

Rancangan Proses Pencarian dan Pembelian hasil tani

Petani Tengkulak Sekertaris Koperasi


Desa

Proses Mencari hasil Menghimpun


Produksi produksi tani Perkumpulan
yang dapat Tengkulak
didistribusikan

Mencatat Hasil tani


yang di hasilkan
dan dibeli
tengkulak

Melaporkan
Kepada Koperasi
desa
2. Proses Distribusi dan Penjualan hasil tani.

Rancangan Proses Distribusi dan Penjualan hasil tani

Tengkulak Sekertaris Koperasi Industri (pabrik-


Desa pabrik) yang
membutuhkan

Memiliki Menerima hasil


Hasil Tani dari
Tani tengkulak

Mencatat proses
dan
mengembangkan
proses
administrasi

4.3 Perancangan Standard Operating Procedure (SOP)

Setelah dilakukan Perancangan Proses Bisnis, perlu dijabarkan


lebih detail setiap proses bisnis ke dalam prosedur yang disebut dengan
SOP. Dalam perancangan SOP ini, akan dijabarkan mengenai SOP yang
diperlukan beserta komponen-komponennya. Komponen tersebut antara
lain tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab yang dibutuhkan.

No. SOP Tujuan Ruang Lingkup Tanggung Jawab

1. Pencarian Mencari hasil tani dan Lingkup prosedur Tengkulak


Hasil tani Mendapatkan dari meliputi analisis
hasil analisis penilaian lahan.

2. Pemilihan Memilih hasil tani Lingkup prosedur Tengkulak


Hasil dari yang berprospek meliputi pemilihan
lahan dari analisis
Lahan tani tinggi penilaian lahan.

3. Pembelian Mendapatkan dan Lingkup prosedur Tengkulak


Hasil tani menghimpun untuk meliputi pembelian
dijual kembali hasil tadi dari
pemilihan lahan

4. Penghimpunan Agar mudah dalam Lingkup prosedur Koperasi Desa


hasil tani proses distribusi hasil meliputi
tani mengumpulkan hasil
tadi yang dibeli
tengkulak

5. Distribusi Mendapatkan data Lingkup prosedur Sekertariat


Pencatatan dan pembukuan agar meliputi proses Koperasi Desa
pendataan mudah di awasi pendataan keluar
Hasil tani masuk dari hasil tani
yang dihimpun

6. Distribusi Memperoleh Lingkup prosedur Koperasi desa


Penjualan keuntungan dari meliputi penawaran
hasil tani proses distribusi hasil tani kepada
pembeli (sasaran
industry sekitar desa)

7. Pengiriman Pembeli mendapatkan Lingkup prosedur Koperasi desa


hasil tani barang hasil yang meliputi pengiriman
kepada didistribusikan kepada pembeli hasil
pembeli tani dari yang di
himpun
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan dari desain social enterprise yang telah dibuat dan dengan
segala permasalahan sosial yang ada di Desa Cilayung diharapkan social
enterprise yang sudah dirancang bisa diimplementasikan dengan baik di Desa
Cilayung agar permasalahan sosial yang ada dapat terselesaikan. Salah satu
permasalahan sosial yang kami ambil untuk dirancang social enterprise nya adalah
masalah tidak adanya koperasi atau organisasi masyarakat yang tidak aktif di
Desa Cilayung. Tentu saja rancangan social enterprise ini masih jauh dari kata
sempurna, masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam perancangannya
antara lain yaitu kami belum mendapatkan informasi yang lebih mendetail
mengenai objek dari rancangan kami. Kami juga masih harus melakukan beberapa
penelitian mengenai rancangan kami karena rancangan kami belum terlalu
matang.

Walaupun dengan kekurangan tersebut kami berusaha sebisa mungkin


agar rancangan kami bisa diimplemenasikan agar permasalahan di Desa Cilayung
bisa terselesaikan dengan baik. Berikut merupakan kelebihan dari rancangan
social enterprise kami yaitu kami melihat bahwa dengan dikembangkannya
sistem yang baik dalam ranah koperasi di Desa Cilayung, kami yakin bahwa Desa
Cilayung bisa menjadi Desa yang mandiri dan masyarakatnya bisa lebih sejahtera
karena ada koperasi yang mengatur dan membantu sistem manajemen koperasi di
Desa Cilayung. Dengan pertama-tama kami merancang ulang struktur organisasi
di dalam koperasi sesuai dengan job desc nya, lalu selanjutnya kami merancang
proses bisnis, dan yang terakhir kami merancang SOP nya agar yang dikerjakan
memiliki batasan dan tujuan yang jelas agar terstruktur.
Dengan menimbang-nimbang kelemahan dan kelebihan dari rancangan
kami, kami memperhitungkan juga hambatan apa yang akan ditemukan ketika
akan mengimplementasikan rancangan kami di Desa Cilayung yaitu antara lain
sulitnya mencari hasil produksi tani yang bisa didistribusikan. Selain itu juga
kami tidak bisa menentukan apakah masyarakat Desa Cilayung bisa menerima
rancangan kami karena suatu hal. Akan tetapi dengan begitu sangat besar harapan
kami agar rancangan kami bisa sedikit banyaknya membantu mengurangi
permasalahan yang ada di Desa Cilayung.
DAFTAR PUSTAKA

Atu Bagus Wiguna. Social Entrepreneurship dan Socio-Entrepeneurship:


Tinjauan Dengan Perspektif Ekonomi dan Sosial. 2013. Diakses pada
file:///D:/Downloads/ipi188822-SE.pdf Tanggal; 18 Juni jam 21.30 WIB

Salmah Said. Social Enterpreneurship ; Initiative Efforts From Higher Education


Classroom.2016. Diakses pada file:///D:/Downloads/ipi19999-SE.pdf Tanggal 18
Juni jam 21.45 WIB

Tamara, Puri. 2016. Data Profil Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang.
https://www.academia.edu/30300933/DATA_PROFIL_DESA_CILAYUNG_KE
CAMATAN_JATINANGOR_KABUPATEN_SUMEDANG (Diakses pada: 18
Juni 2018)

https://www.scribd.com/doc/94963607/Perspektif-Dan-Peran-Sosiologi-Ekonomi

https://klasika.kompas.id/social-enterprise-berbisnis-sekaligus-berbuat-sosial/

http://ekonomi.kompas.com/read/2015/04/01/184848226/.Social.Enterpreneurship
.Perpaduan.Bisnis.dan.sosial.ala.IDEAFEST.2015

Anda mungkin juga menyukai