MAKALAH
Disusun oleh:
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Gerakan Sosial
dengan judul “Teori Gerakan Sosial Baru (New Social Movement)”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................iii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Gerakan sosial atau disebut juga dengan social movement ini merupakan
aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan
kelompok informal yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang
secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan
melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial. Maka
dapat dikatakan bahwa gerakan sosial merupakan gerakan non-formal atau
gerakan yang tidak diakui oleh negara pada mulanya yang menginginkan
perubahan dengan melakukan aksi protes terhadap kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh negara.1
1
Wikipedia, “Gerakan Sosial”, https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_sosial
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang Gerakan Sosial Baru?
2. Bagaimana karakteristik Gerakan Sosial Baru?
3. Bagaimana tipologi Gerakan Sosial Baru?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Teori Orientasi Identitas (the
Indentity Oriented Theory)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi para teoritisi Gerakan Sosial Baru (GSB), dua tipe tentang paham
reduksi (reductionism) Marxisme klasik harus dicegah dari bentuk tindakan
kolektif. Pertama, paham reduksi ekonomi Marxisme yang menganggap semua
faktor signifikan politik dari tindakan sosial berasal dari logika ekonomi
fundamental tentang produksi kapitalis dan logika yang lainnya yang membentuk
tindakan tersebut. Kedua, paham reduksi kelas Marxisme yang menganggap
bahwa hal yang paling penting dari aktor-aktor sosial didefinisikan oleh relasi-
relasi kelas (class relationship) yang berakar dalam proses produksi dan identitas
sosial lainnya yang membentuk aktor-aktor kolektif.
3
sementara teoritisi yang lainnya melakukan perubahan (Buechler, 1995:442)
dalam Sukmana (2016:118).
Meskipun istilah teori Gerakan Sosial Baru (New Social Movement) sudah
berlaku umum, namun terdapat variasi pandangan dari beberapa teoritisi. Berbagai
pandangan teoritisi Gerakan Sosial Baru tersebut dapat diidentifikasi tentang
pendekatan umum (general approach) tentang konsep Gerakan Sosial Baru,
sebagai berikut (Buechler, 1995:442).
4
Menurut Pichardo (1997:414) dalam Sukmana (2016:119), karakteristik khusus
dari Gerakan Sosial Baru dapat dilihat dari empat aspek, yaitu;
Sifat unik Gerakan Sosial Baru adalah sifat ideologi dari Gerakan Sosial
Baru yang merupakan karakter refleksi diri (self-reflective character). Hal ini
berarti bahwa partisipan selalu mempernyatakan makna dari apa yang sedang
dilakukan. Hal ini telah mengarahkan kepada pilihan sadar (conscious choices)
tentang struktur dan aksi (structure and action), pilihan kata untuk melambangkan
Gerakan Sosial Baru.
2. Tactics (Taktik)
5
bentuk demonstrasi yang sangat dramatis dan direncanakan dengan representasi
simbol dan kostum (costumes and symbolic representations).
3. Structure (Struktur)
Gerakan Sosial Baru memiliki struktur yang tidak kaku, bersifat mengalir,
untuk menghindari bahaya oligarkisasi, Hal itu diwujudkan dengan adanya upaya
rotasi kepemimpinan, melakukan voting untuk semua isu, memiliki organisasi
sementara yang tidak permanen. Gerakan sosial baru menciptakan struktur yang
lebih responsif terhadap kebutuhan individu, dalam bentuk struktur yang terbuka,
terdesentralisasi, dan non-hirarkis.
4. Participants (Partisipan)
Partisipan Gerakan Sosial Baru berasal dari berbagai basis sosial yang
beragam, semisal dalam aspek gender, pendidikan, okupasi, dan kelas. Gerakan
Sosial Baru tidak hanya identik dengan golongan tertentu seperti Gerakan Sosial
Lama. Partisipan gerakan sosial baru berjuang melintasi batas-batas sosial demi
kepentingan publik yang luas.
6
2.3 Tipologi Gerakan Sosial Baru
Dalam terminologi debat pertama atas kebaruan dari gerakan, versi politik
tentang teori gerakan sosial baru meyakini peran dari konstituen-konstituen baru
dalam aktivitas sosial yang berbasiskan ras, gender, nasionalitas atau
karakteristik-karakteristik lainnya, tetapi juga tidak mengabaikan potensi gerakan
berbasis kelas atau berbasis pekerja bersama kelompok-kelompok yang lainnya.
7
ditimbulkan gerakan sosial baru, versi politik mengkritik tentang sifat politik dari
gerakan sosial baru yang lebih berorientasi kultural.
Dalam terminologi debat keempat atas basis sosial dari gerakan, versi
politik kemungkinan besar untuk mengidentifikasi basis sosial dari gerakan sosial
baru dalam terminologi kelas melalui upaya membangun kompleksitas teori
tentang struktur kelas kontemporer dan lokasi-lokasi yang bertentangan sebagai
latar bagi aktivitas sosial.
Versi kultural dari teori gerakan sosial baru adalah post-marxist dalam hal
ini melampaui tradisi melalui pengajuan pemutusan radikal antara tipe dan bentuk
gerakan masyarakat masa lalu dan sekarang, daripada mungkin yang ditemukan
dalam versi politik. Versi kultural mengklaim tentang hubungan antara struktur
sosial dan bentuk gerakan dengan menekan sifat desentralisasi baik kekuasaan
maupun resistensi. Dengan demikian, hal ini secara tidak khusus berorientasi
makro atau berpusat pada negara tetapi di fokuskan kepada kehidupan sehari-hari,
masyarakat sipil, dan membangun ruang bebas antar negara dan masyarakat sipil.
Versi kultural menghindari pertanyaan-pertanyaan strategis dan tindakan
instrumental sebagai perangkap yang harus di hindari, sementara versi politik
menekankan ekspresi dan eksplorasi simbolik yang justru menantang logika
instrumental dari dominasi sistematik. Dari para teoritis umum, maka Melucci
lebih dekat dengan tipe ideal kultural, meskipun beberapa hasil kerja Habermas
juga bisa masuk ke dalam kategori ini.
8
gerakan kulturalis melalui argumentasi bahwa gerakan politik adalah mudah untuk
dikooptasi dan kekuatan gerakan kultural pada medal simbolik dapat berbuat lebih
banyak mengekspos bentuk kontemporer dari kekuasaan dari pada gerakan politik
konvensional.
3
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial (Malang: Intrans Publishing), hal.140-142
9
Teori Mobilisasi Sumberdaya yang memfokuskan dan terikat secara
signifikan dengan rasionalism dan materialism maka teori identitas secara umum
mempunyai sifat-sifat non-materialistik dan ekspresif. Teori identitas membahas
pertanyaan-pertanyaan tentang integritas dan solidaritas dari kelompok yang
terlibat dalam aksi kolektif. Teori identitas menolak usaha (dari teori Mobilisasi
Sumberdaya) untuk memaksakan model rasionalitas dari neo-utilitarian dan
voluntaristik dalam menjelaskan aksi kolektif dan gerakan sosial (Sukmana,
2016:142).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Pichardo, karakteristik khusus dari Gerakan Sosial Baru dapat dilihat
dari empat aspek, yaitu:
1. Ideology and goals (Tujuan dan Ideologi)
2. Tactics (Taktik)
3. Structure (Struktur)
4. Participants of contemporary movements (Partisipan dari Gerakan
Kontemporer).
11
Menurut Buechler, secara umum teori-teori Gerakan Sosial Baru dapat di
kelompokan kedalam 2 versi (tipe) yang berbeda, yakni versi politik (political
version) dan versi kultural (cultural version).
Teori Orientasi Identitas (The Oriented-Identity Theory) menjelaskan asumsi
dasarnya melalui sebuah kritik terhadap teori yang sudah ada. Teori ini
bersifat non materialistik. Teori Orientasi Identitas meletakan pembahasan ke
dalam pertanyaan-pertanyaan seputar integrasi dan solidaritas kelompok yang
terlibat aksi kolektif.
3.2 Saran
Kelompok 3 sadar bahwa makalah ini jauh dari kondisi sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif kami butuhkan dari teman-teman mahasiswa
jurusan sosiologi yang mengambil mata kuliah Gerakan Sosial dan dari Bapak H.
Engkos Koswara, M.Ag selaku dosen mata kuliah Gerakan Sosial.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukmana, Oman. 2016. Konsep dan Teori Gerakan Sosial. Malang: Intrans
Publishing.
iii