Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN


KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN
MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL
TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN
ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP
SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA
SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS)
DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI
BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN
PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI
REAKTUALISASI)

APA ITU KONSEP ?


MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA)
ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN
FENOMENA SOSIAL
WACANA FENOMENA ALAMI,
MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK
NATURALISTIK (NATURAL LAW)
WACANA FENOMENA SOSIAL,
MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK
KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)

FUNGSI KONSEP DALAM


TEORI SOSIAL
Memberi pengertian dan pemahaman ttg
sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
Memberikan penjelasan atau keterangan ttg
sesuatu (explanasi)
Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif)
Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif
dan komunikatif)
Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya
praktis dan sederhana (pragmatis)

TUJUAN KONSEP DALAM


TEORI SOSIAL
Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita,
gejala atau fenomena sosial yang berisikan data dan
fakta-fakta sosial
Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi,
pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label
dari fenomena sosial sebagai konsep-konsep sosial
Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi,
mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai
hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih
halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial
yang dirumuskan sebelumnya

MANFAAT KONSEP
Dengan konsep, manusia dapat
berkomunikasi dengan manusia lain dan
bahkan dengan machluk lain, karena
adanya kesamaan pemahaman (mutual
understanding) dan kesamaan
pemaknaan (mutual meaning)

UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP)
DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,
INFORMASI)
PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI,
URAIAN, ANALISIS, SINTESA,
KONKLUSI, TEMUAN, INOVASI)

TEORI

Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk


menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep
Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara
sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi)
sebagai kesepakatan dunia akademis
Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial
Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena
atau gejala yang hendak diteliti
Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan
Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai
perspektif etik (agenda akademis)

Teori memberikan pola bagi interpretasi data


Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel
memiliki arti dan makna penting
Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap
pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian
(kegunaan laten/hidden)

PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL
Adalah bagaimana memandang dan
memahami kenyataan kehidupan sosial
sebagai realita yang harus dihadapi
secara bijaksana (wisdom) dan bebas nilai
(values free/ neutral/ non- etic)

TUJUAN TEORI SOSIAL


Untuk memberikan pengertian dan
pemahaman (understanding) terhadap
realita/fenomena sosial
Untuk memberikan penjelasan (explanation)
terhadap realita/fenomena sosial
Untuk kepentingan prediksi atau peramalan
(forcasting) terhadap fenomena-2 sosial
Sebagai kritik dan pengawasan (control)
terhadap perkembangan konsep dan teoriteori sosial
Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial
(sensitivity and responsebelity)

MANFAAT TEORI SOSIAL


Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan
realita/fenomena sosial
Sebagai alat analisis (tools of analysis)
terhadap fenomena sosial yang diamati
Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk
melakukan konstruksi, rekonstruksi atau
dekonstruksi teori terhadap realita/
fenomena sosial yang diamati dengan
persyaratan: relevan (cocok, layak),
aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan),
replikan (dapat di daur ulang), dan
konsisten (runtut dan sistematik)

STRUKTUR TEORI SOSIAL

GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)

II

MIDDLE RANGE THEORY/


MESO THEORY (Analisis Sebagian)

III

CASE/SUBSTANTIVE/
IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)

RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya
berbicara tentang objek yang sama yaitu
masyarakat (kumpulan individu yang
bertempat tinggal pada suatu wilayah,
dalam waktu yang relatif lama dan terus
menerus)
Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakan dengan kumpulan individu dan
masyarakat yang lain

FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL


1.
2.

3.
4.
5.
6.

Mengkaji, memahami, meneliti, dan menemukan makna tentang:


Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat
yang lainnya
Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu,
individu dengan kelompok, individu dengan organisasi, kelompok dengan
kelompok, kelompok dengan organisasi, dan organisasi dengan
organisasi lain
Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat
Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan
nilai dan norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang
dianggap bernilai
Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat
dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap bermanfaat
dan menguntungkan
Perubahan sosial: baik dalam artian perubahan pikiran, gagasan, struktur
sosial maupun perubahan dalam kelembagaan sosial secara keseluruhan

JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL


BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI):
dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan
suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan
tertentu, dan bersifat netral (taken for granted)
BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI):
berusaha mencari wahana dari cita-cita
mengenai
kebajikan,
bersifat
partisipan,
memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek
yang diamati bahkan menjadikannya sebagai
subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang
mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan
teori
feminisme
yang
mencita-citakan
masyarakat tanpa eksploitasi seksual)

ANATOMI TEORI SOSIAL


KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan
(Comte), teori siklus perubahan budaya
(Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas
(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi
(Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori
interaksionisme simbolik (Mead), teori
dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi
(Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans),
teori fungsional (Parson), teori fungsionalismestruktural (Merton), teori neo-fungsionalisme
(Alexander), teori kritis (Marx)

KONTEMPORER: teori hegemoni


(Gramsci), teori strukturasi (Giddens),
teori pilihan rasional (Elster), teori konflik
(Dahrendorf), teori post-modernism
(Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori
kritis (Jurgen Habermas)

KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER

Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur


dan agensi
Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi
sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur;
melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum
sehingga menghasilkan dualitas struktur
Aktor atau agensi menurut pandangan aliran ini adalah partisipan yang aktif
dalam mengkonstruksi kehidupan sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan atas
nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia selalu mempunyai tujuan
Artinya bahwa aktor secara rutin dan diam-diam memonitor apa yang sedang ia
lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap tindakannya dan lingkungan
dimana ia melakukan aktivitas tersebut
Sedangkan struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining)
tetapi juga memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia
Dualitas struktur melihat kekuasaan sosial sebagai simuka janus (the janus
face of power) yang berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang
penting, terutama mengenai hubungan antara tindakan manusia dan struktur.

JENIS TEORI SOSIAL


TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional,
teori struktural , teori equilibrium, teori
konflik
TEORI SOSIAL MIKRO: teori
fenomenologi, teori interaksionisme
simbolik, teori etnometodologi, dan teori
dramaturgi

FAKTA SOSIAL
(Emile Durkheim)
Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan
struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan
sosial
Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan
eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif
Pranata dan struktur sosial merupakan kunci
memahami dan mengerti tindakan seseorang atau
sekelompok orang
Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia
tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta
lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap
tindakan manusia tersebut

DEFINISI SOSIAL
(Max Weber)
menyatakan bahwa problem kehidupan sosial
berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai
pelaku kehidupan sosial
Weber memandang bahwa tindakan individu adalah
kunci kehidupan bersama
Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan
struktur adalah sesuatu yang impersonal yang
merupakan konsep rasional tindakan individu yang
disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu
Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi
ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial
Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap
tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar

TEORI-TEORI SOSIOLOGI
TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial;
Teori Sistem Sosial
TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER
TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN
BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM
F.OGBURN
TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN
TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS
TEORI GLOBALISASI OF NOTHING GEORGE RITZER

Anda mungkin juga menyukai