Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.

1, Januari 2019

Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat1


Rusydan Fathy2
Abstraksi
Modal sosial diasumsikan sebagai alternatif bentuk modalitas lain. Secara teoritis ada perdebatan mengenai
modal sosial bermuara kepada relasi-relasi sosial. Perdebatan itu berkenaan dengan konseptualisasi modal
sosial sebagai kapital konkrit dimana individu atau kelompok mampu mendayagunakan relasi-relasi sosial
mencakup nilai-norma, jaringan sosial dan kepercayaan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan manfaat
sosial. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, artikel ini bertujuan untuk
menjelaskan modal sosial sebagai konsep teoritis. Pemaparan studi menunjukkan adanya hubungan antara
modal sosial dengan inklusivitas dan pemberdayaan masyarakat terutama dalam konteks pembangunan inklusif
berkelanjutan. Artikel ini menyimpulkan bahwa konsep modal sosial berfungsi sebagai kerangka berpikir yang
bermanfaat dalam keberhasilan pembangunan dan perumusan kebijakan.
Kata kunci: konsep teoritis, social capital, relasi sosial, pembangunan inklusif berkelanjutan.
Abstract
Social capital assumed as an alternative form of other modalities. Theoritically, the debate on social capital ended
up to social relations. The debate concerns a conceptualization of social capital as concrete capital wherein
individuals or communities are able to utilize social relations including values - norms, social networks and trust
in order to gain economic and social benefits. Using qualitative method of literature study, this article aims to
provide a further explanation on social capital as theoritical concept. The explanatory study shows that social
capital interconnects with inclusiveness and community empowerment especially on the context of sustainable
inclusive development. This article concludes that the concept of social capital is functioned as a useful
theoretical framework for accomplished development and policy formulation.
Keywords: theoretical concept, social capital, social relations, sustainable inclusive development,

A. Pendahuluan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi


berseberangan dengan fakta kesenjangan yang tetap
Pada hakikatnya pembangunan bertujuan
tajam antara si kaya dan si miskin. Tingkat
untuk mencapai kesejahteraan. Namun demikian,
pendidikan yang rendah dan tidak merata,
implementasi pembangunan nasional yang
infrastruktur yang terbatas di pedalaman, kualitas
terangkum dalam agenda pemerintah baik pusat
sanitasi dan kesehatan yang buruk serta lemahnya
maupun daerah masih dirasa kurang efektif dalam
partisipasi masyarakat dalam aktifitas politik
mencapai cita-cita tersebut. Bagi Indonesia, salah
menjadi bukti melemahnya kapasitas masyarakat
satu tujuan nasional adalah mencerdaskan
akibat agenda pembangunan yang tidak inklusif.
kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan
umum. Namun, nampaknya hal itu sulit dicapai Padahal, kita sedang dihadapkan oleh
melihat fakta masih banyak masyarakat yang agenda global Sustainable Development Goals
tereksklusi sosial. Sila ke 5 Pancasila yaitu Keadilan (SDGs) menggantikan Millenium Development

1 Untuk kutipan atau sitasi artikel ini: Fathy, Rusydan. 2019. “Modal Sosial: Konsep Inklusivitas dan Pemberdayaan
Masyarakat.” Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol.6 (1): 1-17
2 Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Kontak penulis:

rusydanfathy@gmail.com
1
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Goals. SDGs merupakan upaya negera-negara di modal dapat dikategorikan menjadi beberapa
dunia untuk menciptakanBumi sebagai tempat yang bentuk: modal finansial, modal fisik, modal manusia
lebih baik bagi manusia. Tujuan tersebut terangkum dan modal sosial. Masing-masing bentuk modal
dalam 17 tujuan yang merefleksikan inklusivitas dan tersebut memiliki perbedaan dalam pola atau proses
sustainability. Agenda tersebut mengharuskan investasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi
perumusan dan implementasi kebijakan yang (economic gain) dan manfaat sosial (social benefit)
merangkul semua dan bersifat berkelanjutan (Usman, 2008: 1)
(memperhatikan kelangsungan hidup generasi
Modal sosial saat ini banyak dipakai oleh
berikutnya).
para akademisi maupun praktisi dalam berbagai
Di sisi lain, konsep modal sosial menarik kajian. Modal sosial terutama hadir sebagai
perhatian para akademisi dan praktisi di dalam isu alternatif bentuk modalitas lain seperti modal
pembangunan. Modal sosial kemudian dianggap ekonomi, modal budaya dan modal manusia. Pierre
sebagai kerangka teoritis yang bermanfaat dalam Bourdieu (1986) memperkenalkan konsep modal
paradigma pembangunan inklusif berkelanjutan. sosial dalam konteks perdebatan bentuk-bentuk
Posisi modal sosial menjadi penting untuk disorot modalitas tersebut. Bourdieu (1986)
mengingat paradigma pembangunan yang memperdebatkannya dengan melihat peluangnya
diberlakukan tersebut lebih bersifat bottom up untuk dikonversikan. Menurut Bourdieu, bukan
ketimbang top down. Modal sosial masuk dalam hanya modal ekonomi yang mudah dikonversikan
dimensi sosial dari paradigma pembangunan ke dalam bentuk uang, melainkan modal budaya
berkelanjutan yang mencoba mengintegrasikan tiga yang pada situasi tertentu, dapat dikonversikan
dimensi: sosial, ekonomi dan lingkungan. Selain itu, menjadi modal yang memiliki nilai ekonomi. Usman
posisi modal sosial juga berperan positif dalam menjelaskan (2018):
dimensi politik karena mendorong partisipasi,
Modal ekonomi atau finansial dihubungkan
aksesibilitas dan kebebasan masyarakat yang juga dengan upaya mengelola, meingkatkan,
menjadi prinsip dalam paradigma pembangunan mengalokasikan dan menggunakan dana
yang dimiliki sebagai sumber daya moneter
inklusif berkelanjutan. untuk memperoleh keuntungan ekonomi
atau manfaat sosial melalui kegiatan
produktif. Modal fisik lebih dihubungkan
kepada faktor produksi barang atau jasa
B. Metode dan Kerangka Konseptual: Relasi dan yang dalam konteks ini adalah bahan baku
Proses dalam Modal Sosial serta infrastruktur untuk mengolahnya.
Modal manusia lazim dikaitkan dengan
upaya mendayagunakan kepandaian,
Secara metodologis, penelitian ini keterampilan (skill), tingkat dan keragaman
pendidikan serta pengalaman individual.
menggunakan pendekatan kualitatif dengan Modal sosial memfokuskan pada upaya
menggunakan kajian literatur dalam membahas mendayagunakan relasi-relasi sosial.
(Usman, 2018: 3-4).
kerangka konseptual tentang modal sosial. Dilihat
dari segi sumber daya yang terendap di dalamnya,
2
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Sejak saat itu, perdebatan tentang apakah antara individu dan keluarga yang
membentuk suatu kelompok sosial. (ibid: 2).
modal sosial memenuhi syarat sebagai modal terus
berlanjut. Sementara beberapa penulis berpendapat
bahwa modal sosial tidak menjunjung tinggi Modal sosial bukan semata-mata dilihat sebagai
properti utama teori modal klasik dan, karenanya, sebuah hasil melainkan lebih kepada proses. Modal
tidak memenuhi syarat sebagai modal, yang lain sosial mengalami pembentukan terus-menerus dan
mempertahankan bahwa sebagian besar sifat modal senantiasa mengakumulasi dirinya. Berbeda dengan
sosial mirip dengan teori modal klasik. Pengetahuan bentuk modalitas lain, modal sosial tidak akan
tentang teori modal klasik adalah prasyarat untuk pernah habis ketika dipakai. Kualitas modal sosial
berkontribusi pada perdebatan modal sosial justru akan semakin baik apabila sering
(Bhandari dan Ysinoubu, 2009). Namun demikian, dimanfaatkan. Berkenaan dengan hal tersebut,
ada keyakinan bahwa modal sosial menyorot relasi beberapa faktor umum yang mempengaruhi
atau hubungan sosial sedangkan bentuk-bentuk lain pembentukan modal adalah: kebiasaan, kedudukan
dari modal terutama terletak pada individu saja (peranan aktor), pendidikan, kelas sosial ekonomi
(Robison et al, 2002 dalam Bhandari dan Ysinoubu, dan nilai-nilai personal. Modal sosial terutama
2009). berakar pada gagasan kepercayaan, norma, dan

Konsep modal sosial sebenarnya muncul jaringan informal dan percaya bahwa relasi sosial

dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak adalah sumber daya yang berharga (Bhandari dan

mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai Yasinoubu, 2009). Ketiga hal tersebut, yaitu norma

masalah yang dihadapi. Diperlukan adanya sosial, jaringan sosial dan kepercayaan merupakan

kebersamaan dan kerjasama yang baik dari segenap indikator atau unsur modal sosial. Ketiganya

anggota masyarakat yang berkepentingan untuk merupakan hubungan saling berkelindan.

mengatasi hal tersebut (Syahra, 2003). Syahra Pada prinsipnya, modal sosial berbicara
(2003) mengemukakan: mengenai ikatan atau kohesi sosial. Gagasan sentral

Pemikiran seperti inilah yang pada awal modal sosial tentang ikatan sosial adalah bahwa
abad ke 20 mengilhami seorang pendidik di jaringan merupakan aset yang sangat bernilai –
Amerika Serikat bernama Lyda Judson
Hanifan untuk memperkenalkan konsep dasar bagi kohesi sosial karena mendorong iklim
modal sosial pertama kalinya. Dalam kerjasama untuk memperoleh manfaat (Field,
tulisannya berjudul ‘The Rural School
Community Centre' (Hanifan, 1916:130). 2010). Pada kenyataannya, menggunakan hubungan
Hanifan mengatakan modal sosial bukanlah untuk bekerjasama membantu orang memperbaiki
modal dalam arti biasa seperti harta
kekayaan atau uang, tetapi lebih kehidupan mereka (Putnam, 2000: 19 dan
mengandung arti kiasan, namun merupakan Woolcock, 1998 dalam Field, 2010). Relasi-relasi
aset atau modal nyata yang penting dalam
hidup bermasyarakat. Menurut Hanifan, sosial tersebut dapat diberdayakan sebagai modal
dalam modal sosial termasuk kemauan baik, untuk mendapat bukan hanya keuntungan ekonomi
rasa bersahabat, saling simpati, serta
hubungan sosial dan kerjasama yang erat tetapi juga manfaat sosial (Usman, 2018).

3
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Pertanyaannya kemudian, seperti yang diajukan keanggotaan dalam kelompok sosial atau kapasitas
oleh Usman (2018) adalah bagaimana orang pluralitas seseorang untuk menikmati keuntungan
mendayagunakan relasi-relasi sosial sehingga dari tindakan kolektif berdasarkan kebajikan dari
menjadi sumber daya yang dapat dinvestasikan partisipasi sosial, kepercayan terhadap institusi
untuk tujuan memperoleh keuntungan ekonomi atau komitmen untuk menetapkan cara dalam
atau manfaat sosial? Untuk dapat menjawab melakukan sesuatu (Ritzer, 2004).
pertanyaan tersebut adalah dengan menelisik efek
Menurut Portes (1998) modal sosial adalah
atau dampak dari relasi-relasi sosial.
kemampuan dari para aktor untuk menjamin
Pertama, relasi sosial memfasilitasi aliran manfaat dengan bertumpu pada keanggotaan dalam
informasi tentang berbagai macam kebutuhan jejaring sosial dan struktur-struktur sosial lain.
lingkungan. Penguasaan informasi memiliki peran Sedangkan menurut Woolcock (1998) modal sosial
penting dalam memprediksi kebutuhan yang adalah derajat kohesi sosial yang ada dalam
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kedua, komunitas. Ia mengacu pada proses-proses antar
relasi sosial berkorelasi positif dengan pengaruh orang yang membangun jejaring, norma-norma, dan
yang mampu menjadi kekuatan memobilisasi social trust, dan memperlancar koordinasi dan
dukungan. Ketiga, relasi sosial adalah media kerjasama yang saling menguntungkan. Kemudian
menanamkan dan menebarkan trust sehingga orang Lang & Hornburg (1998) berpendapat bahwa modal
dapat mengembangkan hubungan yang saling sosial umumnya merujuk pada ketersediaan rasa
menguntungkan satu-sama lain. Keempat, relasi saling percaya di dalam masyarakat (stocks of sosial
sosial adalah media mempertegas identitas sehingga trust), norma-norma, dan jejaring yang dapat
orang mudah mengembangkan hubungan yang dimanfaatkan masyarakat dalam rangka
saling menghargai. Hubungan saling menghargai menyelesaikan persoalan-persoalan bersama.
tersbeut menciptakan kondisi kondusif untuk
Coleman (1989) melihat modal sosial
berbagi kepentingan dan sumber daya. Hubungan
sebagai keseluruhan sesuatu yang diarahkan atau
semacam ini bukan hanya memberikan rasa aman
diciptakan untuk memudahkan tindakan individu
tetapi juga memberi jaminan keberlangsungan
dalam struktur sosialnya. Sementara itu Putnam
kegiatan (Koput, 2010: 4-6 dalam Usman, 2018: 5).
mengatakan, sedangkan modal fisik mengacu
kepada objek-objek fisik dan modal manusia
mengacu kepada properti individu, modal sosial
C. Mendefinisikan Modal Sosial: Norma, Jaringan
dan Kepercayaan sebagai Elemen Inti merujuk kepada hubungan antara individu, jaringan
sosial dan norma-norma timbal balik serta

Istilah modal sosial sejatinya merujuk kepercayaan yang timbul dari mereka (2000: 19).

kepada kapasitas individu untuk memperoleh Baik Coleman dan Putnam sama-sama mengakui

barang material atau simbolik yang bernilai bahwa modal sosial dapat bertambah maupun

berdasarkan kebajikan hubungan sosial dan berkurang dari waktu ke waktu (Field, 2010). Sama

4
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

halnya Coleman dan Putnam, Fukuyama (2002) itu Coleman (2011) berpendapat bahwa terdapat 6
menjelaskan bahwa setiap kelompok memiliki bentuk modal sosial: kewajiban dan ekspektasi,
potensi modal sosial – sejauh mana ia dimanfaatkan saluran informasi, norma dan sanksi efektif, relasi
berkenaan dengan radius kepercayaan. Keragaman wewenang, organisasi sosial yang disesuaikan,
analisis konsep modal sosial dari beberapa tokoh organisasi yang disengaja.
dapat dipetakan sebagai berikut:
Terkait hal tersebut, Haridison (2013:35)
menjelaskannya dalam enam aspek. Pertama,
Kewajiban dan Ekspektasi. Jika A melakukan
sesuatu untuk B dan percaya bahwa B akan
membalasnya pada masa depan, hal ini menciptakan
ekspektasi di pihak A dan kewajiban di pihak B
untuk memelihara kewajiban tersebut. Kedua,
Saluran Informasi. Potensi informasi yang melekat
pada relasi-relasi sosial. Informasi penting untuk
mendasari tindakan, tetapi akuisisi informasi
merugikan. Informasi sekurang-kurangnya
memerlukan perhatian, yang selalu cepat diberikan.
Alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi adalah penggunaan relasi sosial yang
dipertahankan untuk tujuan lain. Ketiga, Norma dan
Sanksi Efektif. Norma-norma preskriptif yang
merupakan bentuk modal sosial sangat penting
Tabel 1: Pemetaan Modal Sosial (Sumber: Usman, dalam kolektivitas adalah norma yang membuat
2018)
seseorang melepaskan kepentingan diri sendiri
untuk bertindak demi kepentingan kolektivitas.
Haridison (2013) berkesimpulan bahwa
Keempat, Relasi Wewenang. Jika pelaku A
pandangan beberapa ahli tentang konsepsi modal
mengalihkan hak kendali beberapa tindakan kepada
sosial adalah: (1) sekumpulan sumberdaya aktual
pelaku lain, B, maka B menyediakan modal sosial
dan potensial; (2) entitasnya terdiri-dari atas
dalam bentuk hak kendali tersebut. Kelima,
beberapa aspek dari struktur sosial, dan
Organisasi Sosial yang Dapat Disesuaikan.
entitasentitas tersebut memfasilitasi tindakan
Organisasi yang didirikan untuk satu rangkaian
individu-individu yang ada dalam struktur tersebut;
tujuan juga dapat membantu tujuan lainnya.
(3) asosiasi-asosiasi yang bersifat horisontal; (3)
Keenam. Organisasi yang Disengaja. Penggunaan
kemampuan aktor untuk menjamin manfaat; (4)
konsep modal sosial tergantung pada keberadaan
informasi; (5) norma-norma; (6) nilai-nilai; (7)
resiprositas; (8) kerjasama; (9) jejaring. Sementara
5
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

hasil sampingan aktivitas yang diikutsertakan untuk Selain merentangkan norma-norma sosial,
mulai dari norma sosial hierarkis hingga
tujuan lain.
norma spontan, kita juga dapat
merentangkan norma lainnya hasil pilihan
rasional, serta norma turun menurun dan
arasional. (Fukuyama, 2005: 179).
Di sisi lain, modal sosial memiliki dua
Fukuyama (2005) menjelaskan lebih lanjut,
dimensi yaitu dimensi kognitif (kultural) dan
bahwa akan terbentuk 4 macam norma dengan 4
dimensi struktural (Bain dan Hicks dikutip Krishna
sifat yang berbeda: spontan-arasional (alami teratur
dan Shradder dalam Syahra, 2003). Dimensi kognitif
sendiri), spontan rasional (tertata sukarela),
berkaitan dengan nilai-nilai, sikap dan keyakinan
hierarkis-arasional (keagamaan) dan hierarkis-
yang mempengaruhi kepercayaan, solidaritas dan
rasional (politis). Nilai dan norma merupakan pra
resiprositas yang mendorong ke arah terciptanya
kondisi – pondasi yang melandasi timbulnya
kerjasama dalam masyarakat guna mencapai tujuan
kepercayaan (Fukuyama, 2002). Norma-norma
bersama. Dimensi struktural merupakan susunan,
informa ini tidak akan lenyap dan akan tetap di
ruang lingkup organisasi dan lembaga-lembaga
kemudian hari (Fukuyama, 2005: 230). Norma-
masyarakat pada tingkat lokal yang mewadahi dan
norma ini pada gilirannya akan menciptakan
mendorong terjadinya kegiatan-kegiatan kolektif
kebajikan sosial (Social Virtues):
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Beberapa rangkaian kebajikan individu yang
Pemaparan mengenai definisi, perdebatan, bersifat sosial di antaranya adalah kejujuran,
dimensi dan bentuk modal sosial mengantarkan kita keterandalan, kesediaan untuk bekerja sama
dengan orang lain, kekompakkan dan sense
kepada kesimpulan bahwa pada dasarnya modal of duty terhadap orang lain... Modal sosial
sosial memiliki tiga unsur penting yaitu nilai norma, memerlukan pembiasaan terhadap norma-
norma yang berlaku, dan dalam konteksnya
jaringan dan kepercayaan. Unsur yang pertama termanifestasikan dalam kebajikan-
yaitu norma-norma sosial (social norms). Secara kebajikan sosial umum – kesetiaan,
kejujuran, kekompakkan dan dependability.
umum norma merupakan nilai yang bersifat (Fukuyama, 2002: 65).
kongkret. Diciptakan untuk menjadi panduan bagi
setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan
Unsur modal sosial selanjutnya adalah
aturan yang berlaku di masyarakat. Terkait hal ini,
jaringan sosial. Definisi jaringan sebagai unsur
Putnam (2000) menjelaskan bahwa nilai-nilai
modal sosial adalah sekelompok orang yang
terkandung di dalam suatu jaringan sosial. Dengan
memiliki norma-norma atau nilai-nilai informal di
demikian dapat dikatakan bahwa posisi nilai-nilai
samping norma-norma atau nilai-nilai yang
menjadi penting sebagai pengikat atau perekat –
diperlukan untuk transaksi biasa di pasar
kohesivitas – mempersatukan dalam menjalin
(Fukuyama, 2005: 245). Pertukaran informasi yang
hubungan. Menurut Fukuyama:
diwadahi oleh jaringan untuk berinteraksi akhirnya
Pada umumnya norma yang terbentuk berkontribusi memunculkan kepercayaan di antara
secara spontan cenderung bersifat informal,
mereka (Fukuyama, 2002). Jaringan sosial dapat
dalam arti tidak dituliskan dan diumumkan.
6
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

terbentuk karena adanya nilai dan norma yang sekalipun untuk membedakan mana orang
yang mau bekerja sama dan mana yang tidak
dipegang teguh bersama yang kemudian melandasi
tetap dapat memberikan manfaat yang
lahirnya kerja sama. Namun demikian, kerja sama cukup besar pada kemampuan seseorang
untuk membangun hubungan kerjasama.
sosial tidak serta merta muncul begitu saja. Hal
(ibid: 209-210).
tersebut dapat dimunculkan dengan menciptakan
identitas bersama, pertukaran moral dan
pengulangan interaksi. Fukuyama menjelaskan:

Orang cenderung ceroboh menggunakan


istilah asas timbal balik (reciprocity) atau
pengorbanan timbal balik (reciprocal
altruism). Istilah tersebut dianggap sama
dengan istilah tukar-menukar di pasar
(market exchange), padahal tidak demikian.
Di pasar, barang-barang ditukarkan
serentak. Pembeli dan penjual mengikuti
perkembangan nilai tukar dengan cermat.
Sedangkan menyangkut pengorbanan
timbal balik, pertukaran bisa terjadi pada
waktu yang berbeda. Pihak yang yang satu Tabel 2: Pembentukan Jaringan dan Kerja Sama
memberikan manfaat tanpa mengharapkan Sosial (Sumber: Fathy, 2017: 65)
balasan langsung, dan tidak mengharapkan
imbalan yang sepadan. (Fukuyama, 2005:
212-213). Sementara itu, bentuk modal sosial
berdasarkan tipe ikatan sosial (jaringan sosial)
Dari pemaparan tersebut, terdapat dapat dibedakan sebagai berikut (Woolcock, 2001:
penekanan pada waktu perolehan manfaat atau 13-14, dalam Usman, 2018: 68):
imbalan yang diterima di kedua belah pihak.
(a) Modal sosial mengikat (bonding social
Pertukaran pasar terjadi secara serentak dengan
capital), berarti ikatan antara orang dalam
memprioritaskan pada perolehan manfaat yang
situasi yang sama, seperti keluarga dekat,
paling tidak setimpal di antara keduanya. Sementara
teman akrab dan rukun tetangga.
asas timbal balik sama sekali tidak demikian. Prinsip
(b) Modal sosial menjembatani (bridging social
seperti inilah yang merefleksikan kualitas modal
capital), mencakup ikatan yang lebih longgar
sosial yang baik. Terkait dengan pengulangan
dari beberap orang, seperti teman jauh dan
interaksi, sebagaimana dimaksud oleh Fukuyama:
rekan kerja.
Orang yang punya reputasi culas akan (c) Modal sosial menghubungkan (linking social
dihindari, sedangkan orang jujur cenderung capital), menjangkau orang-orang pada
mau bekerja sama dengan orang lain yang
jujur pula. Karena masa lampau tidak situasi berbeda yang sepenuhnya berada di
sepenuhnya dapat dipakai sebagai patokan luar komunitas, sehingga mendorong
untuk memperkirakan masa depan, selalu
ada kemungkinan bahwa orang yang mau anggotanya memanfaatkan banyak sumber
bekerja sama hari ini mengkhianati saya daya dari yang tersedia di dalam komunitas.
esok. Namun kemampuan yang kecil
7
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Modal sosial mengikat cenderung mendorong


identitas eksklusif dan mempertahankan
homogenitas, sedangkan modal sosial
menjembatani cenderung menyatukan dari
beragam ranah sosial (Putnam, 2000). Masing
masing bentuk tersebut mampu menyatukan
kebutuhan yang berbeda dari masing-masing
anggota. Modal sosial yang mengikat adalah perekat
dan memperkuat identitas spesifik (Putnam, 2000).
Modal sosial menjembatani merupakan hubungan-
hubungan yang menjembatani lebih baik dalam
menghubungkan aset eksternal dan bagi persebaran
informasi dan dapat membangun identitas dan
timbal balik lebih luas (Putnam, 2000). Putnam
(2000) dalam Asrori (2014) dijelaskan:

Bridging ditandai oleh hubungan sosial yang


bersifat terbuka (inklusif), para anggotanya
mempunyai latar belakang yang heterogen.
Orientasi kelompok ini lebih ditekankan
upaya-upaya bersama dalam mencari
jawaban atas permasalahan bersama, serta
mempunyai cara pandangan keluar outward
looking. Sedangkan bonding yaitu kapital Figur 1. Bonding, Bridging dan Linking Social Capital
sosial bersifat eksklusif, keanggotannya (Sumber: Babaei, Hamidreza, et.al. 2012)
biasanya didasarkan atas berbagai
kesamaan, seperti kesamaan suku, etnis dan
agama, hubungan antar individu bersifat
Dalam pembahasan Putnam, dapat
tertutup, lebih mengutamakan solidaritas
dan kepentingan kelompok. (Asrori, disimpulkan bahwa jaringan dan kerja sama tidak
2014:761).
dapat dipisahkan. Bonding social capital berperan
dalam menciptakan identitas bersama yang kuat.
Hal ini penting sebagai salah satu syarat
menumbuhkan kerja sama internal kelompok.
Dalam proses pembentukan jaringan,
menumbuhkan iklim kerja sama adalah syarat lain
selain nilai dan norma bersama (Fukuyama, 2005).
Bridging social capital pada gilirannya berperan
penting bagi kelompok untuk menciptakan
perluasan kerja sama terhadap kelompok lain.
Mengembangkan jaringan-jaringan sosial yang
8
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

didasarkan pada norma-norma bersama dan iklim Modal sosial benar-benar mempengaruhi
kerja sama akan membuat modal sosial inklusi sosial, kualitas hidup individu, dan
berkembang. Jaringan sosial, bagaimanapun penguatan kapasitas secara personal, pertumbuhan
memfasilitasi sekumpulan orang yang diikat oleh ekonomi, pemerintahan yang demorkatis dan kohesi
norma-norma bersama dan saling berhubungan sosial pada tingkatan makro level (Sirovatka dan
timbal-balik (reciprocity). Mares, 2008). Menurut Sirovatka dan Mares (2008),
keterkaitan antara dimensi modal sosial dengan
Unsur modal sosial yang ketiga adalah
inklusi sosial adalah sebagai berikut:
kepercayaan. Menurut Fukuyama (2002),
kepercayaan adalah efek samping yang sangat
penting dari norma-norma sosial yang kooperatif
yang memunculkan modal sosial. Kepercayaan
adalah sesuatu yang dipertukarkan dengan
berlandaskan norma-norma bersama demi
kepentingan orang banyak. Kepercayaan
menyangkut hubungan timbal balik. Bila masing-
masing pihak memiliki pengharapan yang sama-
sama dipenuhi oleh kedua belah pihak, maka tingkat
kepercayaan yang tinggi akan terwujud. Tidak dapat
dipungkiri jika masyarakat Indonesia belum
dikatakan sepenuhnya sejahtera. Kesenjangan dan
ketimpangan masih menjadi permasalahan baik di
perkotaan maupun perdesaan. Polarisasi yang kian
mencolok di masyarakat menandakan bahwa
masyarakat Indonesia ada yang tereksklusi secara
sosial. Konsep eksklusi sosial sebenarnya tertuju Tabel 3. Dimensi Modal Sosial dan Inklusi/eksklusi
pada melemahnya kapasitas masyarakat. Hal Sosial (Sumber: Sirovatka dan Mares, 2008: 535).

demikian ditandai pula dengan lemahnya tingkat


partisipasi, aksesibilitas dan kebebasan masyarakat. Silver (1995) melihat eksklusi sosial dalam
Eksklusi sosial merupakan proses (dan juga tiga sudut pandang: solidaritas; spesialisasi dan
outcome), individu atau kelompok terpisah dari monopoli. Paradigma solidaritas melihat
hubungan sosial yang lebih luas – ditandai dengan melemahnya ikatan sosial antar individu dalam
tidak berpartisipasi dalam aktifitas masyarakat masyarakat. Paradigma spesialisasi melihat bahwa
seperti konsumsi, menabung, produksi, politik dan eksklusi sosial adalah konsekuensi dari spesialisasi
aktifitas sosial lainnya (Sirovatka dan Meres, 2008). yang terjadi di masyarakat. Paradigma monopoli
melihat eksklusi sebagai akibat dari monopoli
kelompok – menyorot dominasi suatu kelompok
9
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

terhadap kelompok tertentu. Kondisi melemahnya digemari para akademisi maupun praktisi sebagai
ikatan sosial sebagaimana dimaksud berarti kerangka teoritis untuk melahirkan strategi-strategi
menandakan melemahnya modal sosial. Dengan pemberdayaan. Hasil penelitian Balady (2018)
melemahnya ikatan sosial, dapat dipastikan bahwa melihat modal sosial dalam pemberdayaan
kerja sama sosial akan terhambat. Implikasi dari komunitas. Penelitian tersebut menyimpulkan
kerja sama sosial yang terhambat adalah sulit bahwa komunitas masyarakat tertentu memiliki
mengembangkan modal sosial. Untuk itulah, berbagai bentuk modal sosial yang berkontribusi
diperlukan upaya dalam menumbuhkan lingkungan dalam peningkatan kesejahteraan dan kelestarian
yang inklusif. Untuk menciptakan lingkungan sosial lingkungan mereka ketika modal sosial tersebut
yang inklusif sangat dibutuhkan modal sosial. melebur dalam program PLBHK. Lebih jauh, modal
sosial di antaranya mampu mengembangkan
ekonomi Lembaga Keuangan Mikro (LKM), (Sila,
D. Kajian Modal Sosial 2010) dan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Utomo,

Dalam konteks pembangunan nasional, telah 2015). Modal sosial juga hadir sebagai solusi

dilakukan banyak kajian yang melihat peran modal pengentasan kemiskinan Rumah Tangga Miskin

sosial dalam menciptakan tata kelola pemerintahan (RTM) (Kamarani, 2012). Lebih dari itu, modal sosial

yang baik, di antaranya yaitu dilakukan oleh juga berguna bagi pemberdayaan ekonomi

Haridison (2013) yang melihat peran modal sosial perempuan (Puspitasari, 2012) dan pemberdayaan

dalam pembangunan. Hasil kajian tersebut komunitas perempuan majelis taklim (Asrori,

merupakan kajian literatur yang melihat konsep 2014). Terakhir, penelitian modal sosial yang

modal sosial yang diterapkan dalam beberapa aspek berhasil ditemukan ternyata berpengaruh bagi

pembangunan: politik, manusia dan ekonomi. perilaku pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa (UMKM) (Thobias et al, 2013). Bukan hanya itu,

permasalahan dan penyimpangan yang terjadi di modal sosial ternyata memiliki peran dalam

berbagai negara, determinan utamanya adalah menciptakan ketahanan ekonomi yang baik bagi

kerdilnya modal sosial yang tumbuh di tengah ojek pangkalan (Fathy, 2017).

masyarakat. Sama halnya Haridison, Syahra (2003) Di sisi lain, keterkaitan modal sosial dengan
menyimpulkan bahwa ketika modal sosial isu lingkungan khususnya masalah persampahan,
diaplikasikan dengan baik maka kontribusi misalnya dilakukan dalam penelitian Syahli dan
terpenting pengembangan modal sosial adalah Sekarningrum (2017). Hasil penelitian tersebut
terciptanya kelompok masyarakat yang mandiri dan mendeskripsikan pengelolaan sampah berbasis
mampu mewujudkan good governance atau tata modal sosial masyarakat. Modal sosial merupakan
kelola pemerintahan yang baik. kekuatan sosial masyarakat dalam mencapai tujuan

Dalam rangka pemberdayaan kepada bersama dalam hal ini menciptakan kawasan bebas

masyarakat, maka modal sosial masih sangat sampah.

10
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Modal sosial sebagai sebuah kerangka dalam melihat fenomena kemiskinan dengan lebih
teoritis seyogianya dapat diadopsi dalam beragam komprehensif. Sementara kemiskinan hanya
aspek kehidupan masyarakat. Pemanfaatan modal melihat deprivasi ekonomi, maka keunggulan
sosial dalam pembangunan, pemberdayaan konsep eksklusi sosial adalah melihat deprivasi dari
masyarakat dan pengelolaan lingkungan merupakan berbagai aspek. Dengan dihadapkan pada kenyataan
contoh bagaimana sebuah modalitas yang bertumpu bahwa kemiskinan itu sendiri adalah multidimensi,
pada pendayagunaan relasi sosial diaplikasikan. maka menggunakan konsep eksklusi sosial menjadi
Dapat dibuktikan berdasarkan hasil kajian-kajian pilihan bijak. Silver (1995) melihat eksklusi sosial
terdahulu bahwa setiap masyarakat (dalam arti dalam tiga sudut pandang: solidaritas; spesialisasi
luas) memiliki potensi modal sosial yang apabila dan monopoli. Paradigma solidaritas melihat
dikembangkan akan memberikan manfaat bagi melemahnya ikatan sosial antar individu dalam
kemudahan, baik dalam memperoleh keuntungan masyarakat. Paradigma spesialisasi melihat bahwa
ekonomi maupun manfaat sosial. Setidaknya ada eksklusi sosial adalah konsekuensi dari spesialisasi
tiga tema utama dalam kajian mengenai modal sosial yang terjadi di masyarakat. Paradigma monopoli
yang akan dijabarkan berikut ini. melihat eksklusi sebagai akibat dari monopoli
kelompok – menyorot dominasi suatu kelompok
(1) Kemiskinan dan Eksklusi Sosial
terhadap kelompok tertentu.
Kita dihadapkan kepada kemiskinan sebagai
(2) Pembangunan Inklusif Berkelanjutan
masalah yang salah satunya disebabkan justru oleh
agenda pembangunan yang kurang inklusif. Pembangunan berkelanjutan atau
Kemiskinan merupakan masalah klasik yang sangat Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan
kompleks. Kemiskinan merupakan permasalahan agenda global sebagai kelanjutan dari Millenium
yang kompleks, multi dimensional. Oleh karena Development Goals (MDGs). Konsep pembangunan
kompleksitasnya maka kemiskinan berkaitan erat berkelanjutan yang digagas pada pokoknya berisi
dengan eksklusi sosial. Eksklusi Sosial merupakan beberapa tujuan untuk mengubah bumi menjadi
konsep yang dipopulerkan oleh Lenoir (1974), tempat yang lebih baik bagi manusia. Beberapa
berhubungan dengan fenomena marjinalisasi yang tujuan tersebut tertuang dalam “17 Goals to
terjadi pada kelompok masyarakat dalam Transform Our World” yaitu: No Poverty, Zero
kehidupan bangsa Prancis (Syahra, 2010). Hunger, Good health and Well-Being, Quality
Education, Gender Equality, Clean Water and
Eksklusi sosial merupakan proses (dan juga
Sanitation, Affordable and Clean Energy, Decent
outcome), individu atau kelompok terpisah dari
Work and Economic Growth, Industry, Innovation
hubungan sosial yang lebih luas – ditandai dengan
and Infrastructure, Reduced Inequalities,
tidak berpartisipasi dalam aktifitas masyarakat
Sustainable Cities and Communities. Responsible
seperti konsumsi, menabung, produksi, politik dan
Consumption and Production, Climate Action, Life
aktifitas sosial lainnya (Sirovatka dan Meres, 2008).
Below Water, Life on Land, Peace, Justice and Strong
Konsep ekslusi sosial menjadi paradigma baru
11
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Institutions and Partnerships for the Goals terkecuali sehingga mereka merasa aman dan
(http://www.un.org/sustainabledevelopment/). nyaman dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya (Warsilah, 2018). Lingkungan yang
Dalam tujuan-tujuan pembangunan
inklusif menurut Lenoir (1974) dalam Warsilah
berkelanjutan tersebut mencerminkan prinsip-
(2018) adalah lingkungan sosial masyarakat yang
prinsip inklusivitas misalnya dalam beberapa tujuan
terbuka dan menyenangkan serta merangkul semua
berikut: (1) Goal ke-8 yaitu bertujuan meningkatkan
perbedaan. Inklusivitas kemudian dijadikan sebagai
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
paradigma di dalam pembangunan – pembangunan
berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan
inklusif, yaitu sebuah pendekatan pembangunan
menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk
sosial yang secara luas menganalisa suatu proses
semua; (2) Goal ke-9 yaitu bertujuan membangun
perbaikan yang berkesinambungan atas suatu
infrastuktur yang tangguh, meningkatkan industri
masyarakat, atau suatu sistem sosial secara
inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi;
keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau
(3) Goal ke-10 yaitu bertujuan untuk menjadikan
lebih manusiawi dengan cara mendukung
kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan
keberlanjutan umat manusia dan ekologis
berkelanjutan; dan (4) Goal ke-16 yaitu bertujuan
(Warsilah, 2018).
menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan Pembangunan inklusif sangat condong
akses keadilan untuk semua dan membangun mendekati kerangka sosial demokratik dan
kelembagaan yang efektif, akuntabel dan inklusif di mencakup masalah kesejahteraan dalam kaitannya
semua tingkatan. untuk mengatasi masalah ketimpangan dan
kemiskinan (Prasetyantoko, Bahagijo dan
Berhubungan dengan hal tersebut, Badan
Budiantoro, 2012). Pembangunan inklusif
Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Bappenas
mensyaratkan peran aktif masyarakat, baik melalui
(2017) telah menetapkan arah kebijakan dan
sistem demorkasi perwakilan maupun demorkasi
strategi perkotaan di Indonesia yang diantaranya
langsung seperti bentuk-bentuk mekanisme yang
dinilai mencerminkan prinsip inklusivitas yakni
partisipatif. Pembangunan inklusif mendukung
sebagai berikut (Warsilah, 2018): (1) Mewujudkan
peran aktif masyarakat sipil dan mengandalkan
sistem perkotaan untuk pengurangan kesenjangan;
suara dan reformasi dari bawah (Prasetyantoko,
(2) Membangun kota yang aman, nyaman dan layak
et.al, 2012).
huni dan terpenuhinya standar pelayanan
perkotaan; dan (3) Meningkatkan kapasitas Paradigma pembangunan inklusif memiliki
pengelolaan kota yang transparan, akuntabel, beberapa perbedaan dibandingkan dengan bentuk
partisipatif dan profesional. paradigma pembangunan lainnya seperti dijelaskan
dalam tabel berikut:
Inklusi sosial pada dasarnya menunjukkan
keadaan sebuah lingkungan yang mengajak masuk
dan mengikutsertakan semua orang tanpa
12
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

kebijakan keteraturan, identitas bersama


sebagai satu bangsa, peraturan yang
mempromosikan nilai sosial positif seperti
HAM.
3. Mengembangkah kohesifitas dan altruisme
melalui: pengurangan pajak bagi perorangan
atau perusahaan yang melakukan kegiatan
sosial atau tanggung jawab sosial, registrasi
dan pengorganisasian kegiatan-kegiatan
kedermawanan sosial.
4. Memperluas partisipasi lokal melalui:
pendanaan proyek-proyek kemasyarakatan,
dukungan bagi program community
Tabel 4: Perbedaan Pembangunan Inklusif dengan
Strategi atau Pendekatan Lain (Sumber: development, inisiatif-inisiatif yang
Prasetyantoko, et.al, 2012)
memperkuat keluarga.
(3) Modal Sosial dalam Kebijakan dan 5. Menciptakan jaringan dan kolaborasi
Pembangunan
melalui: kolaborasi antar lembaga
Berdasarkan kajian literatur terbatas yang
pemerintah dan antar lembaga pemerintah
disebutkan di atas, jelas bahwa modal sosial adalah
LSM serta lembaga usaha, dukungan
aset yang bermanfaat bagi masyarakat. Modal sosial
terhadap organisasi-organisasi sukarela
dapat berkolaborasi dengan kebijakan publik – bisa
untuk membangun jaringan dan aliansi.
dijadikan sebagai pendekatan atau paradigma
6. Meningkatkan keterlibatan masyarakat
dalam merumuskan kebijakan. Dalam International
dalam proses atta pemerintahan yang baik,
Policy fellowship, Edi Suharto menawarkan strategi
melalui: kampanye agar terlibat dalam
kebijakan publik yang dapat dirancang guna
pemilihan secara demokratis, konsultasi dan
mempengaruhi tumbuh-kembangnya modal sosial,
advokasi kebijakan bagi masyarakat,
yaitu sebagai berikut (http://www.policy.hu.
pelibatan masyarakat dalam perumusan
Diakses 3 September 2018):
kebijakan dan implementasinya, sosialisasi
1. Memperkuat kepercayan sosial melalui: konsep mengenai masyarakat yang aktif,
model integrasi dan relasi di dalam dan di penyediaan sarana informasi pemerintah
luar lembaga pemerintahan. Proses yang yang dapat diakses secara luas oleh
mampu mengatasi konflik berdasarkan win- masyarakat.
win solution, desentralisasi dalam
Terdapat bukti yang terus berkembang
pengambilan keputusan.
bahwa modal sosial mempunyai pengaruh yang kuat
2. Menumbuhkembangkan nilai bersama
terhadap hasil-hasil pembangunan, termasuk
melalui: kurikulum pendidikan, hukum dan

13
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

pertumbuhan, keadilan, dan pengentasan institusi lokal umumnya lebih efektif dalam
kemiskinan (Grootaert, 1996). Berbagai asosiasi dan memperkuat kesepakatan bersama dan tindakan
institusi menyediakan suatu kerangka kerja kerja sama bilamana aset-aset didistribusikan
informal untuk berbagi informasi (sharing secara relatif adil dan keuntungan dapat dibagi
information), mongkoordinasikan aktivitas- secara merata. Dengan demikian pada aras lokal,
aktivitas (coordinating activities), dan membuat efisiensi dan keadilan berjalan seiring (Hadison,
keputusan-keputusan bersama (making collective 2013: 36). Sementara itu, Edi Suharto (2007)
decision) (Grootaert, 1996). Terkait hal tersebut, menyebutkan beberapa manfaat bagi kebijakan
Haridison (2013) menjelaskan: publik yang difokuskan pada pengembangan modal
sosial:
1. Sharing information: institusi-institusi
formal dan informal dapat membantu Meningkatnya partisipasi masyarakat,
menguatnya demokratisasi, menguatnya
mencegah kegagalan pasar terkait dengan
tindakan kolektif bersama, menguatnya
ketidakcukupan dan ketidaktepatan identitas bersama, menurunnya tingkat
kejahatan, korupsi dan alienasi,
informasi.
meningkatnya hubungan dan jaringan antar
2. Coordinating activities: perilaku yang tidak sektor, terjadinya tukar menukar gagasan
dan nilai di dalam pluralitas, rendahnya
terkoordinasi atau petualangan yang
biaya transaksi, menguatnya kemampuan
dilakukan oleh para agen ekonomi, dapat akses masyarakat dalam mengelola sumber
daya yang tersedia di sekitar mereka
pula menyebabkan kegagalan pasar.
Merujuk pada pengalaman proyek-proyek,
tampaknya perilaku dimaksud muncul Studi-studi terdahulu, dalam laporan Syahra
sebagai akibat kurangnya kekuatan institusi (2003) menunjukkan bahwa modal sosial berperan
sosial baik formal maupun informal dalam alam setiap aspek pembangunan: politik, ekonomi,
rangka mengatur kesepakatan secara adil. manusia dan budaya. Hal ini dikarenakan, modal
3. Making collective decisions: pembuatan sosial menekankan pada pentingnya menjaga
keputusan bersama adalah kondisi yang hubungan baik dan kepercayaan antar sesama.
diperlukan bagi penyediaan barang-barang
publik dan pengelolaan eksternalitas pasar.
E. Kesimpulan: Peran Modal Sosial dalam
Tidak berbeda dengan pemerintah, asosiasi- Pemberdayaan Masyarakat
asosiasi lokal dan yang bersifat sukarela pun tidak
Mengacu kepada definisi dari Wirutomo
selalu efektif dalam memaksimalkan kemampuan
(2012), komunitas diartikan sebagai satuan
untuk membuat keputusan – keputusan bersama.
masyarakat yang relatif kecil, memiliki hubungan
Dalam konteks ini, asosiasi – asosiasi tersebut tidak
dan keterikatan yang relatif kuat, dan memiliki
semata-mata tergantung dari bagaimana mereka
kepentingan bersama berdasarkan kesadaran sosial.
mengatasi persoalan informationsharing, tetapi juga
Selain itu, komunitas memiliki beberapa bentuk
pada derajat keadilan yang tersedia. Institusi –
yang lebih dikhususkan seperti basis primordial,
14
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

okupasional, spasial dan interest (ketertarikan) 1. Pembangunan bukan sekedar menghasilkan


(Wirutomo, 2012). Menurut Osborn dan Gaebler materi;
(dalam Wirutomo, 2012), komunitas lebih mampu 2. Pemberdayaan berbasis komunitas artinya
melihat potensi yang dimiliki oleh setiap pribadi menjadikan semua jenis komunitas sebagai
anggotanya dibandingkan dengan organisasi unit partisipatif pembangunan –
profesional yang sering hanya mengedepankan locus/tempat pemberdayaan masyarakat;
aspek kelemahan saja. Berbagai macam komunitas 3. Mencakup semua strata sosial;
informal di era modern ini, tidak akan hilang 4. Mengidentifikasi smeua potensi yang
keberadaannya dikarenakan potensi-potensi modal terkandung dalam sebuah komunitas dan
sosial mereka. Sejauh yang diyakini oleh Fukuyama siap bermitra dengannya;
(2002), ketika komunitas-komunitas ini memiliki 5. Tidak diimplementasikan melalui proyek-
potensi modal sosial adalah tinggal bagaimana proyek sesaat;
mereka memanfaatkannya dengan cara 6. Dilakukan melalui penularan atas
mereproduksi norma-norma informal bersama, keberhasilan yang sudah ada di komunitas
mempererat hubungan ke dalam dan memperluas lain;
hubungan ke luar serta menjaga kepercayaan dan 7. Diikuti dengan pembagian risorsis
melebarkan radius penularannya ke luar komunitas (sumberdaya);
mereka. 8. Harus menuju masyarakat yang inklusif –
semua harus memperoleh hak dasar
Pada gilirannya, modal sosial sangat
meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan,
berperan dalam pemberdayaan masyarakat.
beribadah, berekreasi dan lain-lain
Pemberdayaan ditandai dengan kegiatan-kegiatan
peningkatan akses pada informasi, partisipasi, Semangat modernisasi yang dipenetrasikan
penguatan kapasitas organisasi lokal dan serta ke dalam berbagai aspek kehidupan memang
merta bersifat inklusif (Usman, 2018). Sementara memberikan peningkatan efektifitas dan efisiensi.
itu, baik di perdesaan maupun perkotaan, bentuk Namun demikian hal tersebut tidak boleh
pemberdayaan yang dianggap sesuai ialah dipaksakan begitu saja terhadap komunitas-
pemberdayaan berbasis komunitas (community komunitas sebagaimana dimaksud, mengingat
based empowerment). Dengan kata lain, harus keberagaman komunitas dengan keunikannya
tumbuh kepercayaan antara pemerintah dan sendiri. Oleh sebab itu, mengejar pertumbuhan
masyarakat yang ditandai dengan iklim kerjasama ekonomi dalam pembangunan jangan sampai
yang baik. membunuh potensi komunitas. Namun faktanya,
yang terjadi justru adalah eksklusi sosial yang
Beberapa prinsip dalam pemberdayaan
membuat komunitas sebagai kelompok yang
berbasis komunitas adalah sebagai berikut
termarjinalkan. Padahal, pemberdayaan komunitas
(Wirutomo, 2012: 34-37):
tidak boleh diseragamkan polanya, biarkan

15
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

komunitas tertentu berkembang dengan potensi Masri Maris. Jakarta: Gramedia Pustaka
dan ciri khas yang dimiliki (Wirutomo, 2012). Oleh Utama.
karenanya perlu pendekatan pemberdayaan yang
Ritzer, George. (Ed). 2005. Encyclopedia of Social
tepat dalam rangka mempertahankan identitas
Theory. Vol.II. California: Sage Publication.
komunitas.
Putnam, Robert. 2000. Bowling Alone: The Collapse
Pembangunan dan pemberdayaan
and Revival of American Community. New
masyarakat harus mencakup semua strata sosial
York: Simon and Schurster.
(Wirutomo, 2012: 35). Pemberdayaan harus bersifat
“community based empowerment” (CBE), sebab pada Portes, A. 1998. Social Capital: Its Origins and

dasarnya masyarakat beraktifitas dalam berbagai Applications in Modern Sociology. Annual

ikatan komunitas seperti kedekatan tempat tinggal, Review of Sociology.

persamaan profesi, agama, suku, hobi ataupun Usman, Sunyoto. 2005. Esai-Esai Sosiologi
ketertarikan yang masing-masing tumbuh dengan Perubahan Sosial. Jogjakarta: Pustaka
karakteristik berbeda-beda (Wirutomo, 2012: 34). Pelajar.
Dengan kata lain, kebijakan yang dihasilkan harus
Wirutomo, Paulus. 2012. Sosiologi Untuk Jakarta:
mengakomodasi modal sosial yang dimiliki oleh
Menuju Pembangunan Sosial Budaya.
sebuah komunitas. Dengan menggunakan
Jakarta: Lembaga Pemberdayaan
pendekatan ini, diharapkan pemerintah mampu
Masyarakat Jakarta.
mengidentifikasi potensi dalam setiap jenis
komunitas serta mau bermitra dengan semua Artikel Jurnal, Skripsi, Tesis Disertasi:
kekuatan komunitas (Wirutomo, 2012).
Achmad, Ridha Vivianti Sam. 2014. “Modal Sosial,
Dukungan Sosial dan Ketahanan Sosial
Daftar Pustaka Keluarga di Daerah Permukiman Marjinal

Buku: Kota Bogor”. Skripsi. Bogor: Departemen


Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas
Coleman, James, S. 1989. Social Capital in Creation of
Ekologi Manusia Institute Pertanian Bogor.
Human Capital. University of Chicago Press.
Asrori, Syaifudin. 2014. “Pemberdayaan Perempuan
Field, John. 2010. Modal Sosial. Terjemahan
Majlis Taklim Daarunnisa: Analisis Kapital
Nurhadi. Bantul: Kreasi Wacana.
Sosial”. Jurnal BIMAS Islam Vol 7(4).
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: Kebajikan Sosial
Babaei, Hamidreza, et.al. 2012. “Bonding, Bridging
dan Penciptaan Kemakmuran. Terj Rusiani.
and Linking Social Capital and
Jogjakarta: Qalam.
Empowerment Among Squatter Settlements
________________. 2005. Guncangan Besar:Kodrat in Tehran, Iran” World Applied Sciences
Manusia dan Tata Sosial Baru. Penerjemah: Journal 1818-4952(17): 119-126.

16
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 6 No.1 2019
Modal Sosial: Konsep, Inklusivitas dan Pemberdayaan Masyarakat
Rusydan Fathy

Balady, Ashfin. 2018. “Aktualisasi Modal Sosial Sirovatka Thomas dan Mares Petr. 2008. “Social
dalam Pemberdayaan Komunitas”. Skripsi. Exclusion and Forms of Social Capital”. Czech
Jogjakarta: Fakultas Dakwah dan Sociological Review Vol 44 (3): 531-555.
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Syahli, Rio dan Sekarningrum, Bintarsih. 2017.
Kalijaga.
“Pengelolaan Sampah berbasis Modal
Fathy, Rusydan. 2017. “Modal Sosial dan Ketahanan Sosial”. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan
Ekonomi Ojek Pangkalan Salemba”. Skripsi. Penelitian Sosiologi Vol1 (2): 143-151.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Syahra, Rusydi. 2003. “Modal Sosial: Konsep dan
Hidayatullah.
Aplikasi”. Jurnal Masyarakat dan Budaya, Vol
Haridison, Anyualatha. 2013. “Modal Sosial dalam 5 (1): 1-22
Pembangunan”. JISPAR FISIP Universitas
___________.2010. “Eksklusi Sosial: Perspektif Baru
Palangka Raya No 4.
Untuk Memahami Devripasi dan
Grootaert, Christian. 1998, “Social Capital: The Kemiskinan”. Jurnal Masyarakat dan Budaya.
Missing Link? The World Bank Social Edisi Khusus Tahun 2010.
Development Family, Enviromentally, and
Sumber Lain (Laman Internet):
Socially Sustainable Development Network,
Social Capital Initiative.” Working Paper No. Aprillia, Yovita Annisa. Suryaningsih Margareta dan

3. Djumiarti Titik. 2015. “Modal Sosial


Masyarakat dalam Pemenuhan Kebutuhan
Kamarani, Neng. 2012. “Analisis Modal Sosial
Rumah Layak Huni”. Paper.
Sebagai Salah Satu Upaya dalam
(https://media.neliti.com/media/publicatio
Pengentasan Kemiskinan: Studi Kasus:
ns/93239-ID-modal-sosial-masyarakat-
Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Koto
dalam-
Tangah Kota Padang”. Jurnal Manajemen dan
pemenuhan.pdf&ved=2ahUKEwiYpeDfpYbd
Kewirusahawan Vol 3(3): 36-52.
AhUN148KHdlbBHsQFjABegQICRAB&usg-
Puspitasari, Dewi Cahyani. 2012. “Modal Sosial AOvVaw0YJioJnbPm42h3LerrxWvH&cshid=
Perempuan Dalam Peran Penguatan 1535134571975) Diakses 3 September
Ekonomi keluarga”. Jurnal Pemikiran 2018)
Sosiologi Vol 1(2): 69-80.
Suharto, Edi. 2007. “Modal Sosial dan Kebijakan
Sila, Muhammad Adlin. 2010. “Lembaga Keuangan Publik.” Paper.
Mikro dan Pengentasan Kemiskinan: Kasus (http://www.policy.hu/suharto/Naskah%2
Lumbung Pitih Nagari di Padang”. Jurnal 0PDF/MODAL_SOSIAL_DAN_KEBIJAKAN_SO
Sosiologi MASYARAKAT Vol 15(1) SIA.pdf) Diakses 3 September 2018).

17

Anda mungkin juga menyukai