Anda di halaman 1dari 43

Aktivitas pemberdayaan komunitas dengan

mengedepankan nilai- nilai kearifan lokal pada


era globalisasi.

D
I
S
U
S
U
N

Oleh

Nama : Delfitri
Monica
Dewi
Jimi
1
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok kami ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
teman-teman sekalian. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
teman-teman semuanya.
Daftar Isi

1.Kata Pengantar............................................... 1
2.Bab 1. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan
Komunitas .......................................... 2
3.Bab 2. Aksi Pemberdayaan Komunitas Dalam
Menyikapi Ketimpangan Sosial ......... 19
4.Bab 3.Strategi Pemberdayaan Komunitas dan
Contoh Berbasis Kearifan Lokal.......... 26

2
Bab 1.Kearifan Lokal dan
Pemberdayaan Komunitas

Kearifan lokal dapat dipahami sebagai


usaha manusia dengan menggunakan akal-
budinya (kognisi) untuk bertindak dan
bersikap terhadap sesuatu, objek, atau
peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.
Kearifan lokal muncul dalam periode panjang
dan berevolusi bersama-sama masyarakat
dan lingkungannya. Proses evolusi yang
begitu panjang dan melekat dalam
masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal
sebagai sumber energi potensial dari sistem
pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup
bersama secara dinamis dan harmonis.

3
Fungsi kearifan lokal bagi masyarakat
tidak sekadar sebagai acuan tingkah-laku
seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu
mendinamisasi kehidupan masyarakat dan
menciptakan peradaban. Pada akhirnya
kearifan lokal dijadikan pandangan hidup dan
ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka yang meliputi
seluruh unsur kehidupan: agama, ilmu
pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi
sosial, bahasa dan komunikasi, serta
kesenian.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan
suatu kekayaan budaya lokal yang
mengandung kebijakan hidup; pandangan
4
hidup (way of life) yang mengakomodasi
kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup. Di
Indonesia—yang kita kenal sebagai Nusantara
—kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara
lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi
dapat dikatakan bersifat lintasbudaya atau
lintas-etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Sebagai contoh,
hampir di setiap budaya lokal di Nusantara
dikenal kearifan lokal yang mengajarkan
gotong royong, toleransi, etos kerja, dan
seterusnya. Pada umumnya etika dan nilai
moral yang terkandung dalam kearifan lokal
diajarkan turun-temurun, diwariskan dari
generasi ke generasi melalui sastra lisan
(antara lain dalam bentuk pepatah dan
peribahasa, folklore), dan manuskrip (bahasa
Latin manuscript: manu scriptus ditulis
tangan),
5
secara khusus, adalah semua dokumen
tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari
dokumen cetakan atau perbanyakannya
dengan cara lain.

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Masyarakat adalah sekumpulan orang


yang saling berinteraksi secara kontinyu,
sehingga terdapat relasi sosial yang berpola
dan terorganisasi. Manusia baik sebagai
individu maupun sebagai warga masyarakat
mempunyai kebutuhan. Kebutuhan manusia
dapat berupa kebutuhan individual atau
kebutuhan kolektif. Konsekuensi dari keadaan
ini adalah manusia selalu berupaya
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia bermacam-macam baik
6
jenis, prioritas, maupun hirarkhinya. Usaha
memenuhi kebutuhan tidak pernah berhenti.
Terpenuhinya kebutuhan pada prioritas atau
hirarkhi tertentu akan dilanjutkan dengan
usaha memenuhi kebutuhan prioritas atau
hirarkhi berikutnya.

Realitas bahwa upaya memenuhi


kebutuhan tidak pernah berhenti
menyebabkan dalam kehidupan masyarakat
terjadi proses dan usaha perubahan. Tentu
saja masyarakat mengharapkan perubahan
yang berfifat progresif (menuju perbaikan
atau menuju kepada keadaan yang lebih
mensejahterakan). Perubahan menuju
progress atau menuju keadaan yang lebih
sejahtera disebut perkembangan atau
pembangunan. Dalam bahasa Inggris disebut
development.
7
Muller sebagaimana dikutip oleh Soetomo
dalam bukunya pemberdayaan masyarakat
(2011) menjelaskan bahwa pembangunan
merupakan upaya untuk mengatasi atau
paling tidak mengurangi penderitaan manusia
dalam semua bentuk dan dimensinya.
Penderitaan yang dimaksud adalah dalam
pengertian yang luas, bukan saja dalam
bentuk kemiskinan atau kemelaratan,
diskriminasi, atau penindasan, melainkkan
juga jika manusia diposisikan sebagai objek
pembangunan.
Soetomo (2011) menjelaskan bahwa
pembangunan masyarakat mengandung
empat unsur, yaitu
Pembangunan masyarakat pada dasarnya
merupakan proses perubahan
Pembangunan masyarakat adalah proses
semakin terciptanya hubungan yang harmonis
8
antara kebutuhan masyarakat dengan potensi
sumberdaya dan peluang
Pembangunan masyarakat merupakan
proses peningkatan kapasitas masyarakat
untuk merespon berbagai persoalan yang
berkembang
Pembangunan masyarakat merupakan
proses yang bersifat multidimensional
Berdasarkan empat usur tersebut,
pembangunan masyarakat dapat dirumuskan
sebagai proses perubahan yang bersifat
multidimensional menuju kondisi semakin
terwujudnya hubungan yang serasi antara
kebutuhan (needs) dan sumberdaya
(recources) melalui pengembangan kapasitas
masyarakat untuk mengembangkan dirinya,
terutama memanfaatkan peluang dan
sumberdaya, mengantisipasi tantangan dan
menangani masalah sosial yang muncul,
8
sehingga terwujud kondisi kehiduapan yang
semakin sejahtera.

Perspektif Pembangunan Masyarakat

Ada beberapa perspektif dalam


pelaksanaan pembangunan masyarakat.
Persepktif merupakan sudut pandang dalam
melihat fenomena atau gejala pembangunan
masyarakat. Ada beberapa perspektif yang
pembangunan, yaitu

1.Perspektif Basic Need


Perspektif basic need digunakan dalam
pembangunan masyarakat di negara-negara
berkembang pada masa-masa awal setelah
kemerdekaan, karena dari kondisi
sosialekonomi masyarakat dalam negara-
9
negara yang baru saja merdeka ini jauh
ketinggalan dari negara-negara yang sudah
maju.
2.Perspektif Pertumbuhan
Setelah strategi pengembangan
komunitas diterapkan di beberapa negara
sedang berkembang dipandang belum dapat
mengembangkan aspek ekonomi secara
memadai, maka lahirlah perspektif baru
dalam pembangunan masyarakat yaitu
perspektif pertumbuhan. Dalam perspektif
pertumbuhan penguasaan teknologi dianggap
penting karena merupakan instrument untuk
mempercepat peningkatan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi. Perspektif ini sejalan
dengan teori modernisasi yang banyak
mewarnai pemikiran dalam pembangunan
masyarakat, sehingga dalam pembangunan
masyarakat banyak dilakukan adopsi inovasi
10
teknologi, bahkan penggunaan teknologi
merupakan hal yang menonjol dalam upaya
peningkatan produktivitas.
3.Persepektif People Centered
Development
Latar belakang lahirnya perspektif ini
adalah, walaupun dengan perspektig basic
need masyarakat bawah sudah mendapatkan
perhatian sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi karena
sifatnya yang delivery dan karikatif, maka
peranan negara masih dominan. Masyarakat
penyandang masalah tidak banyak dilibatkan
dan diberi kewenangan dalam perencanaan.
Dalam persepektif People Centered
Development, masyarakat penyandang
masalah diberi kewenangan dan kapasitas
dalam keseluruhan proses pembangunan
sejak identifikasi masalah, perencanaan,
11
pelaksanaan, evaluasi, serta dalam menikmati
hasil.
Aksi Pemberdayaan Masyarakat Sebagai
Bentuk Kemandirian Dalam Menyikapi
Ketimpangan Sosial
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat
terutama dari kemiskinan dan
keterbelakangan/kesenjangan/ketidakberday
aan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator
pemenuhan kebutuhan dasar yang belum
mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu,
mencakup pangan, pakaian, papan,
kesehatan, pendidikan, dan transportasi.
Sedangkan keterbelakangan, misalnya
produktivitas yang rendah, sumberdaya
manusia yang lemah, terbatasnya akses pada
tanah padahal ketergantungan pada sektor
pertanian masih sangat kuat, melemahnya
12
pasarpasarlokal/tradisional karena
dipergunakan untuk memasok kebutuhan
perdagangan internasional.
Ada beberapa strategi yang dapat menjadi
pertimbangan untuk dipilih dan kemudian
diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat,
yaitu (1) menciptakan iklim, (2) memperkuat
daya, dan (3) melindungi.
Pemberdayaan masyarakat bukan
membuat masyarakat menjadi makin
tergantung pada berbagai program
pemberian (charity). Karena, pada dasarnya
setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan
atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan
demikian tujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan,
dan membangun kemampuan untuk

13
memajukandiri ke arah kehidupan yang lebih
baik secara berkesinambungan.
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Kearifan Lokal di Era Globalisasi
Secara umum local wisdom (kearifan
setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya, sehingga hal tersebut dapat
dipahami sebagai usaha manusia dengan
menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu,
objek, atau peristiwa yang terjadi dalam
ruang tertentu.
Pengertian di atas, disusun secara
etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai
kemampuan seseorang dalam menggunakan
akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap
14
sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu,
objek, atau peristiwa yang terjadi. Sebagai
sebuah istilah wisdom sering diartikan
sebagai ‘kearifan/kebijaksanaan’. Kearifan
lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit
yang muncul dari periode panjang yang
berevolusi bersama-sama masyarakat dan
lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah
dialami bersama-sama.
Mereka mempunyai pemahaman,
program, kegiatan, pelaksanaan terkait untuk
mempertahankan, memperbaiki,
mengembangkan unsur kebutuhan mereka,
dengan memperhatikan lingkungan dan
sumber daya manusia yang terdapat pada
warga mereka. Masyarakat majemuk tanpa
konflik jika dipahami secara sepintas
merupakan format kehidupan sosial yang
mengedepankan semangat demokratis dan
15
menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi
manusia. Dalam masyarakat majemuk yang
tanpa konflik, warga bekerjasama
membangun ikatan sosial, jaringan produktif
dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat
non-govermental untuk mencapai kebaikan
bersama. Beberapa indikator yang dapat
digunakan sebagai ukuran dalam
mewujudkan tercapainya masyarakat
majemuk tanpa konflik, yaitu:
Terpeliharanya eksistensi agama atau
ajaran-ajaran yang ada dalam masyarakat;
Terpelihara dan terjaminnya
keamanan,ketertiban, dan keselamatan;
Tegaknya kebebasan berpikir yang jernih
dan sehat;
Terbangunnya eksistensi kekeluargaan
yang tenang dan tenteram dengan penuh
16
toleransi dan tenggang rasa e. Terbangunnya
kondisi daerah yang demokratis, santun,
beradab serta bermoral tinggi; dan
Terbangunnya profesionalisme aparatur
yang tinggi untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, bersih berwibawa
dan bertanggung jawab.
Kemajemukan (pluralitas) dan
keanekaragaman (heterogenitas atau
diversitas) masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia merupakan kenyataan sekaligus
keniscayaan, nilai asli masyarakat Indonesia
adalah nilai yang di dalamnya melekat dengan
konsep multikultural, nilai-nilai seperti
toleransi beragama, agregasi sosial,
kemajemukan kultural dan etnik, menjadi
alasan mengapa para pendiri bangsa ini
memilih Pancasila dari pada pada ideologi
bernuansa agama.
17
Strategi pemberdayaan masyarakat
berbasis kearifan lokal di era globalisasi yakni
dengan memperkuat nilai-nilai dan norma-
norma leluhur dari nenek moyang yang ada di
masyarakat agar terjaga utuh kearifan lokal;
mempertahankan budaya yang ada di
masyarakat dengan bertindak secara rasional
sebagai akibat dari arus globalisasi;
menyaring budaya dari luar (globalisasi)
dengan menilai baik buruknya pengaruh
dalam bidang teknologi dan komunikasi,
transportasi, pengembangan media massa,
perubahan gaya hidup, pendidikan, budaya,
politik, agama, hukum, dll. Salah satu
indikator dari keberdayaan masyarakat
adalah kemampuan dan kebebasan untuk
membuat pilihan yang terbaik dalam
menentukan atau memperbaiki
kehidupannya.
18
Pada prinsipnya pemberdayaan bukan
merupakan suatu program atau kegiatan yang
berdiri sendiri. Pemberdayaan merujuk pada
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengubah lebih dari satu aspek pada diri dan
kehidupan seseorang atau sekelompok orang
agar mampu melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk membuat
kehidupannya lebih baik dan sejahtera

19

Bab 2.
Evaluasi Pemberdayaan Komunitas dalam
Masyarakat dalam Menyikapi Ketimpangan
Sosial
Evaluasi dilakukan untuk menilai diri
sendiri atau orang lain. Pemberdayaan
dilakukan untuk menemukan gambaran
kondisi yang berlangsung. Evaluasi dilakukan
dengan pengamatan, pembandingan, analisis
data, pengambilan keputusan.
Pengertian evaluasi pemberdayaan
komunitas
Evaluasi dilakukan untuk menilai diri
sendiri atau orang lain. Pemberdayaan
dilakukan untuk menemukan gambaran
kondisi yang berlangsung. Evaluasi dilakukan
dengan pengamatan, pembandingan, analisis
data, pengambilan keputusan.
20
Tujuan evaluasi pemberdayaan komunitas
Menjaga konsistensi kinerja pelaksanaan
pemberdayaan, menelaah ketercapaian
target pemberdayaan, memberikan masukan
dan solusi dalam memperbaiki permasalahan
permasalahan proses pemberdayaan, sebagai
sarana dan media pelaporan program kerja,
sebagai media pengembangan sistem
pelaksanaan pemberdayaan
Prinsip2 evaluasi
Partisipasi, berorientasi dan peningkatan
mutu, akurasi informasi, tindak lanjut
Jenis2 evaluasi
Evaluasi keluaran, evaluasi dampak, studi
khusus atau tematik
Pelaku kegiatan evaluasi pemberdayaan
Masyarakat setempat, pemerintah,
fasilitator, lembaga swadaya masyarakat
21
Langkah2 pemantauan dan evaluasi
Persiapan, pelaksanaan, analisis, tindak
lanjut, pelaporan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Diskusi kelompok terarah (DKT), survei,
observasi dan wawancara
Kelebihan teknik DKT
Relatif murah dan cepat, moderator relatif
dapat dilakukan oleh semua orang, dapat
dilakukan melalui pelatihan pendek, dapat
digunakan untuk menggali kebiasaan,
keyakinan, dan penilaian sebuah kelompok
Diskusi kelompok terarah
Metode penelitian untuk menggali,
persepsi, pendapat. Teknik wawancara dan
mengelompokan data secara berkelompok.
Digunakan untuk melatih kepercayaan diri.
Digunakan sebelum kegiatan evaluasi
22
Langkah2 DKT
Menentukan jumlah anggota,
menentukan tempat penyelenggaraan,
menyiapkan perlengkapan, menentukan
moderator, menyiapkan fasilitator,
menyiapkan pencatat, melakukan diskusi dan
wawancara, menganalisis hasil, menyusun
laporan
Teknik2 survei
Menggunakan pedoman wawancara,
menggunakan kuesioner, menggunakan
kuesioner terkirim, menggunakan wawancara
melalui telepon
Pelaksanaan komunikasi dalam kegiatan
survei
Personal yaitu secara langsung atau
secara pribadi, impersonal tidak secara

23
langsung dan gabungan yaitu gabungan kedua
cara
2 cara observasi
Observasi partisipasi aktif dan pasif. Aktif
secara langsung dan pasif secara jauh
Beberapa bentuk wawancara
Terstruktur, tidak terstruktur, formal,
informal, dan wawancara mendalam
Kelebihan observasi dan wawancara
Dapat memperoleh informasi langsung,
informasi dapat dikembangan, dapat
menjangkau berbagai lapisan rakyat
Kekurangan observasi dan wawancara
Memerlukan waktu relatif lama,
subjektivitas peneliti dapat memengaruhi
hasil analisis data, sikap tertup informan
Observasi
24
Evaluator berupaya mengumpulkan
informasi dari objek. Berbeda dengan FGD
karena FGD tidak berupaya mengarahkan
pendapat objek. FGD mengumpulkan
objek2nya bersama moderator. Evaluasi
menggunakan teknik obeservasi dan
wawancara untuk mengumpulkan data pada
setiap objek.
Teknik observasi langkah2
Menentukan masalah, merumuskan
tujuan, menentukan informan,
mengumpulkan data, mencatat data,
melakukan analisis, menulis laporan
penelitian
Teknik penulisan laporan kegiatan
evaluasi
Bahasa menggunakan kalimat efektif,
notasi ilmiah harus dapat diidentifikasikan
25
orang yang membuat pernyataan media
komunikasi dan penerbit karya, penulisan
daftar pusaka, tata letak penulisan.

26
Pengembangan masyarakat telah menjadi
konsep yang umum dilakukan untuk memecahkan
permasalahan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Hal tersebut khususnya berlaku pada
masyarakat tradisional.
Baca selengkapnya di artikel “Strategi
Pemberdayaan Komunitas dan Contoh Berbasis
Kearifan Lokal.
Pemberdayaan komunitas tentunya
memerlukan strategi dalam melangsungkan
pelaksanaannya pada masyarakat yang jadi
sasaran. Penyusunan strategi pemberdayaan
komunitas dianggap perlu melibatkan komunitas
guna mengupayakan warga untuk memecahkan
masalah, memenuhi kebutuhan dasar, mendukung
keterlibatkan warga kurang mampu, kaum
perempuan serta kelompok lemah lainnya.
Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan
potensi sumber daya lokal dan nilai-nilai budaya
setempat, memperhatikan dampak yang akan
timbul terhadap lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan, serta dilaksanakan secara
berkelanjutan. Dalam pemberdayaan komunitas
27
pada masyarakat lokal, pemerintah serta pihak swasta
berperan sebagai inisiator atau pemrakarsa
pelaksanaan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Pemerintah diharapkan dapat
memberikan stimulus kepada masyarakat melalui
program yang telah dirancang. Sedangkan pihak swasta
seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berperan
memberikan sosialisasi, arahan atau bimbingan serta
merealisasikan program-program pemberdayaan.

Strategi Pemberdayaan Komunitas


untuk Pembangunan

Menurut Kaufman (1959), pembangunan


harus melampaui program ekonomi yang
direncanakan dan lebih mengutamakan
perbaikan serta peningkatan identifikasi
masyarakat dengan lokalitas agar mereka
terlibat dalam proses pembangunan lokal.
Pendekatan pembangunan lokalitas ini
menekankan pada keseluruhan kapasitas
sistem lokal untuk membangun dan
memelihara hubungan kerja sama antar-
kelompok. Caranya dengan menciptakan
sistem penyelesaian masalah masyarakat
swadaya dan merangsang minat partisipasi
warga dalam urusan masyarakat. Guna
mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pelaksanaan pemberdayaan, diperlukan
strategi yang tepat. Berikut ini strategi yang
dapat diterapkan dalam pelaksanaan
pemberdayaan komunitas untuk
pembangunan:

1. Mempertimbangkan potensi masyarakat


Fasilitator atau pihak pemberdaya komunitas
sepatutnya menghargai segala potensi yang
dimiliki oleh komunitas sasaran. Dalam
mempertimbangkan potensi masyarakat,
perlu melokalisasi kearifan lokal masyarakat
tersebut yang akan digunakan sebagai batu
loncatan pemberdayaan. Sehingga dengan
begitu masyarakat akan lebih mudah
menerima berbagai perubahaan dalam proses
pemberdayaan.

2. Memberikan pendampingan secara


berkelompok Pelaksanaan pemberdayaan
secara berkelompok dinilai akan lebih efektif
dibandingkan jika harus dilakukan satu per
satu. Hal ini berdasarkan pertimbangan
efisiensi dan keterbatasan waktu serta biaya
yang harus dikeluarkan.

3. Memberikan pelatihan khusus Fasilitator


perlu mengakomodasikan usulan anggota
masyarakat jika ada yang meminta pelatihan
tertentu di luar program pemberdayaan yang
telah disusun. Sebagai contoh, dalam
kekriyaan pemuda karang taruna, dari pihak
partisipan ada yang mengusulkan untuk diberi
pelatihan pembuatan kerajinan tangan. Hal
tersebut membuktikan bahwa masyarakat
mampu menganalisis hal-hal yang
dibutuhkan.

4. Mengangkat kearifan lokal Fasilitator perlu


memanfaatkan kearifan-kearifan lokal dalam
upaya pemberdayaan komunitas. Contoh,
mengajarkan masyarakat membuat dan
mengelola tambak ikan bagi masyarakat suku
laut di perairan Riau yang memiliki kearifan
lokal berupa larangan mengambil hasil laut
secara berlebihan.

5. Memberikan bantuan sarana Sarana


termasuk unsur yang paling penting dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan.
Walaupun tujuan dari program
pemberdayaan yaitu agar masyarakat mampu
mandiri, namun sebagai proses awal
memperkuat kemampuan masyarakat,
diperlukan pemberian bantuan berupa sarana
dan prasarana. Contoh, untuk mencapai
kesuksesan dari program penghijauan
diperlukan bantuan berupa alat-alat
pertanian serta bantuan perizinan
menggunakan bangunan dan fasilitas umum.
Dalam praktiknya, sederet strategi-strategi
pemberdayaan komunitas tersebut
dilaksanakan secara bertahap.
BAB 4

7 Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat, dari Persiapan hingga
Terminasi.

Tahapan Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan
dengan beberapa langkah. Berikut adalah
tahapan pemberdayaan masyarakat yang
dikutip dari buku Pemberdayaan Masyarakat
oleh Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E.
Nainggolan (2019:13).
1. Tahap Persiapan
Ada dua hal yang perlu dikerjakan dalam
tahapan ini, yakni penyiapan petugas tenaga
pemberdayaan oleh community worker dan
penyiapan lapangan. Persiapan ini dilakukan
agar pemberdayaan masyarakat dapat
berlangsung dengan lancar.
2. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian atau assessment dapat
dilakukan secara individual lewat kelompok-
kelompok masyarakat. Pada tahap ini,
petugas mengidentifikasi masalah keputusan
dan sumber daya yang dimiliki klien. Ini
dilakukan untuk menentukan sasaran
pemberdayaan yang tepat.
3. Tahap Perencanaan Alternatif
Program atau Kegiatan
Dalam tahapan ini, petugas akan berperan
sebagai exchange agent atau agen
perubahan. Masyarakat diharapkan bisa
memikirkan beberapa alternatif program
berikut kelebihan dan kekurangannya.
Nantinya, alternatif tersebut dipakai untuk
menentukan program yang paling efektif.
4. Tahap Pemfomalisasi Rencana
Aksi
Pada tahap pemfomalisasi, agen perubahan
membantu kelompok untuk menentukan
program yang bisa mengatasi permasalahan.
Petugas juga memfomalisasi gagasan tersebut
ke dalam tulisan, apabila ada kaitannya
dengan pembuatan proposal pada
penyandang dana.
5. Tahap Implementasi Program
atau Kegiatan
Dalam tahap implementasi, masyarakat harus
memahami maksud, tujuan dan sasaran
program untuk menghindari kendala dalam
implementasi program. Mereka juga harus
bekerja sama dengan petugas.
6. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap pengawasan dari
warga dan petugas program pemberdayaan.
Program ini sebaiknya melibatkan warga
untuk membangun komunitas pengawasan
internal dan komunikasi masyarakat yang
lebih mandiri.
7. Tahap Terminasi
Pada tahapan terakhir, proyek harus berhenti.
Sebab, masyarakat yang diberdayakan sudah
mampu mengubah kondisi yang sebelumnya
buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain,
mereka sudah bisa menjamin kehidupan layak
bagi diri sendiri dan keluarga.
A. KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat
(community empowerment) menjadi
isu utama dalam program dan orientasi
pembangunan nasional pada saat ini.
Kegiatan peningkatan sarana jalan
diupayakan masyarakat secara aktif
melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah
komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga
mereka memiliki berbagai pilihan nyata
yang menyangkut masa
depannya.Banyaknya tahapan dalam
penyusunan anggaran di desa
menjadikan alasaan perlunya
pemberdayaan kepada masyarakat
dalam perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran yang perlu pendampingan
(advokasi).
Advokasi adalah aksi strategis yang
ditujukan untuk menciptakan kebijakan
publik yang bermanfaat bagi
masyarakat atau mencegah munculnya
kebijakan yang diperkirakan merugikan
masyarakat.Dengan adanya advokasi
anggaran ini masyarakat sangat
terbantu dalam mengelaan anggaran
pembangunan desa, khususnya dalam
mengelola anggaran dalam
pembangunan fisik sehingga
pengelolaan anggaran dapat dilakukan
dengan bertanggungjawab,
transparan,melibatkan seluruh unsure
masyarakat, dan yang utama bahwa
adanya tuntutan untuk memperbaiki
fasilitas publik dapat segera
direalisasikan.

B. SARAN

Kegiatan pengabdian yang berupa


pendampingan (advokasi) sangat
dibutuhkan oleh masyarakat,
khususnya masyarakat pedesaan yang
tidak memiliki kemampuan dalam
menyusun dokumen perencaaan,
dokumen pelaksanaan, maupun
dokumen pertanggungjawaban, apalagi
jika pelaksanaan pembangunan fisik
membutuhkan anggaran yang cukup
besar, yang berasal dari pemerintah,
swadaya masyarakat maupun bantuan
pihak lainnya, sehingga pengelolaan
anggaran bisa dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip good
governance yang meliputi,transparansi,
partisipasi dan akuntabel, sehingga bisa
meminimalisis penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin bisa
terjadi. Perlu adanya koordinasi antara
pimpinan perguruan tinggi dan
pimpinan pemerintah daerah agar bisa
menjembatani kegiatan
pendampingan-pendamping lain,
sehingga konsep pemberdayaan bisa
lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai