D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Nama : Delfitri
Monica
Dewi
Jimi
1
Kata Pengantar
1.Kata Pengantar............................................... 1
2.Bab 1. Kearifan Lokal dan Pemberdayaan
Komunitas .......................................... 2
3.Bab 2. Aksi Pemberdayaan Komunitas Dalam
Menyikapi Ketimpangan Sosial ......... 19
4.Bab 3.Strategi Pemberdayaan Komunitas dan
Contoh Berbasis Kearifan Lokal.......... 26
2
Bab 1.Kearifan Lokal dan
Pemberdayaan Komunitas
3
Fungsi kearifan lokal bagi masyarakat
tidak sekadar sebagai acuan tingkah-laku
seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu
mendinamisasi kehidupan masyarakat dan
menciptakan peradaban. Pada akhirnya
kearifan lokal dijadikan pandangan hidup dan
ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka yang meliputi
seluruh unsur kehidupan: agama, ilmu
pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi
sosial, bahasa dan komunikasi, serta
kesenian.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan
suatu kekayaan budaya lokal yang
mengandung kebijakan hidup; pandangan
4
hidup (way of life) yang mengakomodasi
kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup. Di
Indonesia—yang kita kenal sebagai Nusantara
—kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara
lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi
dapat dikatakan bersifat lintasbudaya atau
lintas-etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Sebagai contoh,
hampir di setiap budaya lokal di Nusantara
dikenal kearifan lokal yang mengajarkan
gotong royong, toleransi, etos kerja, dan
seterusnya. Pada umumnya etika dan nilai
moral yang terkandung dalam kearifan lokal
diajarkan turun-temurun, diwariskan dari
generasi ke generasi melalui sastra lisan
(antara lain dalam bentuk pepatah dan
peribahasa, folklore), dan manuskrip (bahasa
Latin manuscript: manu scriptus ditulis
tangan),
5
secara khusus, adalah semua dokumen
tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari
dokumen cetakan atau perbanyakannya
dengan cara lain.
13
memajukandiri ke arah kehidupan yang lebih
baik secara berkesinambungan.
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Kearifan Lokal di Era Globalisasi
Secara umum local wisdom (kearifan
setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya, sehingga hal tersebut dapat
dipahami sebagai usaha manusia dengan
menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu,
objek, atau peristiwa yang terjadi dalam
ruang tertentu.
Pengertian di atas, disusun secara
etimologi, di mana wisdom dipahami sebagai
kemampuan seseorang dalam menggunakan
akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap
14
sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu,
objek, atau peristiwa yang terjadi. Sebagai
sebuah istilah wisdom sering diartikan
sebagai ‘kearifan/kebijaksanaan’. Kearifan
lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit
yang muncul dari periode panjang yang
berevolusi bersama-sama masyarakat dan
lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah
dialami bersama-sama.
Mereka mempunyai pemahaman,
program, kegiatan, pelaksanaan terkait untuk
mempertahankan, memperbaiki,
mengembangkan unsur kebutuhan mereka,
dengan memperhatikan lingkungan dan
sumber daya manusia yang terdapat pada
warga mereka. Masyarakat majemuk tanpa
konflik jika dipahami secara sepintas
merupakan format kehidupan sosial yang
mengedepankan semangat demokratis dan
15
menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi
manusia. Dalam masyarakat majemuk yang
tanpa konflik, warga bekerjasama
membangun ikatan sosial, jaringan produktif
dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat
non-govermental untuk mencapai kebaikan
bersama. Beberapa indikator yang dapat
digunakan sebagai ukuran dalam
mewujudkan tercapainya masyarakat
majemuk tanpa konflik, yaitu:
Terpeliharanya eksistensi agama atau
ajaran-ajaran yang ada dalam masyarakat;
Terpelihara dan terjaminnya
keamanan,ketertiban, dan keselamatan;
Tegaknya kebebasan berpikir yang jernih
dan sehat;
Terbangunnya eksistensi kekeluargaan
yang tenang dan tenteram dengan penuh
16
toleransi dan tenggang rasa e. Terbangunnya
kondisi daerah yang demokratis, santun,
beradab serta bermoral tinggi; dan
Terbangunnya profesionalisme aparatur
yang tinggi untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, bersih berwibawa
dan bertanggung jawab.
Kemajemukan (pluralitas) dan
keanekaragaman (heterogenitas atau
diversitas) masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia merupakan kenyataan sekaligus
keniscayaan, nilai asli masyarakat Indonesia
adalah nilai yang di dalamnya melekat dengan
konsep multikultural, nilai-nilai seperti
toleransi beragama, agregasi sosial,
kemajemukan kultural dan etnik, menjadi
alasan mengapa para pendiri bangsa ini
memilih Pancasila dari pada pada ideologi
bernuansa agama.
17
Strategi pemberdayaan masyarakat
berbasis kearifan lokal di era globalisasi yakni
dengan memperkuat nilai-nilai dan norma-
norma leluhur dari nenek moyang yang ada di
masyarakat agar terjaga utuh kearifan lokal;
mempertahankan budaya yang ada di
masyarakat dengan bertindak secara rasional
sebagai akibat dari arus globalisasi;
menyaring budaya dari luar (globalisasi)
dengan menilai baik buruknya pengaruh
dalam bidang teknologi dan komunikasi,
transportasi, pengembangan media massa,
perubahan gaya hidup, pendidikan, budaya,
politik, agama, hukum, dll. Salah satu
indikator dari keberdayaan masyarakat
adalah kemampuan dan kebebasan untuk
membuat pilihan yang terbaik dalam
menentukan atau memperbaiki
kehidupannya.
18
Pada prinsipnya pemberdayaan bukan
merupakan suatu program atau kegiatan yang
berdiri sendiri. Pemberdayaan merujuk pada
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengubah lebih dari satu aspek pada diri dan
kehidupan seseorang atau sekelompok orang
agar mampu melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk membuat
kehidupannya lebih baik dan sejahtera
19
Bab 2.
Evaluasi Pemberdayaan Komunitas dalam
Masyarakat dalam Menyikapi Ketimpangan
Sosial
Evaluasi dilakukan untuk menilai diri
sendiri atau orang lain. Pemberdayaan
dilakukan untuk menemukan gambaran
kondisi yang berlangsung. Evaluasi dilakukan
dengan pengamatan, pembandingan, analisis
data, pengambilan keputusan.
Pengertian evaluasi pemberdayaan
komunitas
Evaluasi dilakukan untuk menilai diri
sendiri atau orang lain. Pemberdayaan
dilakukan untuk menemukan gambaran
kondisi yang berlangsung. Evaluasi dilakukan
dengan pengamatan, pembandingan, analisis
data, pengambilan keputusan.
20
Tujuan evaluasi pemberdayaan komunitas
Menjaga konsistensi kinerja pelaksanaan
pemberdayaan, menelaah ketercapaian
target pemberdayaan, memberikan masukan
dan solusi dalam memperbaiki permasalahan
permasalahan proses pemberdayaan, sebagai
sarana dan media pelaporan program kerja,
sebagai media pengembangan sistem
pelaksanaan pemberdayaan
Prinsip2 evaluasi
Partisipasi, berorientasi dan peningkatan
mutu, akurasi informasi, tindak lanjut
Jenis2 evaluasi
Evaluasi keluaran, evaluasi dampak, studi
khusus atau tematik
Pelaku kegiatan evaluasi pemberdayaan
Masyarakat setempat, pemerintah,
fasilitator, lembaga swadaya masyarakat
21
Langkah2 pemantauan dan evaluasi
Persiapan, pelaksanaan, analisis, tindak
lanjut, pelaporan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Diskusi kelompok terarah (DKT), survei,
observasi dan wawancara
Kelebihan teknik DKT
Relatif murah dan cepat, moderator relatif
dapat dilakukan oleh semua orang, dapat
dilakukan melalui pelatihan pendek, dapat
digunakan untuk menggali kebiasaan,
keyakinan, dan penilaian sebuah kelompok
Diskusi kelompok terarah
Metode penelitian untuk menggali,
persepsi, pendapat. Teknik wawancara dan
mengelompokan data secara berkelompok.
Digunakan untuk melatih kepercayaan diri.
Digunakan sebelum kegiatan evaluasi
22
Langkah2 DKT
Menentukan jumlah anggota,
menentukan tempat penyelenggaraan,
menyiapkan perlengkapan, menentukan
moderator, menyiapkan fasilitator,
menyiapkan pencatat, melakukan diskusi dan
wawancara, menganalisis hasil, menyusun
laporan
Teknik2 survei
Menggunakan pedoman wawancara,
menggunakan kuesioner, menggunakan
kuesioner terkirim, menggunakan wawancara
melalui telepon
Pelaksanaan komunikasi dalam kegiatan
survei
Personal yaitu secara langsung atau
secara pribadi, impersonal tidak secara
23
langsung dan gabungan yaitu gabungan kedua
cara
2 cara observasi
Observasi partisipasi aktif dan pasif. Aktif
secara langsung dan pasif secara jauh
Beberapa bentuk wawancara
Terstruktur, tidak terstruktur, formal,
informal, dan wawancara mendalam
Kelebihan observasi dan wawancara
Dapat memperoleh informasi langsung,
informasi dapat dikembangan, dapat
menjangkau berbagai lapisan rakyat
Kekurangan observasi dan wawancara
Memerlukan waktu relatif lama,
subjektivitas peneliti dapat memengaruhi
hasil analisis data, sikap tertup informan
Observasi
24
Evaluator berupaya mengumpulkan
informasi dari objek. Berbeda dengan FGD
karena FGD tidak berupaya mengarahkan
pendapat objek. FGD mengumpulkan
objek2nya bersama moderator. Evaluasi
menggunakan teknik obeservasi dan
wawancara untuk mengumpulkan data pada
setiap objek.
Teknik observasi langkah2
Menentukan masalah, merumuskan
tujuan, menentukan informan,
mengumpulkan data, mencatat data,
melakukan analisis, menulis laporan
penelitian
Teknik penulisan laporan kegiatan
evaluasi
Bahasa menggunakan kalimat efektif,
notasi ilmiah harus dapat diidentifikasikan
25
orang yang membuat pernyataan media
komunikasi dan penerbit karya, penulisan
daftar pusaka, tata letak penulisan.
26
Pengembangan masyarakat telah menjadi
konsep yang umum dilakukan untuk memecahkan
permasalahan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Hal tersebut khususnya berlaku pada
masyarakat tradisional.
Baca selengkapnya di artikel “Strategi
Pemberdayaan Komunitas dan Contoh Berbasis
Kearifan Lokal.
Pemberdayaan komunitas tentunya
memerlukan strategi dalam melangsungkan
pelaksanaannya pada masyarakat yang jadi
sasaran. Penyusunan strategi pemberdayaan
komunitas dianggap perlu melibatkan komunitas
guna mengupayakan warga untuk memecahkan
masalah, memenuhi kebutuhan dasar, mendukung
keterlibatkan warga kurang mampu, kaum
perempuan serta kelompok lemah lainnya.
Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan
potensi sumber daya lokal dan nilai-nilai budaya
setempat, memperhatikan dampak yang akan
timbul terhadap lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan, serta dilaksanakan secara
berkelanjutan. Dalam pemberdayaan komunitas
27
pada masyarakat lokal, pemerintah serta pihak swasta
berperan sebagai inisiator atau pemrakarsa
pelaksanaan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Pemerintah diharapkan dapat
memberikan stimulus kepada masyarakat melalui
program yang telah dirancang. Sedangkan pihak swasta
seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berperan
memberikan sosialisasi, arahan atau bimbingan serta
merealisasikan program-program pemberdayaan.
7 Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat, dari Persiapan hingga
Terminasi.
Pemberdayaan masyarakat
(community empowerment) menjadi
isu utama dalam program dan orientasi
pembangunan nasional pada saat ini.
Kegiatan peningkatan sarana jalan
diupayakan masyarakat secara aktif
melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah
komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga
mereka memiliki berbagai pilihan nyata
yang menyangkut masa
depannya.Banyaknya tahapan dalam
penyusunan anggaran di desa
menjadikan alasaan perlunya
pemberdayaan kepada masyarakat
dalam perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran yang perlu pendampingan
(advokasi).
Advokasi adalah aksi strategis yang
ditujukan untuk menciptakan kebijakan
publik yang bermanfaat bagi
masyarakat atau mencegah munculnya
kebijakan yang diperkirakan merugikan
masyarakat.Dengan adanya advokasi
anggaran ini masyarakat sangat
terbantu dalam mengelaan anggaran
pembangunan desa, khususnya dalam
mengelola anggaran dalam
pembangunan fisik sehingga
pengelolaan anggaran dapat dilakukan
dengan bertanggungjawab,
transparan,melibatkan seluruh unsure
masyarakat, dan yang utama bahwa
adanya tuntutan untuk memperbaiki
fasilitas publik dapat segera
direalisasikan.
B. SARAN