PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Disusun Oleh :
Tiara Putwi Meintari Dewi (110121010)
Menurut kamus bahasa Indonesia, model memiliki arti contoh, pola, acuan, ragam, dan
sebagainya. Sementara itu, pengertian pemberdayaan adalah peningkatan kemampuan dan
kemandirian sehingga orang atau lembaga tersebut mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pemberdayaan masyarakat adalah
contoh, pola acuan, ragam, macam upaya peningkatan kemampuan dan kemandirian sehingga
orang atau lembaga yang bersangkutan mampu mengembangkan kemampuannya secara
optimal. Surjono, Nugroho, 2008:29 Menurut Surjono dan Nugroho 2008:29 ada 6 enam model
pemberdayaan masyarakat, antara lain :
a. Model People Centre Development. Model ini mencoba mengangkat martabat manusia
sebagai mana mestinya sebagai makhluk yang memiliki harga diri, kemampuan
intelegensi, perasaan. Manusia tidak dapat disamakan dengan alat produksi untuk
melipatgandakan hasil semata, melainkan manusia hendaknya dihargai dan dihormati.
Dengan meningkatkan kualitas SDM maka akan menempatkan manusia pada martabat
yang lebih baik. Contoh program yang menerapkan model ini antara lain : Inpres Desa
Tertinggal IDT, Proyek Kawasan Terpadu PKT, Proyek peningkatan petani dan nelayan
kecil P4K, Jaringan Pengaman Sosial JPS Batuan Beras untuk Orang Miskin RASKIN,
Bantuan Langsung Tunai BLT. Program-program tersebut dimaksudkan sebagai upaya
pemberdayaan dan membantu masyarakat agar bisa keluar dari perangkap kemiskinan.
b. Model Lingkaran Setan Kemiskinan Versi Nurkse Nurkse mensinyalir bahwa “ a poor
country is poor because it is poor” negara miskin itu miskin karena dia miskin.
Selanjutnya dijelaskan bahwa kemiskinan itu merupakan suatu lingkaran yang
disebutnya dengan lingkaran kemiskinan yang mengemukakan bahwa kemiskinan
diawali dari adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, kurangnya modal
menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan
rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi
pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada
keterbelakangan, dan seterusnya. Logika berpikir tersebut dikemukakan oleh Ragnar
Nurkse, ekonom pembangunan ternama tahun 1953. Oleh karena itu, setiap usaha
memerangi kemiskinan seharusnya diarahkan untuk memotong lingkaran dan
perangkap kemiskinan ini.
c. Model Kemitraan. Kemitraan dibedakan menjadi 3 tiga bagian, yaitu: 1. Kemitraan semu,
yaitu sebuah persekutuan yang terjadi antara 2 pihak atau lebih, namun sesungguhnya
kerjasama tersebut tidak seimbang satu dengan yang lainnya. Bahkan satu pihak belum
tentu memahami secara benar akan makna sebuah persekutuan yang dilakukan, atau
untuk tujuan apa semua dilakukan atau disepakati.
Aktivitas kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di bawah
koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap
puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan
tingkatan masyarakat.
Bagi tenaga kesehatan aktivitas promosi kesehatan sudah melekat dalam kehidupan
sehari-hari dan merupakan suatu cara untuk lebih dekat dan berdialog dengan masyarakat luas.
Begitu pun dengan seorang bidan, tidak hanya bertugas untuk memeriksa kehamilan dan
menangani kelahiran, seorang bidan pun memiliki tugas penting untuk memberikan
pemberdayaan kesehatan kepada masyarakat mulai remaja putri hingga memasuki usia
menopause.
Pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan pendekatan dan strategi yang baik
seperti berikut :
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi dapat dilakukan dengan mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat
peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di
masyarakat (Kapalawai, 2007).
Dalam hal ini pergerakan advokasi adalah dari atas kebawah, misalnya kita memberikan
promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari kepala desa sehingga maksud
dan tujuan dari informasi kesehatan bisa tersampaikan dengan kemudahan kepada
masyarakat.
Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan
psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan social ini
adalah orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah dukungan sarana
dan prasarana ketika kita akan melakukan promosi kesehatan atau informasi yang
memudahkan kita, atau dukungan emosional dari masyarakat sehingga promosi yang diberikan
lebih diterima