OLEH:
NO. ABSEN: 21
SMAN 5 KENDARI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Pemberdayaan Masyarakat ini melalui
penelitian yang kami lakukan. Dan juga kami berterima kasih pada ibu guru pembimbing mata pelajaran
sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Melalui penelitian tentang pemberdayaan masyarakat dari awal sampai dengan selesai, setelah itu kami
membuat makalah yang akan kami perlihatkan pada guru mata pelajaran kami untuk digunakan jika
dibutuhkan nantinya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai bagaimana pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
Komentar
DAPATKAN
Komentar
shutterstock.com
Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan
perilaku individu serta masyarakat yang mandiri.
Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam buku Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat (2005) karya I
Nyoman Sumaryadi, Robinson menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial.
Serta suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreativitas, dan kebebasan bertindak.
Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial guna memperbaiki situsi dan kondisi diri sendiri.
Kompas.com Menu
JELAJAHI
Komentar
DAPATKAN
Komentar
shutterstock.com
Pemberdayaan komunitas merupakan program yang diupayakan dengan tujuan membentuk sikap dan
perilaku individu serta masyarakat yang mandiri.
Pemberdayaan komunitas menjadi salah satu program yang terus diupayakan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam buku Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat (2005) karya I
Nyoman Sumaryadi, Robinson menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial.
Serta suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreativitas, dan kebebasan bertindak.
Pemberdayaan komunitas sebagai proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial guna memperbaiki situsi dan kondisi diri sendiri.
Baca juga: Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, Bukti Masyarakat Rindu Kerajaan
Kecenderungan primer
Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian
kekuatan, keleluasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan sekunder
Menekankan proses stimulasi, mendorong, atau memotivasi individu agar memiliki kemampuan atau
keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidup melalui proses dialog.
Tujuan
Pemberdayaan komunitas untuk membentuk individu dan masyarakat yang mandiri. Seperti,
kemandirian berpikir, kemandirian bertindak, dan memutuskan apa yang akan dilakukan.
Pemberdayaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat dan memberi
kesadaran akan kebebasan setiap orang. Orientasinya pada komunitas yang tidak berdaya.
Komunitas ialah suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok
dengan kepentingan bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional maupun
yang mempunyai teriotrial. Istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat.
Dalam pengertian lain, komunitas (community) diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama
pada lokasi yang sama sehingga mereka telah berkembang menjadi sebuah kelompok hidup (group
lives) yang diikat oleh kesamaan kepentingan (common interest). Artinya, ada social relationship yang
kuat di antara mereka, pada satu batasan geografis tertentu.
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat atau komunitas adalah upaya untuk meningkatkan harkat
dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan
dan memandirikan masyarakat.
Rubin (dalam Sumaryadi, 2005:94-96) mengemukakan lima prinsip dasar pemberdayaan komunitas.
1) Pemberdayaan komunitas memerlukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya, meskipun
berbeda dengan organisasi bisnis, di mana dalam pemberdayaan komunitas keuntungan yang diperoleh
didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.
2) Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan yang dilakukan
3) Dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang
tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
4) Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya
dalam hal pembiayaan
5) Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan
pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro
1) Pemberdayaan ekonomi
3) Pemberdayaan sosial budaya, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (human investment)
4) Kekuatan kelembagaan
Faktor lain yang menyebabkan ketidakberdayaan komunitas di luar faktor ketiadaan daya (powerless)
adalah ketimpangan, yang meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok, ketimpangan
personal.
Pertama, pemberdayaan perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau
mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama terhadap sumber daya,
pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Kedua, pemberdayaan melalui aksi-aksi sosial dan politik yang dilakukan melalui perjuangan politik dan
gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang efektif.
Ketiga, pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses
pendidikan dalam berbagai aspek yang cukup luas, hal ini dilakukan dalam rangka membekali
pengetahuan dan keterampilan.
Manfaat besar dari pemberdayaan komunitas adalah memungkinkan perkembangan dan penggunaan
bakat/atau kemampuan terpendam dalam, setiap individu. Melalui pemberdayaan komunitas
diharapkan hambatan-hambatan tradisional dalam masyarakat dapat dihilangkan, garis demarkasi
disingkirkan, dan deskripsi pekerjaan yang menghalangi dapat dikesampingkan. Pemberdayaan telah
memberikan kontribusinya bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat diberi pengetahuan manajemen,
mutu, teknik, keterampilan, dan metodologi yang baik dapat memperoleh manfaat yang lebih besar
dalam pekerjaan dan perbaikan kinerjanya.
D. Strategi Pemberdayaan Komunitas
Menurut Eliot (dalam I.N. Sumaryadi, 2005:150) ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses
pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain sebagai berikut.
a. Pendekatan kesejahteraan (the walfare approach), yaitu membantu memberikan bantuan kepada
kelompok-kelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah bencana alam
c. Pendekatan pemberdayaan (the empowerment approach), melihat kemiskinan sebagai akibat proses
politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaannya.
Kearifan lokal berasal dari dua suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Kearifan itu dipahami
sebagai seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil
penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal secara
spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Secara
terminologi, kearifan lokal (local wisdom) dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan
lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang
dikomunikasikan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan komunitas pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar
lingkungan, sadar hukum, sadar akan hak dan kewajiban, serta mewujudkan kehidupan yang sejahtera
dan mandiri bagi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemberdayaan komunitas tak terlepas
dari upaya penanggulangan kemiskinan yang kerap menghantui masyarakat kita.
Terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan suatu masyarakat, yaitu:
1. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
2. Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang
diselenggarakan oleh ILO
3. Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan
5. Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain
kebijakan dan program penanggulangan masalah sosial.
Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal mengandung arti peletakan nilai-nilai
setempat (lokal) sebagai input penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan. Nilai-nilai setempat
(lokal) tersebut merupakan nilai-nilai sosial yang menjadi cerminan dari masyarakat yang bersangkutan.
Nilai-nilai tersebut meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi
(tepa selira).
Pemberdayaan komunitas berbasis nilai-nilai kearifan lokal akan menciptakan masyarakat yang berdaya,
ciri-ciri masyarakat yang berdaya antara lain:
1. Mampu memahami diri dan potensinya dan mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi
perubahan ke depan)
4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerja sama yang saling menguntungkan
1. Mengatasi ketimpangan sosial berdasarkan kearifan lokal, pada dasarnya pemberdayaan komunitas
untuk mengatasi ketimpangan sosial berdasarkan kearifan lokal ini sudah dapat kita temukan di
berbagai daerah, contohnya budaya gotong royong dalam mendirikan rumah.
2. Mengatasi ketimpangan sosial berdasarkan kelestarian lingkungan, kelestarian lingkungan perlu dijaga
untuk mencegah terjadinya ketimpangan sosial dalam suatu masyarakat. Kelestarian lingkungan alam
yang tidak dijaga akan mengakibatkan semakin berkurangnya sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Sumber.
Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Yudhistira. Jakarta