Kelas 12
Faktor lain yang menyebabkan ketidakberdayaan komunitas di luar faktor ketiadaan daya
(powerless) adalah ketimpangan, yang meliputi ketimpangan struktural, ketimpangan kelompok,
ketimpangan personal.
Dengannya, kegiatan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program pemberdayaan
masyarakat akan berjalan efektif jika sebelumnya sudah dilakukan investigasi terhadap faktor-
faktor yang menjadi akar permasalahan sosial. Dalam konteks ini, perlu diklarifikasi apakah akar
penyebab ketidakberdayaan berkaitan dengan faktor kelangkaan sumber daya (powerless) atau
faktor ketimpangan, atau kombinasi antara keduanya.
Oleh karena itu, adanya pemberdayaan komunitas ini diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan,
pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga ketimpangan sosial dapat
diminimalkan.
2.1. Tujuan pemberdayaan komunitas
Pemberdayaan komunitas bertujuan untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan
daya/kemampuan yang dimiliki. Selain itu pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk
meningkatakan standar hidup masyarakat dan peningkatan kebebasan setiap orang.
2.2. Prinsip-prinsip dasar pemberdayaan komunitas
Prinsip dasar pemberdayaan komunitas meliputi:
a. Pemberdayaan memerlukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya meskipun
berbeda dengan organisasi bisnis, di mana dalam pemberdayaan komunitas keuntungan yang
diperoleh didistribusikan kembali dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.
b. Pemberdayaan selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan yang dilakukan
c. Dalam melaksanakan program pemberdayaan, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak
bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
d. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya
e. Kegiatan pemberdayaan harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan
pemerintah yang bersifat makro dengan mikro
2.3. Ruang lingkup pemberdayaan komunitas
Hal ini mencakup berbagai program pemberdayaan yang meliputi bidang berikut.
a) Pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan di bidang ini ditunjukkan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam bidang ekonomi sehingga mereka dapat berfungsi sebagai
penanggung dampak negatif pertumbuhan, pemikul beban pembangunan, dan penderita
kerusakan lingkungan. pemberdayaan ini sering dilakukan di Indonesia contohnya UMKM
pelatihan kerajinan agar perekonomian bangkit
b) Pemberdayaan politik, pemberdayaan ini ditunjukkan untuk meningkatkan bargaining position,
di mana semua dapat berkontribusi terhadap pemerintah. melalui bagian yang tersebut,
masyarakat mendapatkan apa yang menjadi haknya baik dalam bentuk jasa barang layanan dan
kepedulian tanpa merugikan orang lain. hal ini dilakukan supaya semua orang tahu akan politik
dan tahu bagaimana sistem demokrasi yang baik.
c) Pemberdayaan sosial budaya, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia. Contohnya sanggar seni festival kebudayaan yang bisa memperkenalkan budaya
Indonesia
d) Pemberdayaan lingkungan, ini dianggap sebagai program perawatan dan pelestarian lingkungan.
contohnya menggunakan minyak jelantah untuk diolah menjadi sabun.
2.4. Tahapan pemberdayaan komunitas
Selain tahapan diatas, terdapat tahapan pemberdayaan komunitas lainnya yaitu
2.5. Aktor pemberdayaan komunitas
Tradisi
Rewang
Tradisi rewang alias gotong royong jika ada salah satu warga yang melaksanakan pernikahan di
Jawa Tengah. Nah, tradisi rewang ini dilakukan secara bersama-sama dan bersifat sukarela.
Tujuannya agar saling memudahkan dan peduli terhadap satu sama lain.
Indonesia memiliki keberagaman budaya, suku bangsa, bahasa, agama, dan sebagainya. Dalam
keragaman budaya salah satunya mencakup hubungan kearifan lokal di dalam masyarakat. Nilai-
nilai kearifan lokal di Indonesia memang berbeda-beda setiap daerahnya. Namun dipersatukan oleh
semboyan Bhineka Tunggal Ika. Masuknya globalisasi ke Indonesia menjadikan perbedaan nilai dan
norma yang ada semakin besar. Karena keterbatasan, masyarakat tidak mampu membentengi diri
mereka untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal.
Meski begitu, globalisasi memiliki dampak pada masyarakat. Dampak positif globalisasi terhadap
upaya pemberdayaan komunitas lokal, yaitu meningkatkan teknologi modern dalam masyarakat.
Adapun dampak negatif globalisasi terhadap upaya pemberdayaan komunitas lokal, yaitu
melemahkan daya saing masyarakat lokal dengan masyarakat luar negeri. Sekarang mulai terlihat
dengan pudarnya nilai-nilai kearifan lokal. Untuk itu, diperlukan strategi melalui nilai kearifan lokal,
diantaranya:
- Dengan memperkuat nilai-nilai dan norma-norma leluhur dari nenek moyang yang ada di
masyarakat agar terjaga utuh kearifan lokal;
- Mempertahankan budaya yang ada di masyarakat dengan bertindak secara rasional sebagai
akibat dari arus globalisasi;
- Menyaring budaya dari luar (globalisasi) dengan menilai baik buruknya pengaruh dalam bidang
teknologi dan komunikasi, transportasi, pengembangan media massa, perubahan gaya hidup,
pendidikan, budaya, politik, agama, hukum dll.
Adapun Menurut Sunyoto Usman ada beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam pemberdayaan
komunitas yaitu
- Menciptakan iklim atau suasana yang memungkinkan potensi komunitas masyarakat
berkembang.
- Dalam rangka memperkuat potensi atau daya yang dimiliki komunitas masyarakat upaya yang
dilakukan adalah memberi pendidikan, kesehatan, dan kesempatan dalam memperoleh sumber
kemajuan ekonomi baik modal, teknologi, informasi, tenaga kerja dan pasar
- Memberdayakan bisa berarti melindungi dalam hal ini bukan berarti mengisolasi, Tetapi lebih
kepada mencegah terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah dan mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang
Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, terdapat 5 hal pemberdayaan masyarakat yang harus
diperhatikan. (Buka buku halaman : 100 )
2. Menjaga eksistensi budaya lokal, dengan cara memperluas fungsi dari kehidupan lokal tersebut
agar bisa memenuhi fungsi-fungsi di luar urusan tradisional tanpa menghilangkan fungsi aslinya.
Contohnya pergelaran Barong Rangda Bali sebagai mitos adat sekaligus pertunjukan atraksi
pariwisata.
3. Dalam sektor pertanian, bahwa ini dijadikan sebagai karakter masyarakat setempat dalam
bertani. Misalnya gotong royong pertanian yang tidak merusak alam. Contohnya konsep
Pranata mangsa atau ketentuan musim dari Jawa Subak dari Bali yaitu kaidah konservasi tanah
dan air.
4. Dalam penanggulangan kemiskinan berbagai kearifan lokal, seperti kerja keras, gotong royong,
dan penghormatan terhadap orang lain dapat diintegrasikan dengan berbagai kebijakan dalam
program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah maupun internasional.
Misalnya mendirikan lumbung desa di kecamatan-kecamatan.
5. Dengan sektor ekonomi kearifan lokal dapat mendorong terbentuknya ekonomi rakyat yang
berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Misalnya UMKM dan UKM, dalam sektor pertanian
peternakan dan berbagai kerajinan makanan.
6. Dalam pedoman hidup adapun yang harus diperhatikan yaitu dalam segi kemanusiaan dan
memiliki kemampuan memilih yang baik.
7.
4. Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Komunitas
4.1. Pengertian partisipasi
Partisipasi merupakan hal yang berkaitan erat dengan pemberdayaan komunitas atau masyarakat.
Apa itu partisipasi? Secara bahasa, “Participation” : the act of taking part in an acitivity or event, yang
artinya tindakan berupa ikut serta dalam suatu kegiatan atau acara. Menurut Adisimata, partisipasi
sebagai keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan.
Sementara itu, menurut Eugen Erickson bahwa partisipasi terdiri dari dua sisi, yaitu
- Partisipasi secara internal, adanya rasa memiliki terhadap komunitas.
- Partisipasi secara eksternal, bagaimana individu melibatkan diri dengan komunitas luar
Dari beberapa definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa, Partisipasi merupakan suatu alat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menimbulkan terjadinya perubahan sosial yang akan
memberdayakan mereka dalam masyarakat.
Namun, mengapa partisipasi bersifat penting? Menurut Moeljarto, terdapat beberapa alasan
terkait hal tersebut, diantaranya:
1. Masyarakat adalah fokus utama dan tujuan akhir dalam pembangunan
2. Menimbulkan rasa harga diri dan meningkatkan harkat dan martabat
3. Menciptakan suatu lingkaran umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan
dan kondisi daerah yang tanpa keberedaanya tidak akan terungkap
4. Memperluas zona penerimaan proyek pembangunan
5. Menyediakan lingkungan yang kondusif
6. Sebagai pencerminaan hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam pembangunan mereka
sendiri
7. Cara yang efektif membangun kemampuan masyarakat
Partisipasi komunitas dalam pemberdayaan ini dijadikan penentu keberhasilan pemberdayaan . Oleh
karena itu diharapkan ada partisipasi penuh dari masyarakat sehingga terbentuk masyarakat yang
beradya dan mandiri, serta tidak bergantung kepada orang lain.