Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki
situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi
apabila warganya ikut berpartisipasi. Dalam pengertian yang lebih luas,
pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong
masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi
pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu
keberlanjutan dalam jangka panjang.

Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan


eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya
kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan
dinamis. Faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-
organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada
faktor eksternalnya.

Seperti yang dilaporkan Deliveri (2004a:1), proses pemberdayaan


masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim fasilitator yang bersifat
multidisplin. Tim pendamping ini merupakan salah satu external factor dalam
pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada awal proses sangat aktif tetapi akan
berkurang secara bertahap selama proses berjalan sampai masyarakat sudah
mampu melanjutkan kegiatannnya secara mandiri. Dalam operasionalnya inisiatif
tim pemberdayaan masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya
berhenti. Peran tim PM sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok
atau pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.

1
Desentralisasi kegiatan dapat dikatagorikan dalam pemerdayaan
masyarakat apabila kegiatan tersebut bersifat fasilitatif non instruktif dan dapat
memperkuat, meningkatakan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat
guna mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk melakukan program pemerdayaan
masyarakat diperlukan kerjasama dari berbagai banyak pihak, misalnya
pemerintahan masyarakat dan LSM (lembaga masyarakat). Salah satu lembaga
yang telah ikut berperan dalam pemerdayaan masyarakat yaitu PPLH (Pusat
Pendidikan Lingkungan Hidup).

1.2 Tujuan
 Merupakan tugas berstruktur untuk memenuhi tugas mata kuliah
 Untuk meningkatkan pemahaman tentang tahapan pemberdayaan
masyarakat

1.3 Ruang Lingkup Penulisan


Adapun penulisan makalah ini hanya membatasi pada tahap-tahap
serta langkah-langkah dalam proses pemberdayaan masyarakat

1.4 Metode Penulisan


Dalam pengumpulan data untuk penulisan makalah ini, penulis
menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Studi literature yang terdapat dalam buku-buku maupun yang terdapat
dari sumber internet.
2. Diskusi kelompok.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang disusun
sebagai berikut :
BAB I = Pendahuluan
BAB II = Pembahasan
BAB III = Penutup

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan


mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang
kajian. Hal tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas mengenai konsep
pemberdayaan. Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang
pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan
yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat.

Pertama akan kita pahami pengertian tentang pemberdayaan. Menurut


Sulistiyani (2004 : 77) secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar
“daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut,
maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau
proses pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak yang belum berdaya.
Kedua pengertian tentang masyarakat, menurut Soetomo (2011 : 25) masyarakat
adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga
terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi.

Dari kedua definisi tersebut bila digabungkan dapat dipahami makna


pemberdayaan masyarakat. Namun sebelum kita tarik kesimpulan, terlebih dahulu
kita pahami makna pemberdayaan masyarakat menurut para ahli. Menurut Moh.
Ali Aziz, dkk (2005 : 136) :

“Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat,


khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan,
didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan
perikehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus
terus-menerus, proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama
dalam kelompok formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan dan

3
pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan
masyarakat lebih merupakan suatu proses”.

Selanjutnya pemaknaan pemberdayaan masyarakat menurut Madekhan Ali


(2007 : 86) yang mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut ini :

“Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk


membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental maupun fisik.
Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam strategi pemberdayaan
dan pembangunan masyarakat, dengan alasan; pertama, partisipasi masyarakat
merupakan satu perangkat ampuh untuk memobilisasi sumber daya lokal,
mengorganisir serta membuka tenaga, kearifan, dan kreativitas masyarakat.Kedua,
partisipasi masyarakat juga membantu upaya identifikasi dini terhadap kebutuhan
masyarakat”.

Mengacu pada pengertian dan teori para ahli di atas, dalam penelitian ini
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya sehingga
masyarakat dapat mencapai kemandirian. Kemudian dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau kekuatan
pada masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan, dan
perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat
yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat
tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau
berpartisipasi melalui berbagai aktivitas.

4
2.2 Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Tahapan dalam pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat adalah unsur-


unsur yang harus ada dalam pemberdayaan masyarakat sehingga hal ini dapat
memperbaiki taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Salah satu unsur
yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program pemberdayaan masyarakat
adalah adanya tahapan intervensi dalam proses pemberdayaan masyarakat.
Menurut Isbandi R.A, ada beberapa tahapan yang dibahas secara rinci dalam
proses pemberdayaan masyarakat, yaitu:

 Tahap Persiapan (Engagement)

Tahap persiapan ini memiliki substansi penekanan pada dua hal elemen
penting yakni penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Dalam hal ini,
penyiapan petugas adalah tenaga pemberdaya masyarakat atau pendamping
masyarakat dan bisa juga dilakukan oleh community worker. Sedangkan
penyiapan lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu program
pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara
non-direktif. Non-direktif ini maksudnya adalah melibatkan masyarakat
sepenuhnya ke dalam program pemberdayaan masyarakat tersebut. Tahapan ini
adalah tahapan prasyarat sukses atau tidaknya sebuah program pemberdayaan
berlangsung.

 Tahap Pengkajian (Assessment)

Tahapan ini dapat dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh


masyarakat dan juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap
ini, petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen peubah melakukan
identifikasi masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat (felt needs),
dengan melibatkan masyarakat dalam identifikasi tersebut karena masyarakat
setempat yang sangat mengetahui keadaan dan masalah ditempat mereka berada.
Tahapan ini memiliki penekanan pada faktor identifikasi masalah dan sumber

5
daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basisi pemberdayaan
serta pelaksanaan program.

 Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)

Dalam tahap ini, petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen


peubah (change agent) mencoba melibatkan masyarakat untuk memikirkan
masalah-masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam
hal ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat dan masalah yang lebih diprioritaskan. Kemudian masyarakat
diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program atau kegiatan yang
dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkan masalah mereka. Dalam
tahap ini dipikirkan secara mendalam agar program pemberdayaan yang ada
nantinya tidak melulu berkisar pada program amal (charity) saja dimana
demikian itu tidak memberikan manfaat secara pasti dalam jangka panjang.

 Tahap Pemformulasian Rencana Aksi (Designing)

Dalam tahap ini ada kerjasama antara masyarakat, petugas atau


pendamping masyarakat sebagai agen peubah (change agent), dan pihak lain
(stakeholder). Petugas atau pendamping masyarakat membantu masyarakat
untuk merancang atau mendesain gagasan mereka atau alternatif program atau
kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkan masalah
mereka dalam bentuk tulisan, terutama apabila ada kaitannya dengan pembuatan
proposal kepada pihak penyandang dana. Disini masyarakat telah menjabarkan
secara rinci dalam bentuk tulisan tentang apa-apa yang akan mereka laksanakan
baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

 Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan (Implementation)

Tahapan ini merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam
program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang sudah direncanakan
dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada

6
kerjasama yang baik antara petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen
peubah (change agent) dengan masyarakat maupun antar warga masyarakat.
Tahapan ini berisi tindakan aktualisasi bersinergi antara masyarakat dengan
petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen peubah dan antar warga
masyarakat itu sendiri.

 Tahap Evaluasi

Tahapan ini memiliki substansi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen peubah (change agent)
terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan dengan
melibatkan warga. Tahapan ini juga akan merumuskan berbagai indikator
keberhasilan suatu program yang telah diimplementasikan serta dilakukan pula
bentuk-bentuk stabilisasi terhadap perubahan atau kebiasaan baru yang
diharapkan terjadi.

 Tahap Terminasi

Tahapan terminasi adalah sebuah tahapan dimana seluruh program telah


berjalan secara optimal dan petugas atau pendamping masyarakat sebagai agen
peubah (change agent) atau dapat juga disebut dengan fasilitator pemberdayaan
masyarakat sudah akan mengakhiri kerjanya. Tahapan ini disebut sebagai tahap
pemutusan hubungan antara petugas atau pendamping masyarakat dengan
masyarakat yang menjadi basis program pemberdayan ketika itu. Petugas pun
tidak keluar dari komunitas secara total, melainkan ia akan meninggalkannya
secara bertahap.

2.3 Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil, pemberdayaan masyarakat
adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik yang dialami

7
oleh individu dan masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam waktu yang
cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun (Raeburn,1993).
Sebagai suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994), dan Rissel (1994)
mengatakan, pemberdayaan masyarakat melibatkan beberapa komponen berikut,
yaitu:
1. Pemberdayaan personal.
2. Pengembangan kelompok kecil.
3. Pengorganisasian masyarakat.
4. Kemitraan.
5. Aksi sosial dan politik.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang


cukup luas, meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan (level of objects),
kegiatan internal masyarakat/komunitas maupun eksternal berbentuk kemitraan
(partnership) dan jejaring (networking) serta dukungan dari atas berbentuk
kebijakan politik yang mendukung kelestarian pemberdayaan.
Untuk itu maka pemberdayaan masyarakat dapat dilakasanakan dengan
mengikuti langkah-langkah:
1. Merancang keseluruhan program, termaksud didalamnya kerangka
waktu kegiatan,ukuran program,serta memberikan perhatian kepada
kelompok masyarakat yang terpinggirkan.Perancangan program
dilakukan menggunakan pendekatan partisipatoris, dimana antara agen
perubahan (pemerintah dan LSM) dan masyarakat bersama-sama
menyusun perencanaan. Perencanaan partisipatoris (participatory
planning) ini dapat mengurangi terjadinya konflik yang muncul antara
dua pihak tersebut selama program berlangsung dan setelah program
dievaluasi.Sering terjadi apabila sutu kegiatan berhasil, banyak pihak
bahkan termaksud yang tidak berpartisipasi, berebut saling claim
tentang peran diri maupun kelompoknya. Sebaliknya jika program tidak
berhasil, individu maupun kelompok bahkan yang sebenarnya
berkontribusi atas kegagalan tersebut, saling menyalahkan. Perencanaan
program pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan adanya

8
kelompok masyarakat yang terpinggirkan (termarginalisasi).
Marginalisasi adalah sutu proses sejarah masyrakat yang
kompleks,yang membuat mereka tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya, tidak mempunyai akses yang
memadai terhadap sumber daya. Oleh karenanya, untuk menghindari
agar ini tidak semakin terpinggirkan, diperlukan perencanaan yang
lebih komprehensif.
2. Menetapkan tujuan. Tujuan promosi kesehatan biasanya dikembangkan
pada tahap perencanaan dan bisanya berpusat pada mencegah
penyakit,mengurangi kesakitan dan kematian dan manajemen gaya
hidup melalui upaya perubahan perilaku yang secara spesifik berkaitan
dengan kesehatan. Adapun tujuan pemberdayaan biasanya berpusat
bagaimana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang
berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan masyarakatnya.
3. Memilih strategi pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat adalah
suatu proses yang terdiri dari lima pendekatan, yaitu: pemberdayaan,
pengembangan kelompok kecil, pengembangan dan penguatan
pengorganisasian mayrakat, pengembangan dan penguatan jaringan
antarorganisasi, dan tindakan politik. Strategi pemberdayaan meliputi:
pendidikan masyarakat, mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat
sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat (community responsibility), fasilitasi upaya
mengembangkan jejaring antar masyarakat, serta advokasi kepada
pengambil keputusan (decision maker).
4. Implementasi strategi dan manajemen.Implementasi strategi serta
manajemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a. meningkatkan peran serta pemercaya (stakeholder)
b. menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c. mengembangkan kepemimpinan local
d. membangun keberdayaan struktur organisasi
e. meningkatkan mobilisasi sumber daya

9
f. memperkuat kemampuan stakeholder untuk “bertanya mengapa?”
g. meningkatkan control stakeholder atas manajemen program
h. membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar.
5. Evaluasi program. Pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung lambat
dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan
sempurna. Sering terjadi, hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari
pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai.
Oleh karenanya, akan lebih tepat jika dievaluasi diarahkan pada proses
pemberdayaannya daripada hasilnya.

2.4 Langkah -Langkah dan Indikator Keberhasilan Pemberdayaan


Masyarakat
Langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
1. Persiapan.
a. Menyusun desain rancangan pembentukan motivator pemberdayaan
masyarakat berbasis partisipatif dan instumen evaluasi.
b. Mencari data dan fakta awal tentang kondisi masyarakat.
c. Persamaan persepsi dengan instansi terkait, fasilitator, dan
pendamping

2. Pelaksanaan
a. Ice breaker, bina suasana, membangun komitmen dan kesadaran.
b. Membuat kontrak belajar.
c. Simulasi Teknik-teknik PRA (membuat peta sosial, yang memuat
peta potensi dan peta masalah; pengorganisasian masalah dan
potensi; relasi serta aktivitas masyarakat).
d. Simulasi teknik-teknik Participatory Assessment Planning
(identifikasi masalah sosial; identifikasi lingkungan internal dan
eksternal; klasifikasi kelemahan, kekuatan, peluang; Menentukan

10
Prioritas Masalah; Menentukan hubungan sebab akibat; analisis
kontingensianalisis internal eksternal; dan penentuan program jangka
pendek, menengah dan panjang); serta pembuatan pola jaringan/
kemitraan.
e. Action Plan Matrix (nama program, tujuan, sasaran, tahapan
kegiatan, jadual, sumber dana & pendanaan, indikator keberhasilan).
f. Simulasi studi banding.
g. Seminar.

3. Penyusunan Laporan.
a. Penyusunan laporan dilakukan sebagai upaya untuk bahan evaluasi
bagi perbaikan dimasa mendatang.
b. Laporan juga merupakan media yang sangat efektif bagi upaya
pemasaran sosial tentang keberadaan proses pemberdayaan
masyarakat.
4. Seminar hasil analisis.
5. Pendampingan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan indikator keberhasilan dari proses pemberdayaan masyarakat


yaitu:
a. Terbentuknya para motivator yang memahami, mempunyai afeksi,
dan terampil dalam pemberdayaan masyarakat lokal.
b. Tertransformasinya kesadaran, komitmen, kemauan, pengetahuan,
keterampilan dan afeksi motivator terhadap para pejabat di lingkungan
pemerintahan kecamatan/ dan desa/ dan kelurahan maupun para tokoh
pembangunan masyarakat sekitar.
c. Tergerakkan/ termobilisasinya komunitas lokal untuk berpartisipasi
dalam pembangunan masyarakat luas sesuai dengan data, fakta
lapangan dan analisis kebutuhan lokal di lapangan.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau
kekuatan pada masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan,
dan perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat
yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat
tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau
berpartisipasi melalui berbagai aktivitas. Tahapan dalam pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat adalah unsur-unsur yang harus ada dalam
pemberdayaan masyarakat yang mana menurut Isbandi R.A, tahapan proses
pemberdayaan masyarakat, yaitu: Persiapan (Engagement), Pengkajian
(Assessment), Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
(Designing),Pemformulasian Rencana Aksi (Designing), Pelaksanaan Program
Kegiatan (Implementation), Evaluasi, dan Terminasi. Sedangkan langkah-langkah
pemberdayaan masyarakat yaitu: merancang keseluruhan program, menetapkan
tujuan. memilih strategi pemberdayaan, implementasi strategi dan
manajemen,serta evaluasi program

3.2 Saran

Pemberdayaan pada masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran


utama promosi kesehatan. Oleh karena itu sebagai seorang calon perawat yang
nantinya akan terjun ke masyarakat, pembelajaran tentang pemberdayaan
masyarakat haruslah dikuasai oleh setiap mahasiswa sehingga dapat mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. (2002). Pemikiran-pemikiran Pembangunan


Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anonim. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Delivery, 2004a, Pemberdayaan Masyarakat,


http://www.deliveri.org/guidelines/policy/pg_3/pg_3_summaryi.htm

13

Anda mungkin juga menyukai