DOSEN PEMBIMBING :
Marsia.S.ST.M.Kes
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
teman sangat kami harapkan.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................ii
Bab i pendahuluan
A. Latar belakang........................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................1
C. Tujuan......................................................................................1
Bab ii pembahasan
A. PERADANGAN......................................................................3
a. Reaksi peradangan......................................................7
b. Aspek seluler peradangan..........................................10
c. Bentuk peradangan.....................................................11
d. Pemulihan peradangan...............................................12
B. INFEKSI..................................................................................18
a. Faktor jasad renik pada infeksi.................................18
b. Faktor hospes pada infeksi.........................................20
c. Sifat umum penyakit karena infeksi.........................23
A. Kesimpulan..............................................................................26
B. Saran........................................................................................26
Daftar pustaka................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bila jaringan cidera, misalnya karena terbakar, teriris, atau karena
infeksi oleh kuman, maka pada jaringan tersebut akan terjadi serangkaian
reaksi yang menyebabkan musnahnya agens yang membahayakan jaringan
atau yang mencegah agens ini menyebar lebih luas. Reaksi ini kemudian
menyebabkan jaringan yang cidera diperbaiki atau diganti dengan jaringan
yang baru.
Peradangan adalah proses yang lebih dahulu terjadi, peradangan
merupakan salah satu faktor yang harus dilewati sebelum terjadinya
penyembuhan luka. Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka
ringan maupun luka berat. Sebelum mengobati klien perawat harus
mengetahui apakah luka klien adalah peradangan atau bukan dan apakah
dapat menyebabkan infeksi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu proses peradang dan proses infeksi yang dapat
terjadi pada tubuh manusia.
2. Mengetahui penyebab peradangan dan infeksi.
3. Menambah wawasan tentang peradangan dan infeksi dalam kacamata
kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Radang
4
5
2. Kemotaksis
3. Mediator peradangan
o Amina vasoaktif
o Substansi yang dihasilkan oleh sistem enzim plasma
o Metabolit asam arakhidona
o Berbagai macam produk sel
4. Histamine
5. Factok-faktor plasma
c. Bentuk peradangan
1. Eksudat non seluler
i. Eksudat serosa: terdiri dari protein yang bocor dari pembuluh
darah yang permeable dalam daerah radang bersama-sama
dengan cairan yang menyertain nya.
ii. Eksudat fibrinosa: protein yang dikeluarkan mengandung
fibrinogen yang sangat banyak.
iii. Eksudat kataral / musinosa: terbentuk d atas permukaan
membran mukosa dimana terdapat sel-sel yang mensekresi
musin.
iv. Neutrofil folimorponuklear: disebut puruler yang sangat sering
terbentuk akibat infeksi bakteri.
2. Transudat
Jika cairan tertimbun di dalam jaringan karena alsan –alasan
lain yang bukan di akibat kan oleh perubahan permeabilitas
pembuluh.
3. Eksudat seluler
i. Eksudat Neutrofilik
d. Pemulihan jaringan
itu sendiri. Sel parenkim semua tubuh, termasuk hati, pankreas, kelenjar
liur dan endokrin, sel tubuli ginjal dan kelenjar-kelenjar kulit, termasuk
sel stabil. Sel mesenkim dan jaringan yang berasal dari mesenkim juga
dimasukan dalam golongan sel stabil karena memiliki daya regenerasi
yang tinggi dan sebagian sel mesenkim mampu berberdiferensiasi
menurut beberapa jalur sehingga memungkinkan penggantian unsur-
unsur mesenkim khusus. Sel endotel otot polos juga digolongkan dalam
sel stabil. Pembuluh darah orang dewasa memiliki derajat penggantian
yang rendah.
Perbaikan dan Regenerasi
Jaringan dapat rusak dengan berbagai cara. Kerusakan dapat
diakibatkan secara langsung oleh trauma fisik, kimiawi ataupun jasad
renik. Tambahan pula reaksi peradangan itu sendiri dapat menyebabkan
kerusakan yang luas pada jaringan. Apapun yang menjadi sebab daripada
kerusakan jaringan, pergantian jaringan dilakukan dengan jalan migrasi
sel dari tempat lain atau cara sebagai berikut :
1. Jaringan yang hilang digantikan dengan jaringan ikat, sehingga
terjadi jaringan parut. Proses pergantian ini dikenal dengan nama
repair atau perbaikan.
2. Jaringan yang rusak diganti dengan jaringan baru yang berasal dari
proliferasi sel-sel sekitarnya proses ini dikenal dengan nama
regenerasi.
Pemulihan oleh jaringan ikat
Penyembuhan luka merupakan serangkaian langkah yang
berurutan paling baik diikuti dengan perbaikan luka jaringan lunak
yang sederhana, insisional :
1. Luka insisi ;
2. Perdarahan, hemostatis pembentukan bekuan permukaan menjadi
kering, membentuk keropeng ;
3. Respon peradangan akut ;
4. Kontraksi tepi luka ;
5. Debridemen pembersihan darah dan debris lain oleh pagosit ;
14
Tidak akan lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali.
Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses
metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka.
Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan
tahunan.
Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan
luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril kolagen menyusun ke
dalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan dengan dehidrasi,
mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi
jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum
dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan
asalnya dari jaringan sebelum luka.
Pengaruh lokal :
B. Infeksi
a. Faktor jasad renik pada infeksi
Daya Transmisi
Sifat penting dan nyata pada saat terbentuknya adalah transpor agen
menular hidup kedalam tubuh.
18
Misalnya:
3. Saluran pernafasan
Epitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung, lapisan
nasofaring, trakea dan bronkus, terdiri dari sel – sel tinggi yang
beberapa diantaranya mengeluarkan mukus, tetapi sebagian besar
diperlengkapi dengan silia pada permukaan lumen mereka. Tonjolan-
tonjolan kecil ini bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang
diarahkan kemulut, hidung dan keluar tubuh. Jika jasad renik terhirup,
mereka cenderung menegnai selimut mukosa yang dihasilkan dari
mukus, untuk digerakkan keluar dan atau dibatukkan atau ditelan.
Kerja perlindungan ini dipertinggi dengan adanya antibodi
didalam sekresi. Jika beberapa agen menghindar dari pertahanan ini dan
mencapai ruang – ruang udara didalam paru-paru, maka disana selalu
terdapat makrofag alveoler yang merupakan barisan pertahanan lain.
4. Sawar pertahanan lain
a. Radang
Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh
dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah
reaksi peradangan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek
seluler pertahanan tubuh bersatu.
b. Pembuluh limfe
Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen
menular ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe
bersama dengan aliran limfe itu. Kadang-kadang menyebabkan
limfangitis, tetapi lebih sering agen-agen tersebut langsung terbawa
ke kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat difagositosis oleh
makrofag. Pada keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke
pusat melewati kelenjar limfe dapat terbebas dari agen-agen
tersebut.
c. Pertahanan terakhir (vena primer)
Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar
limfe atau jika agen tersebut langsung memasuki vena ditempat
primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah.
23
2. Virus
a. Memerlukan penjamu untuk bereproduksi
b. Terdiri dari satu RNA atau DNA yang terkandung dalam
selubung protein : kapsid.
c. Virus harus berkaitan dengan membrane sel penjamu, masuk dan
bergerak ke inti, DNA virus menyatu dengan DNA penjamu, gen
– gen virus diwariskan kepada sel – sel baru selama mitosis, virus
mengambil alih fungsi sel dan mengontrol sel.
3. Mikroplasma
A. Kesimpulan
Penyembuhan secara ideal berusaha memulihakn jaringan asalnya,
namun bila tidak mungkin, akan terbentuk jaringan parut. Radang ada yang
akut dan ada yang KRONIS (menahun). Penyebab paling umum dari
peradangan adalah Infeksi (dari mikroba), Trauma fisik (sering disertai
perdarahan dalam jaringan), Cidera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
(yang langsung merangsang jaringan), dan Reaksi imun (menimbulkan
respons hipersensitifitas dalam jaringan)
Pada peradangan terdapat Aspek seluler peradangan, yakni Marginal
dan Emigrasi, Kemotaksis, Mediator peradangan, Histamine, Factok-faktor
plasma, dan Metabolit asam arakhidonat.
B. Saran
1. Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya
dengan memberikan Antibiotic , Analgesik dan Antipiretik.
2. Dengan mengetahui gejala-gejala awal peradangan kita dapat
mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun
orang terdekat kita.
3. Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita
dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih
parah.
25
Daftar Pustaka
http://www.ilmukeperawatan.info/2016/06/radang-dan-mekanisme-proses-
infeksi.html#ixzz55P77vDMHDNA
http://muhammadmasykurillah.blogspot.co.id/2015/04/radang-dan-mekanisme-proses-
infeksi.html
http://irwansyah-hukum.blogspot.co.id/2011/09/makalah-patologi-umum-radang.html
http://web-kemal.blogspot.co.id/2011/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://agus-sadrak.blogspot.co.id/2012/04/proses-peradangan.html
http://keperawatancianjur.blogspot.co.id/2012/06/infeksi.html
26