Anggota:
Bagas Setiawam
Kelas :
TLM 01-A
2018-2019
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah konsep dasar larutan
elektrolit dan cairan tubuh manusia.
.Secara khusus kami menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang
positif demi perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu
patofisiologi.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTARPUSTAKA ................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1
4. Apa fungsi cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit?
6. Apa saja gangguan keseimbangan cairan dan elektolit ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut .Kemudian
elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan . Cairan dan elektrolit
sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian
tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
1. Ginjal, merupakan organ yang berperan sebagai pengatur air, konsentrasi garam,
keseimbangan asam basa darah, dan sekresi bahan buangan atau kelebihan garam.
2. Kulit, berperan dalam pengaturan panas. Keringat merupakan sekresi aktif dari
kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis, melalui kelenjar keringat
suhu dapat diturunkan dengan cara pelepasan air kurang lebih 0,5 liter/hari.
3
3. Paru, berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water
loss kurang lebih 400ml/hari. Proses ini berkaitan dengan respon akibat
perubahan terhadap upaya bernafas.
4. Sistem endokrin:
ADH, meningkatkan reabsorpsi air. Dibentuk oleh hipotalamus yang ada di
hipofise posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan
osmolaritas dan menurunkan cairan eksternal.
Aldosteron, berperan dalam absorbs natrium yang di sekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron dipengaruhi
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.
Prostaglandin, asam lemak pada jaringan berfungsi merespon radang
pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointentinal.
Glukokotikoid, meningkatkan reabsorbsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
Mekanisme rasa haus, diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan
dengan cara merangsang pelepasan rennin menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus hingga muncul rasa
haus.
4
a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan
akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif
dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu
sama lain.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular
utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh
yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular
utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl).
Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.
5
f) Selain itu sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu ± 37C.
6
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme
dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui
keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga
mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di
lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak
lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di
lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat
berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.
Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan
protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen.
Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
7
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6. Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL,penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat
mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung
dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena
selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat
obat- obat anastesia.
8
F. Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
9
yang menyebabkan pengeluaran urine berlebih. Lebih lanjut, kondisi dehidrasi
dapat digolongkan menurut derajat keparahan menjadi :
10
vascular meningkatkan tekanan hidrostatik dan tekanan cairan pada
permukaan interstisial. Edema anasarka adalah edema yang terdapat diseluruh
tubuh. Manifestasi edema paru antara lain penumpukan sputum, dispnea,
batuk, dan bunyi nafas ronkhi basah.
11
perubahan pH plasma. Gejala defisiensi kalium pertama kali terlihat pada otot,
distensi usus, penurunan bising usus, serta denyut nadi yang tidak teratur. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan nilai kalium serum <3,0 mEq/l. hiperkalemia
adalah kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel. Kasus ini jarang sekali terjadi,
kalaupun ada, tentu akan sangat membahayakan kehidupan sebab akan menghambat
trasmisi impuls jantung dan menyebabkan serangan jantung. Saat terjadi
hiperkalemia, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan insulin
sebab insulin dapat membantu mendorong kalium masuk ke dalam sel. Tanda dan
gejala hiperkalemia sendiri meliputi cemas, iritabilitas, irama jantung ireguler,
hipotensi, parastesia, dan kelemahan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
nilai kalium serum >5 mEq/l, sedangkan pada pemeriksaan EKG didapat gelombang
T memuncak, QRS melebar, dan PR memanjang.
c. Hipokalsemia dan hiperkalsemia.
Hipokalsemia adalah kekurangan kadar kalsium di cairan ekstrasel. Bila
berlangsung lama, kondisi ini dapat menyebabkan osteomalasia sebab tubuh akan
berusaha memenuhi kebutuhan kalsium dengan mengambilnya dari tulang. Tanda
dan gejala hipokalsemia meliputi spasme dan tetani, peningkatan motilitas
gastrointestinal, gangguan kardiovaskuler, dan osteoporosis. Temuan laboratorium
untuk kondisi ini meliputi kadar kalsium serum <4,5 mEq/l atau 10 mg/100 ml serta
memanjangnya interval Q-T. Selain itu, hipokalsemia juga dapat dikaji dari tanda
Trosseau dan Chvostek positif. Hiperkalsemia adalah kelebihan kadar kalsium pada
cairan ekstrasel. Kondisi ini menyebabkan penurunan eksitabilitas otot dan saraf
yang pada akhirnya menimbulkan flaksiditas. Tanda dan gejala hiperkalsemia
meliputi penurunan kemampuan otot, anoreksia, mual, muntah, kelemahan dan
letargi, nyeri punggung, dan serangan jantung. Temuan laboratorium meliputi kadar
kalsium serum >5,8 mEq/l atau 10 mg/100 ml dan peningkatan BUN akibat
kekurangan cairan. Hasil rontgen menunjukkan osteoporosis generalisata serta
pembentukan kavitas tulang yang menyebar.
12
d. Hipomagnesemia dan hipermagnesemia. Hipomagnesemia terjadi apabila kadar
magnesium serum urang dari 1,5 mEq/l. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh
konsumsi alohol yang berlebih, malnutrisi, diabetes mellitus, gagal hati, absorpsi
usus yang buruk. Tanda dan gejalanya meliputi tremor, refleks tendon profunda yang
hiperaktif, konfusi, disorientasi, halusinasi, kejang, takikardi, dan hipertensi. Temuan
laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar magnesium serum <1,4 mEq/l.
Hipermagnesemia adalah kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum.
Meski jarang ditemui, namun kondisi ini dapat menimpa penderita gagal ginjal.,
terutama yang mengkonsumsi antasida yang mengandung magnesium. Tanda dan
gejala hipermagnesemia meliputi aritmia jantung, depresi refleks tendon profunda,
depresi pernapasan. Temuan laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar
magnesium serum >3,4 mEq/l.
13
dan hipertiroidisme. Tanda dan gejalanya meliputi anoreksia, pusing, parestesia,
kelemahan otot, serta gejala neurologis yang tersamar. Temuan laboratorium untuk
kondisi ini adalah nilai ion fosfat <2,8 mEq/dl. Hiperfosfatemia adalah peningkatan
kadar ion fosfat dalam serum. Kondisi ini dapat muncul pada kasus gagal ginjal atau
saat kadar hormon paratiroid menurun. Selain itu, hiperfosfatemia juga bisa terjadi
akibat asupan fosfat berlebih atau penyalahgunaan laksatif yang mengandung fosfat.
Karena kadar kalsium berbanding terbalik dengan fosfat, maka tanda dan gejala
hiperfosfatemia hampir sama dengan hipokalsemia yaitu peningkatan eksibilitas
sistem saraf pusat, spasme otot, konvulsi dan tetani, peningkatan motilitas usus,
masalah kardiovaskular seperti penurunan kontraktilitas jantung/gejala gagal
jantung, dan osteoporosis. Temuan laboratoriumnya adalah nilai ion fosfat >4,4
mg/dl atau 3,0 mEq/l.
14
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total
jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat
badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia.
Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu
difusi, osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua
kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira
2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran
cairan terjadi melalui organ tubuh yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan
gastrointestinal.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan
keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan
elektrolit yang dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih
banyak.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada sembilan
faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis,
pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan
cairan dan elektrolit.
15
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya
bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya
16
DAFTAR PUSTAKA
17