Disusun Oleh:
Saidatul Fitriani
Syakiratun Nikmah
Tiwi Andriana
Zulhan Jauhari
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................................... 2
2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
3. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cairan ………………................................................................................ 4
B. Pengertian Elektrolit……........................................................................................ 4
C. Pengertian Keseimbangan Cairan Elektrolit ......................................................... 5
D. Komposisi Cairan dan Elektrolit…......................................................................... 6
E. Pergerakan Cairan dan Elektrolit.......................................................................... 6
F. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit…………………………. ....................................... 10
G. Faktor Faktor yang Mempengruhi keseimbangan Cairan dan Elektrolit.............. 16
H. Kelainan pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit............................................. 17
2
KATA PENGANTAR
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fisiologi Keseimbangan cairan dan
elektrolit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstrseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu cairan intravaskuler(plasma), cairan intersitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan
yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Cairan dan Elektrolit?
2. Apa saja Komposisi Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia?
3. Bagaimana Pergerakan Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh?
4. Bagaimana Keseimbangan Cairan dan Elektrolit?
5. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit?
6. Apa saja Kelainan pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Cairan dan Elektrolit
2. Mengetahui Komposisi Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia
2
3. Mengetahui Pergerakan Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh
4. Mengetahui Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
5. Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
6. Mengetahui Kelainan pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CAIRAN
Air adalah salah satu bahan makan esensial, tetapi merupakan subtansi
sederhana yang dapat diabsopsi dan digunakan tubuh tanpa perubahan kimia. Air
terlibat dalam banyak perubahan metabolisme yang terjadi dalam tubuh, berkaitan
dengan protein, karbohidrat, dan lemak dalam pencernaan,dan diubah ketika
digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Dewasa ini, merupakan
suatu hal yang umum mempertimbangkan keseimbangan air, dan garam, dan elektrolit
yang dibentuk garam didalam tubuh dari pada metabolismenya. (Syaibariah Siti .
2002;378).
1. Cairan intraselular (dalam sel) : 50% dari berat badan letaknya didalam sel dan
mengandung elektrolit, kalium fosfat dah bahan makanan seperti glukosa dan
asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan memecahkan dan membangun
kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk mempertahankan
keseimbanggan cairan.
2. Cairan ekstraselular atau interstisial (diluar sel): membentuk 30% dari cairan
dalam tubuh 12 liter. Air merupakan medium ditengah-tengah sel hidup, sel
menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangannya
kedalam cairan itu juga.
3. Plasma darah: 5% dari berat tubuh (3 liter)merupakan sistem transport yang
melayani semua sel melalu medium cairan ekstrasellular.( Syaifudin 1997;2).
B. PENGERTIAN ELEKTROLIT
4
Selain keseimbangan kuantitas air didalam tubuh, cairan tubuh harus memiliki
komposisi yang benar, misal cairan tubuh harus mengandung keseimbangan elektrolit
yang benar. Elektrolit ini adalah partikel kecil yang dipecah dari molekul berbagai
garam yang larut dalam air.elektrolit disebut ion. Elektrolit membawa muatan elektrik
dan terdiri dari dua tipe : partikel bermuatan negatif (anion)dan partikel bermuatan
positif (kation). Jumlah total ion bermuatan negatif harus seimbang dengan jumlah ion
bermuatan positif. Ion bermuatan negatif yang utama adalh klorida (Cl-), bikarbonat
(HCO3-), dan fosfat (PO4-). Klorida dan bikarbonad terdapat dalam jumlah tertentu
didalam plasma dan cairan intersitial, sementara cairan intraselular terutama
mengandung fosfat. Ion bermuatan positif adalah natrium (Na+) dan kalium (K+),
disertai sedikit kalsium (Ca+) dan magnesium (Mg+). Natrium terdapat sebagai ion
positif utama dalam plasma dan cairan interstisial, sementara cairan intraselular
terutama mengandung kalium. (Syaibariah Siti 2002;380-382)
5
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.
D. KOMPOSISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH MANUSIA
Zat yang terlarut dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non-elektrolit.
Zat non-elektrolit adalah zat yang terlarut tidak terurai dalam larutan dan tidak
bermuatan listrik. Larutan elektrolit yang menghantarkan aliran listrik tidak
bermuatan listrik. Larutan elektrolit yang menghantarkan aliran listrik ion-ion
bermuatan positif disebut kation dan yang bermuatan negatif disebut anion.
Aliran elektrolit meliputi (kalium, natrium, kalsium, dan magnesium) dan
anion (klorida, karbonat, sulfat, fosfat, protein, dan asam organik). Zat yang bukan
elektrolit meliputi air, dekstrosa, ureum, dan kreatinin.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan
bagian lainnya. Dalam keadaan sehat harus berada pada bagian yang tepat dan dalam
jumlah yang tepat. Kation utama pada cairan ekstraselular (CES) adalah naturium
(Na), dan anion utama adalah klorida (Cl) dan bikarbonad (HCO3). Konsentrasi dari
elektrolit ini rendah pada cairan intraseluler (CIS). Pada CIS, kalium (K) adalah
kation utama dan fosfat(HPO4) adalah anion utama konsentrasi elektrolit ini rendah
pada CES. Sebagian partikel terbanyak dalam CES naturium memegang peran
penting dalam mengendalikan volume cairantubuh total, sedangkan kalium penting
dalam pengendalian volumesel. Perbedaan muatan listrik didalam dan diluar membran
sel penting untukmenghasilkan kerja saraf dan otot dan perbedaan konsentrasi kalium
dan natrium didalam atau di luar membran sel penting untuk mempertahankan
perbedaan muatan listrik itu.
Meskipun konsentrasi ion pada tiap bagian berbeda-beda, hukum sama dengan
jumlah muatan-muatan positif dalam setiap bagian. Mempertahankan muatan listrik
yang nrtral adalah penting agar dapat menentukan pemindahan ion CES dan CIS
pada ginjal. (Syaifudin 2014;483-484).
6
tekanan pada larutan yang lebih pekat. Tekanan yang di butuhkan untuk mencegah
peralihan pelarut disebut tekanan osmotis efektif sebuah larutan.
Tekanan osmotik adalah daya dorong air yang di hasilkan oleh partikel-
partikel zat terlarut di dalamnya. Gerakan molekul-molekul pelarut melalui
membran ke arah zat pelarut yang lebih kental tidak merebes melalui membran.
Kecenderungan pelarut bergerak ke arah daerah yang mempunyai kadar pelarut
yang lebih tinggi.volum setiap kompartemen bukan hanya ditentukan oleh jumlah
air yang ada dan dapat melintasi membran sel tetapi terutama ditentukan oleh
komposisi kimiawinya yang saling berkaitan:
a) Setiap kompartemen cairan memiliki satu zat larut utama yang oleh
berbagai mekanisme terikat dalam kompartemen itu. Tekanan osmotik
mengatur volume kalium untuk ruang intraselular, natrium untuk ruang
ekstraselular, dan protein plasma untuk kompartemen intravaskular.
b) Setiap kompartemen cairan memiliki satu zat larut utama yang oleh
berbagai mekanisme terikat dalam kompartemen itu. Tekanan osmotik
mengatur volume kalium untuk ruang intraselular, natrium untuk ruang
ekstraselular, dan protein plasma untuk kompartemen intravaskular.
c) Tekanan osmotik tidak bergantung pada kegiatan kimiawi khusus
melainkan pada jumlah partikel-partikel yang ada didalam suatu larutan
atau kompartemen tertentu. Molekul air mempunyai sifat umum bergerak
secara difusi sesuai dengan gradien (laju pertambahan)konsentrasi. Air
cenderung berdifusi dari daerah yang sedikit zat terlarut (konsentrasi
pelarut tinggi) ke tempat jumlah zat yang terlarut (konsentrasi pelarut
rendah).
7
Besarnya tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk menghasilkan aliran
massa yang seimbang berlawananan arah dengan aliran difusi pelarut tekanan
yang ekuivalen ini di sebut tekanan osmotik. Larutan tersebut sebanding
dengan jumlah jumlah konsentrasi semua partikel zat terlarut yang ada di
dalamnnya.
Bila suatu zat terlarut ditambahkan pada air murni, zat ini menurun
konsentrasinya dalam campuran tersebut. Jadi semangkin tinggi konsentrasi
zat terlarut dalam suatu larutan, semakin rendah konsentrasi airnya.
Selanjutnya cairan berdifusi dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah
(konsentrasi air tinggi)kearea yang mempunyai konsentrasi zat terlarut tinggi (
konsentrasi air rendah). Oleh karena membran sel relatif impermeabel
terhadap zat terlarut dan sangat permeabel terhadap air pada salah satu sisi
membran sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi maka air berdifusi
melintasi membran menuju daerah dengan konsentrasi zat pelarut lebih tinggi.
(Syaifudin 2014;488-489)
1. Setiap kompartemen cairan memiliki satu zat larut utama yang oleh
berbagai mekanisme terikat dalam kompartemen itu. Tekanan osmotik
mengatur volume kalium untuk ruang intraselular, natrium untuk ruang
ekstraselular, dan protein plasma untuk kompartemen intravaskular.
2. Tekanan osmotik tidak bergantung pada kegiatan kimiawi khusus
melainkan pada jumlah partikel-partikel yang ada didalam suatu larutan
atau kompartemen tertentu. Molekul air mempunyai sifat umum bergerak
secara difusi sesuai dengan gradien (laju pertambahan)konsentrasi. Air
cenderung berdifusi dari daerah yang sedikit zat terlarut (konsentrasi
8
pelarut tinggi) ke tempat jumlah zat yang terlarut (konsentrasi pelarut
rendah).
2. Difusi
Dalam tubuh difusi tidak hanya terjadi dalam ruangan cair tetapi dari satu
ruangan keruangan lain yang mempunyai sawar (sekat) yang antara ruangantersebut
permeabel untuk zat yang berdifusi. Kecepatan difusi melalui sawar lebih lambat dari
pada kecepatan difusi dalam air.
Semua molekul dan ion dalam cairan tubuh termasuk molekul air dan zat
pelaruat berada dalam gerakan yang konstan. Masing-masing partikel bergerak sesu ai
dengan caranya sendiri. Gerakan ini disebut panas. Semakin besar pergerakannya
semakin tinggi suhunya.
9
b. Difusi melalui saluran protein
Difusi ini merupakan sutu jalan lintas yang menembus sela-sela molekul
protein. Saluran berbentuk corong mulai dari ujung ekstraselular. Zat yang dapat
berdifusi dengan cara sederhana langsung melalui saluran ini dari satu sisi
membran ke sisi membran lainnya saluran ini dibedakan oleh dua sifat khas:
3. Filtrasi
10
F. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN EREKTROLIT
Keseimbangan Cairan
Dalam tubuh yang sehat 60% berat badan terdiri dari air.Air terdapat dalam
dua komponen (cairan intraselular dan cairan ekstraselular).Ekstraselular dibagi
menjadi dua yaitu interstisial dan intravaskular.
Dari sejumlah cairan dalam tubuh 2/3 berada dalam intraselular,1/3
ektraselular (interstisial 65%,intravaskular 35%).Misalnya,seseorang dengan berat
badan 60 kg,cairan dalam tubuhnya 40 literyang terdiri dari cairan intraselular 27
liter,dan cairan intraselular 13 liter (cairan interstisial 8 liter,cairan intravaskular 5
liter).
Dengan mengetahui persentase air dalam tubuh harus harus dipahami bahwa
hilangnya sejumlah air dalam tubuh dengan persentase yang sama akan menimbulkan akibat
yang berbeda. Kehilangan cairan dalam tubuh bayi lebih berakibat serius karena
menggoyahkan homeostasis 60 % dari berat badan.
Sumber Jumlah
Air minum 1.500-2.000mml/hari
Air dalam makanan 700 ml/hari
Air dan hasil metabolisme tubuh 200 ml/hari
Jumlah 2.400-2.900 ml/hari
Air memiliki molekul yang kecil,sangat mudah berdifusi dan bersifat polar
(senyawa elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk benda
cair.Fungsi vital air adalah pelarut yang sangat baik karena molekulnya dapat
bergabung dengan protein,hidrat arang,gula,dan zat yang terlarut lainnya.Dalam
homeostasis jumlah air tubuh selalu diupayakan konstan karena air tubuh yang keluar
akan sama dengan jumlah air yang masuk.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa jumlah air yang masuk kedalam
tubuh seimbang dengan cairan yang keluar. Variasi jumlah ini sangat bergantung pada
keadaan suhu udara, keringat lebih banyak, kelembapan rendah sehingga penguapan
bertambah dan mekanisme haus akan bertambah yang menyebabkan diperlukan air
minum lebih normal.
Cairan tubuh merupakan sarana untuk transpor zat makanan maupun sisa-sisa
metabolisme, membawa nutrien (kompomen makanan) mulai dari proses absopsi,
medistribusikan, sampai ke tingkat intraseluler tempat nutrien mengalami proses
metabolisme. Hasil metabolisme akan didistribusikan keseluruh tubuh dan
ekskresinya akan dikeluarkan dari tubuh.
1. Cairan intasel: Cairan yang berada dalam sel merupakan jumlah cairan
terbanyak,kira-kira 70% dari jumlah air dalam tubuh.Volume cairan intrasel tidak
dapat diukur akan tetapi dapat dihitung dengan mengurangi volime CES dari
volume air tubuh total(ATT).ATT dapat dapat diukur dengan prinsip pengenceran
yang sama dengan yang digunakan untuk mengukur ruang-ruang tubuh lainnya.
2. Cairan ektrasel:Cairan yang ebrada diluar sel kira-kira 30% dari cairan seluruh
tubuh.Volume CES sukar diukur karena batas-batas ruang petak ini sukar ditetapkan dan
12
sedikit zat-zat yang emmbaur secara cepat dalam semua bagian ruang petak ini sambil
tetap berada dalam ruang ektrasel.
a. Cairan interstisial : Cairan yang berada diantara sel jaringan.Volume cairan
iterstisial tidak dapat diukur langsung karena sukar untuk mendapatkan sampel
cairan itu dan zat yang berbaur dalam cairan interstisial juga berbaur dengan
plasma,dapat dihitung dengan mengurangkan volume plasma dari volume CES.
b. Cairan intravaskuler (plasma):Cairan yang berada dalam pembuluh darah yang
berisi darah pembawa oksigen masuk kedalam jaringan dan karbondioksida keluar
dari jaringan.
c. Cairan limfe:Cairan yang berada didalam pembuluh limfe, beredar diseluruh tubuh
mengangkut partikel protein, selanjutnya masuk kedalam pembuluh darah.
d. Cairan transeluler: Merupakan cairan yang berada ditempat-tempat
khusus,misalnya cairan otak,cairan sendi,cairan dalam bola mata rongga pleura,dan
peritonium.
13
Keseimbangan elektrolit
Fungsi elektrolit meliputi :
1. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar sel terutama
dengan adanya natrium. Apabila jumlah natrium dalam CES meningkat maka sejumlah
cairan akan berpindah menuju CES untuk keseimbangan cairan.
2. Mengatur keseimbangan asam basa dan menetukan pH darah dengan adanya sistem
bufer.
3. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan terjadi
perpindahan yang menghasilkan impuls-impuls saraf dan mengakibatkan terjadinya
kontraksi otot. Fungsi transmisi impuls dan elektrolit :
a. Kalsium, penting dalam fungsi sel untuk depolarisasi (netralisasi dalam keadaan
polar).
b. Natrium, mempunyai peranan penting dalam proses osmosis.
c. Kalsium, mempunyai peranan penting pada sel saraf.
d. Magnesium, proses keseimbangan asam dan basa.
e. Karbonat, untuk keseimbangan asam dan basa.
f. Fosfat, membantu enzim dalam metabolisme karbohidrat.
g. Protein, membantu proses osmosis sebagai bufer keseimbangan asam dan
membentuk hemoglobin.
Natrium, kalium, dan kalsium sangat penting dalam proses keseimbangan cairan dalam
tubuh. Elektrolit yang mengandung ion positif harus seimbang dengan elektrolit yang
mengandung ion negatif.
14
akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi, natrium serum akan
merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal menahan cairan. Jumlah normal natrium
135-148 mEq/L .
2. Keseimbangan kalium (K +¿¿ . Pada cairan intrasel terdapat ion kalium 98%, hanya 2%
yang berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti
daging, buah-buahan, dan sayur-sayuran.Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh
perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Perubah pH dan hormon aldosteron.
Jumlah normal kalium 3,5-5,5 mEq/L.
3. Keseimbangan kalsium (Ca2+¿ ¿). Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam
tubuh, terutam berkaitan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang
dan gigi. Kalsium diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan dikeluarkan
melalui ginjal, sedikit melalui keringat serta disimpan dalam tulang. Pengaturan
konsentrasi kalsium dilakukan oleh hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reserpsi kalsium pada tulang. Jika terjadi
peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat
reabsorpsi tulang. Jumlah normal kalsium 8,5-10,5 mg/dl.
4. Magnesium ¿ ¿. Magnesium ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam
metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuskular, dan fungsi jantung. Sumber
magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium
diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon
paratiroid.
5. Fosfor ¿ ¿) merupakan anion utama cairan intrasel, cairan ekstrasel, tulang, otot rangka,
dan jaringan saraf. Fosfor berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot,
sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan
gigi, regulasi asam dan regulasi kadar kalsium. Fosfor diabsorpsi dari usus halus dan
banyak ditemukan pada daging, ikan, dan susu. Fosfor disekresi dan direabsorpsi melalui
ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan
kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfor dan
sebaliknya.
6. Klorida ¿ merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida bersama natrium
berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah. Regulasi asam basa,
berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbondioksida dalam sel darah merah.
15
Klorida disekresi dan di reabsorpsi bersama natrium bersama natrium di ginjal dan
pengaturan klorida oleh hormon aldosteron.
7. Bikarbonat ¿ ¿ ). Bikarbonat berada dicairan intrasel maupun di ekstrasel dengan
fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Bikarbonat disekresi dan
diabsorpsi oleh ginjal. (Syaifudin 2014;485-487)
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
16
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7. Pengobatgan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan. (Muhammad, S.M 2006).
17
pleura. Penimbunan cairan dalam rongga peritonium dinamakan asistes. Edema
umum dinamakan anasarka.
Penyebab Edema
1) Tekanan darah kapiler yang meningkat sehingga darah seperti diperas jaringan. Hal ini
dapat terjadi.
a. Bendungan vena kava inferior dan vena dalam panggul yang menyebabkan edema
pada kaki (mis. Pada ibu hamil). Pada kasus payah jantung (dekompesasio kordis)
bendungan bersifat menyeluruh akibat kegagalan vartikel jantung memompakan darah
sehingga dara berkumpul pada pembuluh vena atau kapiler. Cairan diperas kejaringan
interstisial.
b. Dilatasi atau pelebaran artiora. Darah dari arteri langsung mengisi kapiler dalam
jumlah yang banyak, pelebaran arteora mungkin hanya setempat seperti pada alergi
atau gigitan nyamuk akibat reaksi setempat terhadap elergen, jaringan tubuh setempat
melepaskan histamin yang melebarkan arteriola.
2) Berkurangnya jumlah protein plasma. Hal ini menyebabkan tekanan osmotik koloid
plasma berkurang, daya tarik cairan kearah lumen pembuluh darah berkurang.
Keseimbangan cairan bergeser kearah jaringan. Contoh yang sesuai dengan keadaan ini
adalah edema pada penyakit ginjal nefrotik ketika protein banyak terbuang lewat ginjal
yang rusak. Juga pada pasien yang diet rendah protein dalam jangka lama atau malnutrisi
kalori protein.
18
3) Bendungan aliran limfe. Bila aliran limfe terbendung pada bagian tubuh,maka
mekanisme pengembalian molekul-molekul besar (protein) yang lolos ke jaringan dan
kealiran darah melalui vena subklavia tidak terjadi. Akibatnya molekul-molekul protein
tersebut makin lam makin banyak terkumpul di jaringan interstisial, akibatnya
meninggikan tekanan koloid osmotik jaringan. Kemudian terjadi penggeseran cairan ke
arah jaringan interstisial lebih banyak dari biasanya (edema).
4) Permeabilitas kapiler meningkat. Dinding kapiler dapat berubah menjadi asangat
permeabel pada keadaan tertentu seperti:
a. Pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar
b. Penderita syok yang secara tiba-tiba permeabilitasnya sangat meningkat. Plasma
berpindah cepat kejaringan. Volume vaskuler menjadi kurang, cairan yang kembali
kejantung berkurang, sehingga organ-organ vital kekurangan darah.
c. Terkena toksin infeksi kumanmeningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5) Ginjal gagal membuang air. Jumlah air masuk seperti biasa tetapi pengeluaran air
berkurang, mengakibatkan air terkumpul dalam badan. Ginjal terlalu banyak
mangabsorpsi naturium dan air karena tingginya hormon aldosteron yang dikeluarkan
oleh korteks ardenal.
19
3) Efusi pleural (tertumpuknya caira dalam rongga pleura)
4) Efusi perikardial (tertumpuknya cairan dalam lapisan jantung)
5) Asites (tertumpuknya cairan dalam rongga perut)
6) Hidrokel (tertumpuknya cairan dalam kantong testes)
7) Kista ovarium (terkumpulnya cairan dalam rongga ovarium)
Gejala Edema
20
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu gangguan keseimbangan
isotonis dan osmolar.Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit
hilang bersamaan dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar
terjadi ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam
proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas
serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kategori ketidak seimbangan cairan, yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
2. Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler
dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu
diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan
penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volumecairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan,
perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak
mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisitertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko :
a. kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung) tanda klinis :
kehilangan berat badan.
21
b. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi
konfusi) tanda klinis : penurunan tekanan darah.
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat kehilangan cairan
yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama
natrium.Kehilangan cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan
osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstitial
menuju ruang vascular. Kondisi ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi.
Orang yang beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.Mereka
mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine.Di samping itu lansia memiliki
proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat
cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan
hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian cairan
hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah.
Factor resiko :
22
a) Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena Tanda klinis :
penambahan berat badan
b) Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan Tanda klinis : edema
perifer dan nadi kuat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk kesehatan dan kehidupan,cairan dan elektrolit harus berada dalam proporsi
yang benar dalam berbagai jaringan.Hal ini dicapai dengan serangkaian manuver fisiko-kimia
yang kompleks.Keseimbangan cairan berupa air dicapai dengan asupan dan keluaran air yang
seimbang.Ketika air tidak dapat dihindari keluar setiap saat melalui ginjal,kulit,paru masalah
utama adalah untuk mempertahankan cukup air dalam tubuh. Keseimbangan air dicapai
dengan asupan dan keluaran air yang seimbang.Ketika air tidak dapat dihindari keluar setiap
saat melalui ginjal,kulit dan paru,masalah utama adalah mempertahankan cukup air dalam
tubuh. Keseimbangan air tubuh dan garam sangat erat kaitannya dalam mempengaruhi
osmolitas maupun volume cairan ekstrasel,tetapi pengaturan keseimbangan natrium dan air
melibatkan mekanisme yang berbeda dan tumpang tindih.Keseimbangan air tubuh terutama
di atur oleh mekanisme rasa haus dan hormon anti diuretik (ADH) untuk mempertahankan
isoosmotik dari plasma,sebaliknya keseimbangan natrium terutama diatur oleh aldesteron
dengan tujuan mempertahankan volume cairan ekstrasel dan perfusi (pengaliran cairan)
jaringan.
3.2. SARAN
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui banyak cairan yang di butuhkan oleh tubuh
kita agar dapat seimbang.Asupan makanan dan minuman yang mengandung hormon dan gizi
yang cukup dan hormon cairan dan elektrolit untuk mencapai keseimbangan tubuh yang baik
dan seimbang.Sehingga,cairan tubuh seimbang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Fredy,F.C(2014).Edema.http://www. Kerjanya.net/faq/5325-edema-bengkak.html
Syaibariah Siti (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat E/10. Jakarta : penerbit Buku
Kedokteran EGC
Syaifudin (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
24