DISUSUN OLEH:
2. Nurazizah (R011201056)
FAKULTAS KEPERAWATAN
ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Kata pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Cairan & Elektrolit” ini tepat
pada waktunya.Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan
DasarII.Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saranyang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Definisi.................................................................................................................................................2
B. Komposisi Cairan Tubuh.....................................................................................................................2
C. Proses Pemenuhan Kebutuhan Cairan Elektrolit.................................................................................3
D. Tujuan Prosedur Pemenuhan Cairan Elektrolit....................................................................................4
E. Presentase Total Cairan Dan Elektrolit................................................................................................4
F. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit .........................................................4
G. Jenis-Jenis Cairan Infus........................................................................................................................5
H. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit ...........................10
I. Pengkajian Pada Pasien Dengan
Gangguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.......................................................................................12
L. Intervensi Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit...............15
M. Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.................16
I. Kesimpulan..........................................................................................................17
II. Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior )
dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan
dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa.
Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,
berkembang dan menjalankan tugasnya.untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat
dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan
keadaan normal disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh
mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior .
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel.Volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairanekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasiasupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.
B. Rumusan Masalah
- Jelaskan Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit manusia?
- Bagaimana tindakan mengatasi masalah/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit?
- Jelaskan Asuhan keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya.Jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu :
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang
60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu,
sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh meliputi
50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan
orang dewasa dan lansia.
2
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. 2/3 bagian dari cairan tubuh
berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan 1/3 bagian berada di luar sel (cairan ekstrasel/CES).
CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CESatau 15% dari total
berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau5% dari total berat badan. Selain
kedua kompatmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan
transel. Namunvolumenyadiabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard,
liur pencernaan, dll. Na dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+di cairan
intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit
dibandingkan dengan intrasel dan plasma.
Perbedaan isi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang
memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan
dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi
keseimbangan susunan dan volume cairan antar kompartmen. Bila terjadi perubahan konsentrasi
atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar
kompartemen sehingga terjadi keseimbangan kembali.
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.
Kebutuhan dasar elektrolit dan cairan bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia
seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut makanan ke dalam sel, sisa
metabolisme sebagai pelarut elektrolit dan elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah
eliminasi dan membantu pencernaan. Di samping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium,
kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga kesetimbangan asam-basa, konduksi
saraf, dan elektrolit dapat mempengaruhi system organ tubuh terutama ginjal. Untuk
mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang, maka pemasukan harus
cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam
pelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui per - oral atau intravena.
3
D. Tujuan Prosedur Pemenuhan Cairan Elektrolit
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.
4
Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses
peningkatan produksi ADH, karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium
dan air.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk HC03 plasma dan paCO2
plasma gangguan asam-basa, seperti meningkat dan menurunnya asidosis
respiratorik,menurun asidodsis metabolik, meningkat alkalosis respiratorik,meningkat
alkalosis metabolik.memperbaiki sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan cairan yang
cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh seperti
ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
5
- Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume
expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidakakan keluar dari
membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.
Asering
Indikasi :
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi : gastroenteritis akut, demam berdarah
dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi ;
Setiap 1 liter asering sering mengandung :
Na 130 mEq
K 4 mEq
CI 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan :
- Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati.
- Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL
pada neonatus
- Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan
isofluran
- Mempunyai efek vasodilator
- Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20% sebanyak 10ml pada 1000ml RA, dapat
meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil resiko memperburuk edema
serebral.
6
KA-EN 1B
Indikasi :
- Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui. Misalnya, pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
- Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500
ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
- Bayi premature atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam.
Indikasi :
- Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan supan oral terbatas.
- Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
- Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
- Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
- Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada asupan oral terbatas.
- Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
- Mensuplai kalium 20 mEq/L
- Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
7
Komposisi (per 1000 ml) :
- Na 30 mEq/L
- K 0 mEq/L
- CI 20 mEq/L
- Laktat 10 mEq/L
- Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi :
- merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang tiga tahun
- mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan resiko hypokalemia
- tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
komposisi :
- Na 30 mEq/L
- K 8 mEq/L
- CI 28 mEq/L
- Laktat 10 mEq/L
- Glukosa 37,5 gr/L
Ostu-NS
Indikasi :
- Untuk resusitasi
- Kehilangan Na > CI, missal diare
- Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)
8
Ostu-RL
Indikasi :
- Resusitasi
- Suplai ion bikarbonat
- Asidosis metabolic
MARTOS-10
Indikasi :
AMIPAREN
Indikasi :
9
AMINOVEL-600
Indikasi :
PAN-AMIN G
Indikasi :
Pemberian Cairan Melalui Per-Oral atau Intravena (infus) Tindakan keperawatan ini dilakukan
pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian infus dapat
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat.
Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien)
diantaranya vena lengan (vena cefalisa basilica dan medianan cubitti) atau vena yang ada di
kepala seperti vena temporalis frontalis (kusus untuk anak-anak).
Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan juga dapat dilaukan
pada pasien yang shock, Intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah atau
pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
10
I) Langkah/Prosedur .
a. Alat
Baki yang telah dialasi
Perlak dan pengalasnya
Pengalas (handuk kecil)
Bengkok
Tiang infus
Sarung tangan
Tourniquet
Kapas alcohol
Cairan infus sesuai dengan program akademik
Infus set
Abocat
Plaster
Kassa steril
Gunting plaster
Betadine
b. Persiapan Pasien
Identifikasi pasien
Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Menyiapkan lingkungan
Mengobeservasi reaksi pasien
Pasang penutup tirai
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infus
c. Langkah –Langkah
Mencuci tangan
Pakai sarung tangan
Gantungkan flatboth pada tiang infus
Buka kemasan steril infus set
Atur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada
saluran infus
11
Standar Operasional Prosedur (SOP) memasang selang infus yang digunakan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan dan Dekatkan alat
2. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan
infus
3. Atur posisi pasien / berbaring
4. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan pada
standar infus
5. Menentukan area vena yang akan ditusuk
6. Pasang alas
7. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
8. Pakai sarung tangan
9. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
10. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
11. Pastikan jarum IV masuk ke vena
12. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
13. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
14. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
15. Atur tetesan infus sesuai program medis
16. Lepas sarung tangan
17. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
18. Bersihkankan alat
19. Cuci tangan
20. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan
MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt
Tetes Infus Micro
tts/mnt = (jmlh cairan X 60) / (lama Infus X 60)
Lama Infus Micro
lama infus = (jmlh cairan X 60) / (tts/mnt X 60)
12
I. Pengkajian pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi riwayat
perawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit ditujukan/difokuskan
pada:
a. Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa:
1. Usia: sangat muda, sangat tua
2. Penyakit kronik: kanker, penyakit kardiovaskular (gagal jantung kongestif),
penyakit endokrin (cushing, DM), malnutrisi, PPOK, penyakit ginjal (gagal ginjal
prorogresif), perubahan tingkat kesadaran.
3. Trauma: cedera akibat kecelakaan, cedera kepala, combostio.
4. Terapi: diuretik, steroid, terapi IV, nutrisi parental total.
5. Kehilangan melalui saluran gastrointestinal: gastroenteritis, pengisapan nasogastrik,
fistula.
b. Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dan kesemutan.
c. Pola intake: jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi, riwayat anoreksia, kram
abdomen, rasa haus yang berlebihan.
d. Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam jumlah maupun
frekuensi berkemih, bagaimana karakteristik urine, apakah tubuh banyak mengeluarkan
cairan? Bila ya ! melalui apa? Muntah, diare, berkeringat.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Keadaan umum: iritabilitas, letargi, bingung, disorientasi
b. Berat badan
Timbang berat badan setiap hari untuk mengetahui risiko terkena gangguan cairan dan
elektrolit. Dengan demikian, retensi cairan dapat dideteksi lebih dini karena 2,5–5 kg cairan
tertahan di dalam tubuh sebelum muncul edema. Perubahan dapat turun, naik,atau stabil.
c. Intake dan output cairan
Intake cairan meliputi per oral, selang NGT, dan parenteral. Output cairan meliputi urine,
feses, muntah, pengisapan gaster, drainage selang paska bedah, maupun IWL. Apakah
balance cairan seimbang, positif atau negatif. Kaji volume, warna, dan konsentrasi urine
d. Bayi: fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika kelebihan
cairan.
e. Mata:
1. Cekung, konjungtiva kering, air mata berkurang atau tidak ada
2. Edema periorbital, papiledema
f. Tenggorokan dan mulut :
Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-pecah dan kering, saliva menurun, lidah di
bagian longitudinal mengerut
g. Sistem kardiovaskular:
1. Inspeksi:
- Vena leher: JVP/jugularis vena pressur datar atau distensi
- Central venus pressure (CVP) abnormal
- Bagian tubuh yang tertekan, pengisian vena lambat
2. Palpasi:
13
- Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum, dan tungkai (pre tibia,
maleolus medialis, punggung kaki)
- Denyut nadi: frekuensi, kekuatan
- Pengisian kapiler
3. Auskultasi:
- Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat perbedaannya,stabil, meningkat,
atau menurun.
- Bunyi jantung: adakah bunyi tambahan
h. Sistem pernapasan: dispnea, frekuensi, suara abnormal (creckles)
i. Sistem gastro intestinal:
1. Inspeksi: abdomen cekung/distensi, muntah, diare
2. Auskultasi: hiperperistaltik disertai diare, atau hipoperistaltik
j. Sistem ginjal: oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urine meningkat
k. Sistem neuromuskular :
1. Inspeksi: kram otot, tetani, koma, tremor
2. Palpasi: hipotonisit, hipertonisitas
3. Perkusi: refleks tendon dalam (menurun/tidak ada, hiperaktif/meningkat)
j. Kulit:
1. Suhu tubuh: meningkat/menurun
2. Inspeksi: kering, kemerahan
3. Palpasi: turgor kulit tidak elastik, kulit dingin dan lembab.
3. Pemeriksaan diagnostic
14
Diagnosa keperawatan utama pada klien dengan gangguan kebutuhan cairan,elektrolit, dan asam
basa adalah :
L. Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
1. Tujuan:
a. Klien akan membentuk kembali volume ECF normal, air dan elektrolit seimbang
b. Klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan volume
ECF di kemudian hari, air dan elektrolit seimbang.
c. Klien akan bebas dari komplikasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Mempertahankan intake cairan dan elektrolit yang adekuat.
15
(a) Mula-mula memperbaiki alkalosis respiratorik
(b) Melakukan tindakan keperawatan untuk menurunkan ansietas.
3. Memeriksa analisis gas darah arteri
Klien yang menderita gangguan asam basa membutuhkan pemeriksaan analisis gas
darah arteri yang berulang, untuk menentukan status asam basa dan keadekuatan
ventilasi serta oksigenasi.
M. Evaluasi Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Tujuan perawatan klien dikembangkan dengan menggunakan kriteria objektif untuk dapat
mengukur kemajuan klien yang telah dicapai.
1. Tujuan: klien akan memiliki kembali keseimbangan cairan dan elekrolit normal.
Kriteria hasil:
a) turgor kulit yang elastik akan kembali;
b) membran mukosa klien akan lembab;
c) tidak ada keluhan haus;
d) berat badan akan stabil pada nilai normal;
e) haluaran urine akan ≥ 70 ml/jam, berat jenis urine berkisar 1,010–1,020;
f) tanda-tanda vital akan kembali ke nilai dasar;
g) tidak ada muntah;
h) klien mempertahankan intake dan output seimbang;
i) klien membentuk kembali nilai elektrolit dalam batas normal;
j) klien tidak mengalami penurunan denyut postural dan perubahan tekanan darah;
k) saat pulang klien menunjukkan tidak ada tanda dan gejala edema.
2. Tujuan: klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan
keseimbangan cairan dan elektrolit di masa mendatang.
Kriteria hasil :
a) di akhir pembelajaran, klien mengatakan pentingnya minum 8 gelas air per hari.
b) di akhir pembelajaran, klien membuat daftar makanan tinggi sodium dan mengatakan
membutuhkan modifikasi diet;
c) klien membuat catatan berat badan sehari-hari untuk bulan depan;
d) klien memberitahukan dokter tentang kenaikan berat badan yang signifikan;
e) di akhir pembelajaran, klien mengatakan rencana koping dengan masalah diare atau
muntah;
f) di akhir pembelajaran, klien membuat daftar makanan tinggi potasium.
3. Tujuan: klien akan menetapkan bebas dari komplikasi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Kriteria hasil:
a) klien berdiri dan berjalan tanpa pusing atau jatuh;
b) kulit tetap utuh meskipun edema sampai edema berkurang.
16
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjagakondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya.Jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan
tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih
kurang 60% total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi
antara individu, sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita
dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total berat badan. Pada bayi dan anak-anak,
prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa dan lansia.
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.
Kebutuhan dasar elektrolit dan cairan bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat
usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia
dewasa.
17
II. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
Daftar Pustaka
https://www.coursehero.com/file/39790107/Makalah-Asuhan-Keperawatan-Pemenuhan-Kebutuhan-
Cairan-20docx/
https://id.scribd.com/document/347809657/Makalah-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
18
19
20