Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan II
Dosen Koordinator : Achmad Setya R., S.Kp, MPH
Dosen Pembimbing : Galih Jatnika, S. Kep., Ns., M. Kes. AIFO

oleh :

Muhamad Rizki Maulana 213119047


Ermita Revaliya 213119053
Yashinta Cantika Rahayu 213119060
Siti Nurmawadah Indah P 213119067
Mohammad Leonardo Davinci 213119070
Winiane Salsabila S 213119075
Rahma Ayu Seliany 213119080
Raysah Hanifah S 213119084
Nisrina Lutfiyah 213119085
Dhera Tsana N P 213119086

PRODI ILMU KEPERAWATAN S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentag
“Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Gangguan Cairan dan Elektrolit” dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada
Bapak Galih Jatnika, S. Kep., Ns., M. Kes. AIFO Selaku dosen Mata Kuliah Konsep
Dasar Keperawatan II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami tentang Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien
Gangguan Cairan dan Elektrolit . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan sarannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................
A. Pengertian Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit...............................................
B. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit................................................
C. Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Normal Cairan dan
Elektrolit.......................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................
A. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Cairan dan
Elektrolit.......................................................................................................................
A. PENGKAJIAN................................................................................................
B. Analisa Data.....................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
D. Intervensi Keperaatan..................................................................................
E. Implementasi.................................................................................................
F. Evaluasi..........................................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan intertisial yang


mengandung konsentrasi nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsugngan hidup memerlukan
lingkungan internal yang konstan (Homeostasis). Mekanisme regulator penting
untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan keseimbangan asam
basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal saat terjadi abnormalisasi
seperti penyakit atau trauma
Menjaga volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya
tetap stabil adalah penting untuk homeostasis. Sistem pengaturan
mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit
dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan
intraseluler.
Kehidupan manusia angat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya
termasuk dalam memnuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih
kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan
elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis
kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan
tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara
proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita.
Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung
sedikit air.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas,
1. Pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit

1
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan elektrolit
4. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan cairan dan elektrolit

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertiab keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengetahui gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan
elektrolit
4. Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan cairan dan
elektrolit

2
BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi


tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (Pelarut) dan zat tertentu (Zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman
dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan saling bergantung dengan yang lainnya jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan esktraseluler.

B. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

1. Ketidakseimbangan Cairan
Ketidak seimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu gangguan
keseimbangan isotonis dan osmolar. Ketidakseimbangan isotonis terjadi jika
sjumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang
seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi jika kehilangan
cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam proporsi
yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan
osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kategori tidak
seimbang cairan, yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairang (Hanya air yang berkurang)

3
c. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonis
d. Peningkatan osmolal (Hanya airyang meningkat)
2. Defisi Volume Cairan
Defisi volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (Isotonik). Kondisi ini disebut
juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler sehingga menyebkan penurunan cairan ektraseluler.
Untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan
cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga. Cairan dapat
berpindah dari lokasi intracaskuelr menuju lokasi potensial seperti pleura,
peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi
akibat obstruksi saluran pencernaan.
3. Defisit Cairan Faktor Resiko :
a. Kehilangan cairan berlebih (Muntah, diare, dan pengisapan lambung)
tanda klinis : Kehilangan berat badan
b. Ketidakcukupan asupan cairan (Anoreksia, mual muntah, tidak ada
cairan dan depresi konfusi) tanda klinis : penurunan tekanan darah
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hpper osmolar, terjadi akibat
kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam
jumlah proporsional., terutama natrium. Kehilangan cairan menyebabkan
pengingkatan kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi
intraseluler.
5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan
elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang.
Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum
masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh

4
peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelbihan cairan terjadi akibat
overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostasis pada regulasi
keseimbangan cairan.
Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain : a.
Asupan natrium yang berlebihan
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada
klien dengan gangguan mekanisme regulasi cairan
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung
(gagal ginjal kognesif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom cushing
d. Kelebihan steroid
e. Kelebihan volume cairan Faktor resiko :
a) Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi
intravena,
Tanda klinis : penambahan berat badan
b) Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-
obatan, Tanda klinis : Edema perifer dan berat badan
6. Edema
Pada kassus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan
dalam kompartemen ekstraseluler meningkat tekanan osmotik. Akibatnya,
cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalam
ruang intertisial (Edema). Edema sering terlihat di mata kaki, kaki dan
tangan.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Normal Cairan dan Elektrolit

1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi beedasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,
kebutuhanmetabolik, serta berat badan
2. Aktivitas

5
Aktivitas hidup seseorang sangatberpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini, mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat .
Dengan demikian kebutuhan cairan juga meningkat.
3. Ilkim
Normalnya, individu yang ditnggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstream melalui kulit
dan pernapasan. Dalam situasi ini cairan yang keluar umumnya tidak dapat
disadari insensible water loss (IWL).
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
5. Stress
Kondisi strees berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
stress, tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, peningkatan
konsentrasi, glukosa darah, dan glikolisis otot.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dasar sel atau jaringan yang rusak (mis : Luka robek, atau luka bakar)
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh. Akibatnya
terjadi defisit cairan tubuh
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainnya justru mengalami
kelebihan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obatan
anastesia.

6
BAB III PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Cairan dan


Elektrolit
Kasus
Seorang laki-laki berusia 53 tahun dirawat dengan kondisi gagal ginjal kronis.
Klien mengeluh adanya pembengkakan pada kedua kakinya yang semakin
memburuk. Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD: 177/112 mmHg, N: 91x/menit R:
28x/menit S: 37°C, dyspnea, ronchi, klien terpasang kateter dengan urin
sebanyak 350 cc/hari. Menurut keluarga klien tidak membatasi konsumsi garam.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb: 7.9 gr/dl, Ht,23.7 %, creatinine
29.8 mg/dl. Perawat meninggikan kaki klien dengan menggunakan bantal dan
memberikan terapi captopril 2 x 1 15 mg oral, furosemide 60 mg bolus IV.
Setelah
5 jam terapi, edema pada kaki klien derajat gangguan ringan, tekanan darah
140/95 mmHg, dan pengeluaran urin sebanyak 1200 cc.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.X DENGAN GANGGUAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.X
Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki

2. Keluhan Utama Bengkak pada kedua kaki

7
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
▪ Terdapat Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
▪ Gagal ginjal
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
▪ Tidak terdapat riwayat keluarga dengan penyakit yang sama

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tanda-Tanda Vital :
Tekanan darah : 177/112 mmHg Respirasi : 28x/menit
Suhu : 37oC Nadi : 91x/menit
c. Extremitas :
▪ Terdapat edema di kedua kaki
d. Sistem pernafasan :
▪ RR 28, dyspnea terdengan ronchi
e. Sistem Perkemihan
▪ Terpasang kateter urine, output 350cc/hari

5. Data Penunjang
a. Laboratorium :
▪ Hb : 7,9 gr/dl
▪ Ht : 23,7 %
▪ Creatine : 29,8 mg/dl
b. Therapy :
▪ Captopril 2 x 1 15 mg oral
▪ Furosemide 60 mg bolus IV

8
B. Analisa Data

No Data Etiologi Dx. Keperawatan


1 Ds : Bengkak pada Penurunan laju inflitrasi Kelebihan volume
cairan
kedua kaki semakin
memburuk Kadar protein dalam
Do : Terdapat edema darah turun
pada dua kaki

Penurunan tekanan
osmotik

Cairan keluar ke

esktraseluler

Edema

Kelebihan
Volume
Caacairan

C. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan natrium

9
D. Intervensi Keperaatan

Diagnosa Kriteria Hasil & Intervensi


Keperawatan Tujuan
Kelebihan volume • Menurunkan • Monitoring TTV
cairan berhubungan tekanan darah dari • Pemberian obat
dengan kelebihan Captopril 2 x 1 15 mg
asupan natrium 177 mmHg menjadi
oral
140mmHg / atau • Pemberian obat
dinaikan skala dari Furosemide 60 mg
bolus IV
1-4 (NOC 0601) • Mengubah posisi
• Menaikan skala pasien menjadi
edema dari skala 1- Trendelenburcg /
4 (NOC 0601) posisi kaki lebih
tinggi dari kepala,
menggunakan bantal
• Monitoring intake &
output cairan

E. Implementasi

Diagnsoa Keperawatan Implementasi


Kelebihan volume cairan • Melakukan pemeriksaan
berhubungan dengan
TTV
kelebihan asupan natrium
• Melakukan pemberian obat
Captopril dan Furosemide
• Mengubah posisi pasien
menjadi Trendelenburg

• Mencatat intake & output


volume cairan

10
F. Evaluasi

Catatan Pekrembangan

No Evaluasi
1 S : Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
melaksanakan anjuran dari perawat untuk mengubah posisi
trendelenburg dan di monitoring TTV serta diberikan obat
O : Keadaan umum sudah membaik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dipertahankan

11
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Adapun gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain
Ketidakseimbangan Cairan, Defisit Volume Cairan, Defisit Cairan, Dehidrasi,
Kelbihan Volume Cairan dan Edema. Terdapat beebrapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah : Usia,
Aktivitas, Iklim, Diet, Stress, Penyakit, Tindakan Medis, Pengobatan dan
Pembedahan. Asuhan keperawatan pada pasien meliputi Pengkajian, Analisa
Data, Diagnsoa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
B. Saran
Ketika memberikan asuhan keperawatan sebagai perawat harus pandai
memahami mana kondisi atau diagnosa yang harus diutamakan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ester, Monica dan Wuri Praptiani (Ed). 2017. Nanda-I Diagnosis
Keperawatan.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nurjanah, Intansari (Ed). 2018. Nursing Outcomes Classification.

Nurjanah, Intansari (Ed). 2018. Nursing Interventions Classification

Juwin, Eka. Makalah Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Dalam Tubuh


Manusia. [Online]. Tersedia pada :
https://www.academia.edu/22337964/MAKALAH_KESEIMBANGANCAIR
AN_DAN_ELEKTROLIT_DALAM_TUBUH_MANUSIA. [2020 April 16]

13

Anda mungkin juga menyukai