DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 9
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “KONSEP
DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan cairan dan elektrolit dapat
memengaruhi fungsi fisiologi tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air
yang mengandung partikel – partikel bahan organik dan anorganik yang vital
untuk hidup (Tamsuri,2009). Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang
berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi cairan dan elektrolit?
2. Apasaja klasifikasi cairan dan elektrolit?
3. Apa Fungsi cairan dan elektrolit?
4. Apa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
5. Apa Konsep Dasar Asuhan keperawatan cairan dan elektrolit?
C. TUJUAN MASALAH
1. Definisi cairan dan elektrolit
2. Klasifikasi cairan dan elektrolit
3. Fungsi cairan dan elektolit
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
5. Konsep dasar asuhan keperawatan cairan dan elektrolit
BAB II
KONSEP DASAR
3
4
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan
haluaran cairan melalui keringat. Kehilangan cairan yang tidak
disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan akibat
laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
Tabel 2.2 Total asupan dan haluaran pada keadaan normal dan saat beraktivitas
I&O Normal Aktivitas
Asupan (I)
Cairan dari makanan 2100 ?
Cairan dari metabolisme 200 200
Total 2300 ?
Haluaran (O)
Insensible water loss kulit 350 350
Insensible water loss paru 350 650
Keringat 100 5000
Feses 100 100
Urine 1400 500
Total 2300 6600
c. Iklim
Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di
daerah dengan tingkat kelembapan yang rendah akan lebih sering
7
Tabel 2.5 Kehilangan cairan dan elektrolit melalui kulit dan paru – paru
Cairan dan Normal Demam (38C) Keringat berlebih
elektrolit
Air (ml) 600 – 1000 1000 – 1500 1500 – 2000
Na + (mEq/L) Sedikit 25 – 50 25 – 50
Cl- (mEq/L) Sedikit 15 - 35 15 - 35
g. Tindakan medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan
lambung dapat menyebabkan penuruna kadar kalsium dan kalium.
h. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh. Akibatnya, terjadi defisit cairan tubuh. Selain itu, penggunaan
diuretik menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium
akan meningkat. Penggunaan kortikosteroid dapat pula menyebabkan
retensi natrium dan air dalam tubuh.
i. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan berisiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak
darah selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainnya justru
mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih
melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH
selama masa stres akibat obat – obat anestesia.
9
tekanan darah, nadi kuat, asites, krekles, ronki, mengi, distensi vena
jugularis, kulit lembab, takikardia.
Pitting edema dibagi menjadi 4 derajat, diantaranya:
1) Derajat 1: setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang edema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2 mm
2) Derajat II: setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang edema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4 mm
3) Derajat III: setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang edema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6 mm.
4) Derajat IV: setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang edema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8 mm.
b. Hipovolemik (Dehidrasi) (Aziz, 2009)
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan
cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons
kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler.
Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan
mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini tejadi pada
pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan volume cairan
eksternal, yaitu:
1) Dehidrasi isotonik: terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan
dan elektrolit secara seimbang.
2) Dehidrasi hipertonik: terjadi jika tubuh kehilangan leibh banyak
air daripada elektrolit.
3) Dehidrasi hipotonik: terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektolit dari pada air.
11
Tabel Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada klien
Penilaian Ringan Sedang Berat
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai,
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung,
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Sangat kering
Lidah
Rasa Haus Minum biasa, Haus, ingin Malas minum,
tidak haus minum banyak tidak biasa
minum.
Turgor kulit Kembali cepat Kembali buruk
lambat
Hasil Kehilangan Kehilangan Kehilangan
pemeriksaan cairan cairan 2 – 4 lt, cairan 4 – 6 lt,
mencapai 5% serum natrium hipotensi,
BB atau 1.5 – 2 152 – 158 Nadi
liter mEq/lt pernapasan
meningkat,
oliguria, serum
natrium 159 –
166 mEq/lt
3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
a. Pemberian Cairan melalui Infus
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena
dengan bantuan infus set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan.
Cara menghitung tetesan infus:
1) Dewasa
Jumlah cairan yang masuk
Tetesan / menit =
Lamanya infus (jam) x 3
2) Anak:
Jumlah cairan yang masuk
Tetesan / menit =
Lamanya infus (jam)
b. Transfusi darah
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang membutuhkan darah dengan cara
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan alat transfusi
set. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan darah dan
memperbaiki perfusi jaringan.
17
4. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara
umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit
dalam batas normal, berat badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada
penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan lain sebagainya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny.S
Usia : 35 tahun
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1.Pantau tanda dan 1.Penurunan
volume cairan. keperawatan dalam waktu 1X24 jam gejala dehidrasi. volume cairan dan
berhubungan dengan diharapkan : elektrolit
kehilangan - TTV dalam batas normal menyebabkan
cairansekunder. - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2.Pantau input dan dehidrasi
- Frekuensi BAB 1X / hari output. jaringan.
2.Dehidrasi dapat
3. Bina hubungan meningkatkan laju
saling percaya. filtasi glomerulus.
3.Mempermudah
4. Pemberian cairan melakukan
parenteral sesuai intervensi
dengan umur. selanjutnya.
4.Pemberian
5. Kolaborasi cairan secara
dengan cepat dapat
dokter dalam sebagai penganti
pemberian obat. cairan yang
19
hilang.
5.Menentukan
pemberian obat
secara tepat.
A. KESIMPULAN
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau homestasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dapat memengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita
terdiri atas air yang mengandung partikel – partikel bahan organik dan
anorganik yang penting untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen
– komponen kimiawi.
Elektrolit tubuh yang bermuatan postif (kation) dan bermuatan negatif
(anion), elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh. Pengaturan
keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan
mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan
dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut
B. SARAN
Pembelajaran terhadap sistem-sistem tubuh yang mengatur keseimbangan
cairan dan asam-basa tubuh perlu ditingkatkan, supaya mahasiswa dapat
melakukan asuhan keperawatan yang benar yang berhubungan dengan cairan
dan elektrolit.
20
DAFTAR PUSTAKA
21