Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.

PENGERTIAN CAIRAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh
lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan osmolalitas dari
salah satu cairan tubuh yang normal.Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan
internal.Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi
oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel.Volume cairan
intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan
tubuh total.
Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
a. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah dan plasma
darah.
b. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura,
perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan
dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi
dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahann yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis.
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi
yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit
serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES),
Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES), Hipovolemia adalah
kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).

Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan


NO

UMUR

BB (KG)

CAIRAN

1
2
3
4
5
6
7
B.

3 hari
1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun (Adult)

3,0
9,5
11,8
20
28,7
45
54

(ML/24 JAM)
250 300
1150 1300
1350 1500
1800 2000
2000 2500
2200 2700
2200 - 2700

ETIOLOGI
1. Ketidakseimbangan volume cairan
a. Kekurangan volume cairan
Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah dari fistula
atau selang.
Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral, penggunaan
obat-obatan diuretik.
b. Kelebihan volume cairan
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, peningkatan kadar aldosteron dan
steroid di dalam serum, asupan natrium berlebih.
c. Sindrom ruang ketiga
Hipertensi portal, abstruksi usus halus, peritonitis, luka bakar
d. Ketidakseimbangan hiperosmolar
Diabetes insipidus
Interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara neurologis ketoasidosis
diabetic, pemberian cairan hipertonik.
e. Ketidakseimbangan hipoosmolar
Asupan cairan berlebih

2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
b. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
c. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
d. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti akibat
luka bakar dan trauma.
e. Hipokalsemia

Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,


hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik,
pancreatitis.
f. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, penyakit paget, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
C.

MANIFESTASI KLINIK
1. Haus
2. Anoreksia
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Lemas atau pucat
5. Rasa malas
6. Perubahan status mental
7. Penurunan volume /tekanan nadi
8. Punurunan turgor kulit /lidah
9. Penurunan saluaran urin
10. Kulit /membran mukosa kering

D.

PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam
jumlah yang perposional. Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya
gangguan ini di awali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan
perpindahan cairan intraseluler menuju intraveskuler sehingga menyebabkan penurunan
cairan ekstraseluler. Secara umum, deficit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, pendarahan
dan pergerakan cairanke lokasi ketiga ( lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah
untuk mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat).
Cairan dapat berpindah dari sisi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura,
peritoneum, pericardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan ( Faqih, 2011).

E.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Pemeriksaan elektrolit
b.
Darah lengkap
c.
pH
d.
Berat jenis urin
e.
AGD ( Analisa Gas Darah)

F.

KOMPLIKASI
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :

1. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).


2. Renjatan hipovolemik.
3. Kejang pada dehidrasi hipertonik.
4.
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit
dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya
diare dan penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila
diare sangat berat.
5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk
anak kecil dan lansia.
H. PENGKAJIAN FOKUS
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan :
-2% : ringan
5% : sedang
10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan umum
Pengukura tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
Cairan oral : NGT dan oral.
Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
Makanan yang cenderung mengandung air.
Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
Urin : volume, kejernihan /kepekatan.
Feses : jumlah dan konsistensi.

Muntah.
Tube drainase.
IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


1. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan: muntah, poliksia, BAB
cair, keringat yang berlebihan.
2. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal.
3. Resiko kekurangan volume cairan.

J.

INTERVENSI
Pemantauan Cairan : Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan.
1. INTERVENSI
a. Ukur dan catat setiap 4 jam :
Intake dan output cairan
Warna muntahan, urin, dan feses
Monitor turgor kuit
Tanda vital
Monitor IV infus
CVP
Elektrolit, BUN, hematokrit, dan hemoglobin
Status mental
Berat badan
b. Berikan makanan dan cairan
c. Berikan pengobatan seperti antidiare dan anti muntah
d. Berikan dukungan vebal dalam pemberian cairan
e. Lakukan kebersihan mulut sebelum makan
f. Ubah posisi pasien setiap 4 jam
g. Berikan pendidikan kesehatan tentang :
Tanda dan gejala dehidrasi
Intake dan output cairan

terapi
2. RASIONAL
a. Menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum
c. Menurunkan pergerakan usus dan muntah
d. Meningkatkan konsumsi yang lebih
e. Meningkatkan nafsu makan
f. Meningkatkan sirkulasi
g. Meningkatkan informasi dan kerja sama

Anda mungkin juga menyukai