Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL


HYGIENE

OLEH :

1. Myelinda Ariyanti
2. Nurul Abibah
3. Riniyanti
4. Arizal Setyawan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL
HYGIENE

1. PENGERTIAN
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan,
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang
dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit
karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan
informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan
waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.
Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut
hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal hygiene adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007).
Jadi personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirirnya.
Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersiahn diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan.
2. FISIOLOGIS
1. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi
temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis,
dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008).
a. Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada
perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari
sel ini berfungsi untuk mengganti sel yang mati.
b. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan
fiber – fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf,
pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut
melewati lapisan dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak,
cairan odorous, hingga folikel rambut.
c. Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas
bagi tubuh. Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang
menahan stressor dan tekanantanpa injury.
2. Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang
khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk
adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada
pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang
tumbuh dari akar nail bed, yang terletak di kulit pada nail groove, yang
disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle, kuku juga memilki body nail,
itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan
epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan, lembut, dan
konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat memengaruhi
bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul, 2006).
3. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan
kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka,
pipi berada disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate.
Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan
lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh
darah.tipe dari ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3
kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal
ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah
hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).
Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk
memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur
dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan
akar. Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan
mengunyah dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi
atau infeksi atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan
untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau
inflamasi gusi (Alimul, 2006).
4. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status
kesehatan orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress
fisik, umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik
rambut (Syaifuddin, 2004).
5. Mata, Telinga, dan Hidung

3. ETIOLOGI
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Kelemahan
e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri
f. Kurangnya pengetahuan dan informasi
g. Keterbatasan biaya
h. Lingkungan yang tidak mendukung
i. Tidak adanya fasilitas yang memadai
Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap
peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau
air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat
berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti
jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang
baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri,
karena mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan
personal hygiene sendiri.
c. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong
individu untuk meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien
penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit
tertentu maka tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk
mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang
yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan shampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4. TANDA DAN GEJALA PERSONAL HYGIENE


Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,
2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia

5. PATHWAY
ETIOLOGI

Gangguan Kognitif

Penurunan Motivasi

Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)

Kelemahan

Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri

Kurangnya pengetahuan dan informasi

Keterbatasan biaya

Lingkungan yang tidak mendukung

Tidak adanya fasilitas yang memadai

PATOFISIOLOGI
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang
meningkatkan kualitas seseorang sehingga permasalahan-
permasalahan
yang tadinya terjadi dapat terangsur-angsur berkurang

TANDA DAN GEJALA

Fisik

Badan bau Rambut dan kulit kotor kuku panjang dan kotor gigi kotor
dan mulut bau

Psikologi

Malas, tidak ada inisiatif menarik diri merasa


rendah diri

Social

Interaksi kurang, cara makan berantakan dan BAB sembarangan

DEFICIT KEPERAWATAN DIRI


6. FACTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status ekonomi-sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
penyediaan
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus, ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang
eropa, umumnha mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang
memang dingin, dan perempuan didesa yang biasa mandi di suangai
sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.
6. Kebiasaan seseorang
Tiap individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong
rambut, menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali
sehari/tidak mandi.
7. Kondisi fisik\
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal
hygiene perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.
7. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI 
1. Masalah pada kulit.
a. Kulit kering disenanknan karena kurang cairan. Lebih terlihat pada kilit
tangan, lengan, kaki dan wajah.
b. Jerawat : inflamantory, erupsi kulit papulopostular.
c. Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan
terutama pada wanita.
d. Ruam kulit (erithema) : terjadi karena paparan matahari berlebihan,
pelembab atau reaksi alergi.
e.  Dermatitis :kontak   inflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema
pruritis, nyeri dan lesi bersisik.
f. Abrasi : lapisan epidermis yang hancur/ terpotog sehingga terjadi
perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa.
2. Masalah pada kaki dan kuku
a. Kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan
kerototik. Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak.
b. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia rea
jari kaki dan penonjolam tulang. Biasanya berbentuk bulat,
lonjong/kerucut.
c. Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.
d. Fisura : sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang kering
dan pecah-pecah.
e. Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari kaki
dengan tumit.
f. Ingrown toenail : disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat
menimbulkan nyeri.
3. Masalah pada mulut
a. Karies gigi : tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang
berhubungan dengan kekurangn kalsium.
b. Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi
asam normal; dan netralisasi karena asam akan merusak gigi.
c. Penyakit periodontal : merupakan penyakit jaringan sekitar gigi. Penyakit
seperti deficit kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan alveolar
hancur.
d. Halitosis : sidebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake makanan
tertentu dan infeksi. Halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik
karena penyakit liver dan diabetes.
e. Keilosis : timbulnya bibir retak. Disebabkan salvias berlebih, nafas mulut
dan defisiendi riboflavin.
f. Stomatitis / sariawan
disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau virus
dan kemoterapi.
g. Glositis / peradangan lidah : disebabkan oleh infeksi/cedera, luka
bakar/gigitan.
h. Gingginvitis / peradangan gusi : defisiensi vitamin dan personal hygiene
yang buruk.
4. Masalah pada rambut
a. Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. Dapat
disebabkan karena bersampo yang tidak teratur.
b. Alpoesia / kehilangan rambut : dapat disebabkan penggunaan alat pelurus
rambut, pengikat rambut dan pemakaian produk pembersih rambut yang
tidak cocok. Alopesia terlihat dibagian perifer tumbuhnya rambut.
c. Pediculosis capitis / kutu pada rambut.: kutu ini menghisap darah dan
meninggalkan telurnya. Penderita akan merasa gatal sekali saat kutu
menghisap dan akan timbul bintik hemoragik.
d. Pediculosis sorporis : yaitu kutu pada badan, seperti diketiak.
e. Pediculosis pubis : yaitu kutu pada daerah genitalia.

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit perawatan diri : makan
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Ketidaknyamanan
Ditandai dengan:
a) Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan kemulut
b) Ketidakmampuan mengunyah makanan
c) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
d) Ketidakmampuan menelan makanan
b. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Gangguan kognitif
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
a) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
b) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
c) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
d) Hambatan memilih pakaian
c. Defisit perawatan diri : eliminasi
Kemungkinan berhubungan dengan
1) Gangguan kogniti
2) Penurunan motivasi
3) Kendala lingkungan
4) Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan:
a) Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat
b) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
c) Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode
9. PENATALAKSANAAN PERSONAL HYGIENE
Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,
2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari,
pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila
ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada
endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke Puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang
mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi
tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
4) Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah
untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit
kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara
teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya
mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan
mencegah kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol,
bila tidak ada kelainan.
e. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri
dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi
malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang
berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama
jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan
perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan
kenyamanan serta mempertahankanpersonal higiene.

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA YANG MUNCUL


1. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan  motivasi ditandai
dengan penampilan tidak rapi
2.  Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan
tidak mampu ke toilet sendiri.
3. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu
menelan makanan
11. RENCANA TINDAKAN\

Nod Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


x Hasil
1. Setelah dilakukan 1.      Kaji hambatan 1.      Menyiapkan
asuhan keperawatan partisipasi dalam untuk
selama 3 x 24 jam, perawatan diri meningkatkan
pasien mampu kemandirian
mempertahankan 2.      Bantu pasien
kebersihan diri dan memilih pakaian 2.      Pasien
kerapian, dengan KH: mungkin
1.      Penampilan rapi 3.      Jelaskan tentang membutuhkan
2.      Rambut rapi dan cara – cara berbagai bantuan
bersih personal hygiene dalam persiapan
3.      Mampu memakai yang tepat memilih pakaian
pakaian dan berhias
secara mandiri 4.      Libatkan 3.      Menambah
keluarga pengetahuan
pasien dan
keluarga
mengenai
perawatan diri
yang tepat

4.      Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk membantu
pasien dan
memberikan
motivasi
2 Setelah dilakukan 1.      Kaji budaya 1.      Mngetahui
asuhan keperawatan pasien ketika kebiasaan pasien
selama 3 x 24 jam, mempromosikan dalam toileting
pasien mampu aktivitas
melakukan aktivitas perawatan diri
eleminasi secara tepat,
dengan KH: 2.      Bantu pasien ke
1.      Pasien mampu toilet 2.      Hambatan
duduk dan turun mobilitas
dari toilet menyebabkan
2.      Pasien mampu 3.      Berikan pasien tidak
membersihkan diri pengetahuan mampu
setelah eleminasi tentang personal melakukan
secara hygiene perawatan diri
mandiri/dibantu secara mandiri
4.      Libatkan
keluarga 3.      Mengetahui
pentingnya
personal hygiene
bagi pasien

4.      Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk membantu
pasien

3. Setelah dilakukan 1.      Identifikasi diet


1.    1.  Makanan
asuhan keperawatan yang diresepkan disesuaikan dengan
selama 3 x 24 jam, kondisi klien
pasien mampu makan 2.      Bantu pasien
secara mandiri dan menyiapkan 2.      Pasien
tepat, dengan KH: makanan yang mungkin
1.      Pasien mampu lunak kesulitan
mengambil mengambil
makanan sendiri 3.      Jelaskan tentang makanan sendiri
2.      Pasien mampu personal hygiene
makan sendiri tentang pola
dengan rapi makan 3.      Menambah
3.      Pasien mampu wawasan pasien
mengungkapkan dan keluarga
kepuasan makan 4.      Kolaborasikan tentang persoal
dengan keluarga hygiene: makan

4.      Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk membantu
pasien

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Perry & Potter. 2005. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Tarwoto,Wartona. 2002. Kebutuhan Dasar Manusiadan  Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya :
Health-Books Publishing.
Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta ; EGC
Dewi, Yuli Permita. 2012. “laporan pendahuluan personal hygiene”, (Online),
(http://yuli-permita.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluan-personal-
hygiene.html)
Saryono dan Anggriyani. 2010. “kebutuhan dasar menusia (KDM)”. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Wartonah, Tarwoto.2006. “Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan”.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai